Makalah Pendidikan Inklusi (Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSIF Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusif Dosen : Dr. Atot Sugiri, M.Pd



Oleh : ANDRI NURJAMAN NIM : 60403070121198



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BINA MUTIARA SUKABUMI



2021



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “ Kurikulum Pendidikan ” guna memenuhi tugas, sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin... Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.



Garut,



Penulis



i



2021



D A F TA R I S I   KATA PENGANTAR............................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... A.      Latar Belakang ......................................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................................... C. Tujuan ....................................................................................................... D. Sistematika ................................................................................................ BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... A. B. C. D. E. F.



Pendidikan Inklusif ........................................................................................ Tujuan Pendidikan Inklusif ........................................................................... Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif .............................................................. Karakteristik Pendidikan Inklusif ................................................................. Model-Model Pendidikan Inklusif ................................................................ Manfaat Pendidikan Inklusif .........................................................................



BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 1. Kesimpulan .................................................................................................... 2. Saran............................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................



ii



i ii 1 1 1 2 2 3 3 4 5 5 6 7



10 10 10 11



BAB I PENDAHULUAN A.           Latar Belakang Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380/C.C6/MN/2003 tanggal



20 Januari



2003



Perihal



Pendidikan



Inklusif



: menyelenggarakan



dan



mengembangkan di setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 4 (empat) sekolah yang terdiri dari : SD, SMP, SMA, dan SMK. Dengan diterbitkannya surat edaran tersebut maka perkembangan pendidikan inklusif di Indonesia semakin dikenal masyarakat luas. Dengan perkembangan tersebut, pendidikan inklusif sendiri semakin memperkuat serta memperkokoh pondasinya untuk memberikan yang terbaik kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan pendidikan inklusif tersebut. Unsur-unsur untuk memperkokoh pondasi pendidikan inklusif diantaranya adalah pihak-pihak pendidik harus memahami konsep serta landasan-landasan pendidikan inklusif. Selain itu kurikulum yang diterapkan untuk pendidikan inklusif juga harus dipahami, dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Bukan hanya itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan pendidikan inklusif, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan juga, demi kelancaran berlangsungan pendidikan inklusif. Salah satunya adalah prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan inklusif. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi bahan yang akan dibelajarkan, prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), gurunya, dan siswanya. Disinilah prinsip pembelajarn sangat dibutuhkan, terlebih lagi bagi pihak yang akan melaksanakan pendidikan inklusif tersebut. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai prinsipprinsip pembelajaran pendidikan inklusif agar para pembaca sedikit banyak mendapatkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip pembelajaran dalam pendidikan inklusif. B.     Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif? 2. Apa tujuan dari pendidikan inlkusif? 3. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif? 4. Bagaimana  Mengenal Karakteristik pendidikan inklusif? 5. Bagaimana model-model pendidikan inklusif? 6. Apa manfaat pendidikan inklusif? 1



C.           Tujuan 1.      Mengetahui  pengertian pendidikan inklusif 2.      Mengetahui tujuan pendidikan inklusif 3.      Mengetahui Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif 4.      Mengetahui Karakteristik pendidikan inklusif 5.      Mengetahui model-model pendidikan inklusif 6.      Mengetahui manfaat pendidikan inklusif D.           Sisitematika Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literature dan menggunakan media internet yang relevan untuk melengkapi data dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang terbuka, mengakomodasi dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan membutuhkan pendidikan layanan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan kelas yang sama tanpa diskriminatif. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 70 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pengertian yang lain menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk belajar bersama-sama dengan peserta didik lain pada satuan pendidikan umum dan satuan pendidikan kejuruan dengan cara menyediakan sarana dan prasarana, pendidik, tenaga kependidikan dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta didik. Berikut definisi dan pengertian pendidikan inklusif dari beberapa sumber buku: Menurut Garinda (2015), pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan dengan peserta didik di sekolah umum. Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan dididik bersama anak-anak lainya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.



3



Dan dalam pendidikan inklusif semua anak memiliki hak dan kesempatan belajar yang sama dengan siswa reguler. Menurut Sumiyati (2011), pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang terbuka dengan mengakomodasi semua peserta didik yang membutuhkan pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus dan peserta didik lainnya tanpa diskriminatif dengan cara belajar bersama. Menurut Effendi (2008), pendidikan inklusif adalah penempatan anak berkelainan ringan, sedang dan berat secara penuh di kelas reguler. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan dan terbuka bagi anak berkelainan, apapun kelainannya dan bagaimanapun gradasinya. B. Tujuan Pendidikan Inklusif Menurut Budiyanto (2017), tujuan pendidikan inklusif dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum adalah memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya kepada semua anak, khususnya anak-anak penyandang kebutuhan pendidikan khusus. Sedangkan tujuan khusus yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan perolehan hasil belajar bagi semua peserta didik, meningkatkan pemberdayaan nilai-nilai budaya lokal dalam seluruh proses penyelenggaraan pendidikan, dan meningkatkan peran tiga komponen (orang tua, masyarakat, dan pemerintah) dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. Sedangkan menurut Sumiyati (2011), tujuan pendidikan inklusif adalah: a. Terpenuhinya hak atas pendidikan yang layak dan memberikan akses seluas-luasnya bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus. b. Terwujudnya pemerataan penyelenggaraan sistem pembelajaran yang layak dan berkualitas sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan individu siswa. 4



c. Terwujudnya pembentukan manusia sosial yang menjadi bagian integral dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. C. Prinsip-prinsip Pendidikan Inklusif Menurut Mudjito, dkk (2012), pendidikan inklusif mempunyai prinsip-prinsip filosofis, yaitu sebagai berikut: a. Semua anak mempunyai hak untuk belajar dan bermain bersama. b. Anak-anak tidak boleh direndahkan atau dibedakan berdasarkan keterbatasan atau kesulitan dalam belajar. c. Tidak ada satu alasan-pun yang dapat dibenarkan untuk memisahkan anak selama ia sekolah. Anak-anak saling memiliki bukan untuk dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sedangkan menurut Budiyanto (2017), prinsip-prinsip dalam pendidikan inklusif yaitu: a. Setiap anak termasuk dalam komunitas setempat dan dalam satu kelas atau kelompok. b. Hari sekolah diatur penuh dengan tugas-tugas pembelajaran kooperatif dengan perbedaan pendidikan dan kefleksibelan dalam memilih dengan sepuas hati. c. Guru bekerja sama dan mendapat pengetahuan pendidikan umum, khusus dan teknik belajar individu serta keperluan-keperluan pelatihan dan bagaimana mengapresiasikan keanekaragaman dan perbedaan individu dalam pengorganisasian kelas. D. Karakteristik Pendidikan Inklusif Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif memiliki aspek-aspek atau karakteristik khusus yang membedakan dengan yang lain, yaitu sebagai berikut: a. Kurikulum yang fleksibel Penyesuaian kurikulum dalam pendidikan inklusif lebih menekankan pada bagaimana memberikan perhatian penuh terhadap kebutuhan peserta didik, perlu adanya penyesuaian kurikulum berkaitan dengan waktu penguasaan terhadap sejumlah materi pelajaran. Fleksibilitas kurikulum harus menjadi prioritas utama dalam memberikan kemudahan pada peserta didik yang belum mendapatkan layanan pendidikan terbaik demi menunjang karier dan masa depanya. Misalnya dengan memberikan materi yang sesuai dengan kebutuhan



5



mereka, terutama berkaitan dengan keterampilan dan potensi peserta didik yang belum berkembang. b. Pendekatan pembelajaran yang fleksibel Dalam kelas inklusif terdapat peserta didik yang beragam salah satunya dalam hal kemampuan memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan inklusif seorang pendidik harus mampu menggunakan pendekatan yang mampu mengakomodasi seluruh peserta didik tanpa menyulitkan peserta didik dengan berkebutuhan khusus sesuai dengan tingkat kemampuannya. c. Sistem evaluasi yang fleksibel Penilaian dalam pendidikan inklusif harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik termasuk peserta didik dengan kebutuhan khusus. Pendidik harus memperhatikan keseimbangan kebutuhan antara peserta didik berkebutuhan khusus dan peserta didik normal lainya. d. Pembelajaran yang ramah Pembelajaran yang ramah sangat diperlukan demi mendorong kelancaran dalam pelaksanaan pendidikan inklusif. Para peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan dukungan dan motivasi yang mampu mendorong mereka untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karenanya, komponen utama yang diperlukan adalah adanya lingkungan yang ramah.



E. Model-model Pendidikan Inklusif Menurut Darma dan Rusyid (2013), terdapat beberapa model atau bentuk dari sekolah inklusif, yaitu sebagai berikut: a. Kelas reguler (inklusi penuh). Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama. b. Kelas reguler dengan kluster. Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus. c. Kelas reguler dengan kluster dan pull out. 6



Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam kelompok khusus , dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke kelas lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus. d. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian. Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak normal di kelas reguler. e. Kelas khusus penuh. Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.



F. Manfaat Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif membantu untuk memastikan bahwa anak-anak dengan dan tanpa mengalami hambatan dapat tumbuh dan hidup bersama. Menurut Garinda (2015), beberapa manfaat dari pendidikan inklusif adalah sebagai berikut: a. Manfaat bagi siswa 1. Anak-anak mengembangkan persahabatan, persaudaraan, dan belajar bagaimana bermain dan berinteraksi satu sama lain. 2. Anak-anak mempelajari bagaimana harus bersikap toleran terhadap orang lain. 3. Anak-mengembangkan citra yang lebih positif dari diri mereka sendiri dan mempunyai sikap yang sehat tentang keunikan yang ada pada orang lain. 4. Melatih dan membiasakan untuk menghargai dan merangkul perbedaan dengan menghilangkan budaya labeling atau memberi cap negatif pada orang lain. 5. Anak-anak mempelajari model dari orang-orang yang berhasil, meskipun mereka memiliki tantangan dan hambatan. 6. Memunculkan rasa percaya diri melalui sikap penerimaan dan pelibatan di dalam kelas. 7. Anak-anak



dengan



kebutuhan



khusus



memiliki



kesempatan



untuk



keterampilan baru dengan mengamati dan meniru anak-anak lain. 8. Anak-anak didorong untuk menjadi lebih berakal, kreatif dan kooperatif.



7



belajar



b. Manfaat bagi guru 1. Guru berkembang secara profesional dengan mengembangkan keterampilan baru dan memperluas perspektif mereka tentang perkembangan anak. 2. Guru memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan kemitraan dengan masyarakat lain. 3. Guru belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dengan bekerja sebagai tim. 4. Guru membangun hubungan yang kuat dengan orang tua. 5. Guru berusaha meningkatkan kredibilitas mereka sebagai seorang profesional yang berkualitas. 6. Guru senantiasa mengembangkan kreativitas dalam mengelola pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. 7. Guru tertantang untuk terus menerus belajar melalui perbedaan yang dihadapi di kelas. 8. Guru terlatih dan terbiasa untuk memiliki budaya kerja yang positif, kreatif, inovatif, fleksibel, dan akomodatif terhadap semua anak didiknya dengan segala perbedaan. c. Manfaat bagi orang tua dan keluarga 1. Menjadi lebih mengetahui sistem belajar di sekolah. 2. Meningkatkan kepercayaan terhadap guru dan sekolah. 3. Memperkuat tanggung jawab pendidikan anak di sekolah dan di rumah. 4. Mengetahui dan mengikuti perkembangan belajar anak. 5. Semakin terbuka dan ramah bekerja sama dengan guru. 6. Mempermudah mengajak anak belajar di sekolah. 7. Semua keluarga harus belajar untuk mempelajari lebih lanjut tentang perkembangan anak. 8. Semua keluarga senang melihat anak-anak mereka berteman dengan kelompok yang beragam anak-anak. 9. Semua keluarga memiliki kesempatan untuk mengajar anak-anak mereka tentang perbedaan-perbedaan individual dan keberagaman. d. Manfaat bagi masyarakat 1. Mengontrol



terlaksananya



sekolah



lingkungannya.



8



penyelenggara



pendidikan



inklusif



di



2. Sebuah komunitas akan menjadi lebih mudah menerima dan mendukung semua orang. 3. Masyarakat yang lebih beragam membuka lebih kreatif, dan lebih terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan kesempatan. 4. Pendidikan inklusif membantu anak berkebutuhan khusus untuk menjadi lebih siap untuk tanggung jawab dan hak-hak kehidupan masyarakat. 5. Ikut menjadi sumber belajar dan semakin terbuka dan ramah bermitra dengan sekolah. e. Manfaat bagi pemerintah 1. Anak berkebutuhan khusus mendapat hak pendidikan yang sama dan mendapatkan kesempatan pendidikan lebih luas. 2. Mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pendidikan terlaksana berlandaskan pada asas demokrasi, berkeadilan, dan tanpa diskriminasi.



9



BAB III PENUTUP A.           Kesimpulan Pendidikan inklusi mempunyai pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback (1990) mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya. Prinsip pembelajaran untuk pendidikan inklusif sangat beragam. Diantaranya adalah prinsip pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus seperti tuna daksa, tuna laras, dan tuna rungu yaitu prinsip keterarahwajahan, Prinsip keterarahsuaraan, Prinsip Intersubyektifitas, Prinsip kekonkritan, Prinsip Visualisasi, Prinsip Keperagaan, Prinsip pengalaman yang menyatu, Prinsip belajar sambil melakukan. B.            Saran Untuk para pendidik sudah seharusnya memahami mengenai prinsip-prinsip pembelajaran inklusif. Khususnya untuk para pendidik yang akan dijadikan tenaga pendidik di sekolah inklusif, karena tanpa memahami prinsip pembelajaran inklusif, akan mengakibatkan kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai. Selain pendidik, para masyarakat juga sudah sepantasnya memahami apa esensi dari prinsip-prinsip pendidikan inklusif. Karena masyarakatlah yang dapat mengontrol berjalannya kegiatan pembelajaran disekolah.



10



Daftar Pustaka Garinda, Dadang. 2015. Pengantar Pendidikan Inklusif. Bandung: Refika Aditama. Ilahi, Mohammad Takdir. 2016. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruz Media. Sumiyati. 2011. Paud Inklusi Paud Masa Depan. Yogyakarta: Cakrawala Institute. Efendi. 2008. Pengantar Psikopedogogik Anak berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara. Budiyanto. 2017. Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal. Jakarta: Prenamedia Group. Mudjito, dkk. 2012. Pendidikan Inklusif. Jakarta: Badouse Media. Darma, I.P., dan Rusyid, B. 2013. Pelaksanaan Sekolah Inklusi di Indonesia. Proseding Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Vol.2, No.2.



11