Makalah Museum Lampung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Museum Lampung” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



Kotaagung, Juni 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................................................................ i Kata Pengantar .......................................................................................................................................... ii Daftar isi ...................................................................................................................................................... iii BAB I Pendahuluan A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2 C. Tujuan ............................................................................................................................................. 2 BAB II Pembahasan A. Pengertian Museum Lampung .............................................................................................. 4 B. Sejarah Museum Lampung Ruwai Jurai ............................................................................. 4 C. Tugas Pokok dan Fungsi Museum Lampung .................................................................. 5 D. Visi dan Misi .................................................................................................................................. 6 E. Struktur Organisasi Museum Lampung .............................................................................. 6 F. Sarana dan Prasarana Museum Lampung ........................................................................ 6 G. Koleksi Museum Lampung ...................................................................................................... 7 BAB III Penutup A. Kritik ............................................................................................................................................... 26 B. Saran ............................................................................................................................................... 26 Daftar pustaka



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan amanat undang-undang RI No. 5 tahun 1992, pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa benda cagar budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu baik yang dimiliki oleh negara maupun perorangan dapat disimpan dan dirawat oleh museum. Museum di indonesia ada sejak sebelum masa kemerdekaan sedangkan museum Lampung sudah dirintis sejak tahun 1975. Museum Lampung berlokasi di jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng Bandar Lampung.Museum Negeri Lampung diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 24 September 1988.Peresmian museum ini bertepatan dengan peringatan



Hari



Aksara



Internasional



yang



dipusatkan



di



PKOR



Way



Halim.Pembangunan museum ini sebenarnya telah dimulai sekitar tahun 1975 dan peletakan batu pertama dilaksanakan pada tahun 1978. “Ruwa Jurai” yang diabadikan sebagai nama museum ini diambil dari tulisan “Sang Bumi Ruwa Jurai” dalam logo resmi Provinsi Lampung – diresmikan penggunaannya sejak 1 April 1990. Memasuki era otonomi daerah, museum ini beralih status menjadi UPTD di bawah Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.Ruwa Jurai dimaknai dua tangkai atau jalur keturunan seluruh penduduk provinsi Lampung. Penduduk provinsi Lampung mengacu pada penduduk asli (masyarakat beradat perpaduan dan beradat sebatin) dan penduduk pendatang ( suku-suku lain yang tinggal di Lampung). Keistimewaan museum Lampung sendiri, yaitu karena keunikan koleksikoleksi bersejarah yang menjadi ciri khas dari adat istiadat provinsi Lampung.Koleksi museum juga termasuk benda peninggalan masa Kerajaan Sriwijaya dimana Lampung masuk ke dalam wilayah kekuasaannya.Peninggalannya berupa naskah kuno di atas daun lontar, arca, baju besi pengawal kerajaan, pakaian adat berusia puluhan tahun, keramik, perhiasan kuno, dan uang benggol.Museum ini juga menyimpan beberapa peninggalan Radin Inten yang merupakan pahlawan Lampung dan keturunannya, seperti senjata dan lainnya. Secara umum, koleksi museum meliputi berbagai benda peninggalan zaman prasejarah, zaman Hindu-Buddha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan, dan 1



pasca-kemerdekaan. Selain dapat melihat-lihat koleksi museum, pada waktu-waktu tertentu taman budaya atau pusat kesenian di museum ini menggelar pagelaran musik tradisional dan tarian daerah Lampung. Selain sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah, museum Lampung juga merupakan tempat sarana pendidikan, penelitian kebudayaan rekreasi. Museum Lampung memiliki peranan penting sebagai pusat perkembangan kebudayaan



selain



itu



juga



memiliki



berbagai



macam



koleksi



benda



bersejarah.Museum Lampung juga memiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti, mahasiswa, pelajar serta guru untuk memperkaya wawasan tentang koleksi museum Lampung dan kebudayaan Lampung. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai? 2. Apa tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai? 3. Apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai? 4. Bagaimana struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung Ruwa Jurai? 5. Apa saja koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah Museum Lampung Ruwa Jurai 2. Untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi Museum LampungRuwa Jurai 3. Untuk mengetahui apa Visi dan MisiMuseum Lampung Ruwa Jurai 4. Untuk mengetahui struktur organisasi, sarana dan prasaranaMuseum Lampung Ruwa Jurai 5. Untuk mengetahui koleksi – koleksi yang ada di Museum Lampung Ruwa Jurai D. Manfaat Penelitian Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : A. Penulis :  Menambah wawasan mahasiswa.  Menggali potensi mahasiswa untuk dimanfaatkan sebagai sarana menambah nilai sosial dan rasa ingin tahu tentang perkembangan sejarah Indonesia khususnya di tanah Lampung.  Untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.  Meningkatkan ketaqwaaan atas ciptaan Tuhan YME.



2



B. Pembaca :  Penulisan laporan ini diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat tentang sejarah di Indonesia khususnya di Lampung.  Dapat membuka kepedulian masyarakat tentang museum sejarah di Indonesia.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Museum Secara kelembagaan, berdasarkan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 1995, museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungan guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Isi dari pasal diatas menentukan status museum dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Museum adalah lembaga yang bersifat tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, dan perkembangannya terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan atau untuk tujuan-tujuan study pendidikan dan kesenangan,



sebagai



tempat



barang-barang



pembuktian



manusia



dan



lingkungannya. B. Sejarah Museum Lampung Ruwai Jurai



Museum lampung “Ruwa Jurai” telah dirintis sejak tahun 1975 oleh kepala kantor pembinaan permuseuman perwakilan Departemen pendidikan dan kebudayaan provinsi lampung di tanjung karang. Wujud pembangunan fasilitas gedung pameran dan kantor baru dikerjakan pada tahun anggaran 1978/1979 didasarkan



pada



keputusan



menteri pendidikan



dan



kebudayaan



nomor



064/P/1978 tanggal 30 maret 1978 tentang pengangkatan pemimpin dan bendaharawan proyek pehabilitasi dan perluasan museum lampung. Peletakan batu pertama pembangunan museum lampung dilakukan oleh kepala bidang permuseuman sejarah dan kepurbakalan kanwil Depdikbud Provinsi Lampung Drs. Supangat pada tanggal 13 juni 1978 di lokasi jalan Tenku Umar No 64 4



Gedung Meneng, sekarang menjadi Jln. H. Zainal Abidin Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng Bandar Lampung. Selanjutnya, berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No. 0754/0/1987 museum lampung mendapat status Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Oedral kebudayaan pada tanggal 24 september 1988 bersama dengan peringatan hari Aksa Internasional yang dipusatkan di DKOR Way Halim museum lampung diresmikan oleh menteri pendidikan oleh kebudayaan Rebublik Indonesia Prof. Dr. Fuad Hasan. Sementara itu, penambahan nama “Ruwai Jurai” untuk museum lampung ditetapkan melalui surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia No 0233/0/1990. tanggal 1 april 1990. Penambahan itu disesuaikan dengan logo provinsi lampung “Sang Bumi Ruwai Jurai”. Pada era ekonomi daerah berdasarkan keputusan Gubernur Lampung nomor 03 tahun 2001 tanggal 09 februari 2001 status museum lampung beralih menjadi Unit Pelaksana Taknis Dinas (UPTA) dibawah dinas pendidikan provinsi sejak bulan februari 2008 UPTD museum lampung beralih menjadi UPTA Dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi lampung. C. Tugas Pokok dan Fungsi Museum Lampung Dilihat dari tugas dan fungsinya, Museum Lampung memiliki peran pentingsebagai pusat perkembangan kebudayaan, karena Museum Lampung sebagai pusat perkembangan yang memiliki banyak koleksi benda-benda bersejarah. 1. Tugas Pokok Unit



Pelaksana



Teknis



Dinas(UPTD)



mempunyai



tugas



melaksanakan



pengumpulan, perawatan, dan penyajian serta penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kurtural tentang benda bernilai budaya yang bersifat regional. 2. Fungsi Museum  Pengumpulan, Perawatan, dan Penyajian benda yang bernilai budaya dan ilmiah.  Memperkenalkan dan Menyebarluaskan hasil penelitian benda koleksi.  Pelakasanaan bimbingan edukatif kurtural tentang benda yang bernilai budaya dan ilmiah.



5



D. Visi Dan Misi  Visi Terwujudnya museum Lampung yang berkemampuan prima dalam Pelestarian, perlindungan,



dan



pemanfaatan



Benda



Cagar



Budaya



(BCB)



untuk



memantapkan masyarakat “Sang Bumi Ruwa Jurai”.  Misi a. Peningkatan Sistematisasi pelestarian dan perlindungan BCB. b. Pengembangan fungsional dalam budang pembinaan, penyimpanan, pengamanan, dan pemanfaatan benda cagar budaya. c. peningkatan apresiasi masyarakat dalam bidang budaya. E. Struktur Organisasi Museum Lampung Strutur organisasi Museum Negeri Provinsi Lampung terdiri dari: 1. Kepala Museum Kepala Museum bertugas memimpin, mengendalikan, mengkoordinasikan sebagian UPTD Museum Negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku. Semenjak diresmikan Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwa Jurai” telah dipimpin oleh: a. Achmad Hidjazi,BBA tahun 1988-1990 b. Mentosir,BBAtahun 1990-1995 c. Muhammad Aswans,SHtahun 1995-1998 d. Drs. Bunyana Barmawitahun 1998-2007 e. Pulung Swandaru,SHtahun 2007-2010 f. Dra. Zuraida Kherustika,MMtahun 2010 sampai sekarang. 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Teknis 4. Seksi pelayanan 5. Kelompok Jabatan Fungsional F. Sarana Dan Prasarana Museum Lampung Luas tanah dari Museum ini yaitu 18.865 m² sedangkan luas bangunan nya adalah 4.713 m². Museum ini dilengkapi dengan : 1. Ruang Pameran Tetap 2. Ruang Pameran Temporer 3. Ruang Auditorium 6



4. Ruang Perpustakaan 5. Ruang Laboratorium/Konservasi 6. Ruang Penyimpanan Koleksi 7. Ruang Bengkel/Preparasi 8. Ruang Administrasi 9. Ruang Audiovisual 10. Mushola 11. Toilet G. Koleksi Museum Lampung Koleksi adalah aspek terpenting dari penyelenggaraan sebuah Museum.Yang lebih penting adalah keinginan untuk tahu dan kemampuan mengikuti penalaran ilmiah sesuai dengan tuntutan tugas dan fungsi Museum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai museum yang bersifat umum koleksi museum yang dikumpulkan museum Lampung meliputi kebudayaan manusia dan benda-benda tinggalan sejarah alam.Seluruh koleksi Museum Lampung berjumlah sekitar 4.735 buah, yang diklasifikasikan menjadi 10 kelompok, yaitu :Geologi, Biologi, Etnografi, Arkeologi, Historis, Numismatik/Heraldik, Filologi, Keramik, Senirupa, dan Teknologi. 1. Geologi Yaitu koleksi yang terdiri dari benda-benda bukti sejarah alam dan lingkungan serta berkaitan dengan disiplin ilmu geologi. 2. Biologi Yaitu koleksi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan serta berkaitan dengan disiplin ilmu biologi. 3. Etnografi Yaitu benda-benda hasil karya manusia yang cara pembuatannya dan pemakaiannya merupakan identitas. 4. Arkeologi Yaitu benda-benda yang merupakan bukti peninggalan budaya hindu budha dan masuknya islam. 5. Historis Yaitu benda yang mempunyai nilai sejarah yang pernah digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan perlawanan kepada penjajah. 6. Numismati dan Heraldi 7



Numismatika yaitu peninggalan yang berupa mata uang atau alat tukar lainnya.Sedangkan Heraldika yaitu kumpulan tanda jasa dan peralatan pemerintah. 7. Fisiologi Yaitu kumpulan tulisan atau naskah kuno yang ditulis diatas kulit kayu,bambu,dan sebagainya. 8. Keramik Yaitu benda yang terbuat dari tanah liat, bahan batuan atau perselin yang dibakar dengan suhu tertentu. 9. Seni rupa Yaitu benda hasil daya cipta, karsa, dan rasa manusia yang diungkapkan secara konkrit dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang memiliki keragaman dalam tema ide konsektual dan media teknik. 10. Teknologi Yaitu peralatan yang dibuat dengan teknologi tradisional, umumnya berupa peralatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Koleksi-koleksi tersebut antara lain: Di bagian luar Museum terdapat beberapa benda bersejarah yaitu: 1.



Bom dinamit yang berbentuk bola besi besar yang dulunya digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Raman Utara,



2.



Jangkar kapal dan lampu batas laut yang dulunya pernah terlempar ke Tanjung Karang saat terjadi letusan gunung Krakatau pada tahun 1883



8



3.



Meriam



4.



Lamban Persagi yang artinya Rumah Persagi. Adalah salah satu rumah adat Lampung yang berusia sekitar 300 tahun.



Di dalam museum terdapat dua lantai, antara lain lantai bawahyang berisi tentang sejarahdan latai atas berisi tentang kebudayaan Lampung. Benda-benda yang ada di dalam Museum Lampung antara lain; 1. Nama-nama gubernur yang pernah menjabat sebagai Gubernur Lampung Di dalam museum juga terdapat nama-nama gubernur yang pernah menjabat di Lampung. Nama-nama gubrnur yang pernah mejabat sebagai gubernur lampung antara lain: 1. Kusno Danupoyo



1964 - 1966



2. H,Zainal Abidin Pagar Alam



1966 - 1973 9



3. R.Sutioso



1973 - 1978



4. Yasir Yadibroto



1978 - 1988



5. Kolo Poedjono Pranyoto



1988 - 1993



6. Kolo Poedjono Pranyoto



1993 - 1998



7. Oemarsono



1998 - 2003



8. Tursadi Alwi



5/2/2003 – 2/6/2004



9. Sjcahroeddin Z.P



2/6/2004 - 2008



10. Syamsurya Ryacudu



2/7/2008 – 2/6/2009



11. Sjachroeddin ZP.



2/7/2009 – Sekarang.



2. Patung Binatang Khas Sumatera Binatang-binatang tersebut antara lain: Harimau Sumatera, Beruang Madu, Gajah, Elang,dll. 3. Pecahan batu vulkanik Krakatau Didalam museum juga terdapat gambarperistiwa meletusnya gunung Krakatau tahun 1883.Dan terdapat juga pecahan batu vulkanik yang terlempar saat gunung Krakatau meletus. Krakatau  Lava Cairan magma pijar Krakatau yang meleleh dari puncak menuju kaki gunung hingga pesisir pantai, kemudian membeku dan membentuk serta memperluas daratan gunung Krakatau. Lava yang dimuntahkan mencapai 21 km3.  Lava Bom Lava Bom atau Peluru Bebatuan Krakatau terjadi ketika pukul 01.30 wib. Pada 27 Agustus 1883. Saat terjadi tsunami, semburan asap kelabu dan ribuan “lava berbentuk kerikil” dilontarkan dari Gunung Krakatau, berjatuhan membakar rumah, flora, fauna pada jangkauan 300 km. 4. Batuan Dan Mineral Batuan, dari cara pembentukannya dibedakan atas 3 jenis, yaitu batuan Beku, batuan Sedimen, dan atuan Metamorf. Setiap batuan memiliki sejumlah mineral sebagai suatu endapan penyusunyang ada di dalam batuan. Di Lampung, terdapat banyak mineral yang memiliki nilai ekonomi dan dimanfaatkan sebagai Bahan Galian Logam, Bahan Galian Industri Dan Bahan Galian Energi, diantaranya : 1)



Batu Pasir. Di Panaragan, Tulang Bawang Barat.



2)



Akik (agat) dan Kalsedon. Di Way Papak, Lampung Selatan.



3)



Batu Gamping. Di Blambangan Umpu. 10



4)



Klasit/Marmer. Di Desa Gerbang Hilir, Padang Cermin,Lampung Selatan.



5)



Kuarsit. Di Way Sekampung, Tegineneng, Lampung Tengah.



6)



Minyak Bumi. Di Kotabumi.



7)



Batu Bara. Di Menggala.



5. Masa Prasejarah Dan Hasil Kebudayaan Masa dimulai sejak adanya manusia (Phitecanthropus Erectus, 1,7 Juta tahun lalu) hingga dikenal tulisan (Prasasti Kutai dan Prasasti Tarumanegara, abad ke IV sampai V M).Masa Prasejarah diawali dari Masa Paleolitik, Masa Mesolotik, Masa Neolitik, dan Masa Perundagian. Masa Prasejarah dihuni oleh Homo Erectus dan Homo Sapiens. Di Indonesia ditemukan sebanyak 48 Fosil Manusia di Stabat (Medan), Pati Ayam, Sangiran, Solo, Sambung Macan (Jawa Tengah), Perning, Kedungbrubus, Trinil, Ngandong, Wajak, Mojokerto (Jawa Timur), Gilimasuk (Bali), dan Flores (NTT).  Kerangka Manusia Purba Kerangka manusia purba yang ditemukan di Lampung diperkirakan pernah hidup di zaman megalitik kuno.Kebudayaan megalitik dimulai pada masa bercocok tanam, Dimana pada saat itu kepadatan penduduk sudah mencapai 2 jiwa/km2.Kerangka manusia purba yang pernah ada di Lampung, yaitu : 1. Homo Erectus Homo erectus berarti "manusia yang berdiri tegak") adalah jenis manusia yang telah punah dari genus homo Hidup sejak 1 juta – 150.000 tahun yang lalu pada masa Paleolitikum dan masa Mesolotikum. 2. Homo Sapiens Homo Sapiens hidup pada masa bercocok tanam yang mulai dikenal sejak 10.000 – 4000 tahun lalu.  Teknologi Budaya Masa Bercocok Tanam Pada masa bercocok tanam, kebudayaan orang-orang purba mengalami perkembangan yang luar biasa.Pada masa ini terjadi revolusi secara besarbesaran dalam peradaban manusia yaitu dari kehidupan food gathering menjadi food producing. Hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam: 1. Beliung Persegi 2. Kapak Lonjong 3. Mata panah 11



4. Gerabah 5. Perhiasan  Kebudayaan Megalitik Kebudayaan Megalitik merupakan kebudayaan yang awal kemunculannya berada antara zaman neolitik akhir dan awal perkembangan zaman logam (perundagian). Kebudayaan megalitik tidak mengacu pada suatu era peradaban tertentu, namun lebih merupakan bentuk ekspresi yang berkembang karena adanya kepercayaan akan kekuatan magis atau nonfisik dan didukung oleh ketersediaan sumber daya di sekitarnya. 1. Prasasti Batu Bergores Permukaan batu terdapat 5 goresan dan 1 buah lubang, digunakan untuk kebutuhan upacara yang bersifat sakral, sebagai sarana pemberian kekuatan gaib terhadap suatu alat berupa senjata tajam dengan cara mengasah alat pada batu. Ditemukan di Benteng Sari, Jabung, Lampung Timur. 2. Arca Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, dewinya.Arca



yaitu



sarana



berbeda



dalam



dengan



memuja



patung



tuhan



pada



atau



umumnya,



dewayang



merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Misalnya :  Arca Menhir  Kepala Arca Megalitik/Kepala Patung Polonesia  Arca Megalitik (duduk)  Arca Megalitik (berdiri)  Arca Megalitik Polonesia Ditemukan di Jawa Timur, pada periode sebelum jaman Majapahit sekitar abad ke-12/13 M.  Kebudayaan Perunggu Pada zaman perunggu terdapat berbagai temuan yang merupakan peninggalan-peninggalan



hasil



kebudayaan



zaman



perunggu,



baik



peninggalan berupa alat-alat dalam kehidupan ekonomi maupun peninggalan yang sifatnya berbentuk budaya atau seni.Hasil kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil kebudayaan dimana keseluruhan telah halus, indah dan telah menggunakan perunggu, campurana antara tembaga 12



dan timah, sehingga dapat dikatakan bahwa zaman perunggu merupakan zaman yang paling didepan dari pada zaman lainnya. 1. Bejana Bentuk seperti wadah ikan yang diikatkan di pinggang nelayan. Dinding bejana bermotifkan pucuk pakis yang kemungkinan merupakan gambaran dari cacing laut yang dipercaya sebagai makanan dan energi dewa yang muncul setiap setahun sekali.Ditemukan di Desa Sriminosari, Labuhan Maringgai. 2. Nekara Gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll.Ditemukan di Desa Gedung Aji, Menggala, Tulang Bawang. 3. Moko Gendang yang berbentuk lebih kecil daripada nekara. Fungsinya sebagai pendamping di dalam kubur atau sebagai maskawin.  Prasasti Prasasti disebut juga batu bertulis.Prasasti merupakan peninggalan sejarah yang tertulis di atas batu, logam, dan sebagainya.Prasasti biasanya berisi mengenai kehidupan atau peristiwa penting di daerah setempat. 1. Prasasti Batu Bedil Prasasti Batu Bedilatau lebih dikenal dengan sebutan Prasasti batu bergores yang dahulu kala digunakan untuk upacara sakral saat ingin memberikan kekuatan gaib pada suatu alat yang berupa senjata tajam dengan cara mengasahkannya ke Batu Bergores ini.Ditemukan di dalam komplek situs Batu Bedil di Desa Batu Bedil Hilir Kecamatan Panggung Kaki, Tanggamus. 2. Prasati Palas Pasemah Prasasti ini terdiri dari 13 baris huruf palawa.dan berbahasa melayu kuno.Isi prasasti ini adalah tentang penaklukan daerah Lampung dan beberapa kutukan terhadap orang yang berani menentang kerajaan Sriwijaya.Ditemukan tahun 1985 ditepi Sungai Pisangai, Desa Palas Paseman, Kecamatan Palas, Lampung Selatan. 3. Prasasti Bungkuk



13



Prasasti ini seluruhnya terdiri dari 12 dan 13 baris tulisan berhuruf Pallawa dan Melayu Kuno.Isinya berupa kutukan yang sama dengan yang terdapat pada prasasti Palas Pasemah. Ditemukan tahun 1985 di Desa Bungkuk, Kecamatan Jabung, Lampung Timur. 4. Prasati Bawang/Hujunglangit Batu prasasti berbentuk menyerupai kerucut.Bagian yang ditulisi prasasti permukaannya hampir rata, terdiri dari 18 baris tulisan dengan huruf Jawa Kuno dan berbahasa Melayu Kuno.Ditemukan di dekat prasati Hujung Langit di kampung Harukuning, Desa Hanakau, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat. 5. Prasasti Ulu Belu Terdiri dari 6 baris, huruf Jawa Kuno, bahasa Melayu Kuno.Isinya berkenaan dengan pemujaan terhadap Trimurti (Batara Guru, Batara Brahma, Batara Wisnu).Diperkirakan berasal dari abad ke 14 M.Ditemukan tahun 1934di Ulu Belu, Rebang Pugung, Kota Agung. 6. Prasasti Dadak/Bataran Guru Tuha Prasasti ditulis dalam 14 baris tulisan, disamping terdapat pula tulisan-tulisan



singkat



dan



gambar-gambar



yang



digoreskan



memenuhi seluruh permukaan batunya yang berbentuk seperti balok.Tulisan yang digunakan mirip dengan tulisan Jawa Kuno akhir dari abad ke 15 dengan Bahasa Melayu yang tidak terlalu Kuno (Bahasa Melayu Madya).Ditemukan tahun 1994 di Dusun Dadak, Desa Tebing, Kecamatan Perwakilan Melinting, Lampung Timur. 7. Prasasti Tanjung Raya I Batu tertulis berbentuk lonjong, terdiri dari 8 baris ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno dari abad ke 10.Pada bagian atas terdapat sebuah gambar berupa sebuah bejana dengan tepian yang melengkung keluar sehelai daun.Ditemukan tahun 1970 di desa Tanjung Raya, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.  Benda-benda Kebudayaan Masa Prasejarah Lainnya 1.



Menhir Sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang. Ada menhir yang berdiri tunggal di suatu tempat, ada pula yang terdiri atas suatu kelompok.Menhir ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.Misalnya, di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. 14



2.



Yoni Merupakan bagian dari bangunan suci dan ditempatkan di bagian tengah ruangan suatu bangunan suci. Yoni biasanya dipergunakan sebagai dasar arca atau lingga.Yoni juga dapat ditempatkan pada ruangan induk candi seperti Candi Jawi di Jawa Timur.Berdasarkan konsep pemikiran Hindu, Yoni adalah indikator arah letak candi.



3.



Lumpang Batu Batu berbentuk lesung yang merupakan peninggalan tradisi megalitik muda dari neolotikum 160 tahun lalu. Digunakan untuk menumbuk biji-bijin atau menghaluskan kebutuhan sehari-hari. Ditemukan di Daerah Benteng Sari, Jabung Lampung Timur.



6. Kebudayaan Hindu-Budha 1. Hindu :  Arca Dyhani/Bodhisatwa Awalokteswara Arca bergaya Majapahit abad XV Masehi.  Relief Arca Apsari Ditemukan di Simpang Sender, Ranau, Lampung Barat. Apsari atau mahluk setengah dewi/peri air. Ia hidup di angkasa yang brtugas sebagai penari dan pemain musik.  Lampu gantung Ditemukan di Desa Krui, Lampung Barat.  Genta Ditemukan di Desa Katapang, Kalianda, Lampung Selatan.  Arca Ditemukan di Desa Banjar Agung, Talang Padang, Lampung Selatan.  Arca Dewi Sri  Arca Durga Mahisasure Mardini 2. Budha :  Arca Bodhisatwa Ditemukan tahun 1957, pada Punden VII di situs Pugung Raharjo, Lampung Timur.  Arca Awalokitewara Ditemukan tahun 1980, di Desa Pajar Bulan, Gunung Sugih.  Mangkuk Zodiak Ditemukan di Pugung Tampak, Lampung Barat. 15



 Arca Siwa  Arca Budha Ditemukan di Desa Caringin, Padang Cermin, Lampung Selatan.  Arca Dewi Sri Ditemukan



di



Desa



Pekon



Rantau



Kijang,



Kecamatan



Pugung,Tanggamus.  Fragmen tangan arca Tangan arca bersikap ‘Vitarkamudra’. Tangan ini milik seorang Bodhisatwa. 7. Masa Islam Pengaruh kebudayaan islam di Lampung sudah mulai sejak abad ke-11 M. Secara kronologis berasal dari Pagaruyung (1358 M), Palembang (abad 14 M), Aceh (abad 15 M), Banten (abad 15-16 M), Bugis (1839). Perkembangan kebudayaan islam ke Lampung berlangsung dalam 3 periode gelombang, yaitu:  Periode I berlangsung pada abad Ke-14 M  Periode II berlangsung pada abad Ke-15 M  Periode III berlangsung pada abad Ke-17 M Benda-benda kebudayaan islam : 1. Teko Alpaka 2. Talam 3. Prasasti Bohdalung 4. Al-Qur’an 5. Stempel Margasabu 6. Naskah 8. Naskah Kuno Naskah kuno koleksi terdiri dari kulit kayu, daun lontar dan kertas daur ulang. Bahasa yang digunakan bahasa Lampung Kuno, Melayu, dan Arab. Berisi tentang mantera pengobatan, penangkal kejahatan, ramalan perdjodohan, kekebalan tubuh, serta syair-syair cinta disebut “Naskah Buku Kulit Kayu”.  Naskah Buku Kulit Kayu Naskah kulit kayu pada umumnya beraksara lampung dan menggunakan bahasa Lampung.Pada naskah tertera lambang, simbol, rajah, dan mantera.Isi naskah pada umumnya berupa mantera tentang tolak bala, pengobatan, kekebalan, dan pemikat gadis. 16



Aksara lampung secara luas memiliki makna yang sangat penting untuk mengungkapkan akar adat istiadat, sosial, dan ekonomi pada masyarakat. Buku kulit kayu yang berisi tentang mantra/memang biasanya terdiri dari dua muka, yaitu Muka A dan B. Contoh hasil transkripsi dan translitrasi memang untuk memikat gadis-gadis, yaitu kalimat-kalimat bacaan : 1. Menyebut beberapa nama dewa, dewi dan puteri. 2. Menyebut Batar Rahma yang dianggap batara pengurus cinta. 3. Menyebut diri pengamal kawannya si Si Pahit Lidah, sedang si Pahit Lidah Lelaki. 4. “Jiwaku pasti ada pada Adam” Kalimat ini menunjukan laki-laki. 5. Ada kalimat pula yang berbunyi “Yang mewakili Adam”. 9. Senjata Lampung Pada zaman dahulu, di Lampung terdapat kerjaan Tulang Bawang.Tentu saja sebagai sebuah kerjaan pasti memiliki berbagai senjata baik sebagai alat untuk berperang maupun sebagai pusaka kerajaan yang memiliki berbagai fungsi.Senjata-senjata tradisional di Lampung diatas dipengaruhi oleh senjata yang ada di kerjaan pulau Jawa maupun senjata tradisional dari Melayu. Senjata-senjata tersebut antara lain: 1. Payan



Kejang(tombak



panjang)dan



Taming(tameng),



merupakan



senjatatradisional yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat. 2. Punduk Tekhapang(keris),merupakan benda pusaka pada masyarakat lampung yang digunakan sebagai perlengkapan upacara adat. 3. Panderung(pedang),merupakan senjata tradisional. 4. Panderung(pedang tipe lampung),merupakan senjata tradisional lapung yang digunakan sebagai perlengkapan pencak silat dalam acara Begawi Adat Lampung. 10. Raden Inten II Raden Intan II adalah salah satu pahlawan nasional dari Propinsi Lampung yang yang memimpin perlawanan rakyat Lampung ketika melawan penjajahan Belanda.Atas jasa dan pengorbanannya dalam membela kepentingan rakyat, oleh pemerintah dijadikan sebagai pahlawan nasional, dan dibuatlah monumen di sekitar lokasi makamnya. Benda-benda pada jaman Raden Inten : 1. Pedang Panggawa Raden Inten 2. Meriam Lela/Meriam Benteng 3. Topeng 17



11. Mata Uang Numismatik adalah mata uang atau alat tukar yang sah (token), yang pernah beredar di masyarakat.Terdiri dari mata uang Indonesia dan asing.Numismatik Indonesia di museum Lampung menampilkan ragam jenis uang kertas dan koin dari zaman Belanda, Jepang, Zaman kemerdekaan, Orde Lama, sampai yang aktual 2009. 12. Baju Zirah  Baju tipe Spanyol dikenakan oleh ksatria abad pertengahan abad ke-5 hingga ke-9 M. Dirangkai dengan cincin rantai, lempengan besi dan kuningan.  Baju zirah berasal dari Kalianda, Lampung Selatan. Dikenakan oleh 7 pengawal pengiring pengantin Lampung Saibatin yang dilengkapi dengan tombak dan tameng. 13. Kerajinan dan Seni. Kerajinan-kerajinan itu antara lain: Gerabah dan Keramik peninggalan zaman kuno.Alat yang digunakan untuk membuat gerabah yaitu:tatab, cenuit, kawat, secang, karet, dan pecahan piring. 14. Keramik Dan Kristal  Keramik Asing Keramik atau semua benda yang terbuat dari tanah liat bakar. Keramik asing ditemukan di Lampung diantaranya keramik Una. Kehadiran keramik menujukan bahwa masyarakat lampung sudah melakukan kontak perdagangan dan kebudayaan dengan negara asing sejak abad X sampai abad XIX M.  Keramik Asing/Eropa Keramik Eropa di Lampung dikenal dengan Keramik Bambangar yang dibuat khusus sebagai hadiah untu para penyimbang di lampung bersama dengan benda Kristal.  Kristal Benda-benda kristal peninggalan masa lampau tersebut datang ke Indonesia abad 11 M. Dibawa oleh bangsa Eropa sebagai benda kenangkenangan hadiah dari bangsawan.



18



15. Tempayan (Paseu) Paseu digunaka sebagai bak mandi/berendam oleh gadis (Lampung) sebelum upacara akad nikah. Berasal dari Kedondong, Pesawaran. Sedangkan di lantai atas terdapat benda-benda yang menunjukkan tentang kebudayaan Lampung. Benda-benda tersebut atara lain: 16. Perahu Lesung Perahu berukuran panjang 7,66 m ditemukan di Desa Terbanggi Besar, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Perahu sudah berusia 120 tahun, dulu digunakan di perairan sungai, rawa, dan teluk yang tenang dan dipindahkan ke Museum lampung tahun 2000. Tipe perahu Lesung sama dengan Perahu Kajang. Fungsinya sebagai alat tranportasi air zaman dahulu, atau untuk mengangkut barang-barang dan sebagai alat untuk mencari keperluan hidup sehari-hari. 17. Miniatur Perahu Kajang Perahu Kajang umunya berukuran 3-4 m, dibuat dari kayu Rengas, beralaskan bilah bambu, beratap daun ketapang/aren/nipah yang ditopang pasak kayu/bambu.Perlengkapan rumah tangga dimuat di dalam perahu untuk memenihi kebutuhan hidup selama berlangsungnnya penangkapan ikan. Perahu kajang merupakan alat transportasi tradisional sekaligus menjadi rumah pada masa lampau sekaligus digunakan untuk aktifitas/kegiatan seharihari.Misalnya mencari ikan, pasar terapung dll. 18. Upacara Adat Lampung  Kelahiran Benda–benda yang digunakan atau dipakai : 1. Kain Tapis Hitam dipaki oleh ibu saat upacara pitu bulan 2. Baskom Tempurung Kelapa (Timpung) berfungsi sebagai tempat mandi bayi 3. Perdupaan



(Perasap)



berfungsi



sebagai



tempat



membakar



dupa/kemenyan 4. Periuk tanak berfungsi sebagai tempat ari-ari yang akan dikubur atau dihanyutkan ke sungai 5. Sembilu berfungsi untuk memotong tali pusar 6. Tampan berfungsi sebagai alas kepala bayi



19



7. Kendi kibuk susu/gelita bercorong 4 berfungsi sebagai tempat air suci yang akan disiram ketanah tempat ari-ari dikubur.  Bersunat/Khitanan dan Bertamat Upacara adat bersunat dilakukan dalam bentuk ritual keagamaan dan biasanya bersamaan si anak dengan tamat 30 Juz.Benda–benda untuk upacara adat Bersunat : 1. Pelepai 2. Kain Tumpal 3. Tungkus Pelatuk Burung/Katek 4. Topi Sunat 5. Nampan Kaki + Tudung Saji 6. Tuala + Lehar 7. Al-Qur’an  Serah Sepi Bilah/Busepi (Asah Gigi) Busepi yaitu meratakan gigidengan menggunakan asahan yang halus. Dilakukan bersamaan dengan upacara Nyakakko Akkos. Benda-benda untuk upacara Busepi, yaitu : 1. Pesihungan, untuk tempat meramu obat yang digunakan untuk upacara asah gigi (Busepi) 2. Tapis Cekil, dipakai oleh gadis yang akan Busepi 3. Tatibin,



dipasang



di



dinding



pada



saat



upacara



Busepi,



melambangkan status sosial sang gadis yang di Busepi 4. Kendi/Kibuk 5. Selendang Lawan, penutup kepala sang gadis 6. Selendang Bung 7. Cakkai/Jejaga, tempat menyimpan ramu-ramuan  Upacara Adat (Wanita) Benda-benda yang dipakai saat upacara adat, yaitu : 1. Nampan/Talam Kuningan 2. Pelepai 3. Perkihangan Kuningan/Pengasan Kuningan 4. Tampan Maju 5. Keris 6. Tombak 7. Tampan 8. Sisir Adat/Suwal Tungkah, diletakkan diatas sanggul,bahan tanduk berbentuk perahu disusun 3, dipakai saat upacara adat. 20



9. Sirkam/Sehari Bulan, dipakai didahi, sebagai hiasan kepala.  Upacara Adat (Pria) Benda-benda yang dipakai saat upacara adat, yaitu : 1. Pepadun 2. Pekinangan/Sigeh Pengunten/Selepo 3. Nampan Berkaki 4. Kopiah Balak/Kopiak Ghaccuk 5. Kawai Balak 6. Kain Tumpal (Bidak Cukil) 7. Manuk Megham 8. Keris/Punduk/Terapang 9. Payan 10. Tapis Tuho (Tapis Kaca)  Perkawinan Dalam upacara perkawinan Saibatin ada 2 sistem, yaitu : 1.



Cara Jujur Adat perkawinan dimana mempelai wanita melepaskan ikatan adatnya dan beralih pada ikatan adat suaminya.



2.



Cara Semanda Adat perkawinan dimana mempelai pria melepaskan ikatan adatnya dan masuk pada pada ikatan adat istrinya.



 Kematian Upacara kematian masyarakat Lampung berlaku sesuai dengan adat yang brkembang dari ajaran agama islam yang disebut tahlil, niga hari, pitu hari, patang puluh hari, ngatus hari, ngewu hari. Benda-benda yang digunakan dalam upacara kematian : 1. Kain Penutup Jenazah (Lampok) 2. Pedupaan (Pengasapan) 3. Kibuk (Gelita) 19. Tempat – Tempat Upacara Adat Lampung  Pelaminan/Kamar Pengantin Pelaminan/Kamar Pengantin adalah suatu bilik yang dihiasi peralatan tidur yang lengkap untuk kedua mempelai. 21



 Puade Tempat duduk mempelai (Pengantin Lampung) yang berusia ratusan tahun.  Kuto Maro Kuto



Maro



berarti



pagar



keliling



yang



kuat.Maro



berarti



mengerahkan.Mara berarti bahaya atau ancaman.Artinya seorang gadis telah dipercayakan oleh orang tuanya dan dijaga keselamatannya dari marabahaya pada saat menjelang upacara adat (Begawi Adat).  Alam Gemisir Alam Gemisir yang merupakan salah satu peninggalan nenek moyang dibagian barat provinsi Lampung yang masih dijaga kelestariannya hingga ini. Alam Gemiser atau Aban Gemisir dan ada yang menyebutnya Awan Gemiser merupakan sebuah alat perlengkapan adat yang dihadirkan untuk seorang pimpinan adat atau saibatin yang akan melakukan prosesi “lapahan” atau perjalanan adat seperti arak arakan / buharak. 20. Peralatan Menenun (Alat Tenun Gedogan/Pattek Panthok) Mattakh merupakan peralatan tenun yang berfungsi untuk membuat atau menenun kain. 1. Sessang, alat untuk menyusun benang. 2. Terikan, alat untuk menggulung benang yang akan ditenun. Terikan juga digunakan untuk menahan rentangan benang pada saat penenunan. 3. Cacap, alat untuk meletakkan alat-alat mattakh. 4. Belida, alat untuk merapatkan benang. 5. Kusuran, mengatur susunan benang dan juga memisahkan benang. 6. Apik, pengapit yang jumlahnya dua buah. Apik berguna untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan. 7. Guyun, digunakan untuk mengatur benang. 8. Ijan atau Penekan, tunjangan kaki penenun. 9. Sekeli, tempat penggulungan benang yang dimasukan secara melintang pada saat penenunan. 10. Terupong atau Teropong, alat yang penggunaannya bersamaan dengan sekeli yaitu memasukan benang pakan ke tenunan. 11. Amben, alat penahan punggung penenun.



22



21. Kain Lampung Macam – Macam Kain Lampung :  Kain Tapis Macam Kain Tapis : 1. Tapis Dewasano/Jung Sarat 2. Tapis Bintang Perak 3. Tapis Raja Medal  Kain Inuh Macam Kain Inuh : 1. Kain Inuh asal Kenali, Lampung Barat 2. Kain Inuh asal Kota Bumi, Tanggamus 3. Kain Inuh asal Krui, Lampung Barat 4. Kain Inuh asal Bengkunat, Lampung Barat  Kain Tapal Macam Kain Tapal 1. Tampan 2. Tatibinatau Saipeti 3. Pelepai/Taber  Selendang Selendang dalam konteks kebudayaan Lampung ada macam sesuai dengan jenis



kegunaan,



tempat



asal,



teknik



pembuatan



dan



ragam



hiasnnya.Selendang adalah perlengkapan Pria dan Wanita yang dikenakan di pundak, kepala atau diselempangkan didada, sebagai ikat kepala, ikat pinggang dan ikat pinggul. Kain tenun yang termasuk dalam selendang, yaitu : 1. Kain Sebagi 2. Kekat Akin 3. Maduato 4. Selendang Limar dan Pelangi 22. Alat Musik Khas Lampung Provinsi Lampung menyimpan aneka ragam kekayaan alam maupun budaya.Selain rumah adat, tarian dan juga ada istiadat lainnya, Provinsi Lampung juga memiliki alat musik tradisional.Biasanya digunakan saat upacara adat,baik untuk mengiringi acara pernikahan maupun tari tarian.



23



 Khujih Terbuat dari kuningan dan tali rotan, terdiri dari 2 bua (sepasang). Dimainkan dengan cara memukul satu dengan lainnya, sebagai bagian dari musik Kulintang. Berfungsi sebagai pemangku irama.  Canang Bentuk bulat dan dibagian tengah terdapat bulatan yang fungsinya untuk dipukul dan menhasilkan bunyi logam.Canang digunakan sebagai pelengkap pada upacara adat masyarakat Lampung sebelum mengawali acara dan pada upacara adat berlangsung (musik tunggal).  Kulintang/Talo Balak Merupakan alat tabuh/bunyian untuk mengiringi acara-acara adat baik dirumah maupun diSessat. Seni tabuh ini disajikan atau dimainkan untuk : 1. Tabuh Sanak Miwang Diijang 2. Tabuh Sereliyih Adak Deh dan Tabuh Seremendung Adek Lambung ditabuh serempak. 3. Tabuh Tari : Tabuh Sahuwi, Tabuh Cayaw, Tabuh Saujung untuk pengiring tari. 4. Tabuh Muli Turun di sessat 5. Tabuh Baris untuk Gubar Cangget 6. Tabuh Samang Kusen (Tabuh Samang Ngembuk).  Gambus Terbuat dari kayu dan kulit kambing, bentuk menyerupai gitar.Senar berjumlah 7 buah (3/4 pasang nada).Dimainkan tunggal seperti mandolin dalam mengiringi Syair Rakyat yang mengungkapkan nasehat keagamaan.  Bekhdah Terbuat dari katu dan kulit kambing yang diikat dengan rotan.Digunakan untuk mengiringi lagu dzikir dalam upacara peringatan hari besar Islam, Perhelatan, Kelahiran, Sunatan, Dan Perkawinan pada masyarakat lampung, contoh pada saat mengarak (arak-arakan).  Kompang / Khaddap Hampir mirip dengan alat musik rebana,dibuat dari kayu dan kulit kambing.Kompang dimainkan dengan menggunakan kedua belah tangan. Sebelah 24



tangan memegang kompang, dan sebelah tangan lagi memukul kompang.  Gamolang/Kulintang Pekhing Gamolang/Kulintang Pekhingmulai dikenal di daerah Lampung sekitar abad ke IV sampai V Masehi.Gamolang adalah jenis alat musik xilophone yang berasal dari Skala Brak, Lampung Barat. Alat musik ini terbuat dari Bambu Betung, lalu di laras menjadi pelong 6, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 (Do, Re, Mi, Sol, La, Si, Do). Alat Gamolang terdapat juga pada relief Candi Borobudur pada abad Ke VIII Masehi.  Gamolang merupakan alat musik pukul.Bunyi musik dihasilkan dari ketukkan atau pukulan pada badan alat musik.Dimainkan bersamaan dengan Sekhdam untuk mengiringi lagu, sastra lisan, tari pada saat upacara adat.



25



BAB III PENUTUP A. Kritik Seharusnya kita sebagai pelajar maupun Mahasiswa harus memanfaatkan museum untuk menambah wawasan dan melestarikan kebudayaan daerah di Indonesia. Sebagai pembelajaran di luar ruangan, museum juga bermanfaat, karena pelajar maupun Mahasiswa tidak akan merasa bosan dengan materi pembelajaran yang disampaikan di dalam kelas. Secara tidak langsung pelajar maupun Mahasiswa dapat melihat hasil-hasil kebudayaan peninggalan masa lampau di museum tersebut. B. Saran Museum merupakan salah satu bentuk dari pelestarian suatu peninggalan bersejarah. Benda-benda yang ada di dalam museum adalah bukti dari adanya sejarah di Indonesia Jika kita ingin melestarikan kebudayaan di Indonesia, maka sebaiknya banyak-banyaklah mengunjungi museum. Karena, didalam museum, kita akan dikenalkan peristiwa bersejarah, adat suatu daerah, benda-benda kuno, kegunaan suatu benda pada zaman dahulu, ataupun dikenalkan manusia dan hewan purba yang telah punah. Museum juga akan memberikan pendidikan bagi pelajar ataupun masyarakat umum melalui benda-benda peninggalan tersebut, agar pelajar ataupun masyarakat umum mengetahui peninggalan nenek moyangnya.



26



DAFTAR PUSTAKA



http://kelakss.blogspot.com/2017/08/makalah-museum-lampung.html



27