Noki Otto K - 42200479 - Refleksi Kasus - Veruka Vulgaris [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLEKSI KASUS VERUKA VULGARIS



Disusun Oleh: Noki Otto Kristanto 42200479 Dosen Pembimbing: dr. Gabriel Erny Widyanti, M.Kes, Sp.KK



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE 9 AGUSTUS – 4 SEPTEMBER 2021 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2021



BAB I STATUS PASIEN A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.A Usia : 41 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Yogyakarta Tanggal Periksa : 10 Agustus 2021 No. RM : 0103XXXX B. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama Terdapat bintil di jari tengah kaki kanan 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke RS Bethesda untuk periksa keluhan bintil di jari tengah kaki kanan, bintil awalnya kecil, lama-kelamaan semakin membesar, lesi tidak gatal dan tidak sakit. Dulu pernah terdapat massa di jaritangan (lipoma) 3. Riwayat Penyakit Dahulu - Keluhan serupa (-) - Pernah menderita lipoma di jari tangan - Asma (-) - Trauma (-) 4. Riwayat Operasi Tidak ada 5. Riwayat Alergi Tidak ada



6. Riwayat Penyakit Keluarga dan Sekitar 



Keluhan serupa (-)







Riwayat penyakit kulit lainnya (-)







Hipertensi (-)







DM (-)







Alergi (-)



7. Riwayat Pengobatan Pasien mendapatkan pengobatan dari dokter saat pertama kali berobat untuk keluhan ini, tetapi belum membaik. 8. Gaya Hidup Pasien memiliki gaya hidup sehat, pola makan baik. Pekerjaan kantoran sering berpergian keluar kota. Merokok, konsumsi alkohol dan obat terlarang disangkal. Lingkungan tempat tinggal memiliki kondisi kepersihan yang baik. C. PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis 



Keadaan umum : baik







Kesadaran : compos mentis, E4V5M6







Status Lokalis







Kepala : Tidak terdapat lesi







Wajah : Tidak terdapat lesi







Leher : Tidak terdapat lesi







Thorax : Tidak terdapat lesi







Abdomen : Tidak terdapat lesi







Ekstremitas : Terdapat lesi pada jari tengah kaki kanan sesuai deskripsi UKK



UKK : Pada jari tengah, kaki kanan terdapat lesi berupa papul padat verukosa, keratolitik, dengan ukuran diameter 0,5 cm, lesi dapat membesar, tidak terdapat gatal maupun nyeri.



D. DIAGNOSIS BANDING 



Veruka vulgaris







Keratosis seboroik







Nevus verukosus



E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang F. DIAGNOSIS Veruka vulgaris G. Tatalaksana R/ Solusio Asam Trikloroasetat 50 % Fl.I S.i.m.m



H. EDUKASI 



Mandi minimal 2 kali sehari







Hindari kulit terlalu lembab







Hindari memegang dan memencet lesi







Menyiapkan plester untuk memfiksasi obat pada lesi



I. PROGNOSIS 



Quo ad vitam : bonam







Quo ad sanationam : bonam







Quo ad functionam : bonam



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Veruka vulgaris adalah proliferasi jinak pada kulit yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Veruka vulgaris ditemukan pada semua usia tetapi lebih sering pada anak. Cara penyebaran virus ini melalui kontak langsung. Tempat predileksi terutama di ekstremitas bagian ekstensor dan tempat yang sering terjadi trauma seperti tangan, jari, dan lutut. B. Epidemiologi HPV merupakan virus dengan distribusi diseluruh dunia. Infeksi HPV sering terjadi, pada umumnya setiap manusia pernah mengalami infeksi ini dalam hidupnya. Insidensi diperkirakan sekitar 7-10% pada populasi Eropa dan 1% pada populasi Amerika. Angka ini dapat meningkat 50 sampai 100 kali pada pasien dengan imunokompremais, seperti resipien transplantasi ginjal meningkat hingga 90% setelah 15 tahun transplantasi. Veruka vulgaris dapat dialami pada usia berapa pun dan insidensi meningkat pada usia sekolah dan puncaknya pada masa remaja dan dewasa muda. C. Etiologi Veruka vulgaris disebabkan oleh HPV, dimana HPV mempunyai lebih dari 120 tipe yang berbeda. Veruka vulgaris sering disebabkan oleh HPV kutaneus tipe 1, 2, 3, 4, 27 dan 57. HPV termasuk didalam famili Papilomavirus yang merupakan virus DNA (deoxyribonucleic acid) non-enveloped, doublestranded dengan diameter 55nm. Papilomavirus meliputi famili yang besar dari virus DNA yang menginfeksi manusia dan banyak spesies lainnya. Papilomavirus merupakan yang sangat spesifik terhadap inangnya, yang berarti dari satu spesies tidak dapat menginfeksi papiloma dari spesies yang berbeda, dengan kata lain HPV hanya akan menginfeksi manusia saja.



D. Patogenesis Infeksi dengan tipe HPV yang menyebabkan veruka vulgaris seringnya dialami melalui micro-injuries. Mungkin hanya celah kecil, infeksi sering juga terjadi pada kulit tanpa riwayat luka pada kulit, tetapi maserasi kulit dapat menjadi faktor predisposisi penting. Transmisi dapat terjadi langsung dari satu individu ke individu lainnya atau secara tidak langsung melalui objek ataupun permukaan yang terkontaminasi. Autoinokulasi (melalui garukan) dari satu lokasi tubuh ke lokasi tubuh lainnya juga mungkin terjadi. Infeksi ini dimulai ketika virus memasuki proliferasi epitel sel basal, kemungkinan melalui luka kecil karena lapisan sel ini normalnya tidak dapat diakses oleh virus. Genom HPV terdiri dari early gene (E1, E2, E4, E5, E6, dan E7), dua late gene (L1 dan L2) dan diantaranya upstream regulatory region (URR). Kode L1 dan L2 untuk kapsid protein mayor dan minor. E1 penting dalam replikasi virus DNA. Berperan dalam membentuk heterodimer dengan E2 dan berikatan dengan upstream regulatory region (URR) virus yang berfungsi dalam replikasi virus DNA. E2 bersama dengan E1 berpartisipasi saat replikasi virus DNA. E3 hanya ada pada papilomavirus bovine. E4 berikatan dan menghancurkan jaringan selular sitokeratin, memungkinkan pelepasan virion matang. E5 terlibat pada proses transformasi dan berpartisipasi dalam replikasi virus DNA. Protein ini juga menghalangi sel yang terinfeksi untuk dikenali oleh sistem imun. E6 berikatan dan memediasi degradasi cepat p53, menginhibisi penghentian siklus sel dan respon apoptosis terhadap kerusakan DNA seluler. E7 berikatan dengan protein pengatur pertumbuhan Rb famili, yang menginhibisi regulasi negatif dari siklus sel.



E. Gambaran Klinis Gambaran klinis dari veruka ditentukan oleh tipe virus, lokasi dari infeksi, dan status imunitas dari host. Veruka vulgaris muncul dengan jenis yang bervariasi dengan tampilan padat, hiperkeratotik, papul yang kasar yang dapat membentuk massa yang luas dengan cara berkonfluens. Semua area kulit dapat terinfeksi, tetapi pada umumnya di tangan dan kaki. Khususnya pada jari, tangan, lutut, siku atau lokasi lainnya rentan terjadi trauma. Veruka vulgaris umumnya asimtomatik dan biasanya lunak. Perubahan ke jenis ganas sangat jarang tetapi pernah dilaporkan terjadi pada host dengan penurunan imunitas.



F. Histopatologi Meskipun ada perbedaan variasi morfologi klinis diantara tipe HPV, tetapi umumnya mereka memliki gambaran histopatologi yang sama. Karakteristik histopatologi



dari



veruka



adalah



papilomatosis,



hiperkeratosis



dengan



parakeratosis yang dominan, hipergranulosis dan akantosis. Pada veruka vulgaris, rete ridges memanjang dan titik pinggiran secara radial menuju pusat lesi (arborization). Karakteristik yang paling penting untuk membedakan dari papiloma lainya adalah koilosit, barisan vertikal dari parakeratosis dan granula keratohialin. Ketiga perubahan ini sangat jelas pada veruka vulgaris. G. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Tes asam asetat dapat menjadi alat penegak diagnosis yang bermanfaat, tetapi jarang dilakukan karena sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Aplikasi asam asetat 5% menghasilkan pemutihan pada lesi yang dicurigai dalam 5-10 menit pengolesan. Lesi atipikal diperlukan pemeriksaan histopatologi untuk penegakan diagnosis. H. Tatalaksana  Salep salisil 50% dengan plester dapat diberikan salep salisil dengan plester yang dilubangi bagian tengahnya untuk melindungi kulit sekitarnya. setelah diberikan salep lalu ditutup dengan plester lain di atasnya. lakukan pergantian dalam satu kali sehari. setelah 1-2 minggu biasanya lesi akan menjadi putih dan lembek sehingga mudah dilepas.  Asam Trikloroasetat 50% bersifat destruktif terhadap lesi.  Krioterapi dengan nitrogen cair krioterapi (bedah beku) dengan nitrogen cair digunakan pada kutil yang tidak berhasil diobati dengan obat olesan. Bisa dengan menggunakan peralatan sederhana dengan benang katun yang dililitkan sekitar ujung lidi sebesar tangkai jeruk. Alat ini dimasukkan ke dalam nitrogen cair



kemudian ditutulkan pada kutil sampai kutil dan kulit sekitar yang mengelilinginya membeku.  Elektrodesikasi dan kuretase Setelah diberikan anastesi lokal dengan lidokain, letakkan jarum listrik pada puncak lesi dan tahan hingga jaringan mulai agak menggelembung. Selanjutnya lesi dapat diangkat dengan kuret. I. Prognosis Prognosis veruka vulgaris ditentukan oleh status imunitas penderita. Pada penderita dengan imunitas yang baik atau imunokompeten, lesi dapat sembuh tanpa memerlukan intervensi. Penderita imunokompromais biasanya memiliki lesi yang berjumlah banyak, bersifat rekuren dan sulit diterapi, serta berkorelasi dengan infeksi maupun keganasan.



DAFTAR PUSTAKA 



Al-Azmi H, Hanafy H. Human papillomavirus: Manifestations, prevention and treatment: An overview. Gulf J Dermatol Venereol. 2012;19(1):1–28.







Maria das Graças Pereira L, Porro AM, Gildo Francisco dos Santos J, Tomimori J. Human papillomavirus infection: etiopathogenesis, molecular biology and clinical manifestations. An Bras Dermatol. 2011;86:306–17.







Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski.







Sitohang, IBS., dan SM. Wasitatmadja. 2019. Veruka Vulgaris. Dalam: Menaldi, SL, K. Bramono, dan W Indriatmi, eds. Ilmu penyakit kulit dan Kelamin FKUI Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.