Mnajmn Askep Rabies Kel-3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT RABIES



OLEH



1. PATRIS KAMEO 2. NESLY M. E. TANAEM 3. NOVRA ANDRAINI BLEGUR



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG 2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala rahmat serta kasih sayang dan karunianya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul “ KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT RABIES” Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dalam rangka penyempurnaannya, akhirnya kami mengaharapka semoga makalah ini dapat bermanfaat dibidang pengetahuan dan keperawatan.



Kupang, 22 oktober 2021



Penulis



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... A.



Latar Belakang..................................................................................................................



B.



Tujuan..............................................................................................................................



C.



Manfaat.............................................................................................................................



BAB II LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................................... A.



Definisi..........................................................................................................................



B.



Etiologi..........................................................................................................................



C.



Patofisiologi...................................................................................................................



D.



Manifestasi klinis...........................................................................................................



E.



Penatalaksanaan .............................................................................................................



G.



Komplikasi.....................................................................................................................



BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................................ A.



Pengkajian.....................................................................................................................



B.



Diagnosa Keperawatan..................................................................................................



C.



Intervensi keperawatan..................................................................................................



D.



Implementasi.................................................................................................................



E.



Evaluasi..........................................................................................................................



BAB IV PENUTUP................................................................................................................... A.



Kesimpulan....................................................................................................................



B.



Saran..............................................................................................................................



DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua jenis binatang berdarah panas dan manusia. Penyakit ini ditandai dengan disfungsi hebat susunan saraf pusat dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Rabies merupakan salah satu penyakit menular tertua yang dikenal di Indonesia. Virus rabies termasuk dalam genus Lyssavirus dan famili Rhabdoviridae. Genus Lyssavirus sendiri terdiri dari 80 jenis virus dan virus rabies merupakan prototipe dari genus ini. Sejarah penemuan rabies bermula 2000 tahun SM ketika Aristoteles menemukan bahwa anjing dapat menularkan infeksi kepada anjing yang lain melalui gigitan. Ketika seorang anak laki-laki berumur 9 tahun digigit oleh seekor anjing rabies pada tahun 1885, Louis Pasteur mengobatinya dengan vaksin dari medulla spinalis anjing tersebut, menjadikannya orang pertama yang mendapatkan imunitas, karena anak tersebut tidak menderita rabies. Beberapa daerah di Indonesia yang saat ini masih tertular rabies sebanyak 16 propinsi, meliputi Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung), Pulau Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan (Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur) dan Pulau Flores. Kasus terakhir yang terjadi adalah Propinsi Maluku (Kota Ambon dan Pulau Seram). Rabies telah menyebabkan kematian pada orang dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun 2000, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun di dunia ini terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal karena rabies, kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.



B.



Tujuan Untuk mengetahui secara umum dan keseluruhan mangenai penyakit Rabies agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan Rabies sebaik mungkin.



C.



Manfaat 1. Untuk mahasiswa Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi tentang konsep dasar Rabies dan Asuhan Keperawatannya.



BAB II LAPORAN PENDAHULUAN A. DEFINISI Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua jenis binatang berdarah panas dan manusia. Penyakit ini ditandai dengan disfungsi hebat susunan saraf pusat dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Rabies merupakan salah satu penyakit menular tertua yang dikenal di Indonesia. Virus rabies termasuk dalam genus Lyssavirus dan famili Rhabdoviridae. Genus Lyssavirus sendiri terdiri dari 80 jenis virus dan virus rabies merupakan prototipe dari genus ini. B. ETIOLOGI Penyebab rabies adalah virus yaitu genus Rhabdovirus. Berbagai jenis hewan dapat menularkan rabies ke manusia. Yang terbanyak adalah oleh hewan liar, khususnya musang, kelelawar, rubah, dan serigala. anjing, kucing, hewan ternak, atau hewan berdarah panas dapat menularkan rabies kepada manusia. Manusia tertular rabies melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Rabies menyebar melalui kontak langsung terutama gigitan, air liur yang mengandung virus masuk melalui luka gigitan. Selanjutnya virus tersebut masuk ke dalam tubuh menuju otak, dan kemudian dari otak ke kelenjar ludah melalui syaraf sentrifugal serta ke pankreas. C. MANIFESTASI KLINIS Masa inkubasi rabies berlangsung sangat panjang sehingga digolongkan kedalam penyakit slow virus. Masa inkubasi 95% antara 3-4 bulan, masa inkubasi 1% bisa bervariasi 1-7 tahun. Pada anak-anak biasanya masa inkubasi lebih pendek dari orang dewasa. Masa inkubasi dipengaruhi oleh dalam dan besarnya luka gigitan, lokasi luka gigitan (jauh dekatnya ke dalam system syaraf pusat), derajat pathogenesis virus dan persarafan luka gigitan. Luka pada kepala inkubasi 25-28 hari, ekstremitas 46-78 hari. Pada manusia secara teoritis gejala klinis terdiri dari  4 stadium yang dalam keadaannya sebenarnya sulit dipisahkan satu dari yang lainnya, yaitu : gejala prodormal non spesifik, ensefalitis akut, disfungsi batang otak, dan koma (kematian).



Pada masa inkubasi ini, virus rabies menghindari sistem imun dan tidak ditemukan adanya respon antibodi. Saat ini, pasien dapat tidak menunjukkan gejala apa – apa (asimptomatik). Pada stadium prodromal, virus mulai memasuki sistem saraf pusat. Stadium prodromal berlangsung 2 – 10 hari dan gejala tak spesifik mulai muncul berupa sakit kepala, lemah, anoreksia, demam, rasa takut, cemas, nyeri otot, insomnia, mual, muntah, dan nyeri perut.  Pada stadium ini, sudah terjadi perkembangan penyakit pada otak dan gejalanya dapat berupa : 1. Bentuk spastik (furious rabies): peka terhadap rangsangan ringan, kontraksi otot farings dan esofagus, kejang, aerofobia, kaku kuduk, delirium, semikoma, dan hidrofobia. Yang sangat terkenal adalah hidrofobia di mana bila pasien diberikan segelas air minum, pasien akan menerimanya karena ia sangat haus, dan mencoba meminumnya. Akan tetapi kehendak ini dihalangi oleh spasme hebat otot-otot faring.  2.  Bentuk demensia. 3. Kepekaan terhadap rangsangan bertambah, gila mendadak, dapat melakukan tindakan kekerasan, koma, mati. 4. Bentuk paralitik (dumb rabies) : Pada bentuk ini pasien tampak lebih diam daripada tipe furious. Gejala yang dapat muncul pada bentuk ini adalah demam dan rigiditas. Paralisis yang terjadi bersifat simetrik dan mungkin menyeluruh atau bersifat ascending sehingga dapat dikelirukan dengan Guillain-Barre Syndrome. D. PATOFISIOLOGI Setelah virus rabies masuk ke tubuh manusia, selama 2 minggu virus menetap pada tempat masuk dan dijaringan otot di dekatnya virus berkembang biak atau langsung mencapai ujung-ujung serabut saraf perifer tanpa menunjukkan perubahanperubahan fungsinya. Selubung virus menjadi satu dengan membran plasma dan protein ribonukleus dan memasuki sitoplasma. Dari saraf perifer virus menyebar secara sentripetal melalui endometrium sel-sel Schwan dan melalui aliran aksoplasma mencapai ganglion dorsalis dalam waktu 6072 jam dan berkembang biak. Selanjutnya virus menyebar dengan kecepatan 3



mm/jam ke susunan saraf pusat (medula spinalis dan otak) melalui cairan cerebrospinalis. Penyebaran selanjutnya dari SSP ke saraf perifer termasuk serabut saraf otonom, otot skeletal, otot jantung, kelenjar adrenal (medula), ginjal, mata, pankeas. Pada tahap berikutnya virus akan terdapat pada kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, sistem respirasi. Virus juga tersebar pada air susu dan urin mengenai infeksi sistem limbik, sebagaimana diketahui bahwa sistem limbik sangat berhubungan erat dengan fungsi pengontrolan sikap emosional. Akibat pengaruh infeksi sel-sel dalam sistem limbik ini, pasien akan menggigit mangsanya tanpa adanya provokasi dari luar E. PENATALAKSANAAN   Penderita yang terkena gigitan Anjing atau Kucing atau Kera segera : 1. Cuci luka gigitan dengan sabun atau detergernt di air mengalir selama 10-15 menit dan beri antiseptic ( betadine, alcohol 70%, obat merah dll ) 2. Segera ke puskesmas/ rabies center/ rumah sakit untuk mencari pertolongan selanjutnya  Di puskesmas/ rabies center/ rumah sakit dilakukan : 1. Penanganan luka gigitan 2. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies (SAR) F. KOMPLIKASI Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penderita rabies dan biasanya timbul pada fase koma. Komplikasi neurologik dapat berupa peningkatan tekanan intra kranial, kelainan pada hipotalamus berupa diabetes insipidus, sindron abnormalitas hormon artidimetik (SAHAD); disfungsi otonomik yang menyebabkan hipertensi, hipotensi, Hipertemia/ hipotermia., aritmia dan henti jantung. Kejang dapat lokal maupun generalisata dan sering bersamaan dengan aritmia dan gangguan respirasi. Pada stadium prodromal sering terjadi komplikasi hiperventilasi dan alkalosis respiratorik, sedangkan hipoventilasi dan depresi pernapasan terjadi pada fase neurologik akut. Hipotensi terjadi karena gagal jantung kongestif, dehidrasi dan gangguan otonomik.      



BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien  Nama Klien, No. RM, Tempat Tanggal Lahir, Umur, Agama, Pendidikan, Alamat, Jenis Kelamin, Penanggung Jawab 2. Riwayat Kesehatan -



Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit waktu kecil  , Pernah MRS, Alergi, Imunisasi



-



 Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan utama, Tindakan pertama



-



Riwayat Penyakit Keluarga : Penyakit keturunan, Penyakit menular



-



  Riwayat Antenatal :  Keluhan selama hamil, ANC



-



Riwayat Natal : Umur  kehamilan           



-



 Jenis persalinan, Keadaan bayi, Penyakit saar persalinan



-



Riwayat Psikososial : Yang mengasuh, Hub dengan keluarga, Hub dengan lingkungan sekitar



-



 Riwayat Tumbuh Kembang : Mengangkat kepala, Tengkurap, Duduk, Gigi tumbuh pertama, Merangkak, Berdiri,  Berjalan dituntun, Berjalan berpegangan, Berjalan sendiri, Berbicara, Tidak ngompol



3. Pemeriksaan fisik Umumnya ditemukan : a. Status Pernafasan Peningkatan tingkat pernapasan, takikardi, suhu umumnya meningkat (37,9º C), menggigil b.



Status Nutrisi



Kesulitan dalam menelan makanan, berapa berat badan pasien, mual dan muntah, porsi makanan dihabiskan. status gizi c. Status Neurosensori Adanya tanda-tanda inflamasi



d. Keamanan Kejang, kelemahan e. Integritas Ego Klien merasa cemas, Klien kurang paham tentang penyakitnya B. DIAGNOSA 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi jalan nafas (mucus dalam jumlah berlebihan) 2. Hipertermia b.d infeksi virus 3.  Hambatan mobilitas fisik b.d gangguang kognitif (gerakan tidak terkoordinasi ), penurunan kendali otot dan kaku sendi. C. INTERVENSI KEPERAWATAN D. IMPLEMENTASI Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang telah disusun/ ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan diberikan kepada pasien. Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan keperawatan atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas sesuai dengan standar keperawatan. E. EVALUASI Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan. Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Rabies adalah :        1. Bersihan jalan nafas kembali efektif, bebas dari mucus yang berlebihan.



2. Suhu tubuh kembali normal (bebas dari hipertermi). 3.  Mobilitas fisik kembali normal, kendali otot dan sendi membaik. DAFTAR PUSTAKA 1. https://makalahlistavanny.blogspot.com/2018/04/asuhan-keperawatan-rabies.html