9 0 1 MB
ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK MELALUI POJOK LITERASI YANG NYAMAN
MUHAMMAD AZIS 239022495481 PGSD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR KOTA MAKASSAR MEI TAHUN 2023
Kata Pengantar Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt karena dengan Rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan I. Analisis Materi Berbasis Masalah ini sebagai tugas yang harus kami selesiakan sesuia petunjuk dalam LMS Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan kateggori Guru Penggerak tahun 2023 di Universitas Negeri Makassar. Kegiatan yang kami tuangkan pada laporan ini adalah kegiatan yang dilakukan saat mengikuti Pendidikan guru penggerak pada tahun kemarin melalui modul Filosofi KHD, Nilai dan Peran Guru Penggerak, Visi dan Budaya Positif. Salah satu kegiatan yang kami defenisikan adalah Meningkatkan Minat Baca Anak, dengan Pojok Literasi yang Nyaman. Laporan ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dan motivasi oleh Bapak Dr. H. Kamaruddin Hasan, S.Ag., M.Pd selaku Dosen Pembimbing Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Makassar (UNM) dan terima kasih kami ucapkan kepada teman – teman
sekelompok pada PPG kategori Guru
Penggerak yang selalu support dan selalun menyamangati penulis. Laporan penulis ini, masih banyak kesalahan Kesesuaian dengan sistematika penulisan, kebenaran isi berdasarkan kelengkapan substansi mata kuliah, kebahasaan dan kesesuaian dengan aturan tata tulis serta kosa kata, etika maupun isi, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang seluas-luasnya dari pembaca agar dapat membangun kompetensi dalam penulisan laporan selanjutnya. Bone, Mei 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii RINGKASAN.........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Tujuan...........................................................................................................2 C. Manfaat Kegiatan..........................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 A. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara........................3 B. Nilai – nila dan Peran Guru Penggerak........................................................4 C. Visi Guru Penggerak......................................................................................5 D. Budaya Positif...............................................................................................8 BAB III PENUTUP...............................................................................................11 A. Refleksi.......................................................................................................11 B. Tindak lanjut...............................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12 LAMPIRAN...........................................................................................................13
iii
RINGKASAN Untuk memajukan pendidikan di Indonesia yang berkarakter dan profil pelajar pancasila yaitu dengan melakukan terobosan dengan Program Guru Penggerak yang sesuai Peraturan Menteri Pendidikan.
Pemikiran KHD
“Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak; menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sejatinya
Guru penggerak
saya tergerak
untuk melangkah
dan
mengembangkan serta meningkatkan kualitas anak didik karena adanya masalah yang timbul pada diri anak khususnya anak didik saya di SD Negeri 62 Tajong, kurangnya minat membaca, sesuai filosofi KHD menuntun maka saya membuat sebuah program disekolah yang mampu meningkatkan kemampuan anak untuk lebih giat membaca. Guru sebagai ujung tombak perubahan yang riil bagi pendidikan disekolah, dan langkah awal yang saya lakukan sesuai yang diamanatkan KHD adalah mengidentifikasi anak melalui kegemaran / kesuakaan anak, karena kami percaya khususnya pada peserta didik disekolah SD Negeri 62 Tajong, anak-anak memiliki keunikan dan kegemaran yang berbeda-beda sehingga anak didik memerlukan tuntunan dan tempat belajar membaca serta ruang yang sesuai keinginannya yang bisa membuat mereka merasa nyaman dan aman. Adanya masalah yang timbul kurangnya minat baca anak maka salah satu inovasi yang saya lakukan sesuai nilai dan peran guru penggerak yaitu membuat perpustaan kelas atau pojok litersi atau dikenal dengan pojok baca dimana anak didik dapat berkumpul dan bersama- sama membaca, dan sebagai salah satu fasilitas anak sebagai tempat membaca buku-buku yang disediakan oleh pihak sekolah. Dengan visi atau mimpi ini menjadi seorang guru bahwa anak didik ini mau dibawa kemana ketika mereka kurang tempat yang baik dan aman untuk membaca dan bagaimana mengembangkan karakter anak itu. Maka saya melakukan Pendekatan IA ( Ingkuiri Apresiatif) dengan BAGJA yang berarti bahagia. Anak didik dapat belajar mandiri dengan penuh rasa iv
aman, nyaman dan bahagia tanpa ada tekanan maka saya membuat langkah – langkah pojok litersi yang nyama sesuai bahasan pada Visi guru penggerak pada pembahasan. Melalui Rancangan yang saya lakukakn untuk membuat pojok literasi dan melatih anak dengan pembiasaan – pembiasaan yang positif dan menjadi budaya positif disekolah, sesuai pembuatan keyakinan dan kesepakatan kelas yang telah dibuatnya yang menggugah anak dalam peningkatkan kegemaran serta minat membaca pada pojok literasi yang disediakan dikelas mereka. Menciptakan budaya positif, peserta didik dapat melakukan pembiasaan – pembiasaan yang meningkatkan kualitas Baca meraka adapun cara membuat keyakinan
kelas
adalah
anak
sendiri
yang
membuat
aturannya
dan
menjalankannya sesuai kesepakatan mereka, Misalnya “Membaca buku sebelum proses pembelajarn dimulai” ini dapat mereka lakukan tanpa ada penekanan dari guru sehingga mereka akan melakukan dengan sesungguhnya dan sepenuh hati dan hal tersebut merupakan kemerdekaan anak untuk belajar secara mandiri dan sesuai dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah ujung tombak perubahan yang riil bagi pendidikan sekolah bahkan di Indonesia. Inilah salah satu inisiatif diterbitkanya permendikbud riset dan tekhnologi No. 26 tahun 2022 tentang Guru Penggerak salah satunya mengatur bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pendidikan Guru penggerak bertujuan untuk menghasilkan Profil Guru Penggrak, dengan memiliki kemampuan untuk merncanakan, melaksanakan, menilai dan merefleksikan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan dimasa depan serta dapat berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas untuk mengembangkan visi dan misi dan program satuan Pendidikan dan juga mengembangkan kompetensi secara mandiri. Program yang saya lakukan dengan Guru Penggerak, saya tergerak untuk melangkah mengembangkan serta meningkatkan kualitas sebagai Guru untuk melakukan perubahan paradigma baru Guru mampu mengidentifikasi belajar murid sesuai minat dan potensi yang dimiliki peserta didik dan manjadi transformasi pendidikan kedepannya. Hal ini dilakukan karena kurangnya minat anak membaca buku bahkan hanya melihat sampul buku yang menarik saja dan anak murid khususnya disekolah SD Negeri 62 Tajong hanya focus pada gadget mereka sehingga minat membaca buku berkurang dan ini sudah menjadi suatu masalah anak untuk diperbaiki Untuk meningkatkan kualitas anak disekolah kami hendaknya memiliki prinsip dan visi guru untuk mewujudkan cita – cita atau impin guru terhadap murid yang sesuai dengan minat anak dengan berprofil pelajar pancasila. Sasaran utama sebagai Guru Penggerak untuk memajukan pendidikan di sekolah khususnya di SD Negeri 62 Tajong Kec. Tellu Siattinge Kab. Bone adalah
vi
bagaimana guru memecahkan masalah yang ada dengan melakukan perubahan di satuan pendidikan yang berpusat kepada murid dengan meningkatkan minat baca anak melalui pojok literasi yang nyaman. B. Tujuan Sejatinya seorang pendidik mampu menjadi fasilitator yang baik dengan mempersiapkan segala kebutuhan anak yang dapat membantu meningkatkan minat baca anak dikelas melalui pojok literasi yang nyaman C. Manfaat Kegiatan Manfaat dilakukannya kegiatan ini adalah mengidentifikasi anak melalui kegemaran / kesukaaan anak yang dapat membangkitkan semangat dan minat baca anak melalui pojok literasi yang nyaman dikelas sesuai amanat KHD yaitu menuntun tumbuh kembangnya anak untuk mencapai kebahagiaan yang setinggitingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
vii
BAB II PEMBAHASAN A. Refleksi Filosofi Pemndidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan di Indonesia menjadi dasar kemajuan pendidikan pada saat itu. Ki Hajar Dewantara mencetuskan tiga semboyan yang sangat popular yaitu “Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun Karso, Tut Wuri Handayani”di depan memberi contoh atau menjadi panutan, di tengah membangun semangat atau ide, dari belakang memberikan dorongan. seorang guru harus memberikan contoh atau teladan yang baik kepada peserta didik, sesama guru dan seluruh warga sekolah dan masyarakat pada umumnya. dari tengah seorang pendidik harus mampu membangun semangat, menciptakan ide atau berkarya dan berinovasi di lingkungan tempat kerjanya atau di tempat tinggalnya. selanjutnya dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan, motivasi, arahan dan penyemangat kepada seluruh warga sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya. konsep selanjutnya adalah sekolah itu dijadikan sebagai taman siswa; artinya sekolah tersebut harus bisa membuat rasa aman, nyaman dan menyenangkan bagi peserta didiknya. Sesuai Asas Pendidikan KHD Pendidikan adalah tempat persemaian benih –benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki kaeyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mancapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai – nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Pemikiran KHD “Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak; menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak –anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup
viii
dan tumbuhnya kodrat anak seperti KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukan kebun. Anak anak itu sepert biji tumbuhan yang disemai dan ditanan oleh tukan kebun yang telah disediakan dan jika ditanam ditanah yang subur maka meskipun biji yang kurang berkualitas namun karena perhatian dan perawatan maka biji tersebut akan tumbuh dengan maksimal. Sebagai langkah awal yang saya lakukan sesuai yang diamanatkan adalah mengidentifikasi anak melalui kegemaran / kesuakaan anak karena kami percaya khususnya pada peserta didik disekolah SD Negeri 62 Tajong, anak-anak memiliki keunikan dan kegemaran yang berbeda-beda sehingga anak didik memerlukan tuntunan belajar membaca serta ruang yang sesuai keinginannya yang bisa membuat mereka merasa nyaman dan aman. B. Nilai – nilai dan Peran Guru Penggerak Sebagai Guru penggerak disekolah khususnya di SD Negeri 62 Tajong saya mengupayakan menumbuhkan anak sesuai nilai dan peran guru penggerak. Nilai – nilai Guru Penggerak 1. Mandiri 2. Reflektif 3. Kolaboratif 4. Inovatif dan 5. Berpihak kepada Murid Peran Guru Penggerak 1. Menjadi pemimpin pembelajaran 2. Menggerakkan komunitas praktisi 3. Menjadi coach bagi guru lain 4. Mendorong Kolaborasi antar guru lain 5. Mewujudkan kepemimpinan Murid Salah kegiatan yang dilakukan sesuai nilai dan peran guru penggerak adalah berinovasi untuk mewujudkan kepemimpinan murid dan belajar mandiri, gagasan atau ide yang timbul pada diri saya adalah membuat program untuk meningkatkan minat baca anak dengan membuat sebuah perpustakaan kecil yang
ix
ada disudut kelas atau Pojok litersai sabagai tempat anak untuk berkumpul dengan temannya, Selain itu untuk menambah pengetahuan secara mandiri, anak didik mampu melakukan hal – hal yang positif seperti melakukan pembiasaan literasi 10 menit sebelum proses pembelajaran berlangsung. C. Visi Guru Penggerak Visi Guru Penggerak adalah Mimpi guru terhadap anak didiknya, mau dibawa kemana peserta didik ini, agar mereka mampu belajar sesuai minat anak maka anak perlu tuntunan dan diberikan ruang serta kebebasan untuk mendapatkaan pendidikan yang semestinya, memberikan pembelajaran yang berpusat pada anak, dan nilai – niali mandiri, reflektif, inovatif, dan kolaboratif. Untuk mewujudkan Visi dapat belajar sesuai minat anak
maka kami
memetakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan perubahan melalui kekuatan yang dimiliki baik dari dalam diri maupun dari luar diri untuk mewujudkan visi kami belajar sesuai minat anak dan berprofil pelajar pancasila. Untuk mewujudkannya setelah mendalami masalah yang timbul maka kami selesaikan melalui konsep yang didaptkan dari bapak pendidikan KHD yaitu penerapan pendekatan IA inkuiri Apresiatif dengan metode BAGJA ( B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, J-abarkan rencana, A-tur eksekusi) sebagai dasar untuk menumbuhkan kekuatan dan potensi murid. Salah satu kegiatan dan langkah-langkah untuk mewujudkan VISI
atau
Mimpi saya sesuai minat anak yang kami lakukan disekolah khususnya di SD Negeri 62 Tajong Kec. Tellu Siattinge Kab. Bone adalah Menciptakan Pojok Literasi yang Nyaman B- uat Pertanyaan
Membuat Pertanyaan untuk
menentukan
Pertanyaan
Tindakan
Mengapa kita perlu
Membuka
mewujudkan
dengan rekan guru,
Pojok
arah penyelidikan
literasi yang sesuai
murid
Melakukan tindakan
minat
Sekolah soal program
untuk
berkelanjutan
dan
dikelas?
disekolah, dengan
membangun
perubahan.
anak
x
dan
dan
dialog
pojok
Kepala literasi
Mengkomunikasikan
Bagaimana Pojok
perubahan yang saya
literasi yang sesuai
akan lakukan melalui
minat
komunitas praktisi di
mewujudkan
A-mbil Pelajaran
Menyusun
pertanyaan
lanjutan
dengan
untuk
dan
berkelanjutan
lingkungan
dikelas?
SD Negeri 62 Tajong
Pertanyaan
Tindakan
Apa
pengalaman
sekolah
Menggali cita-cita dan
yang menyenangkan
harapan peserta didik.
dan
Mendiskusikan
berhasil
yang
menemukenali
pernah dialami guru
dengan peserta didik
kekuatan/
yang membuat pojok
bacaan yang disukai
potensi
dan mengidentifikasi apa yang telah ada
anak
Menentukan
membaca?
fakta
dan memperoleh data
Melibatkan
peserta
Apa saja buku bacaan
didik
yang
mengiventaris
disukai
anak
untuk
selama ini?
kekuatan potensi yang
Bagaimana
dimiliki
di
pengadaan
buku
perpustakaan
pojok
yang
Mencari
litersi
berhasil
dilakukan
selama ini?
guru
tau yang
pernah
siapa sudah
membuat
pojok baca dikelasnya. Sebagai
narasumber
dalam
pembuatan
pojok
literasi
kelas
saya G-ali Mimpi
Menyusun
deskripsi
kolektif
bilamana
inisiatif terwujud
Pertanyaan
Apa
saja
Tindakan kegiatan
Menanyakan
yang dapat dilakukan
pendapat
setiap
di pojok literasi ini?
anggota kelas tentang pendapat dan harapan
xi
Bagaimana perasaan
mereka
depan
saya dengan adanya
Membuat
Gambaran masa depan
pojok literasi yang
suasana pojok baca
dimunculkan
nyaman dikelas kita
yang
Apa
nyaman
Membayangkan masa
dari
contoh masalah lalu
yang
penting
desain menarik, dan
yang positif
dilakukan agar tetap
berkelanjutan
Mengalokasikan
nyaman, terawatt dan
bersama murid.
kesempatan berproses
menarik
untuk
minat
murid?
bersama
(kapan, dimana, siapa saja) J-abarkan Rencana
Mengidentifikasi
yang realitas 3 kali
dengan
langkah
pojok literasi yang
menyiapkan
dimpikan?
capaian
seminggu
Menyusun
aturan
Berapa lama target
agar pojok baca tetap
Menciptakan
untuk
nyaman
organisasi yang ideal
pojok literasi
berkelanjutan dengan
Bagaiman peraturan
membuat kesepakatan
Mempertahankan
agar
bersama
perubahan positif
tetap
Menyususn
menyenangkan?
khususnya dikelas 6
Apa hal utama yang
Memprogramkan
buku-
dapat
dilakukan
pembelian
buku yang digemari
untuk
mewujudkan
anak –anak.
pojok literasi yang
Menyiapkan
defenisi
kesuksesan
Membuat
untuk
untuk mencapai mimpi
Apa langkah-langkah
konkrit
dilakukan
Tindakan
tindakan
sederhana yang dapat
Pertanyaan
menyiapkan
pojok
literasi
nyaman
nyaman
dan
dan
berkelanjutan
Buku apa yang baik
xii
dan
dengan
peserta
didik
buku
buku referensi
–
untuk direferensikan sesuai pelajarannya A-tur Eksekusi
Pertanyaan
Tindakan
Siapa yang akan saya
Menyusun tim kerja
yang berperan dalm
libatkan
dan
pengambilan
mewujudkan rencana
anggota.
keputusan
ini?
Wali
Apa saja peran yang
penanggung
interaksi
dibutuhkan dan siapa
peserta didik piket
Mendesai jalur
saja
dan menjaga pojok
Menetapkan
Menyelaraskan
siapa
yang
dalam
mengisi yang
Siapa
kelas jawab,
Menentukan tenggat
bertanggungjawab
untuk
yang memonitor agar
tugas,
pojok literasi tetap
Dimulai pengerjaan 1
nyaman
Juli - 31 Desember
dan
berkelanjutan?
tiap
literasi tersebut
peran tersebut?
tugas
penyelesaian
2022 selesai.
Kapan pojok litersi ini dapat dibuka?
D. Budaya Positif Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif, Di dalamnya mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter peserta didik. Budaya positif perlu dibangun dalam suatu kelas dengan melakuakan suatu pembiasaan yang bernilai positif seperti menanamkan motivasi evaluasi diri agar peserta didik tetap berperilaku baik dan selalu berlandaskan nilai – nilai kebijakan misalnya dengan adanya keyakinan kelas dengan kesepakatan bersama untuk dijunjung tinggi misalnya membaca buku yang ada dipojok literasi selam 5-10 menit.
xiii
keyakinan kelas merupakan nilai- nilai yang dibuat oleh anak itu sendiri beserta aturannya aturannya dan menjalankannya sesuai kesepakatan mereka. misalnya “Membaca Buku Sebelum Proses Pembelajran dimulai” ini dibuat tanpa ada penekanan dari guru sehingga mereka akan melakukan dengan sesungguhnya dan sepenuh hati karena bukan tekanan dari guru, hal tersebut merupakan kemerdekaan anak untuk belajar mandiri dan sesuai dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Menciptakan budaya positif, peserta didik dapat melakukan pembiasaan – pembiasaan yang meningkatkan kualitas Baca meraka, karena tidak dipungkiri masih ada saja peserta didik yang kurang mampu membaca maka perlu saya gagas melalui budaya positif disekolah sesuai perencanaan untuk membuat sebuah keyakinan kelas untuk kesepakatan bersama yang dibuat oleh peserta didik itu sendiri dengan mengutamakan membaca buku di pojok literasi setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai. Adapun tindakan rancangan untuk mewujudkan minat baca melalui budaya positif dengan pojok literasi yang nyaman sebagai berikut. 1. Dilatarbelakangi kurangnya minat anak untuk membaca buku dan masih menunggu perintah dari guru untuk membaca dan masih ada naka dikelas orientasi belum bisa membaca 2. Sebagai tolak ukur untuk mewujudkan minat baca anak tanpa arahan oleh guru dan anak dapat belajar mebaca secara mandiri. 3. Bertujuan agar anak mampu membaca dengan baik 4. Linimasa tindakan yang dilakukan dengan mengkomunikasikan terhadap pimpinan sekolah terkait pojok litersi yang nyaman dan mensosialisasikan terhadap rekan guru mengenai kegiatan yang dilakukan serta menyususn kesepakatan kelas untuk melakukan literasi maupun numerasi sebelum proses pembelajaran berlangsung. 5. Didukung oleh semua pihak sekolah dan saran serta prasaran disekolah. Setelah dilakukan program tersebut alhamdulillah berkat konsultasi dan sosialisasi serta kerjasama dan kerja keras semua pihak di sekolah sehingga dapat
xiv
terwujudkan dengan baik, anak- anak sudah mampu membaca dengan baik dan mempergunakan pojok litersi yang ada dikelas. Dengan adanya budaya Positif Ini yang diamanatkan KHD dengan menuntun murid sesuai dengan kodrat dan zaman mereka serta mampu memberi kesalamatan yang setinggi-tingginya dengan memberikan suatu inovasi baru dengan mewujudkan minat baca anak melalui Pojok Litersi yang nyaman.
xv
BAB III PENUTUP A. Refleksi Dampak dari kegiatan ini yang kami buat ini adalah yang pertama meningkatkan minat baca anak melalui pojok literasi yang menyenangkan seperti anak – anak membaca buku sebelum proses pembelajaran dimulai, kedua secara umum anak didik dapat memperoleh buku bacaan didalam kelas yang sesuai dengan kegemaran mereka dan yang ketiga anak didik sudah mampu melakukan pembiasaan – pembiasaan yang positif seperti giat membacam dan yang keempat peserta didik merasa aman tinggal dipojok baca dibandingkan diluar kelas larilari. Factor utama dan keberhasilan yang kami lakukan adalah kerjasama dan kerjakeras dan selalu menjaga kekompakan terhadap seluruh stakeholder disekolah, saling mengisi dan bergotong royong sesuai profil pelajar pancasila. Dan yang terpenting adalah dalam penerapan dalam kegiatan ini adalah waktu dan tenaga sehingga memerlukan persiapan –persiapan yang terencana untuk melakukan suatu program seperti membangun pojok litersi didalam kelas. B. Tindak lanjut Sebagai RTL selanjutnya bagaimana cara menemukan buku –buku yang digemari anak –anak, karena potensi anak beraneka ragam maka tentu buku yang diinginkan beraneka ragam pula. Anak –anak akan senang dan antusias belajar ketika membaca buku yang disukai. Dan selanjutnya RTL memprogramkan pembelian buku referensi melalui Dana Bos Sekolah dengan mengkomunikasikan kepada kepala sekolah dan bendahara untuk perencanaan pembelian buku-buku referensi anak, ini merupakan salah satu cara untuk menguraikan ketersediaan buku bacaan di pojok literasi dikelas
xvi
PUSTAKA Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1,Pragraph 4, Jakarta : Keluarga. Ki Hadjar Dewantara, 1928, Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Jakarta : Perpustakaan Nasional, Keluarga. Ki Hadjar Dewantara, 1937, Lampiran I, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Keluarga. Ki Hadjar Dewantara, 2009, Pendidikan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman, Jakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi. Diane Chelsom Gossen, 1998, Budaya Positif dan Keyakinan Kelas,Jakarta: Perpustakaan Keluarga Ki Hadjar Dewantara, 2013, Peran guru dan Keteladana Halaman 469, Jakarta: Perpustakaan keluarga. Abidin Yunus, dkk, 2018, Pojok Literasi, Jakarta : Bumi Aksara
xvii
LAMPIRAN Kegiatan Menuntun sesuai filosofi KHD
Mengkomunikasikan kepada kepala sekolah dan rekan Guru mengenai inovasi yang akan dilakukan.
xviii
Pojok Literasi dalam kelas
Pembiasaan – pembiasaan menjadi Budaya Positif kegiatan Peserta didik
xix
xx