MAKALAH Seni Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH PERAN, MANFAAT SENI DALAM LINGKUP PAUD DAN PERMASALAHANNYA “Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah PEMBELAJARAN SENI ANAK USIA DINI” Dosen pengampu : Lia Ricka Pratama M.Pd



Disusun Oleh Kelompok 2 : Annisa Fadhila



(1801030001)



Chusnul Cholifia.



(1801032004)



Riska Nurlaila Azahra



(1801030020)



JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO TAHUN AJARAN 2019 / 2020



i



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia - Nya, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pembelajaran Seni Anak Usia Dini dengan judul:" Peran, manfaat seni dalam lingkup PAUD Dan Permasalahannya”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.



Metro, September 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul................................................................................................................... i Kata Pengantar.................................................................................................................. ii Daftar Isi............................................................................................................................. iii BAB I Pendahuluan........................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 1 C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3 A. Pengertian Seni Dalam Lingkup Paud .................................................................................................................................. 3 B. Karakteristik Seni Pada Anak Usia Dini………………………………………...5 C. Konsep Pembelajaran Seni .................................................................................................................................. 6 D. Peran Seni Dalam Lingkup Paud .................................................................................................................................. 8 E. Manfaat Seni Dalam Lingkup Paud .................................................................................................................................. 10 F.Permasalahan



Seni



Dalam



iii



Lingkup



Paud



.................................................................................................................................. 11 Bab Iii Penutup.................................................................................................................. 13 A.Kesimpulan .................................................................................................................................. 13 B. Saran .................................................................................................................................. 13 Daftar Pustaka



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini lebih mengutamakan proses pembelajaran yang terintegrasi karena anak memiliki berbagai potensi yang harus dikembangkan secara maksimal untuk berbagai kemampuan dalam memecahkan masalah kehidupannya di masa depan. 1 Seni sangat mampu memberikan peluang yang amat luas bagi berkembang dan potensi kreatif anak secara bebas (nyaman) serta menyenangkan karena tidak ada indoktrinasi, tidak mengenal benar dan salah, tetapi selalu dalam situasi harmoni. Keadaan



semacam



ini



memungkinkan



anak



memiliki



keberanian



untuk



mengungkapkan ide dan meningkatkan rasa empati, menyadari kemampuan sendiri, serta siap menerima tanggapan lingkungan terhadap apa yang diungkapkan. Seni adalah pembelajaran yang berpusat pada anak, melalui bermain pembelajaran seni dapat dieksplorasikan, anak secara ekspresi mengungkapkan hal yang baru, anak menjadi kreatif, fungsi yang lain seni bagi anak sebagai ungkapan bahasa visual sebagai alat komunikasi. Orang lain dapat mengetahui tentang perasaan, emosi, pengalaman anak yang baru dari hasil karya seni yang diciptakan. Pendidikan seni memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai sarana yang dapat memfasilitasi anak dalam mengekspresikan pikiran dan jiwa mereka. Tentu dengan bimbingan dan arahan dari guru, pendidikan seni sangat membantu dalam meningkatkan dan mengoptimalisasikan perkembangan kreativitas anak. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan seni ? Apa sajakah karakteristik seni pada anak usia dini? Konsep apa saja yang terdapat dalam pembelajaran seni? Apa saja peran seni dalam PAUD? Apa saja Manfaat seni dalam PAUD? Bagaimana permasalahan seni dalam pendidikan?



1



C. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tujuan Penulisan Mengetahui pengertian seni bagi anak usia dini. Mengetahui karakteristik seni pada anak usia dini. Mengetahui konsep pembelajaran seni. Mengetahui peranan seni dalam PAUD. Mengetahui manfaat apa saja dari pembelajaran seni. Mengetahui permasalahan dari pembelajaran seni di sekolah.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Seni Dalam Lingkup PAUD



2



Menurut Herbert Read, bahwa "pengalaman rasa estetis" dapat di wujudkan dalam "penciptaan bentuk - bentuk yang menyenangkan". Menurut Sudarso seni adalah karya manusia yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya, pengalaman batinnya tersebut disajikan secara indah sehinggq merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya. Seni pada pendidikan anak usia dini dapat membantu perkembangan anak. Meningkatkan pertumbuhan estetika, membina imajinasi yang kreatif dan memberikan pada arah pemecahan masalah. Menurut Tumurang bahwa tujuan yang paling dekat dalam pendidikan seni anak adalah kepuasan anak dalam mengungkapkan perasaannya dalam bentuk karya seni. Seni merupakan salah satu stimulasi sikap kreatif. Artinya melibatkan seni pada pembelajaran dapat mengaktifkan lebih banyak area - area dalam otak dari pada tidak melibatkan seni. Para ahli syaraf mengatakan bahwa bagian - bagian otak lebih banyak yang aktif akibat stimulasi kreatif dari pada aktivitas yang tidak aktif. Seni sangat mampu memberikan peluang yang amat luas bagi berkembang dan potensi kreatif anak secara bebas (nyaman) serta menyenangkan karena tidak ada indoktrinasi, tidak mengenal benar dan salah, tetapi selalu dalam situasi harmoni. 1 Keadaan



semacam



ini



memungkinkan



anak



memiliki



keberanian



untuk



mengungkapkan ide dan meningkatkan rasa empati, menyadari kemampuan sendiri, serta siap menerima tanggapan lingkungan terhadap apa yang diungkapkan. Dengan adanya keberanian tersebut, pendidik cukup sebagai fasilitator yang berperan memberikan arahan dan pelayanan secara proporsional dan konstruktif. Misalnya, menciptakan suasana yang mampu memotivasi kepada siswa untuk berani mencetuskan idenya, menyediakan sarana yang mendorong eksplorasi dan eksperimen, bersikap komunikatif, serta cerdas dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bebas sekaligus tertib.3 Selain itu, seni bisa digunakan sebagai pengembangan potensi kreatif. Potensi kreatif ditandai oleh kemampuan berpikir 1



Putu Aditya Antara, pengembangan bakat seni anak pada taman kanak – kanak, Jurnal



ilmiah VISI PPTK PAUDNI, Vol. 10, nomor. 1, Juni 2015, hlm. 31



3



kritis, rasa ingin tahu menonjol, percaya diri, sering melontarkan gagasan baru, berani mengambil resiko dan tampil beda, 4terbuka terhadap pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain. Dengan demikian, anak kreatif selalu memunculkan gagasan baru, cemerlang, dan unik. Pembelajaran Seni Anak Usia Dini Pembelajaran seni dan kreativitas menekankan pada aspek eksplorasi, ekspresi, apresiasi.2 1. Eksplorasi Pengembangan kemampuan bereksplorasi pada pendidikan anak usia dini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: a. Agar anak dapat melakukan observasi dan mengeksplorasi alam semesta dan diri manusia. b. Agar anak dapat mengeksplorasi elemen-elemen dari seni dan musik. c. Agar anak dapat mengeksplorasi tubuh mereka apakah sanggup dalam mengerjakan sesuatu. Pengembangan kemampuan bereksplorasi dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan hal-hal seperti, melihat lingkungan dan bagian-bagiannya, menggambar objek tertentu berdasarkan observasi yang dilakukannya, memperhatikan dan menggunakan jenis garis, warna, bentuk, dan bagian-bagian untuk membuat gambar, mengatur tinggi/rendah, cepat/lambat, keras/pelan pada vokal pebicaraan atau lagu, tanggap terhadap ritme, melodi, bunyi, dan bentuk musik melalui gerak yang kreatif seperti tari dan drama. 2. Ekspresi Kemampuan berekspresi anak usia prasekolah harus dilakukan dengan tujuan: a. Agar anak dapat mengekspresikan dan menggambarkan benda, ide, dan pengalamannya menggunakan jenis media seni, instrumen musik dan gerak. b. Agar anak mengalami peningkatan rasa percaya diri dalam mengekspresikan kreasi mereka sendiri.4 3. Apresiasi Kemampuan apresiasi harus dikembangkan pula dengan tujuan agar anak dapat menilai dan menghargai pengalaman berkesenian dan karya seni. 2



Muhiyatul Huliyah, Pengembangan Daya Seni Pada Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan



Guru Raudhatul Athfal, Vol. 1 Nomor. 2, 2016, hlm 153.



4



Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan berkenaaan dengan pencapaian tujuan tersebut antara lain menyajikan berbagai hasil karya dan pertunjukkan kesenian kepada anak disertai dengan penjelasan-penjelasan. Materi pembelajaran untuk pengembangan seni terdiri dari bermacam-macam alat permainan edukatif, misalnya: pasir, air, bangunan berbagai karya seni dan materi kreatifitas lainnya. Materi dikembangkan sesuai kebutuhan anak, dengan demikian interaksi antara guru, materi, anak dapat maksimal. Keluwesan ini dapat membuat anak merasa mampu mengatasi masalah.



B. Karakteristik Seni pada Anak Usia Dini5 Melukis bagi anak merupakan kegiatan berimajinasi yang dituangkan pada bidang datar. Bagi anak menggambar ataupun melukis itu sama, untuk itu hasil karya antara menggambar dan melukis anak sulit dibedakan. Namun tidak untuk orang dewasa, menggambar adalah menuangkan bentuk benda alam atau yang lain kebidang datar sesuai dengan apa adanya, sedangkan melukis adalah mengekspresikan objek yang sebelumnya diolah oleh pikiran estetisnya kemudian diungkapkan pada bidang datar5Bagi anak melukis merupakan kebutuhan kedua setelah makan dan minum. 3 Melukis sama dengan menggambar karena proses berkarya anak belum stabil. Sedangkan tema lukisan anak bermacam-macam, mulai dari tema lingkungan disekitar anak, tema yang pernah dialami, kejadian yang menimpa anak, pikiran masa depan, film, gambaran masa5depan, dan cerita kepahlawanan. Walaupun demikian lukisan anak bersifat variatif, antara anak yang satu dengan lainnya berbeda. Pada umumnya lukisan pada anak juga dipengaruhi oleh karakteristik perkembangan anak. Gambar anak dapat di kategorikan menjadi: 1. Masa coret-coret pada usia 2-4 tahun, ditandai dengan gambar yang masih belum stabil. Temanya belum jelas dan kadangkala gambarnya masih berbentuk seperti manusia tulang. 3



Muhiyatul Huliyah, Pengembangan Daya Seni Pada Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan



Guru Raudhatul Athfal, Vol. 1 Nomor. 2, 2016, hlm 152.



5



2. Masa prabagan usia 4-7 tahun, masih seperti manusia tulang, namun sebagian sudah menggambarkan adanya pakaian, bentuk rambut, serta property lainnya. 3. Masa bagan usia 7-9 tahun, anak sudah mampu membedakan dengan jelas jenis kelamin dalam gambarnya. Namun belum menunjukkan konsep tema yang matang terhadap bentuk gambar. 4. Masa realisme awal usia 9-11 tahun, pada usia ini anak mampu mengungkapkan persepektif, namun belum sempurna. Hal ini disebabkan masih kuatnya sifat egois. dan masa realisme semu, anak mampu mengemukakan detail gambar sesuai dengan posisi; gambar potret dan gambar manusia mulai dilakukan dengan mengidentifikasi karakter jenis kelamin, namun anak kesulitan menggambar perspektif.



C. Konsep pembelajaran seni Beberapa konsep pendidikan seni yang pernah ada antara lain.46 1. Konsep Pendidikan Seni untuk Apresiasi. Konsep ini dipelopori oleh Alfred Lichtwart dan Konrad Lange, dengan pemikiran bahwa “persepsi” anak-anak kepada seni dan keindahan perlu dekembangkan melalui penghayatan langsung, baik melalui kegiatan menggambar maupun kegiatan observasi, dengan mengunjungi obyek-obyek seni seperti museum, sanggar seniman, pameran dan lainnya. 6 2. Konsep Pendidikan Seni untuk Pembentukan Konsepsi Konsep ini bermula dari pemikiran bahwa “ menggambar adalah alat untuk mengungkapkan pikiran” yang6dicetuskan oleh Walter Sargent. Gambar adalah bahasa yang digunakan untuk melahirkan dan mengembangkan ideide. Menggambar suatu obyek berarti menerjemahkan persepsi ke dalam bahasa visual. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan mental dan pikir yang dapat membentik konsep. Konsep ini memandang seni pada proses kegiatannya yang terkait dengan kemampuan kognitif. 6 3. Konsep Pendidikan Seni untuk Pertumbuhan Mental dan Kreativitas. 4



Suhaya, pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreativitas, Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni,



Vol. 1 Nomor. 1, 2016, hlm. 3



6



Menurut konsep ini, anak adalah idealnya, sedangkan seni adalah sarananya. Maksud dari konsep ini adalah, bahwa seni merupakan sarana bagi anak dalam proses pertumbuhan mental dan jiwa kreatifnya. 4. Gerakan Reform Gerakan reform adalah usaha pembaruan di bidang konsep pendidikan seni yang mengutamakan kebebasan ekspresi sebagai cara untuk memberi peluang kepada anak didik mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Gerakan ini bertujuan untuk mendewasakan anak didik bukan hanya pada segi intelektualnya saja, akan tetapi menghendaki agar anak belajar dari perbuatan aktif melalui kegiatan seni, maksudnya adalah anak dapat belajar dengan baik dan mendapatkan “pelajaran” dari apa yang telah dialaminya sendiri, bukan hanya melalui cerita, teori ataupun ceramah saja. Selain itu untuk melatih kedua tangannya supaya supaya syaraf dari otak kanan dan otak kiri terlatih dalam menjalankan fungsinya. 5. Konsep Seni sebagai Keindahan Konsep ini menyatakan bahwa seni identik dengan keindahan. Hasil seni yang indah didapatkan dari benda-benda yang terseleksi. 6. Konsep Seni sebagai Imitasi Menurut konsep ini yang dimaksud dengan kegiatan seni adalah kegiatan meniru alam, dan setiap hasil seni haruslah tiruan dari bentuk alam. Konsep Seni sebagai Hiburan yang Menyenangkan. Konsep ini berpendapat bahwa seni haruslah sesuatu yang menyenangkan



7.



dan dapat menghibur pengamat. Suatu karya disebut karya seni jika dapat dinikmati oleh pengamat dan pengamat dapat menangkap makna atau mengerti pesan/ide penciptaannya. Dalam pendidikan seni di sekolah , konsep pendidikan seni diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi. Konsep ini mulai dikembangkan oleh Plato dalam tesisnya “Art should be The Basis of Education“. Konsep ini menempatkan seni sebagai materi, alat atau media dan metode yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan.7 7 D. Peran Seni dalam lingkup PAUD 7



pendidikan seni memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai sarana yang dapat memfasilitasi anak dalam mengekspresikan pikiran dan jiwa mereka. Tentu dengan bimbingan dan arahan dari guru, pendidikan seni sangat membantu dalam meningkatkan dan mengoptimalisasikan perkembangan kreativitas anak. Peran seni di dalam pembelajaran di sekolah menurut Gray antara lain sebagai berikut : 5 1. Seni adalah dasar untuk berkomunikasi kesenian merupakan bentuk komunikasi manusia sebagaimana membentuk kalimat / bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan atau menyampaikan perasaan maupun pikiran manusia. Kesenian memberikan cara lain untuk berkomunikasi yaitu dengan cara mengungkapkan perasaan, pikiran, atau emosi pada anak. Misalnya seperti dalam seni tari, ungkapan gerak merupakan komunikasi non-verbal yang dikomunikasikan penari untuk menyampaikan apa yang dimaksudnya. 2. Seni membantu anak membangun kreativitas. kesenian memberikan ruang yang luas kepada anak untuk berfikir melalui imajinasinya yang kreatif. Gray membuktikan bahwa anak yang mempelajari seni akan memperlihatkan personalitas dan kreativitas. 3. Mempelajari seni membantu anak untuk belajar memahami makna Pada proses kesenian diperolehnya pengalaman langsung untuk memberikan suatu pembelajaran memahami makna yang terdapat dari suatu fenomena dan memahami fikiran dan perasaan orang lain. Misalnya melalaui seni tari anak dapat belajar untuk memahami simbol - simbol gerak tari yang dilakukan oleh penari. 4. Mempelajari seni membantu anak membangun disiplin.



5



Guslinda dan Rita Kurnia, Media pembelajaran Anak Usia Dini, Surabaya : CV. Jakad



Publising, 2018, hlm. 91



8



ketika anak terlibat dalam sebuah cabang kesenian, anak akan dapat belajar bahwa mereka harus bekerja keras menyempurnakan keterampilan mereka dari sebuah bidang kesenian yang sudah mereka pilih. 5. Mempelajari seni membantu anak menyiapkan masa depannya. dalam mempelajari seni anak dapat mengembangkan mibat dan bakatnya untuk memilih kesenian sebagai minat karir mereka dimasa depan. Dalam mempelajari seni tidak hanya sebatas menjadi seorang seniman saja, tetapi kesenian memberikan peluang yang luas untuk bidang - bidang yang berkaitan dengan seni. 6. Mempelajari seni membantu anak menumbuhkan penilaian artistik ( Artistic Judgment ). Artistik Judgment banyak di temukan dalam kehidupan sehari - hari yang berkaitan dengan pemilihan warna, tekstur, bentuk, pola urutan gerak, garis dan skala. Seni adalah pembelajaran yang berpusat pada anak, melalui bermain pembelajaran seni dapat dieksplorasikan, anak secara ekspresi mengungkapkan hal yang baru, anak menjadi kreatif, fungsi yang lain seni bagi anak sebagai ungkapan bahasa visual sebagai alat komunikasi. Orang lain dapat mengetahui tentang perasaan, emosi, pengalaman anak yang baru dari hasil karya seni yang diciptakan. 9 E. Manfaat Seni Dalam Lingkup PAUD manfaat pembelajaran seni pada anak usia dini antara lain : 1. Dapat mengembangkan kemampuan serta kreativitas seni anak.6 anak akan berkreasi dengan imajinasinya yang kreatif sesuai apa yang mereka inginkan dan pikirkan, tanpa adanya indoktinasi dari orang lain. Sehingga kemampuan kreativitas seni anak akan berkembang. 2. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 6



Dian Nurlita Sari dan Nurul Khotimah, meningkatkan kemampuan seni anak dengan teknik



kreasi cap jari warna-warni kelompok B Tk pertiwi PUCANGSIMO kecamatan Bandar Kedung Mulyo JOMBANG, jurnal PAUD Teratai, Vol. 7 Nomor. 1, 2018, hlm. 3



9



pengajaran menggunakan seni, anak akan belajar secara langsung, menarik serta menyenangkan, sehingga anak akan lebih tertarik terhadap suatu pelajaran dan anak tidak akan merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran. 3. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa. Seorang guru akan mencontohkan langsung kepada muridnya bagaimana cara ataupun pola - pola gerak. Dan guru akan menunjukkan bahan atau apa saja yang harus digunakan dalam salah satu seni. Sehingga anak mudah memahami makna dari suatu pembelajaran. 4. Dapat mengembangkan kemampuan koordinasi pada tangan dan mata. Melatih otot - otot jari tanga dan melatih koordinasi antara tangan dan mata Misalnya seperti, melukis, mewarnai, menari, dan lain - lain. 5. Sebagai media mencurahkan perasaan. misalkan dalam seni rupa yaitu melukis anak akan menggunakan susunan warna sebagai simbol menyatakan sesuatu. 6. Melatih daya ingat anak. anak akan mendeskripsikan suatu hal yang terdapat pada pikirannya. Bagi anak pengalaman bahagian akan menjadikan ingatan jangka panjang. 7. Anak dapat berfikir secara menyeluruh. Anak akan dapat memiliki nalar tinggi yang berupa daysa tanSgkap secara menyeluruh dan mengungkapkan secara sistematis namun ekspresif. F. Permasalahan Seni dalam Lingkup PAUD Dalam sebuah penelitian Munandar menemukan bahwa karakteristik murid ideal menurut orang tua dan guru tidak mencerminkan murid yang kreatif. Murid yang ideal menurut guru diantaranya, sehat, sopan, rajin, punya daya ingat yang baik. Hal ini jauh dari karakteristik anak yang kreatif yang bisanya memiliki ide sendiri untuk mengerjakan dan memperkaya tugas - tugas nya7. Yang menjadi masalah dalam berkreativitas anak sebagai berikut : 1. Sikap guru



7



Yeni Rachmawati, Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatvitas Pada Anak Usia



Taman Kanak-kanak, Jakarta : KENCANA PRAMEDIA GROUP, 2011, hlm. 9



10



dalam suatu studi, tingkat motivasi intrinsik siswa terlihat lebih rendah jika guru terlalu banyak mengontrol dan lebih tinggi jika guru memberikan lebih banyak otonomi. 2. Belajar dengan hafalan mekanis Salah satu cara yang keliru dalam menghimpun ilmu pengetahuan dalam belajar secara mekanis menghafal fakta tanpa pemahaman bagaimana hubungan antar fakta tersebut. 3. Kegagalan kegagalan mempunyai dampak yang nyata pada motivasi intrinsik dan kreativitas yang paling penting adalah cara guru dalam membantu siswa memahami dab menafsirkan kegagalannya. 4. Tekanan akan konformitas Tekanan yang berlebihan terhadap konformitas tradisi dirumah, disekolah, ataupun lingkungan dapat menghambat pengembangan kreativitas pada anak.



11



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembelajaran seni dalam pendidikan anak usia dini sangat lah penting dan berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas pada anak. Seni sangat mampu memberikan peluang yang amat luas bagi berkembang dan potensi kreatif anak secara bebas (nyaman) serta menyenangka. Anak akan memiliki keberanian untuk mengungkapkan ide dan meningkatkan rasa empati, menyadari kemampuan sendiri, serta siap menerima tanggapan lingkungan terhadap apa yang diungkapkan. B. Saran Demikian makalah ini kami buat, bila ada salah dalam penulisan dan kata-kata kami mohon maaf, sekiranya pembaca dapat memberi saran dan masukan kepada kami agar dapat memperbaiki kesalahan dalam penulisan ini. Demikian yang dapat kami sampaikan kurang dan lebih nya kami sebagai penulis memohon maaf kepada pembaca.



12



DAFTAR PUSTAKA Dian Nurlita Sari dan Nurul Khotimah. Meningkatkan kemampuan seni anak dengan teknik kreasi cap jari warna - warni kelompok B TK pertiwi Pucangsimo kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang. Jurnal PAUD Teratai. Vol. 7. Nomor 1 Tahun 2018. Hlm. 3 Guslinda dan Rita Kurnia. 2018. Media Pembelajaran Anak Usia Dini, Surabaya : CV. Jakad Publishing. Muhiyatul Huliyah. 2016. Pengembangan Daya Seni Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Vol. 1 Nomor. 2. Hlm. 152-153. Putu Aditya Antara. 2015 Pengembangan Bakat Seni Anak Pada Taman Kanak Kanak, Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI. Vol. 10. Nomor 1. Juni. Hlm. 31 Suhaya. 2016. pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreativitas, Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni. Vol. 1 Nomor. 1. Hlm. 3 Yeni Rachamawi dan Euis Kurniati. 2011 Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak – kanak. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.



13



14