Makalah IPTEK Dan Seni Dalam Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI DALAM ISLAM Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam



Disusun Oleh :



1. 2. 3. 4. 5.



Febriana Prastiwi K M Ikhda Fitri Handayani Mohammad Hilmy Budimansyah Wafa Muhammad Rikza Maulina Syafa’ati Ningrum



23020319130054 23020319130067 23020319130070 23020319130075 23020319130076



PROGRAM STUDI S-1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2020



KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula penulis kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir



zaman.



Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam berjudul “Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni dalam Islam” Dalam penulisan makalah ini kami banyak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Universitas Diponegoro khususnya dan bagi kita semua umat nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena



masih



banyak



kesalahan.



Maka penulis menerima kritik dan saran untuk



menyempurnakan makalah ini. Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.



Semarang, 3 Maret 2020



Penulis



1



DAFTAR ISI Kata Pengantar



1



Daftar Isi



2



BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang



3



Rumusan Masalah



4



Tujuan



4



BAB 2. Pembahasan Konsep IPTEK dan Seni dalam Islam



5



Integrasi IPTEK, Seni, dan Alam



7



Keutamaan Orang yang Beriman dan Berilmu



10



Tamggungjawab Ilmuan Terhadap Alam Semesta



12



BAB3. Penutupan Simpulan



15



Saran



15



Daftar Pustaka



16



2



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Islam merupakan agama Rahmatan lil ‘Alamin yang memiliki prinsip perdamaian. Hukum dalam agama islam bersifat dinamis atau mengikuti perubahan zaman. Hukum yang bersifat dinamis tersebut berdasarkan sumber yang jelas yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk umat manusia, di dalam Al-Qur’an terkandung berbagai hal mulai dari akidah dan akhlak, ibadah dan muamalah, hukum, sejarah, bahkan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berjalan secara dinamis. Sains dan Teknologi berkembang semakin pesat seiring dengan perkembangan zaman. Di zaman modern seperti sekarang ini, kemajuan IPTEK sangat berpengaruh terhadap segala aspek dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri jika umat manusia sangatlah bergantung dengan teknologi. Perkembangan IPTEK pastinya akan menimbulkan suatu dampak yang dimana dapat bersifat positif maupun bersifat negatif. Maka dari itu, Islam mengambil peranan yang sangat penting dalam perkembangan IPTEK, yaitu Syari’at Islam harus dijadikan standar pemanfaatan IPTEK. Ketentuan hukum-hukum syari’at islam (Halal-Haram) wajib dijaadikan sebagai tolok ukur dalam pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Banyak cara yang dilakukan oleh Manusia untuk menemukan suatu hal yang baru dan bermanfaat. Penemuan hal-hal baru biasanya didukung oleh jiwa seni yang dimiliki oleh Manusia itu sendir. Seni membantu Manusia dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya dengan cara yang tidak biasa. Manusia-manusia inilah yang kemudian disebut sebagai Ilmuan. Ilmuan memiliki peranan yang yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga tak heran jika ilmuan sangat dihormati oleh masyarakat. Ilmuan juga memiliki tanggungjawab yang besar terhadap terhadap alam semesta.



3



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep IPTEK dan seni dalam islam ? 2. Bagaimana integrasi antara IPTEK, iman dan amal ? 3. Apa keutamaan yang didapat oleh orang yang beriman dan berilmu ? 4. Apa saja tanggungjawab Seorang ilmuwan terhadap alam semesta ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui dengan jelas tentang konsep IPTEK dan Seni dalam Islam 2. Mengatahui integrasi antara IPTEK, iman, dan amal 3. Mengetahui keutamaan-keutamaan yang didapat oleh orang yang berilmu dan beriman 4. Mengetahui seperti apa tanggungjawab seorang Ilmuwan terhadap Alam Semesta



4



BAB II PEMBAHASAN



A. KONSEP IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM 1. Pengertian IPTEK Arti ilmu dan pengetahuan berbeda menurut sudut pandang filsafat ilmu. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat diketahui oleh indera manusia. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan dinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Dalam ilmu kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Oleh sebab itu, seseorang yang memperdalam ilmu tertentu disebut spesialis. Sedangkanorang yang banyak tahu tetapi tidak mendalami disebut generalis. Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsipprinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang maha menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpalan darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al-alaq:1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dari segi ilmu budaya, teknologi adalah salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya teknoli juga memiliki karakteristik ynag objektif dan netral. Dalam situasi tertentu, teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan juga kekuasaan. Disilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arti teknologi menurut KBBI adalah kemampuan Teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis. Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif 5



berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya dan berakibat pada kehancuran alam semsta. Dalam kaidah islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipeertentangkan. Manusia diberi kebebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah rasul. Maka dari itu ilmu ada yang bersifat abadi karena bersumber dari Allah, dan ada yang bersifat perolehan karena bersumber dari akal manusia. 2. Pengertian Seni Menurut pandangan islam, seni adalah ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang melekat pada alam semesta. Melalui kalamnya, Allah mengajak manusia untuk memandang seluruh jagad raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikanya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikitpun retak-retak”{qs.50:6}. Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang disampaikan Nabi Muhammad kepada sahabat-sahabatnya. Ibnu mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “tidak masuk surge orang yang dalam hatinya terbesit sifat sombong seberat atom.” Ada orang berkata: “Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.” Nabi bersabda sesungguhnya Allah maha indah dan menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim). Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya, merasa kalah dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alirbahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus. Rasulullah bersabda: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Mjjah, Ibnu Hibban, Darimi). 6



Namun, bagaimana dengan kehidupan sekarang, nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak mejadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak. Maka hal ini dikembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahwa dalam Alqur’an disebutkan: Ðan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak bergun, untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Lukman:6) Jika kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Alllah, maka HARAM nyanyian tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, menghayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya. B. INTEGRASI IPTEK, IMAN, DAN AMAL Ilmu merupakan hasil pelaksanaan perintah tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya. Dalam QS.Al-Isra’ menjelaskan bahwa ilmu merupakan dasar dari segala tindakan manusia karena tanpa ilmu segala tindakan manusia menjadi tidak terarah, tidak benar dan tidak bertujuan. Sejatinya antara IPTEK, iman, dan amal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalam dinul islam inilah terdapat tiga unsur pokok, yaitu akidah, akhlak dan syari’ah dengan kata lain iman, ilmu, dan amal sholeh. Sebagaimana dalam al quran surat Ibrahim ayat 24-25 : ٌ ِ‫َكلِ َمةً طَيِّبَةً َك َش َج َر ٍة طَيِّبَ ٍة أَصلُها ثاب‬ ۗ ‫ذن َربِّها‬ ِ ِ‫ت َوفَرعُها فِى السَّما ِءتُؤتى أُ ُكلَها ُك َّل حي ٍن بِإ‬ َ‫لَ َعلَّهُم يَتَ َذ َّكرون‬



‫ب هَّللا ُ َمثَاًل‬ َ ‫ض َر‬ َ َ‫أَلَم ت ََر َكيف‬ ‫اس‬ َ َ‫ضربُ هَّللا ُ األ‬ ِ ّ‫مثال لِلن‬ ِ َ‫َوي‬



kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (QS. 14:24) pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. 14:25).



7



Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa iman adalah akar. Iman berfungsi untuk memberikan arah bagi seorang ilmuwan dan mengamalkannya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu akan selalu dapat dikontrol untuk berada pada jalur yang benar. Sebaliknya, tanpa dasar keimanan ilmu dapat disalahgunakan sehingga mengakibatkan kehancuran orang lain dan sekitarnya. ilmu adalah pepohonan yang mengeluarkan dahan yang dimaksudkan seakan-akan itu merupakan cabangcabang ilmu pengetahuan. Serta IPTEK merupakan pengembangan dari nilai-nilai iman dan ilmu yang selanjutnya akan menghasilkan amal-amal shaleh. Islam merupakan agama pengatur kehidupan yang sempurna. Kesempurnaan itu terdiri dari 3 aspek, diantaranya aspek aqidah, aspek akhlak, dan aspek ibadah. Ketiga aspek tersebut saling bergantungan sehingga tidak dapat berdiri sendiri. Dengan adanya ketiga aspek tersebut maka realitas kesempurnaan Islam menjadi utuh sehingga tujuan islam sebagai agama pembawa kedamaian, ketentraman, dan keselamatan akan terealisasikan. Sebaliknya, jika salah satu aspek tidak terpenuhi maka akan terjadi kerusakan dan kehancuran. Agama atau iman berfungsi memberikan arah bagi seorang ilmuwan untuk mengamalkan ilmunya. Dengan didasari oleh keimanan yang kuat, pengembangan ilmu dan teknologi akan selalu dapat dikontrol dan berada pada jalur yang benar. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swtSumber



segala



Kebaikan,



Keindahan



dan



Kemuliaan.



Keimanan



dan



ketaqwaankepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alamsemesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan KeagunganNya. Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lainIslam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil‟Alamin). Seperti dalam ayat berikut ini: 8



Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk ataudalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imron [3] : 190-191). Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang faktafakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ‟ilmu pengetahuan‟ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Islam sangat memotivasi umatnya untuk memfungsikan akal dan rasasecara seimbang. Sesungguhnya tidak ada dikotomi iman dan ilmu pengetahuan dalam Islam karena keduanya merupakan dua materi yang saling mendukung satu sama lain. Menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam Islam merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan muslim yang beriman akan menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah antara iman dan ilmu tidak dapat dipisahkan dalam Islam. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara barudalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi, masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.Contoh termudah adalahdampak positif dari berkembangnya iptek di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan teknologi akhir-akhir ini, menjadikan dunia



9



yang amat luasdi era globalisasi ini menjadi sempit, mengecil, dan terbatas. Perubahan ini tentu saja berdampak positif dan negatif bagi kelangsungan hidup seorang muslim. Dampak negatif dari perubahan dan pergeseran zaman mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis habis nilai-nilai moral dan iman. Bahkan, lebih jauh dariitu dapat menghancurkan masa depan dan peradaban manusia. Oleh karena itu, seorang muslim harus membentengi diri dengan keimanan dan keislaman yang kuat. Tanpa iman yang kokoh kehidupan seorang muslim akan terombang-ambing dan bisa berujung pada kehancuran. Iman adalah pelita, yang menjadi penerang dan petunjuk pada jalan yang lurus. C. KEUTAMAAN ORANG YANG BERIMAN DAN BERILMU Manusia



adalah



makhluk



ciptaan



Tuhan



yang



paling



sempurna.



Kesempurnaannya karena dibekali dengan seperangkat kelebihan. Dan kelebihan paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berfikir dan hasil pemikirannya itu adalah ilmu pengetahuan. Dengan akal manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya (Abdullah Daim. 1984). Bagi orang-orang yang berbekal dan senantiasa bernalar untuk mengembangkan ilmunya, Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al Qur’an Surat Al Mujadalah : 11, ُ ‫ش ُزوا َفا ْن‬ ُ ‫س فَا ْف َسحُوا َي ْف َس ِح هَّللا ُ لَ ُك ْم ۖ َوإِ َذا قِي َل ا ْن‬ َ‫ش ُزوا َيرْ َف ِع هَّللا ُ الَّ ِذين‬ ِ ِ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬ ٍ ‫آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬ ‫ون َخ ِبي ٌر‬ َ ُ‫ت ۚ َوهَّللا ُ ِب َما َتعْ َمل‬ Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt, wallāhu bimā ta'malụna khabīr Terjemah Arti: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.



10



Allah memberikan sebuah pernyataan akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Derajat yang diberikan Allah bisa berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas keimanannya dan keilmuannya dengan penuh keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah semata. Imam Al Ghozali juga mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan dapat membimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya.” Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “Al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain. Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: ۟ ُ‫َش ِه َد ٱهَّلل ُ أَ َّنهُۥ ٓاَل إِ ٰلَ َه إِاَّل ه َُو َو ْٱل َم ٰ ٓلَ ِئ َك ُة َوأ ُ ۟ول‬ ‫وا ْٱلع ِْل ِم َقٓا ِئ ۢ ًما ِب ْٱلقِسْ طِ ٓاَل إِ ٰلَ َه إِاَّل ه َُو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َحكِي ُم‬ Arab-Latin: Syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-'ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-'azīzul-ḥakīm Yang artinya :"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Ali Imran ; 18) Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka sangatlah istimewa di sisi Allah SWT . Mereka dijadikan setara dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: ٓ ٰ ٰ َ َ‫ُون َمٓا أ‬ ‫ون‬ ِ ‫اس فِى ْٱل ِك ٰ َت‬ ِ ‫نز ْل َنا م َِن ْٱل َب ِّي ٰ َن‬ َ ‫ِك َي ْل َع ُن ُه ُم ٱهَّلل ُ َو َي ْل َع ُن ُه ُم ٱللَّ ِع ُن‬ َ ‫ب أ ُ ۟و ٰلَئ‬ َ ‫ِين َي ْك ُتم‬ َ ‫إِنَّ ٱلَّذ‬ ِ ‫ت َو ْٱل ُه َد ٰى م ِۢن َبعْ ِد َما َب َّي َّن ُه لِل َّن‬



11



Arab-Latin: Innallażīna yaktumụna mā anzalnā minal-bayyināti wal-hudā mim ba'di mā bayyannāhu lin-nāsi fil-kitābi ulā`ika yal'anuhumullāhu wa yal'anuhumul-lā'inụn Artinya :"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih). Jadi, setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat. Rahmawati Nur Avinda.2014.Iptek dan seni dalam islam.Makalah.dikutip dari : D. TANGGUNGJAWAB ILMUAN TERHADAP ALAM SEMESTA Manusia merupakan satu-satunya makhluk di bumi yang memiliki akal untuk berpikir, oleh karena itu manusa yang berilmu memiliki kewajiban terhadap masyarakat, lingkungan, dan alam semesta. Al Ghazali pernah berkata bahwa ia sangat menghargai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain. Orang yang berilmu dan tidak mengamalkannya menurut Al Ghazali sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan, seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu akan celaka kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunya pun akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas. Contoh pengamalan lainnya adalah dengan menjaga lingkungan dan tidak merusaknya. Kita sudah mempelajari bahwa tanaman dan hewan merupakan makhluk hidup, kita juga telah mengetahui akibat dari merusak lingkungan. Dengan menjaga lingkungan kita telah menjaga keindahan dari ciptaan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, dengannya ia mendapatkan pahala. Dan, apa yang dimakan oleh binatang liar maka dengannya ia mendapatkan pahala." (HR Ahmad). Dari sabda tersebut, tersurat bahwa seseorang yang menjaga lingkungan akan mendapatkan pahala. 12



Manusia diciptakan dengan memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai hamba Allah SWT dan sebagai khalifah di bumi. Manusia sebagai hamba Allah berperan sebagai ciptaan-Nya yang memiliki tujuan untuk beribadah dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin untuk bekal di akhirat nanti. Sedangkan manusia sebagai khalifah mempunyai tanggungjawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan di bumi. َ َ ‫أْل‬ ُ ‫ف‬ َ ُّ ‫ل َرب‬ ُ َ‫جع‬ ٌ ‫ع‬ َ ‫وَإِذ ْ قَا‬ ‫ما َء‬ َ ‫ض‬ ً َ‫خل ِيف‬ ِ ‫جا‬ ِ ‫س‬ ِ ْ‫من يُف‬ ْ َ ‫ة قَالُوا أت‬ َ ‫ماَل ئ ِكَةِ إِنِّي‬ ْ َ ‫سد ُ فِيهَا وَي‬ َ ِّ ‫ك الد‬ َ ‫ل فِيهَا‬ َ ْ ‫ك ل ِل‬ ِ ‫ل فِي ا ْر‬ َ َ َ‫س ل‬ َ ِ ‫مد‬ َ ‫ك قَا‬ ‫ن‬ َ ‫مو‬ َ ِ‫ح ب‬ ُ ِّ ‫سب‬ ْ َ ‫وَن‬ َ ُ‫ن ن‬ ُ َ ‫ما اَل تَعْل‬ َ ‫م‬ ُ َ ‫ل إِنِّي أعْل‬ ْ ‫ح‬ ُ ِّ ‫ك وَنُقَد‬ ُ ‫ح‬



Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (Khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30) Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu tanggungjawab kekhalifahan sangat bertumpu kepada para ilmuan dan cendekiwan, semakin banyak ilmu yang dimiliki maka tanggungjawabnya terhadap alam semesta juga semakin besar. Tanggungjawab kekhalifahan hanya dipegang oleh orang-orang yang berilmu karena untuk mencegah kerusakan yang ada di bumi sebagaimana firman Allah dalam QS. 30 (Al-Rum): 41 َ ‫ظَهر الْفَساد في الْبر والْبحر بما كَسب‬ ‫ن‬ ِ َ‫ض الَّذِي ع‬ ِ ُ َ َ ‫جعُو‬ ِ ‫م ي َ ْر‬ ْ ُ‫ملُوا لَعَلَّه‬ ْ ُ‫اس لِيُذِيقَه‬ ْ َ َ َ ِ ِ ْ َ َ ِّ َ َ ْ‫م بَع‬ َ َ ِ َّ ‫ت أيْدِي الن‬



Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).



13



BAB III PENUTUP



3.1 Simpulan Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurnaan. kesempurnaan ini membuat manusia diberikan potensi untuk mengembangkan, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang telah diciptakan Allah swt untuk kita dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang kita miliki. Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan alam ini agar tidak punah dan tetap berpedoman pada al-Qur’an dan as sunnah sebagai rasa syukur kita kepada Allah swt.



3.2 Saran Untuk mengembangkan IPTEKS harus kita didasari dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt agar dapat memberikan keselamatan dan keberhasilan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.



14



DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/7312056/Makalah_iptek_dan_seni_dalam_islam https://www.academia.edu/6960368/Makalah-integrasi-iman-iptek-dan-akal http://keraqs.blogspot.com/2015/12/integrasi-iman-ilmu-dan-amal.html



https://www.academia.edu/9700425/PENDIDIKAN_AGAMA_ISLAM https://tafsirweb.com/1150-quran-surat-ali-imran-ayat-18.html https://tafsirweb.com/632-quran-surat-al-baqarah-ayat-159.html https://www.academia.edu/6960368/Makalah-integrasi-iman-iptek-dan-akal http://keraqs.blogspot.com/2015/12/integrasi-iman-ilmu-dan-amal.html http://syahruddinalga.blogspot.com/2011/10/tanggung-jawab-ilmuan-terhadap-alam-dan.html https://khazanah.republika.co.id/berita/pycczt313/adab-terhadap-lingkungan https://almukminngruki.or.id/index.php/artikel/27-manusia-khalifah-di-bumi



15