18 0 217 KB
MODUL AJAR Progam Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas Menghitung Biaya Produksi Bidang Keahlian
: Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Mata Pelajaran
: Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Fase
:F
Penyusun
: Santi Ariyanti
Instansi
: SMK CORDOVA MARGOYOSO
Profil Pelajar Pancasila
: Mandiri dan bernalar kritis
1. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Kriteria Pencapaian Tujuan Pembelajaran
1.1 Mampu menetapkan strategi produksi
1.1.1 1.1.2 1.1.3
Peserta didik mampu menjelaskan perhitungan biaya produksi Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis biaya produksi Peserta didik menghitung biaya produksi
2. Langkah Pembelajaran
No
Kegiatan
Deskripsi
Estimasi Waktu
1
Pendahuluan
1. Membuka kegiatan yang diawali oleh salam.
10 menit
2. Menanyakan kehadiran dan kondisi peserta didik untuk kesiapan dalam belajar 3. Mengaitkan materi
yang
materi akan
sebelumnya di
bahas
dengan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan biaya produksi 4. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
Stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan)
1.Mengamati dan/atau membaca buku referensi 25 menit yang ada kaitannya dengan biaya produksi (EGC, Jakarta) Guru menunjuk informasi tentang biaya produksi dan menanya peserta didik apa yang mereka ketahui tentang informasi tersebut 1. Menanya 20 menit Peserta didik mengajukan pertanyaan sehubungan dengan biaya produksi Guru menunjukkan informasi tentang biaya produksi
Problem Statement (pernyataan/
Peserta didik diarahkan untuk bisa bertanya informasi tentang biaya produksi serta bagaimana cara perhitungannya Guru menuliskan jawaban peserta didik dalam ceklis list hasil tanya jawab Dengan bantuan guru, peserta didik 25 menit merefleksi dan mengevaluasi pemikiran sendiri ‘Bagaimana cara menghitung biaya
identifikasi masalah)
Data Collection (pengumpulan data)
Data Processing (pengolahan data) Verification (pembuktian)
produksi?’ Untuk membantu peserta didik menemukan jawaban tersebut, guru membagikan beberapa teks instruksi kepada peserta didik. Masing – masing kelompok membuat catatan penting mengenai biaya produksi Masing – masing kelompok membuat catatan penting mengenai bahan-bahan apa yang dibutuhkan untuk proses produksi. 25 menit 2. Mengumpulkan informasi Peserta didik mengumpulkan informasi tentang biaya produksi dengan menggunakan referensi bahan ajar Pelayanan Farmasi (EGC, Jakarta) Peserta didik mengumpulkan informasi tentang apa saja point-point yang diperlukan untuk menghitung biaya produksi (EGC, Jakarta) Peserta didik mengidentifikasi, dan 30 menit mengklarifikasi biaya produksi serta menjelaskan bagaimana cara perhitungannya 3. Mengasosiasi 20 menit Peserta didik meneliti kembali data tentang biaya produksi
Generalization (menarik kesimpulan)
Peserta didik menyatakan benar atau tidaknya cara perhitungan biaya produksi Peserta didik membuat kesimpulan umum 15 menit yang bisa dikembangkan sebagai sebuah pemahaman bagi peserta didik
4. Mengkomunikasikan Peserta didik mengkomunikasikan kesimpulan yang telah dibuat tentang biaya produksi
3
Penutup
a Guru mengajak peserta didik merefleksi sejenak tentang apa yang telah dipelajari. b Guru memberi tugas kepada peserta didik. c Guru memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan rasa tanggungjawab. d Guru menutup pelajaran. Tindak lanjut: Remedial : Setiap Peserta didik yang tidak belum mencapai kriteria diberikan materi tambahan kompetensi yang belum dicapai dengan menggunakan teknik tutor sebaya. Pengayaan : Setiap Peserta didik yang aktif
15 menit
terlibat dalam pembelajaran akan menerima informasi baru mengenai penyusunan jadwal kerja. 180 menit
TOTAL 3. Asesmen Awal, Proses dan Akhir Aspek Kompetensi Awal
Indikator KA – 1 Peserta didik mempunyai pengetahuan tentang biaya produksi KA – 2 Peserta didik dapat mempunyai pengetahuan tentang bagaimana cara menghitung biaya produksi
Tujuan Pembelajaran: 3.2 Menjelaskan peluang pasar dan usaha di bidang farmasi
3.2.1 Peserta didik dapat memahami biaya produksi
3.2.2 Peserta didik dapat memahami jenis
Awal Wawancara/ Tanya jawab studi dokumen penilaian kompetensi pembelajaran sebelumnya 1.2 Memahami
Instrumen Proses
biaya produksi
Tanya jawab tentang biaya
Memahami biaya produksi
produksi
Memahami cara perhitungan biaya
biaya produksi
3.2.3 Peserta diidk dapat menghitung biaya produksi
produksi
Mengetahui cara perhitungan biaya produksi
Dimensi Profil Pelajar Pancasila
P3 – 1 Mandiri P3 – 2 Bernalar Kritis
Akhir
-
Melakukan praktek perhitungan biaya produksi
Pengamatan menggunakan instrumen
Lampiran: 1.
Assesmen Awal Lembar Penilaian
No
Nama siswa
Indikator
Y/N (Yes/No)
Keterangan
1. Apa yang kamu ketahui tentang biaya produksi? 2. Apa yang kamu ketahui jenis biaya produksi? 3. Apa yang kamu ketahui tentang point-point apa saja yang digunakan dalam perhitungan biaya produksi? 4. Bagaimana cara menghitung biaya produksi?
1
2
dst 2.
.... Assesmen Proses Lembar Penilaian Praktik
Judul Praktik
: Sistem Manajemen Apotek (Praktik di Apotek Simulasi)
Nama Peserta Didik
:
3.2.3
Peserta didik dapat melakukan praktik cara perhitungan biaya produksi Contoh Soal: Anda punya usaha katering makanan sehat harian. Setiap hari Anda bisa menjual 25 paket makanan sehat. Rincian biaya produk untuk membuat 25 paket katering makanan sehat tersebut adalah:
Bahan baku (nasi, bahan lauk, dan kemasan) sebesar Rp 2.000.000 3 orang karyawan untuk memasak dibayar harian Rp 50.000/hari per orang 1 orang driver untuk mengantar makanan dibayar harian Rp 30.000/hari Biaya sewa toko dan ongkos untuk kirim makanan ke pelanggan sebesar, estimasi harian Rp 200.000. Maka total biaya produksinya adalah:
Rp 2.000.000 + Rp 150.000 (upah langsung 3x Rp 50.000) + Rp 30.000 + Rp 200.000
Didapatkan total biaya produksi sebesar Rp 2.380.000
Setelah itu, kita bisa menghitung biaya produksi untuk setiap paket makanan yang dijual dengan cara berikut:
Rp 2.380.000/25 paket = Rp 95.200
. 1
Indikator
Keterangan
Pelaksanaan : Melakukan identifikasi variabel atau point untuk perhitungan biaya produksi
2
Y/N (Yes/No)
Menentukan Biaya Tetap (Fixed Cost) Menentukan Biaya Variabel (Variabel Cost) Menentukan Biaya Rata-Rata (Average Cost) Menentukan Biaya Marginal Menentukan Biaya Total
Melakukan perhitungan biaya produksi
Mengetahui nominal Biaya Tetap (Fixed Cost) Mengetahui nominal Biaya Variabel (Variabel Cost) Mengetahui nominal Biaya Rata-Rata (Average Cost) Mengetahui nominal Biaya Marginal
Mengetahui nominal Biaya Total
RUBRIK PENSKORAN PENUGASAN ASPEK Pemahaman
BELUM KOMPETEN (0-5) Tidak menunjukkan pemahaman yang memadai mengenai cara
CUKUP KOMPETEN (6-7) Menunjukkan pemahaman yang cukup memadai mengenai cara perhitungan biaya produksi
KOMPETEN (8-9)
SANGAT KOMPETEN (10)
Menunjukkan pemahaman yang memadai mengenai cara perhitungan biaya
Menunjukkan pemahaman yang mendalam mengenai cara perhitungan biaya
produksi
produksi
perhitungan biaya produksi
Hasil lembar portofolio
Tidak Lembar mengumpulkan portofolio lembar menunjukkan portofolio perhitungan berisi cara perhitungan perhitungan biaya produksi cara perhitungan
biaya
produksi
tapi masih ada penulisan yang kurang tepat (seperti salah memasukkan point untuk perhitungan cara perhitungan biaya produksi) Tugas Tugas Tugas dikumpulkan dikumpulkan dikumpulkan beberapa hari satu hari sesuai batas melebihi batas melebihi batas waktu yang waktu yang waktu yang ditentukan. ditentukan. ditentukan. biaya produksi
Ketepatan waktu
Lembar portofolio menunjukkan perhitungan cara perhitungan
Lembar portofolio menunjukkan cara perhitungan cara perhitungan
biaya produksi
dengan benar dan tepat
Tugas dikumpulkan sebelum batas waktu yang ditentukan.
Keterangan : Nilai KKTP Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten dengan mengikuti pembelajaran pengayaan.
Lembar kegiatan (Jobsheet)
SMK CORDOVA MARGOYOSO Mata Pelajaran : Produk Kreatif dan Kewirausahan
JOBSHEET NO__________________________ WAKTU ________________
A. TUJUAN PEMBELAJARAN Secara mandiri peserta didik akan dapat melakukan perhitungan biaya produksi B. KESELAMATAN KERJA 1. Dapat melakukan pencatatan jenis biaya produksi 2. Mengecek dan mencatat variabel dan jumlah nominal dalam perhitungan biaya produksi C. BAHAN PRAKTIK 1. Lembar Soal kasus 2. Kalkulator D. LANGKAH KERJA 1. Membaca dan memahami soal yang diberikan guru 2. Perhatikan instruksi yang ada pada soal 3. Mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan : Lembar soal Kalkulator Alat tulis 4. Mengecek nominal variabel jenis biaya produksi 5. Mengerjakan soal 6. Mengumpulkan lembar kerja sesuai waktu yang ditentukan oleh guru
E. TUGAS Berilah tanda silang (x) pada soal dibawah ini! 1. Berikut ini data penjualan barang Quantity Price
Total Revenue (Rp)
Marginal Revenue(Rp)
1
500
500
2
450
900
3
400
1200
Penerimaan marginal (MR) saat barang yang diproduksi 2 adalah… A. 300 B. 400 C. 450 D. 900 E. 1.200
2. Untuk memproduksi suatu barang, pengusaha mengeluarkan biaya tetap Rp 1.000.000,00 dan biaya variabel rata-rata Rp 400.000,00. Apabila harga jual Rp 500.000,00 maka produksi minimal untuk dapat mencapai titik impas adalah.. A. 5 B. 10 C. 25 D. 50 E. 100 3. Diketahui: Jumlah barang yang diproduksi = 100 pcs Biaya tetap = Rp 100.000,- Biaya variabel = Rp 10.000,- Harga barang = Rp 25.000,- Maka laba perusahaan adalah… A. Rp 100.000,B. Rp 210.000,C. Rp 260.000,D. Rp 390.000,E. Rp 450.000,4. Untuk mengetahui harga jual produk kerajinan nonbenda miniature, maka menggunakan rumus :.... A. TC:jumlah produk x laba B. FC : Margin kontribusi per unit C. VC/jumlah produk D. FC : (Hjp per unit – VC per unit ) E. VC + BO KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN No
Kunci
1
B
Pembahasan MR saat barang yang diproduksi 1 unit menjadi 2 unit: MR = Total Revenue 2 – Total Revenue 1 = Rp900 – Rp500 = Rp400
2
B
Diketahui: TFC = Rp 1.000.000,00 AVC = Rp. 400.000,00 p = Rp 500.000,00 Ditanya: QBEP = … Jawab: QBEP = TFC / (p – AVC) QBEP = Rp 1000.000 / (Rp 500.000 – Rp 400.000) = 10
3
D
Diketahui : Q = 100
FC = Rp 100.000,00 VC = Rp. 10.000,00 p = Rp 5.000,00 Ditanya: L Jawab: L = (p . Q) – (FC + VC) L = (5.000 x 100) – (100.000 + 10.000) = 500.000 – 110.000 = 390.000 4
A
TC: Jumlah produk x laba ( jika ada laba jika tidak ada laba maka tidak perlu dicantumkan)
Nilai:
Nama siswa : Kelas
Di buat oleh Santi Ariyanti Tanggal Pelaksanaan :
Materi Ajar
1. Pengertian Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi. Akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi disebut sebagai biaya produksi. Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Production cost akan dibebankan kepada perusahaan hingga proses pengolahan menghasilkan barang yang siap dijual di pasaran. Nantinya, biaya tersebut akan diperhitungkan untuk per unit produknya, sehingga memudahkan penghitungan dan pengambilan angka keuntungan. Biaya ini nantinya akan menimbulkan terbentuknya harga pokok barang jadi saat akhir periode akuntansi. Keseluruhan pengorbanan ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan disebut biaya produksi. Pengeluaran perusahaan berupa biaya produksi juga diartikan sebagai pengeluaran yang pasti dibutuhkan untuk menghasilkan barang jadi. Sifat biaya ini banyak dianggap pasti akan dikeluarkan selama kegiatan produksi barang masih terus berlangsung. Karakteristik biaya produksi mempunyai perbedaan jika dibandingkan dengan pengeluaran operasional. Biaya operasional biasa dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem manajerial perusahaan, sementara pengeluaran produksi untuk mengelola barang siap jual. Seperti salah satu contohnya adalah ketika kamu membangun sebuah bangunan yang memerlukan penghitungan yang tepat agar dapat melakukannya dengan tepat dan cepat. Buku berjudul Buku Pintar Menghitung Biaya Bangunan oleh Rio Manullang dapat membantu Grameds memahami hal tersebut 2. Jenis-jenis Biaya Produksi Penggolongan biaya produksi sangat penting dilakukan oleh perusahaan agar bisa mengetahui jenis pengeluaran apa saja yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang. Sebuah perusahaan perlu menggolongkan biaya produksi agar memudahkan perhitungan harga pokok nantinya. Pengklasifikasian biaya produksi mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laporan keuangan perusahaan. Perusahan harus bisa memahami dengan benar apa saja jenis biaya produksi, sehingga bisa memperhitungkannya secara tepat. Pada umumnya, ada 5 jenis biaya produksi yang dikenal untuk mengakumulasikan pengeluaran saat pengelolaan barang. Simak ulasan terkait apa saja jenis-jenis biaya produksi yang ada di perusahaan manufaktur dalam rincian sebagai berikut. 2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat. Unsur biaya tetap mempunyai jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa meningkatkan output.
Perusahan bisa merencanakan anggaran untuk biaya tetap tersebut karena sifatnya yang sudah pasti, sehingga tidak perlu khawatir akan terjadi penambahan atau pengurangan. Biaya produksi tetap ini biasanya akan dikeluarkan selama proses produksi masih tetap berjalan. Salah satu contoh biaya tetap yang harus dibayarkan perusahaan dengan jumlah yang sama, meskipun volume produksinya berubah adalah biaya sewa pabrik. Perusahaan diharuskan membayar biaya tersebut secara rutin sesuai dengan harga yang sudah disepakati. Bentuk lainnya dari biaya tetap adalah pengeluaran perusahaan untuk membayar gaji bulanan karyawan. Pengeluaran perusahaan lain yang juga bersifat tetap adalah biaya gaji untuk satpam pabrik yang menggunakan sistem pembayaran bulanan. 2.2 Biaya Variabel (Variabel Cost) Jenis pengeluaran produksi perusahaan berikutnya adalah biaya variabel yang besarnya bergantung pada output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya variabel juga akan mengalami peningkatan. Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses produksi adalah pembelian bahan baku. Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target output selama proses produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan selama proses produksi tersebut mengalami perubahan. Saat proses produksi terhenti, berarti biaya variabel yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur adalah nol. Variable cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk menentukan harga barang saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit. 2.3 Biaya Rata-Rata (Average Cost) Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya. Biaya produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil keputusan produksi. Dari hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya manakah yang lebih tinggi antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai patokan perusahaan untuk menentukan laba yang ideal. 2.4 Biaya Marginal Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perusahaan bisa mengetahui jumlah output maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal. Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambahkan variabel cost pada saat proses produksi. Perusahaan juga bisa mengaitkan fixed cost dengan biaya marginal saat akan memproduksi output tambahan. Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan kegiatan operasional secara menyeluruh. Hal ini akan membuat perusahaan bisa mencapai nilai keuntungan maksimal produk secara lebih efisien.
Marginal cost baru bisa dihitung setelah biaya tetap dan variabel sudah diketahui oleh perusahaan. Perhitungan marginal cost dilakukan dengan cara membagi peningkatan biaya dan perubahan kuantitas target produksi. 2.5 Biaya Total Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari penggabungan variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi selama proses produksi. Biaya total ini baru bisa diperhitungkan ketika perusahaan sudah memiliki output berupa barang jadi yang siap untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap periode produksi terselesaikan agar bisa segera dilaporkan. Total cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran perusahaan selama proses produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus ikut diperhitungkan dalam total cost ini. 3. Contoh Biaya Produksi Biaya produksi diperhitungkan selama proses pengolahan produk dalam suatu bisnis pada perusahaan manufaktur. Salah satu contoh yang akan dibahas kali ini adalah pada perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan dimana hasil outputnya adalah mie. Dalam hal ini Perusahaan Makanan Sehat memproduksi mie kuning yang siap masak dengan output barang jadi sebesar 4.000 pack selama satu bulan. Berikut adalah rincian biaya produksi mie kuning tersebut selama satu bulan. Biaya pembelian Bahan Baku = Rp. 11.000.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp. 3.500.000 Biaya Upah Satpam Pabrik = Rp. 2.000.000 (hanya selama proses produksi) Biaya Sewa Pabrik = Rp. 1.500.000 Total biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 4.000 pak mie kuning adalah Rp.18.000.000. Dari total pengeluaran tersebut dapat ditentukan biaya produksi per unit dengan cara membagi total biayanya ke total jumlah produk. Perhitungannya adalah Rp. 18.000.000 : 4.000 = Rp. 4.500. Selanjutnya, perusahaan bisa menetapkan harga jual dengan cara memperhitungkan biaya produksi per unit ditambah dengan persentase keuntungan. Pada produk mie kuning ini, persentase keuntungan yang digunakan adalah 40% dari biaya produksi. Jadi, perhitungan harga jual per unitnya adalah Rp.4500 + (40% x Rp.4500) = Rp. 6.300 Perusahaan akan bisa menentukan harga jual dengan lebih tepat dengan mengetahui total biaya produksi. Di samping itu, informasi biaya ini juga berguna bagi perusahaan untuk meminimalisir potensi resiko selama proses produksi berlangsung. 4. Cara Menghitung Biaya Produksi Perhitungan production cost nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui nilai dari harga pokok produksi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam memperhitungkan biaya produksi ini.
Sebagai ilustrasi perhitungan produksi, berikut disajikan data pengeluaran PT Antara selama satu bulan. PT Antara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi hijab dengan total output sebesar 5.000 unit selama satu bulan. Produk hijab dari PT. Antara ini dipasarkan melalui 3 toko besar dan e-commerce. Berikut adalah data laporan pengeluaran PT Antara selama satu bulan. Persediaan bahan baku Rp.30.000.000 Bahan baku setengah jadi Rp. 40.000.000 Barang jadi siap dijual Rp. 80.000.000 Pembelian persediaan bahan baku Rp.50.000.000 Biaya pengiriman Rp.5.000.000 Biaya pemeliharaan mesin Rp.5.000.000 Gaji tenaga kerja langsung Rp. 30.000.000 Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp.30.000.000 Sisa bahan setengah jadi Rp. 5.000.000 Hijab yang siap dijual Rp. 30.000.000 Setelah diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya produksi. Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya produksi tersebut.
Tahap 1 : Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan = Rp. 30.000.000 + (Rp.50.000.000+Rp. 5.000.000) – Rp.30.000.000 = Rp. 55.000.000 Tahap 2 : Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik = Rp.55.000.000 + Rp.30.000.000 + 5.000.000 = Rp.90.000.000 Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit = Rp. 90.000.000 : 5.000 = 18.000 Tahap 3 : Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir = Rp.90.000.000 + Rp. 40.000.000 – Rp.5.000.000 = Rp. 125.000.000 Tahap 4 Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir = Rp. 90.000.000 + Rp. 80.000.000 – Rp.50.000.000 = Rp. 140.000.000 5. Unsur Biaya Produksi Biaya produksi dalam perusahaan manufaktur terbagi menjadi 3 macam yang sudah mencakup proses mendapatkan bahan baku hingga menjadi barang siap jual. Berikut adalah unsur yang perlu dimasukkan dalam biaya produksi perusahaan manufaktur. 5.1 Biaya Bahan Baku Unsur pertama yang harus masuk dalam productions cost adalah biaya bahan baku. Biaya ini digunakan untuk memperoleh bahan utama yang akan digunakan untuk mengolah produk. Perolehan biaya bahan baku ini didapatkan dari pembelian maupun pengolahan material utama. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan biaya bahan baku perusahaan. Komponen pertama yang ada dalam raw material cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian. Perusahaan bisa membeli bahan baku ini baik secara debit, kredit, maupun mengimpor dari supplier luar.
Komponen biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan baku adalah pengeluaran keperluan pergudangan. Bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan perlu disalurkan ke gudang untuk direncanakan material manakah yang akan diolah terlebih dahulu. Biaya bahan baku juga memperhitungkan pengeluaran perolehan lainnya, termasuk pada saat proses pengiriman. Pengeluaran produksi ini timbul karena adanya perhitungan harga pokok bahan baku yang dibeli oleh perusahaan. Unsur biaya yang pasti diperhitungkan dalam perolehan bahan baku antara lain adalah harga beli, biaya pengiriman, dan biaya pergudangan hingga siap untuk diolah. Sementara biaya penerimaan pembongkaran, dan pemesanan seringkali tidak dicantumkan, karena sulit diperhitungkan. Pencatatan pembelian bahan baku biasanya akan disesuaikan dengan nominal yang ada dalam faktur. Dokumen transaksi tersebut akan memuat informasi mengenai harga pokok pembelian, beban angkut, serta PPN. 5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk membayar gaji karyawan bagian produksi. Tenaga kerja langsung merupakan karyawan perusahaan yang berkaitan langsung dengan proses produksi. Gaji karyawan produksi ini akan diperhitungkan mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk jadi. Salah satu contoh gaji karyawan yang bisa dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung adalah upah pegawai operator mesin. Komponen biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan manufaktur profesional tidak hanya mencakup gaji pokok karyawan saja. Biaya lain seperti tunjangan dan asuransi karyawan juga diikutsertakan dalam perhitungan direct labour cost. Anggaran biaya tenaga kerja langsung ini bisa dilakukan dengan perencanaan kebutuhan pegawai terlebih dahulu. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan upah pokok yang akan diterima oleh tenaga kerja langsung sesuai dengan pembagian tugasnya. Perusahaan juga perlu melakukan pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja langsung agar gaji bisa disalurkan dengan baik sesuai dengan kualitas pekerjaan. Biaya tenaga kerja langsung ini akan diperhitungkan dalam biaya produksi per unit. 5.3 Biaya Overhead Pabrik Pengeluaran lain yang berkaitan dengan proses produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut dengan biaya overhead pabrik. Biaya overhead ini seringkali timbul akibat adanya biaya bahan tambahan, proses pengawasan produksi, serta pajak. Biaya overhead pabrik nantinya akan diperhitungkan dalam laporan laba rugi setelah periode akuntansi sudah berakhir. Unsur biaya ini mempunyai peranan penting untuk memaksimalkan proses produksi. Pembayaran upah tenaga kerja terkait produksi yang tidak bisa dibebankan kepada output produk akan dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik. Ada pula biaya pemeliharaan mesin maupun sewa pabrik yang nantinya juga akan menambah overhead cost.
Overhead pabrik juga bisa dimasukkan ke dalam biaya variabel yang bisa berubah sesuai dengan. volume produksi. Contoh biaya overhead pabrik yang mengikuti volume produksi adalah pembelian perlengkapan pabrik dan pembayaran listrik pabrik.