Makalah Infusa Dan Dekokta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TUGAS FITOKIMIA “INFUSA DAN DEKOKTA”



Disusun Oleh : Nama : Oktarisa NIM : PO.71.39.1.18.025 Kelas : Reguler II A Dosen Pembimbing : 1. Mindawarnis, S.Si., Apt., M.Kes 2. Ade Agustianingsih, S.Farm., Apt 3. Eddy Sutikno, AMF



POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN FARMASI TAHUN AKADEMIK 2021/2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas Fitokimia yang berjudul “Infusa dan Dekokta” dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi kita, Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing karena sudah membantu dalam proses pembuatannya. Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mengalami masalah, namun itu semua dapat teratasi dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Demikian penyusunan dari makalah ini, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari Dosen Mata Kuliah Fitokimia guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi Penulis untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang, demi kesempurnaan dari makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.



Palembang, April 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar..............................................................................................._ i Daftar Isi.........................................................................................................ii BAB I Pendauluan.........................................................................................._1 1.1 latar belakang........................................................................................1 1.2 rumusan masalah..................................................................................2 1.3 tujuan penulisan................................................................................... .2 1.4 Manfaat penulisan.................................................................................2 BAB II Pembahasan........................................................................................_3 2.1.defenisi infusa/dekokta......................................................................... 3 2.2. prinsip kerja pembuatan infusa/dekokta.............................................. 4 2.3. prosedur kerja pembuatan infusa/dekokta........................................... 5 2.4.keuntungan dan kekurangan metode infundasi.....................................6 2.5.hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta............................... 7 2.6.menyerkai............................................................................................. 9 2.7.decocto-infusa.......................................................................................9 2.8.prosedur penelitian............................................................................. 11 BAB III Kesimpulan...................................................................................._16 3.1 kesimpulan.......................................................................................... 16 3.2 saran.................................................................................................... 17 Daftar Pustaka.............................................................................................__18



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kurang lebih terdapat 40.000 – 50.000 spesies tanaman ada di Indonesia. Berbagai tanaman tersebut sebagian telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Salah satu metode ekstraksi  yang dapat digunakan untuk mengekstraksi adalah infusa/dekokta.Cara ekstraksi sangat beragam, disesuaikan dengan sifat simplisia, kandungan kimia di dalamnya dan ketersediaan alat ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara panas dan cara dingin yaitu infuse, dekok, rebusan, dan maserasi infuse, dekok, dan rebusan merupakan sediaan galenika dan cara ekstraksi yang sering diaplikasikan di masyarakat. Infus merupakan sediaan cair pada suhu 900 C selama 15 menit . hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat cairan infuse adalah jumlah simplisia, derajat halus simplisia , banyaknya air ekstrak, serta cara menyari. Dekokta dapat diartikan sebagai sari-sari dalam air yang dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 900 – 980 C. perbedaannnya dengan infuse adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infuse hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama. Untuk membuat infuse dan dekokta ditentukan oleh sifat dari bahan/sampel.



1



1.2 Rumusan Masalah a.



Apa Pengertian Dari Infuse Atau Dekokta?



b.



Bagaimana Prinsip Kerja Infuse Atau Dekokta?



c.



Bagaimana Prosedur Kerja Infusa Atau Dekokta?



d. Apa Saja Kelebihan Dan Kekurangan Dalam Menggunakan Metode Infus Atau Dekokta? e.



Apa Saja Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Infusa Decocta?



f.



Prosedur Penelitian Dengan Infuse Dan Dekokta ?



1.3 Tujuan Penulisan a. Untuk Mengetahui Dan Memahami Apainfus/Dekokta. b. Untuk Mengetahui Dan Memahami Prinsip Kerja Dari Infus/Dekokta. c. Untuk Mengetahui Dan Memahami Prosedur Kerja Infusa/Dekokta. d. Untuk Mengetahui Dan Memahami Kelebihan Dan Kekurangan Dari Metode Infusa/Dekokta. e. Untuk Mengetahui Dan Memahami Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Infusa Decocta. f. Untuk Mengetahui Dan Memahami Prosedur Infuse Dan Dekokta Dalam Sebuah Penelitian. 1.4 Manfaat Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat sehingga mampu memahami pengertian dari Infusa dan Dekokta. Manfaat bagi penulis adalah dapat memberikan materi yang berguna serta mendapatkan amal dari penulisan makalah tersebut



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi infusa/dekokta A. Defenisi infusa Infus / rebusan obat ialah, sedian cair yang dibuat dengan mengextraksi simplisia nabati  dengan air suhu 90° C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi. Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989). Metode infundasi Merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dengan air pada suhu 90o selama 15 menit. Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ansel, 1989). Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama. B. Defenisi dekokta Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995). Dekokta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasannya. Hal ini terutama berkaitan dengan bahan-bahan simplisia yang umumnya berupa bahan keras, seperti misalnya kulit kayu(korteks), kayu (lignum), akar (radiks), batang, kulit buah (perikarpium), biji (semen).



3



2.2 Prinsip kerja pembuatan infusa/dekokta A. Prinsip kerja pembuatan infusa Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air dua kali bobot bahan, untuk bunga empat kali bobot bahan dan untuk karagum 10 kali bobot bahan. Bahan baku ditambahkan dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 – 980 C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. B. Prinsip kerja pembuatan dekokta Dekokta dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90 o– 98oC. perbedaannnya dengan infusa adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama.Decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap  pemanasan. Untuk melakukan proses infusa dan dekokta, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu), sementara panci



sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan



sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah airnya mendidih (pada suhu 100oC), maka panas yang diterima oleh panci atas suhunya hanya mencapai sekitar 90oC saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai 100oC atau lebih). 2.3 Prosedur kerja pembuatan infusa/dekokta 1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas



diberi



air



“secukupnya”.



Maksud



dari



“secukupnya”



disini



diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang hendak kitainginkan, jadi



4



misalnya kita ingin membuat ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g ditambah air 100 g (100 cc), sementara kalo kitamenggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi 5% saja, begitu seterusnya. 2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya suhu mencapai 100oC). Diharapkan maka suhu air dipanci atas akan mencapai 90oC. 3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk. 4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi masihpanas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang didapat ternyata kurang dari 100 cc (airsemula 100 cc) maka perlu ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hinggadiperoleh volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc. 5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan tadi dipindahke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan, ditambahkan sampai volume akhirmencapai batas skala 100 cc (jadi tidak boleh menambah air sesuai dengan kurangnya air,namun yang diukur adalah kekurangan air yang akan ditambahi). 6. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massaseperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.



5



2.4 Keuntungan Dan Kekurangan Metode Infundasi A. Keuntungan 



Unit alat yang dipakai sederhana,







Biaya operasionalnya relatif rendah



B. Kerugian 



Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).







Hilangnya zat-zat atsiri







Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.







Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.







Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan.







Simplisia nabati yang digunakan untuk infus



2.5 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Infusa Decocta, Yaitu : A. Derajat halus dari bahan-bahan bakal Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya terutama :  Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana bijibijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.  Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus dimemarkan  terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan semen lini. Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai berikut: (Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III hal 12) 1. Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena 2. Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak



6



3. Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe 4. Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale Kornutum 5. Serbuk (85/120) : Daun Digitalis Jika suatu dekokta atau infusa harus dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan bakal yang dipakainya itu. B. Banyaknya bahan bakal Banyaknya bahan bakal adalah 10 bagian untuk 100 bagian serkaian; dimana hal ini hanya berlaku bahan-bahan bakal yang tercantum dalam Farmakope, dan bahan-bahan itu bukan bahan-bahan yang berkhasiat keras. Sebagian kekecualian dari peraturan ini,  ada bahan-bahan bakal yang tercantum dalam sebuah daftar yang terpisah dari Farmakope. Kekecualian itu adalah :



Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian Nama Bahan Jumlah Nama Bahan Radix Ipecacuanhae 0,5 Fores Arnicae Folia Digitalis 0,5 Folia Sennae Herba Adonidis Vernalis 0,5 Radix Senegae Folia Orthosiphonis 0,5 Species Antiaphtosae Carrageen 1,5 Cortex Chinae Secale Qornutum 3 Lichen Islandicus Semen Lini 3



Jumlah 4 4 4 5 6 6



Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati, dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian. Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari itu.



7



C. Banyaknya Air Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka : 1. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat kali bobot bahan bakal 2. Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan 3. Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan bobotnya. Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu D. Menghangatkannya Waktu yang diperlukan untuk pembuatan dekokta atau infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan pengadukan. 2.6 Menyerkai Dekokta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin. Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin. 2.7 Decocto-Infusa



8



Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat dekokta dan yang lain harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mulamula bahan bakal yang dibuat dekokta dimasukan dahulu dalam panci-infus, 15 menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit. Maka decoctum-infusum harus diserkai panas/dingin tergantung jenis bahan bakalnya. Jika ada yang harus diserkai panas dan dingin maka pertama kali kita harus selidiki apakah decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya, sehingga dari bahan bakal yang pertama kita membuat suatu decoc yang diserkai panas dan dari bahan yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara: 1.



Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai, hal ini ditentukan oleh codex.



2.



Decoctum-Infusum dipisah dalam dekokta yang diserkai panas dan infusa yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya sebanding. Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6:100. Karena



mengandung zat-zat yang disebut: kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat yang melarut. Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu, bila bagian-bagian dari bahanbahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus menggunakan cara kedua. Contoh Simplisia  Cortex chinae (kina).  Akar ipeka (Radix Ipecacuanhae)  Semen Lini



9



 Radix Senegae 2.8 Prosedur Penelitian Judul : PENGARUH LAMA PERENDAMAN DAN PENAMBAHAN KURMA TERHADAP KADAR VITAMIN C INFUSED WATER LEMONDAUN MINT Tujuan : Mengkaji pengaruh lama perendaman (2, 4, 6, dan 12 jam) lemon dan daun mint serta dengan tambahan kurma terhadap kadar vitamin C infused water lemon-daun mint. Manfaat Penelitian : Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kadar vitamin C infused water lemon-daun mint berdasarkan lama perendaman dan penambahan kurma pada infused water lemon-daun mint. Metode : 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2017. Pembuatan infused water dilakukan di Laboratorium Percobaan Makanan Lantai 2, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian analisis kadar vitamin C dilakukan di Laboratorium Analisis Zat Gizi Lantai 2, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. 2. Bahan dan Alat Bahan Persiapan infused water yang digunakan adalah lemon impor, daun mint, kurma, dan air mineral dalam kemasan yang diperoleh dari salah satu pusat perbelanjaan di daerah Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bahan yang digunakan untuk analisis kadar vitamin C adalah air bebas ion, asam asetat, asam askorbat, natrium bikarbonat, dichloroindophenol, dan asam metafosfat. Alat yang digunakan untuk persiapan infused water adalah pisau, talenan, wadah glass jar, sendok, gelas ukur plastik, refrigerator, timbangan digital,



10



penggaris, aluminum foil dan spaghetti tong. Alat yang digunakan untuk analisis kadar vitamin C adalah gelas kimia, buret dengan ketelitian 0.05 ml, erlenmeyer, labu takar, corong, neraca analitik, kaca arloji, sudip, batang pengaduk, bulb dan pipet mohr. 3. Tahapan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian experimental dengan melakukan trial dan error formulasi infused water. Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap penelitian utama. Penelitian pendahuluan yaitu melakukan pembentukan formulasi infused water. Pada penelitian utama, kadar vitamin C formulasi dianalisis menggunakan metode 2.6-dichloroindophenol (AOAC 2005) untuk mengetahui pengaruh perlakuan lama perendaman dan perlakuan penambahan kurma terhadap kadar vitamin C. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1. Prinsip metode analisis yaitu asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat dengan indikator dye sehingga terjadi perubahan warna merah menjadi lebih pudar. Pada tahap akhir, dye akan tereduksi dalam larutan asam dan perubahan pertama asam dehidroaskorbat menjadi asam askorbat ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi merah jambu (rose-pink) (Nielsen 2010). Volume titrasi saat analisis digunakan sebagai perhitungan kadar vitamin C dan dibandingkan dengan larutan vitamin C standar. Metode analisis dan perhitungan kadar vitamin C disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 3.



4. Penelitian Pendahuluan



11



Penelitian pendahuluan bertujuan menentukan formula infused water dengan cara menggali informasi dari berbagai sumber sebagai panduan penentuan jumlah komposisi bahan utama dan kondisi penyimpanan, kemudian dilakukan perancangan formula dengan melakukan beberapa trial dan error. Selanjutnya dilakukan penilaian penerimaan panel terhadap rasa infused water yang dihasilkan secara subjektif. Rasa pada formula yang dapat diterima ditentukan sebagai formula yang diteliti pada penelitian utama. Bahan utama menggunakan 250 ml air mineral, 1 potong lemon, daun mint, dan kurma yang disimpan dalam wadah glass jar tertutup. Lemon yang digunakan berjumlah satu potong dengan ukuran pemotongan sebesar ±0.7 cm secara membujur. Daun mint yang digunakan sebanyak satu helai serta menggunakan satu buah kurma. Selain itu sebagai kondisi penyimpanan, infused water diletakkan di dalam refrigerator selama 2, 4, 6, dan 12 jam (Wassalwa 2016; Soraya 2014; BBPP 2014). Persiapan dan pembuatan infused water disajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.



12



5. Hasil atau Kesimpulan : Formula infused water yang dihasilkan adalah lemon-daun mint dan lemondaun mint dengan tambahan kurma. Kadar vitamin C (mg/ml) infused water lemon-daun mint adalah 0;0.024;0.130;0.070 dan infused water lemon-daun mint dengan tambahan kurma adalah 0;0.024;0.047;0.047 berdasarkan lama perendaman 2, 4, 6, dan 12 jam secara berurutan. Terdapat interaksi antara lama perendaman dengan formula infused water lemon-daun mint dengan penambahan kurma. Lama perendaman 2 jam dan 4 jam kedua formula tidak berbeda signifikan (p>0.05) terhadap kadar vitamin C. Infused water lemondaun mint dengan tambahan kurma pada lama perendaman 6 jam dan 12 jam tidak berbeda signifikan (p>0.05) terhadap kadar vitamin C. Kadar vitamin C infused water lemon-daun mint terbaik dari hasil penelitian yaitu infused water lemon-daun mint tanpa tambahan kurma dengan lama perendaman 6 jam. Gambar Infusa dan Dekokta :



13



14



15



BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan a. Infus / rebusan obat ialah, sedian cair yang dibuat dengan mengextraksi simplisia nabati  dengan air suhu 90° C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi. b. Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih c. Perbedaan infusa dengan dekokta adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama.decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap  pemanasan. d. Keuntungan metode infundasi : 



Unit alat yang dipakai sederhana,







Biaya operasionalnya relatif rendah



Kerugian : 



Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,apabila kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).







Hilangnya zat-zat atsiri







Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama,dismping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.







Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.







Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan.







Simplisia nabati yang digunakan untuk infus



e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta, yaitu : 16



 Derajat halus dari bahan-bahan bakal  Banyaknya bahan bakal  Banyaknya Air  Menghangatkannya  Menyerkai  Decocto-Infusa 3.2 Saran Demikianlah hasil pembahasan dalam makalah mengenai infusa/dekokta. diharapkan



kepada



pembaca



sekalian



yang



menjadikan



makalah



ini



sebagaipanduan dalam membuat makalah selanjutnya, maka diharapkan dapat melengkapi referensi yang berkaitan dengan pembahasan yang berkaitan.



17



DAFTAR PUSTAKA Ansel,H. C.,1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,edisi 4,diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Jakarta: Penerbit UI Press Depkes RI.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI Djamal,R., Prinsip-Prinsip Bekerja Dalam Bidang Kimia Bahan Alam,Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,Padang1990. https:///Pengaruh Lama Perendaman Dan Penambahan Kurma Terhadap Kadar Vitamin C Infused Water Lemon-Daun Mint.com



18