Makalah Pemantapan Mutu Internal Laboratorium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas Evaluasi Matakuliah Quality Control



Disusun Oleh : …………………..



PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sholawat serta salam kepada junjungan kita Baginda Rasulullah SAW beserta keluarga dan para Sahabat-Nya, sehingga penulis dapa menyelesaikan



makalah



yang



berjudul



“Pemantapan



Mutu



Internal



Laboratorium”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhu tugas evaluasi matakuliah Quality Control dalam pendidikan Diploma IV Analis Kesehatan di Universitas Muhammadiyah Semarang. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan Terima Kasih kepada: 1. Ibu Andri Sukeksi, SKM, M.Si, selaku dosen pengampu pertama matakuliah Quality Control yang dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan, saran dan petunjuk bagi kami penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 2. Ibu Dr Ana Hidayati Mukaromah, M.Si, selaku dosen pengampu kedua matakuliah Quality Control yang dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan, saran dan petunjuk bagi kami penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 3. Bapa Muhammad Evy Prastiyanto, M.Sc, selaku dosen pengampu ketiga matakuliah Quality Control yang dengan sabar dan telaten memberikan bimbingan, saran dan petunjuk bagi kami penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan bantuan materi dan spiritual sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. 5. Kepada teman teman kami yang telah memberikan saran serta motivasinya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Ciamis, 30 Oktober 2020 Penulis i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3 1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................3 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4 2.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI)...................................................4 2.2 Tujuan Pemantapan Mutu Internal .................................................4 2.3 Manfaat Pemantapan Mutu Internal (PMI)]...................................4 2.4 Tahap-tahap Pemantapan Mutu Internal (PMI) .............................5 2.5 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Diberbagai Bidang........10 BAB III..........................................................................................................13 3.1 Kesimpulan.....................................................................................13 3.2 Saran...............................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan proses pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan atau spesimen dari manusia yang bertujuan untuk menentukan jenis penyakit, mengetahui kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan perorangan dan masyarakat. Pengukuran dan pemeriksaan dilaboratorium tersebut akan menghasilkan data ilmiah yang penting dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui proses pemeriksaan klinis yang merupakan bagian esensial dari data pokok seorang pasien (Wahyuningsih, 2017). Laboratorium klinik berperan memberikan kontribusi dalam proses penegakan diagnosis penyakit dengan memberikan informasi objektif dari status kesehatan seorang penderita dimana produk yang dihasilkan berupa analisis dan hasil pemeriksaan terhadap sampel penderita sebagai informasi medis yang objektif (Budiono, 2017). Data hasil uji bisa dikatakan mempunyai mutu yang tinggi apabila data dari hasil uji tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknik sehingga dapat mencapai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (Makhfudlotin, 2016). Pelayanan laboratorium kesehatan yang berada di Indonesia pada saat ini diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium dalam berbagai jenjang pelayanan, mencakup laboratorium puskesmas, laboratorium rumah sakit pemerintah dan swasta, balai laboratorium kesehatan dan laboratorium kesehatan swasta (Karyaty & Rosdarni, 2018). Pentingnya



fungsi



hasil



pemeriksaan



yang



dikeluarkan



dari



laboratorium menuntut hasil pemeriksaan laboratorium yang harus selalu terjamin mutunya. Beberapa kesalahan yang muncul dan menyebabkan ketidak akuratan hasil dibagi kedalam tiga kelompok yang pertama yaitu kesalahan pada tahap pra analitik sebesar 47-77% kemudian tahap analitik 1



sebesar 7-13% dan yang ketiga tahap pasca analitik 18,5047%, dimana kesalahan terbesar yaitu terdapat pada tahap pra analitik yang termasuk didalamnya yaitu hemolisis (53,2%), volume specimen yang kurang (7,5%), tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7,1%), kesalahan spesimen, spesimen terdapat bekuan, vacum container yang salah atau kesalahan pada antikoagulan, volume penggunaan antikoagulan yang tidak sesuai, dan pengambilan spesimen pada jalur infus memiliki besar kesalahan sebesar 1,3% samapai 6% (Syauqiah, 2018). Semakin pesatnya kemajuan dalam teknologi serta meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan hal tersebut akan mendorong tuntutan masyarakat terhadap kualitas mutu pelayanan kesehatan yang terjamin yang harus didasari dengan



Quality Management Science



(QMS) yang diantaranya meliputi quality planning, quality laboratory practice, quality control, quality assurance dan quality improvement (Rasyid el al., 2015). Beberapa fenomena yang muncul akibat ketidak puasan pasien terhadap mutu pemeriksaan laboratorium yang sampai dimuat dimedia cetak dapat menyebabkan meningkatnya nilai keinginan konsumen terhadap pelayanan laboratorium (Agustono, 2013). Upaya yang nyata untuk menghadapi tuntutan tersebut yaitu diantara melaksanakan program pementapan mutu internal laboratorium yang dimana bertujuan



untuk



mengendalikan



dan



mengontrol



hasil



pemeriksaan



laboratorium setiap hari dan mengetahui penyimpangan dari pemeriksaan laboratorium agar dapat segera diperbaiki apabila terdapat kesalahan (Handayati et al.,2010). Pemantapan mutu laboratorium merupakan seluruh kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan



laboratorium



(Konoralma



et



al.,



2017).



Berdasarkan



latarbelakang yang telah dijelaskan diatas maka kami menyusun makalah dengan judul “Pemantapan Mutu Internal Laboratorium” .



2



1.2 Rumusan Masalah 1. Apa itu pemantapan mutu internal? 2. Apa tujuan pemantapan mutu internal? 3. Apa manfaat dari pemantapan mutu internal? 4. Bagaimanakah tahapan pelaksanan pemantapaan mutu internal? 1.3 Tujuan Pembahasan 1. Mendeskripsikan pengertian pemantapan mutu internal 2. Mendeskripsikan tujuan pemantapan mutu internal 3. Mendeskripsikan manfaat dari pemantapan mutu internal



3



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI) Pemantapan



mutu



internal



adalah



kegiatan



pencegahan



dan



pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Pemantapan mutu internal laboratorium (PMI) dilakukan untuk mengendalikan hasil pemeriksaan laboratorium setiap hari dan untuk mengetahui penyimpangan hasil laboratorium agar segera diperbaiki. Cakupan objek pemantapan mutu internal meliputi aktivitas: tahap pra-analitik, tahap analitik dan tahap pascaanalitik. 2.2 Tujuan Pemantapan Mutu Internal Pemantapan Mutu Internal mempunyai suatu tujuan antara lain : a. Pemantapan



dan



penyempurnaan



metode



pemeriksaan



dengan



mempertimbangkan aspek analitik dan klinis, b. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpangan dapat dilakukan segera, c. Memastikan bahwa semua proses mulai



dari persiapan pasien,



pengambilan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar, d. Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya, e. Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer). 2.3 Manfaat Pemantapan Mutu Internal (PMI) Manfaat



melaksanakan



kegiatan



pemantapan



mutu



laboratorium antara lain: a. Mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan meningkat, b. Meningkatkan kepercaayan diri ketika melakukan pemeriksaan, 4



internal



c. Mutu akurasi dan presisi akan meningkat dan kepercayaan dokter terhadap hasil juga meningkat, d. Merupakan sutau metode pengawasan (kontrol) yang efektif, e. Untuk pembuktian apabila apabila terdapat hasil yang meragukan, f. Meminimalisir kesalahan pada hasil. 2.4 Tahap-tahap Pemantapan Mutu Internal (PMI) Ada tiga tahap pemantapan mutu internal (PMI) yang dilakukan, yaitu: a. Tahap Pra analitik b. Tahap Analitik c. Tahap Pasca analitik 1. Tahap Pra Analitik Kegiatan



tahap



pra



analitik



adalah



serangkaian



kegiatan



laboratorium sebelum pemeriksaan spesimen, yang meliputi: a) Persiapan pasien Sebelum dilakukkan pengambilan spesimen harus diberikan penjelasan kepada pasien mengenai persiapan dan tindakan yang akan dilakukan apakah pasien tersebut memerlukan suatu persiapan khusus sehingga tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. b) Pemberian identitas spesimen Spesimen yang akan dilakukan pemeriksaan harus diberi identitas agar tidak tertukar dengan spesimen lain. Adapaun identitas yang harus ada di dalam spesimen antara lain : -



Nama dan nomor pasien



-



Tanggal dan jam pengambilan spesimen



-



Jenis spesimen



-



Tempat tanggal lahir



-



Alamat



c) Pengambilan dan penampungan spesimen Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada. Seluruh sampel 5



harus masuk ke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada yang menempel pada bagian luar tabung untuk menghindari bahaya infeksi. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk mencegah spesimen tumpah. d) Penanganan spesimen Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar. e) Pengiriman spesimen Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika suatu Laboratorium tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. f) Pengolahan dan penyiapan spesimen Kegiatan



ini



dilaksanakan



agar



spesimen



benar-benar



representatif sesuai dengan keadaan pasien, tidak terjadi kekeliruan jenis spesimen, dan mencegah tertukarnya spesimenspesimen pasien satu sama lainnya Tujuan pengendalian tahap pra analitik yaitu untuk menjamin bahwa specimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar pula serta memenuhi syarat yang telah ditentukan. Kesalahan yang terjadi pada tahap pra analitik adalah yang terbesar, yaitu dapat mencapai 60% 70%. Hal ini dapat disebabkan dari spesimen yang diterima laboratorium tidak memenuhi syarat yang ditentukan. Spesimen dari pasien dapat diibaratkan seperti bahan baku yang akan diolah. Jika bahan baku tidak baik, tidak memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan, maka akan didapatkan hasil/ output pemeriksaan yang salah. Sehingga penting sekali untuk mempersiapkan pasien sebelum melakukan pengambilan spesimen.



6



Spesimen yang tidak memenuhi syarat sebaiknya ditolak, dan dilakukan pengulangan pengambilan spesimen agar tidak merugikan laboratorium. 2. Tahap Analitik Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap analitik meliputi: a) Pemeriksaan specimen Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai dengan protap masing-masing parameter. b) Pemeliharaan dan Kalibrasi alat Wadah



spesimen



harus



dilakukan



kalibrasi



dan



dan



pemeliharaan peralatan Laboratorium secara teratur dan terjadwal. Karena salah satu yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah peralatan laboratorim dan wadah spesimen. c) Uji kualitas reagen Pengujian kualitas dilakukan degan control assayed yang sudah diketahui nilainya. Nilai pengujian harus berada pada rentang yang ditentukan. Pemantapan mutu ini sebagai usaha untuk mendapatkan hasil yang akurat reliable dan valid. Dan juga usaha dalam meminimalisir penyebab kesalahan. d) Uji Ketelitian - Ketepatan Dilakukan uji ketelitian dan ketepatan dikarenakan hasil laboatorium



ini



digunakan



sebagai



penentuan



diagnosis



serta



pemantauan perjalanan penyakit sehingga akurasi dan presisi dalam hasil pemeriksaan harus dapat dipertanggung jawabkan.Nilai Presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil bila dilakukan berulang dengan sampel yang sama. Ketelitian dipengaruhi kesalahahan acak yang tidak dapat dihindarkan. Presisi biasanya dinyatakan dalam nilai koefisien variasi (% KV / % CV) yang dihitung dengan rumus : KV (%) = SD x 100 X SD = Standar Deviasi (simpangan baku)



7



X = Rata-rata hasil Pemeriksaan berulang Presisi (ketelitian) sering dinyatakan sebagai impresism/metodi (ketidak telitian) Semakin kecil nilai KV (%) semakin teliti sistem / metode tersebut dan sebaliknya. Akurasi (ketepatan) atau inakurasi (ketidak tepatan) dipakai untuk menilai adanya kesalahan acak atau sistematik / keduanya. Nilai akurasi menunjukkan kedekatan hasil terhadap nilai sebenarnya yang telah ditentukan oleh metode standar. Akurasi dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan control dan dihitung sebagai nilai biasnya ( d %). d (%) = X – NA NA X = hasil pemeriksaan bahan control NA = Nilai Aktual/ sebenarnya dari bahan control. Nilai d dapat positif (menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari seharusnya) atau negative (menunjukkan nilai yang lebih rendah dari seharusnya). Akurasi dapat dinilai dari studi “Recovery” dengan melakukan pemeriksaan bahan sampel yang telah ditambahkan analit murni, kemudian hasilnya dihitung terhadap hasil yang diharapkan : R (%) = Hasil Pemeriksaan (observasi) x 100 Hasil Perhitungan (diharapkan) Akurasi yang baik nilai R mendekati 100%. Akurasi dapat dinilai berdasarkan perbandingan hasil pemeriksaan dengan system (reagen kit) lain melalui uji korelasi menggunakan persamaan : Y = ax + b dan r (koefisien koreasi) Y = persamaan regresi A = slope, semakin mendekati 1 menujukkan korelasi yang baik



8



b.= intersep , semakin mendekati 0 menunjukkan korelasi yang baik r = koefisien korelasi semakin mendekati 1 menunjukkan korelasi yang baik. Tujuan pengendalian tahap analitik yaitu untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan spesimen dari pasien dapat dipercaya/ valid, sehingga klinisi dapat menggunakan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut untuk menegakkan diagnosis terhadap pasiennya. Walaupun tingkat kesalahan tahap analitik (sekitar 10% - 15%) tidak sebesar tahap pra analitik, laboratorium tetap harus memperhatikan kegiatan pada tahap ini. Kegiatan tahap analitik ini lebih mudah dikontrol atau dikendalikan dibandingkan tahap pra analitik, karena semua kegiatannya berada dalam laboratorium. Sedangkan pada tahap pra analitik ada hubungannya dengan pasien, yang kadang-kadang sulit untuk dikendalikan. Laboratorium wajib melakukan pemeliharaan dan kalibrasi alat baik secara berkala atau sesuai kebutuhan, agar dalam melaksanakan pemeriksaan spesimen pasien tidak mengalami kendala atau gangguan yang berasal dari alat laboratorium. Kerusakan alat dapat menghambat aktivitas laboratorium, sehingga dapat mengganggu performa/ penampilan laboratorium yang pada akhirnya akan merugikan laboratorium itu sendiri. Untuk mendapatkan mutu yang dipersyaratkan, laboratorium harus melakukan uji ketelitian – ketepatan. Uji ketelitian disebut juga pemantapan presisi, dan dapat dijadikan indikator adanya penyimpangan akibat kesalahan acak (random error). Uji ketepatan disebut juga pemantapan akurasi, dan dapat digunakan untuk mengenali adanya kesalahan sistemik(systemic error). Pelaksanaan uji ketelitian – ketepatan yaitu dengan menguji bahan kontrol yang telah diketahui nilainya (assayed control sera). Bila hasil pemeriksaan bahan kontrol terletak dalam rentang nilai kontrol, maka hasil pemeriksaan terhadap spesimen pasien dianggap layak dilaporkan.



9



3. Tahap Pasca Analitik Kegiatan laboratorium yang dilakukan pada tahap pasca analitik yaitu sebelum hasil pemeriksaan diserahkan ke pasien, meliputi: a) Pencatata hasil Selain untuk pemantauan data juga digunakan untuk evaluasi, macam-macam pencatatan antara lain : - Buku registrasi pendaftaran - Buku permintaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan - Buku rujukan - Buku ekspedisi pengambilan hasil b) Interpretasi hasil c) Pelaporan Hasil Seperti pada tahap analitik, tingkat kesalahan tahap pasca analitik hanya sekitar 15% - 20%. Walaupun tingkat kesalahan ini lebih kecil jika dibandingkan kesalahan pada tahap pra analitik, tetapi tetap memegang



peranan



yang



penting.



Kesalahan



penulisan



hasil



pemeriksaan pasien dapat membuat klinisi salah memberikan diagnosis terhadap



pasiennya.



Kesalahan



dalam



menginterpretasikan



dan



melaporkan hasil pemeriksaan juga dapat berbahaya bagi pasien. Ketiga tahap kegiatan laboratorium ini sama-sama penting untuk dilaksanakan sebaik mungkin, agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang berkualitas tinggi, mempunyai ketelitian dan ketepatan sehingga membantu klinisi dalam rangka menegakkan diagnosa, pengobatan atau pemulihan kesehatan pasien yang ditanganinya. 2.5 Pemantapan Mutu Internal Laboratorium Diberbagai Bidang a. Bidang Hematologi Pemantapan mutu bidang hematologi dilakukan secara mandiri oleh laboratorium klinik dengan memonitor prosedur tes-tes hematologi yang merupakan indikator kinerja laboratorium. Prosedur kontrol kualitas internal hematologi serupa dengan kontrol kualitas internal pada umumnya yang melibatkan penggunaan material kontrol dan pengukuran berulang 10



pada spesimen rutin. Analisis tersebut dilakukan bersamaan dengan sampel pasien. b. Bidang Urinalisa Pengendalian mutu internal bidang urinalisa meliputi pemeriksaan makroskopis, kimia, dan mikroskopis urin. Tujuan dari melakukan pengendalian mutu ini adalah untuk mengetahui apakah proses analisis yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan yang ada, jika melihat dari metode, alat analisis, dan reagensia yang digunakan. Dengan dilakukannya pemantapan mutu pada bidang urinalisa maka hasil yang dikeluarkan akan lebih bermutu c. Bidang Mikrobiologi Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi antara lain : 1. Pemantapan mutu media Semua program yang dilakukan pada pemantapan mutu media bertujuan untuk meyakinkan bahwa media yang digunakan dapat mendukung pertumbuhan organisme pada specimen, menghambat organisme komersial serta dapat menunjukan respon biokimiawi yang khas dan stabil. 2. Pemantapan mutu cat Dengan dilakukannya pemantapan mutu cat, dapat melihat kemampuannya dalam membedakan organisme yag positif dan negatif. Hal ini dilakukan tiap minggu dan juga ketika menggunakan cat baru atau membuat / mencampur cat baru. 3. Uji Sensitivitas Antibiotik Presisi dan akurasi harus dikontrol dengan menggunakan strains ysng sudah diketahui sensitivitasnya terhadap obat anti mikroba. 4. Strain Standart Diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan setiap minggu atau tiap 5 batch 11



5. Pemantapan Mutu Alat Pemantapan mutu pada alat dilakukan pada autoclave, incubator, pH meter, centrifuge, pipet, timer serta alat – alat yang memerlikan pemantauan mutu harian yaitu refigrator, freezers dan waterbath. d. Jenis Kesalahan Pada Pemantapan Mutu Internal a. Inheren Random Error Merupakan kesalahan yang disebabkan oleh limitasi metodik pemeriksaan b. Sistematik Shift Merupakan kesalahan yang terus menerus dengan pola yang sama disebabkan oleh standar kalibrasi c. Random Error Merupakan kesalahan dengan pola yang tidak diketahui



12



BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Pemantapan Mutu Internal (PMI) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus setiap hari oleh petugas Laboratorium agar mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu, memenuhi aspek ketelitian dan ketepatan sehingga dapat mengurangi atau mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi di laboratorium. Terdapat tiga tahap pemantapan mutu internal yang dilakukan, yaitu tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. Setiap tahap menjadi prasyarat bagi tahap selanjutnya, sehingga penting untuk memperhatikan ketiga tahap tersebut. 3.2 Saran Berdasarkan pembahasan yang tekah dijelaskan pemantapan mutu laboratorium perlu dilakukan agar kualitas mutu suatu laboratorium tersebut memiliki mutu yang lebih baik serta untuk mengurangi error dari fase praanalitik, analitik, maupun pasca analitik.



13



DAFTAR PUSTAKA Agustono. 2013. Studi Kualtas Pemeriksaan kualitas Hematologi Pada Laboratorium Rumah Sakit Umum Sayang Rakyat Makassar provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi. Program Studi D.IV Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar. Anonim, 2017. Diktat Praktikum Pemantapan Mutu Laboratorium. Tasikmalaya: STIKES Bakti Tunas Husada Tasikmalaya. Budiwiyono, Imam. 2011. Pengelolaan Tahapan Pemeriksaan di Laboratorium Klinik. Badan Penerbit. Handayati, A., Chiristyaningsih, J., & Rini, T. (2010). Uji Stabilitas Pooled Sera Yang Disimpan Dalam Freezer Untuk Pemantapan Mutu Internal. Jurnal Penelitian Kesehatan, 55–60. Retrieved from http://journal.poltekkesdepkessby.ac.id/ Konoralma, K., Tumbol, M. V., Farm, S., Kes, A. M., & Septyaningsih, N. P. (2017). Gambaran Pemantapan Mutu Internal Pemeriksaan Glukosa Darah di Laboratorium RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. In PROSIDING Seminar Nasional Tahun 2017 ISBN: 2549-0931 (Vol. 1, No. 2, pp. 337346).