5 0 227 KB
NASKAH PRAKTIK TERBAIK (BEST PRACTICE) PENYELENGGARAAN PTMT Disusun untuk diikut sertakan dalam Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2021
KOLABORASI PEMBELAJARAN ANTAR SEKOLAH PADA BAB SISTEM PENCERNAAN DENGAN TEMA ZAT GIZI PADA MAKANAN KHAS DAERAH UNTUK MERAJUT KEBHINEKAAN DAN MENGATASI LEARNING LOSS
OLEH: RACHMA INDAH KURNIA, M.Pd SMP NEGERI 2 BOJONEGORO
DIREKTORAT GURU PENDIDIKAN DASAR DIREKORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI 2021 1
1. DIAGNOSIS TERHADAP PEMBELAJARAN SEBELUM PTMT Praktik terbaik (Best Practice) dilatarbelakangi oleh data yang kami peroleh dari sebanyak
60 peserta didik di SMP Negeri 2 Bojonegoro di kelas 8C dan 8D.
Sebanyak 63,3% merasa bahwa setelah 1,5 tahun belajar secara daring merasa mengalami penurunan dalam hal prestasi dan motivasi belajar dari data tersebut sebanyak 38 peserta didik menginginkan adanya cara mengajar yang baru dari guru untuk memotivasi mereka untuk lebih semangat belajar. Berdasarkan data di atas, maka saya berinisiatif untuk melakukan kolaborasi pembelajaran antar sekolah agar peserta didik mendapatkan suasana belajar yang baru selain itu juga untuk menanamkan rasa menghargai perbedaan dan keberagaman serta untuk meminimalisir learning loss. Dilakukan kolaborasi antar sekolah yaitu SMP Negeri 2 Bojonegoro Jawa Timur, SMP Negeri 2 Maros Sulawesi Selatan dan SMP Negeri 1 Siau Timur Sulawesi Utara dalam pelajaran IPA Bab Sistem Pencernaan Pada Manusia dengan tema Zat Gizi pada makanan khas daerah.
2. PERENCANAAN
PTMT
UNTUK
MENGATASI
LEARNING
LOSS
a. Melakukan telaah materi yang akan dibelajarka kepada peserta didik, yaitu bab system pencernaan dengan tema zat gizi pada makanan khas daerah. b. Melakukan pemilihan sekolah mana yang akan diajak kolaborasi dengan memperhatikan profil sekolah. c. Memilih SMP Negeri 2 Maros, Sulawesi Selatan dan SMP Negeri 1 Siau Timur untuk diajak berkolaborasi dengan pertimbangan memiliki keragaman makanan yang sangat berbeda dengan yang ada di Jawa Timur khususnya Bojonegoro. d. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan guru di SMP negeri 2 Maros dan SMP Negeri 1 Siau Timur untuk menyatukan
visi dan tujuan
pembelajaran. e. Menyusun aktivitas/skenario pembelajaran yang akan dilakukan f. Mempersiapkan materi yang akan diberikan saat kolaborasi
2
g. Melakukan koordinasi dengan
peserta didik untuk melakukan presentasi
mengenai makanan khas daerah dan hasil uji zat gizi pada makanan khas daerah tersebut agar pada saat kegiatan mereka telah siap sepenuhnya. h. Mempersiapkan segala
fasilitas yang dibutuhkan agar kegiatan kolaborasi
antar sekolah berjalan dengan lancer diantaranya Laptop, LCD Proyektor, Wifi, Speaker dan berbagai kelengkapan lainnya.
3. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN a. Pembelajaran kolaborasi antar sekolah dengan tema Zat Gizi pada Makanan khas Daerah ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2021, pukul 09.30 sampai dengan 11.30 WIB atau 10.30 sampai dengan 12.30 WITA dengan menggunakan zoom meeting. Sebanyak 32 peserta didik kelas 8C dan 8D melaksanakan dari sekolah dan 32 peserta didik lainnya mengakses meeting online dari rumah (Hybrid Learning). Tempat pembelajaran ada 2 macam karena peserta didik masih belajar secara PTMT dan daring. 1. SMP Negeri 2 Bojonegoro 2. SMP Negeri 2 Maros 3. SMP Negeri 1 Siau Timur 4. Rumah peserta didik masing masing untuk peserta didik yang sedang menjalankan pembelajaran secara daring
b. Tujuan Pembelajaran
Dapat mengenal keanekaragaman makanan khas daerah
Dapat mengenal zat gizi yang terdapat pada makanan khas daerah
Dapat melakukan uji makanan khas daerah untuk mengetahui jenis kandungan gizinya
Menumbuhkan jiwa kolaborasi, menghargai perbedaan dan bangga terhadap keanekaragaman makanan di Indonesia.
3
c. Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Kegiatan
Waktu
Pembukaan
Pengkondisian peserta didik
5 menit
Perkenalan guru IPA dari SMPN 2 Bojonegoro, SMPN 2 Maros dan SMPN 1 Siau Timur
Perkenalan peserta didik dan sekolah secara umum
Mengetahui letak Bojonegoro – Maros – Siau Timur melalui google map agar siswa mengetahui bahwa mereka dapat belajar bersama meskipun dipisahkan oleh jarak yang begitu jauh.
Kegiatan Inti
Materi pentingnya zat gizi untuk remaja oleh Ibu
15 menit
Rachma Indah K ( SMP Negeri 2 Bojonegoro)
Materi uji makanan oleh ibu Rizka Ariyani (SMP Negeri 2 Maros)
Peserta didik memperkenalkan makanan khas
60 menit
masing-masing daerah 1. SMPN 2 Maros 2. SMPN 1 Siau Timur 3. SMPN 2 Bojonegoro
Peserta didik menyampaikan hasil uji zat gizi makanan khas daerah
Penutup
Tanya jawab
Kesimpulan
Kesan dan pesan
Setelah pelaksanaan pembelajaran kolaborasi ini
5 menit
kemudian guru membagikan
kuisioner untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran. Hasilnya adalah sebanyak 46 dari 60 pesertadidik (77%) senang dengan pelaksanaan pembelajaran kolaborasi karena mereka akan mengenal teman baru, ragam kuliner yang baru dan suasana belajar yang baru. Bahkan setelah meeting berakhir, beberapa siswa saling bertukar akun media social dan nomor handphone. Jika hal seperti ini dapat dilakukan 4
oleh lebih banyak guru di Indonesia, maka rasa kebhinekaan generasi muda akan semakin tumbuh.
4. EVALUASI IMPLEMENTASI PTMT Evaluasi implementasi pembelajaran kolaboratif antar sekolah ini adalah a. Adanya kendala sinyal saat pelaksanaan pembelajaran sehingga mengakibatkan beberapa kali peserta didik dan guru dari SMP Negeri 1 Siau Timur keluar dari zoom meeting. b. Saat melakukan kolaborasi antar sekolah, menyamakan visi, tujuan pembelajaran menjadi sangat penting agar pembelajaran berjalan lancar dan meminimalisir miskomunikasi. c. Manajemen waktu dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran juga perlu diperhatikan dengan baik agar peserta didik tidak merasa bosan.
5. TINDAK LANJUT PTMT Tindak lanjut dari pembelajaran kolaborasi ini adalah a. Melakukan perbaikan dari hasil evaluasi agar dapat melaksanakan pembelajaran kolaborasi antar sekolah dapat terlaksana dengan baik. b. Melakukan sosialisasi tentang pembelajaran kolaboratif antar sekolah kepada rekan guru yang lain agar dapat
pula melaksanakan pembelajaran ini dalam
lingkup kabupaten/kota/propinsi maupun luar propinsi, dengan membangun jejaring antar guru. Selain itu karena metode ini dapat juga dilakukan oleh guru mata pelajaran lain misalnya pada pelajaran IPS dan Seni Budaya untuk memperkenalkan sejarah, geografis, budaya dan lain sebagainya.
5
6