Osteoarthritis  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering dan merupakan salah satu penyebab nyeri, disabilitas, dan kerugian ekonomi dalam populasi (Laslett,et al, 2011). Kata “osteoartritis” sendiri berasal dari Yunani dimana “osteo” yang berarti tulang, “arthro” yang berarti sendi, dan “itis” yang berarti inflamasi, walaupun sebenarnya inflamasi pada osteoartritis tidak begitu mencolok seperti yang ada pada remathoid dan autoimun arthritis (Arya,et al., 2013). OA juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif atau Osteoartrosis, yang merupakan suatu kelompok abnormalitas mekanik yang melibatkan degradasi/kerusakan dari sendi, termasuk kartilago artikular dan tulang subkondral (Lumbantoruan, 2012). Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya tulang rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh. Tapi umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan pinggul. B. ETIOLOGI Menurut Lespasio (2017) Osteoarthitis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kerusakan ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat tulang rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang. Gesekan ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan pada sendi. Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama terjadinya kondisi ini. Beberapa faktor resiko timbulnya osteoarthitis antara lain : a. Umur Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun. b. Jenis Kelamin Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.



c. Genetik Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis (Pearce, 2011). d. Riwayat Trauma Trauma pada suatu sendi yang terjadi sebelumnya, biasa mengakibatkan malformasi sendi yang akan meningkatkan resiko terjadinya osteoartritis. trauma berpengaruh terhadap kartilago artikuler, ligamen ataupun menikus yang menyebabkan biomekanika sendi menjadi abnormal dan memicu terjadinya degenerasi premature. e. Obesitas Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Pada kondisi ini terjadi peningkatan beban mekanis pada tulang dan sendi. f. Faktor gaya hidup Banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor gaya hidup mampu mengakibatkan seseorang mengalami osteoartritis. contohnya adalah kebiasaan buruk merokok. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah, menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan tulang rawan (O’Neill, 2018). C. MANIFESTASI KLINIS Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan (American Family Physician, 2012). Nyeri merupakan keluhan utama tersering dari pasien-pasien dengan OA yang ditimbulkan oleh keainan seperti tulang, membran sinovial, kapsul fibrosa, dan spasme otot-otot di sekeliling sendi. Karakteristik Nyeri pada osteoartritis dibedakan menjadi 2 Fase : 1. Fase Nyeri Akut. Nyeri awalnya tumpul, kemudian semakin berat, hilang tibul, dan diperberat oleh aktivitas gerak sendi. Nyeri biasanya menghilang dengan istirahat.



2. Fase Nyeri kronis Kekakuan pada kapsul sendi dapat menyebabkan kontraktur (tertariknya) sendi dan menyebabkan terbatasnya gerakan. Penderita akan merasakan gerakan sendi tidak licin disertai bunyi gemeretak (Krepitus). Sendi terasa lebih kaku setelah istrahat. Perlahan-lahan sendi akan bertambah kaku.



Gambar : Perbandingan sendi sehat dan sendi yang terkena Osteosrtritis Secara spesifik, manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut : -



Nyri sendi



-



Hambatan gerakan sendi



-



Kaku pagi



-



Krepitasi



-



Pembengkakan sendi yang asimetris Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk permukaan sendi berubah (Kapoor, 2011).



-



Tanda-tanda peradangan



-



Perubahan gaya berjalan



D. PATOFISIOLOGI Patofisiologi osteoarthritis meliputi kombinasi dari proses mekanik, seluler, dan biomekanik dimana interaksi dari proses tersebut menyebabkan perubahan komposisi dan sifat mekanik dari tulang rawan sendi (Arya,et al., 2013). Tulang rawan terdiri dari air, kolagen, dan proteoglikan. Semakin bertambahnya usia seseorang, kandungan air di dalam tulang rawannya akan semakin berkurang sebagai akibat dari berkurangnya kandungan proteoglikan, sehingga menyebabkan tulang rawan menjadi kurang lentur. Tanpa adanya efek proteksi dari proteoglikan, serabut kolagen tulang rawan dapat menjadi rentan terhadap degradasi sehingga dapat memperburuk degenerasi. Peradangan di sekitar kapsul sendi juga dapat terjadi melalui proses yang lebih ringan dibandingkan dengan peradangan yang terjadi pada remathoid arthritis.



Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan molekul reaktif kimia yang mengandung oksigen. Dalam konteks biologi, ROS terbentuk sebagai produk sampingan alami dari metabolisme normal oksigen dan memiliki peran penting dalam pemberian sinyal pada sel dan homeostasis. Secara tidak langsung ROS telah terlibat dalam mempromosikan apoptosis dari kondrosit, proses katabolik dan kerusakan matrix. Jadi, dua peristiwa patogen penting yang merupakan karakteristik OA kondrosit, yaitu penuaan dini dan apoptosis merupakan hasil dari NO dan cedera oksidatif lainnya (Zhong, 2016). Peristiwa ini telah memperkuat konsep bahwa OA merupakan penyakit penuaan dini pada sendi. Telah diketahui secara umum, bahwa OA tidak hanya merupakan penyakit tulang rawan, tetapi merupakan kerusakan seluruh sendi yang mengarah untuk mempertahankan proses penyakitnya. Sinovitis (peradangan sinovium) terjadi pada awal OA bahkan bisa juga pada kondisi sub-klinik. Studi atroskopik menunjukkan bahwa proliferasi yang terlokalisir dan perubahan inflamasi dari sinovium muncul hingga 50% dari pasien OA yang kebanyakan dari mereka tidak tampak mengalami inflamasi aktif (Krasnokutsy, et al.,2008). E. PATHWAY



F. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih mendukung adanya Osteoartritis, antara lain sebagai berikut : 1. Foto polos sendi (Rontgent) menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi, destruksi tulang, pembentukan osteofit (tonjolantonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi tulang. 2. Pemeriksaan cairan sendi dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi. 3. Pemeriksa artroskopi dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum tampak di foto polos. 4. Pemeriksaan Laboratorium: Osteoatritis adalah gangguan atritis local, sehingga tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan diagnosis. Uji laboratorium adakalanya dipakai untuk menyingkirkan bentuk-bentuk atritis lainnya. Faktor rheumatoid bisa ditemukan dalam serum, karena factor ini meningkat secara normal paa peningkatan usia.



Laju endap darah eritrosit mungkin akan meningkat apabila ada sinovitis yang luas (Dahlen, et al.,2006). G. KOMPLIKASI Menurut National Institute of Health (2019) Osteoarthritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Kondisi ini dapat menyebabkan pendeitanya mengalami beberapa komplikasi, seperti: -



Gangguan tidur.



-



Gangguan kecemasan.



-



Depresi.



-



Osteonecrosis atau avascular necrosis (kematian jaringan tulang).



-



Infeksi pada sendi.



-



Saraf terjepit di tulang belakang.



H. PENANGANAN 1. Obat obatan Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis. 2. Perlindungan sendi Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alatalat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio). 3. Diet Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan. 4. Dukungan psikososial Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.



5. Persoalan Seksual Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya (O’Connor, 2007). 6. Fisioterapi Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting (Sharon Lewis, et al. 2011). 7. Operasi Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit (Anwer, et al.,2014).



BAB II TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L DENGAN OSTEOARTHITIS GENU DEKSTRA DI RUANG M RUMAH SAKIT ... PENGKAJIAN A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Klien a. Identitas Klien



b. Identitas Penanggung Jawab



Nama



: Ny.L



Nama



: Tn. R



Umur



: 64 th



Umur



: 66 th



Jenis Kelamin



: perempuan



Jenis Kelamin



: Laki-Laki



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMP



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: PNS



SukuBangsa



: Indonesia



SukuBangsa



: Indonesia



Alamat



: Semarang



Alamat



: Semarang



Tanggal Masuk



: Sabtu 03 Juni 2020



Hubungan dengan Klien : Suami



Tanggal Pengkajian: Senin 03 Juni 2020 2. Diagnosa Medis : 3. Keluhan Utama



: Pasien mengatakan merasakan lutut kanan nyeri, kemeng-kemeng,



sakit dan kalau ditekuk tidak bisa, terasa kaku setelah bangun tidur, selama 1 minggu yang lalu. 4. Riwayat kesehatan saat ini



:



Ibu mengatakan saat ini tidak mempunyai penyakit antara lain yaitu jantung (tidak ada), Ginjal, (tdk ada), paru-paru (tdk ada), Hipertensi (tdk ada), Diabetes Milletus (tdk ada), Asma (tdk ada), Hepatitis (tdk ada), TBC (tdk ada), serta tidak ada alergi terhadap obat maupun makanan. 5. Riwayat Kesehatan yang Lalu



:



Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit antara lain yaitu jantung (tidak ada), Ginjal, (tdk ada), paru-paru (tdk ada), Hipertensi (tdk ada), Diabetes Milletus (tdk ada), Asma (tdk ada), Hepatitis (tdk ada), TBC (tdk ada), ibu pernah jatuh dan mengalami patah tulang waktu sebelum menikah. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga



:



Ibu mengatakan dalam kuluarga ibu tidak mempunyai riwayat penyakit antara lain yaitu jantung (tidak ada), Ginjal, (tdk ada), paru-paru (tdk ada), Hipertensi (tdk ada), Diabetes Milletus (tdk ada), Asma (tdk ada), Hepatitis (tdk ada), TBC (tdk ada). a. Genogram



 



 



 



 



 



 



 



 



 



Keterangan Laki laki



:



Perempuan



:



Meninggal



: X



Garis Keturunan : Klien



:



Tinggal serumah : Klien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Klien tinggal satu rumah dengan suami dan ketiga anaknya. Suaminya anak pertama dari dua bersaudara, dan yang kedua adalah perempuan. 7. Pola Kesehatan Fungsional (Gordon): a. Pola Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan b. Pola Pemenuhan Nutrisi Metabolik Makan Porsi Jenis Macam Keluhan Minum Jenis Keluhan



Sebelum sakit 3x/hr 1 piring Nasi, lauk, pauk Sayuran, ikan, telor dll Tidak ada 8 gelas/hr Teh manis, air putih Tidak ada



Selama sakit 3x/hr ½ piring/porsi Nasi, lauk, pauk Sayuran, ikan, telor dll Nafsu makan berkurang 8 gelas/hr Air putih Tidak ada



c. Pola Eliminasi BAB Konsistensi Warna Bau Keluhan



Sebelum sakit 1x/hr Lunak Kuning-kecoklatan Khas Tidak ada



BAK Warna Bau Keluhan



5-6x/hr Kuning-jernih Khas Tidak ada



Selama sakit 1x/hr Lunak Kuning Khas BAB terganggu karena nyeri pada lutut 5-6x/hr Kuning-jernih Khas Tidak ada



d. Pola Aktifasi dan Latihan Sebelum Sakit



: Pasien mengatakan kegiatan sehari-hari dilakukan secara



mandiri. Selama Sakit



: Aktivitas



0



Makan







1



2



Mandi







Berpkaian







Eliminasi







3



Mobilisasi tempat tidur







Berpindah







Ambulansi







Naik tangga







4



Keterangan : 0 1 2



: mandiri : dibantu sebagian : dibantu orang lain



3 4



: dibantu orang dan peralatan : ketergantungan/ tidak mampu



e. Pola Istirahat dan Tidur Sebelum sakit



Selama sakit



Tidur malam



6-8 jam/hr



6-8 jam/hr



Tidur siang



Jarang tidur 1 jm/hr



Lebih banyak istirahat 1 jam/hr



f. Pola Persepsi Kognitif -



Sebelum Sakit



:



Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik dan ia tidak memahami sedang menderita penyakit tertentu dan tidak pernah untuk cek kesehatan. -



Selama Sakit



:



Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak memahami penyakit yang diderita saat ini. g. Pola Persepsi Diri, Konsep Diri, Body Image(Citra Diri) Sebelum sakit Citra diri Identitas Peran Ideal diri Harga diri



Selama sakit



Merasa sehat, dan tidak ada Nyeri pada lutut masalah Mengenal siapa dirinya Mengenal siapa dirinya Sebagai IRT, dan ingin segera sembuh. Pasien lebih menurut kepada keluarganya. Menghargai dirinya dan mempunyai harapan utk sembuh.



Sebagai IRT, dan ingin segera sembuh. Pasien lebih menurut kepada keluarganya. Menghargai dirinya dan mempunyai harapan utk sembuh.



h. Pola Peran dan Hubungan -



Sebelum sakit



:



Pasien mengatakan hubungannya dengan keluar sangatlah baik dan jika terdapat masalah diselesaikan dengan kekeluargaan. -



Selama sakit



:



Pasien mengatakan selama sakit masih hubungan dengan keluarga dengan baik dan tidak di kucilkan baik keluarga maupun masayarakat, jika terdapat masalah diselesaikan dengan kekeluargaan. i. Pola Seksualitas dan Reproduksi -



Sebelum Sakit



:



Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual 2 kali dalam semingggu. -



Selama Sakit



:



Pasien mengatakn selama sakit tidak memikirkan hubungan seksual. j. Pola Koping dan Stress -



Sebelum sakit



:



Pasien mengatakan jika terdapat masalah selalu terbuka kepada keluarganya dan pasrah terhadap penyakitnya serta selalu berusaha, berdoa kepada allah dan selalu mendapat dukungan dari keluarga. -



Selama sakit



:



Pasien mengatakan jika terdapat masalah selalu terbuka kepada keluarganya dan pasrah terhadap penyakitnya serta selalu berusaha, berdoa kepada allah dan selalu mendapat dukungan dari keluarga. k. Pola Nilai dan Kepercayaan -



Sebelum sakit



:



Pasien mengatakan sangat yakin bahwa ia dapat sembuhdan taat melakukan ibadah. -



Selama sakit



:



Pasien mengatakan sangat yakin bahwa ia dapat sembuhdan taat melakukan ibadah. B. DATA OBJEKTIF 1. Keadaan Umum



: Baik



a. Kesadaran



: Composmentis



b. Penampilan



: Tampak menahan sakit



c. TTV



:



-



Tensi



: 130/90 mmhg



-



Nadi



: 88 x/menit



-



P



: 22x/menit



-



Suhu



: 37,2 oC



-



GCS



: 15 (E4V5M6)



-



Skala Nyeri : 6



2. Status Present a. Kepala



: Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan, tdk



ada oedema. b. Rambut



: Rambut sebahu, bewarna putih, lurus.



c. Mata



: Konjungtiva tdk anemis, dilatasi pupil normal, sclera tdk ikterik, reflek



pupil (+/+). d. Hidung



: Bersih, tidak ada lesi dan tdk ada polip.



e. Mulut dan tenggorokan : Mulut bersih, bibir tdk kering, tdk ada sariawan, tdak ada caries gigi.



f. Telinga



: Bersih, tdk ada serumen.



g. Leher



: Tdk Ada benjolan tdk pembengkakan pada vena jularis, kelenjar



parotis, dan pada tengkuk tdk ada benjolan abnormal. h. Dada



:



Inspeksi



: Simetris, warna kulit merata, tdk ada pertumbuhan rambut.



Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan



Perkusi



: Suara sonor



Auskultasi



: Suara trakheal, bronkhial, bronko vesikuler dan tidak ada bunyi stidor



dan whezing. i. Perut



:



Inspeksi



: Warna kulit sawo matang, warna kulit merata dan tidak ada bekas luka



Palpasi



: Tidak ada nyeri tekan, tdk ada oedema, tdk ada massa yang



abnormal. Perkusi



: Terdengar hasil ketukan tympani disemua kuadran.



Auskultasi



: Peristaltik usus 32 kali/menit.



j. Genitalia



: Genetalia pasien normal dan tdk ada luka.



k. Ekstremitas



:



1) Atas



: Tangan kanan dan kiri dapat digerakkan dengan leluasa , tidak ada



benjolan abnormal, tdk ada oedema, kuku jari tdk pucat. 2) Bawah -



:



Kaki kiri tidak ada masalah, tidak ada oedema, tidak ada kelemahan pada pergerakan.



-



Kaki kanan terdapat bengkak pada area lutut adanya prbedaan ukuran pada kaki kiri serta terjadi kelemahan/rasa sakit pada lutut kaki kanan.



C. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaa Labolatorium dilakukan pada 03 Juni 2020 Tanggal pemeriksaa n



Jenis Pemeriksaan



Hasil (Satuan)



Normal



03-06-2020



Hb



11,5



12-14



Hemetokrit



34,8



37-43



Leukosit



9.400



4000-10.000



trombosit



284.000



150.000-



04-06-2020



Eritrosit



3,66



450.000



MCV



95,1



40-46



MCH



31,4



80.0-90.0



Niferensial



63,1



26,5-30,5



Segmen



27,7



40-80



Lionfosit



9,2



20-40



Gas Sewaktu Gas Puasa Fungsi ginjal Kelost total Kolest HDL Kolest LDL



90 136 3,8 191 123,7 56



1-10 75-140 75-115 2,6-6,1 < 220 < 150



2. Pemberian Terapi Tanggal 03-06-2020



Obat Santagesic Ranitidin Methil Prednisolon



04-06-2020



Santagesic MTP



05-06-2020



Santagesic Ranitidin MTP Oral Gabapetin Glukosamin



Dosis dan Satuan 3x1 ampul/IV 2x1 sehari/12jam/IV 62,5mg 3xtiap/8jam/IV 3x1 ampul/IV 62,5 mg 3xtiap 8 jam/IV 2x tiap 12 jam/IV 62,5 mg 2xtiap 12 jam/IV 3x1 2x100mg



D. ANALISIS DATA E. INTERVENSI F. IMPLEMENTASI G. EVALUASI



DAFTAR PUSTAKA American Family Physician (2012). Osteoarthritis: Diagnosis and Treatment. Arya RK, Jain Vijay. 2013. Osteoarthritis of the knee joint: An Overview. Indian Academy Of Clinical Medicine, Vol.14, No.2 (Diakses 26 Februari 2017 pukul 13:52 WIB). Anwer S, Alghadir A. Effect of Isometric Quadriceps Exercise on Muscle Strength, Pain, and Function in Patients with Knee Osteoarthritis. J. Phys. Ther. Sci. 26: 745–748, 2014. Dahlen, L., Zimmerman, L., Barron, C. 2006. Pain perception and its relation to functional status post total knee arthroplasty : a pilot study. Orthopaedic Nursing, July-August 2006, 25 (4). Academic Research Library. Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiology of Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 33–42 (2011) Lespasio, M. J. (2017). Knee Osteoarthritis: A Primer. The Permanente Journal, DOI: 10.7812/TPP/16-183. Laslett, L.L., Quinn, S.J., Winzenberg, T.M., Sanderson, K., Cicuttini, F., Jones, G. 2012. A Prospective study of the impact of musculoskeletal pain and radiographic osteoarthritis on



health related quality of life in community dwelling older people. BMC Musculoskeletal Disorder. Lumbantoruan, S.M., Harahap, I.A. 2012. Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Stres Pasien Osteoarthritis Di RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara (online) yang diakses tanggal 16 Oktober 2015. National Institute of Health (2019). U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Osteoarthritis. O’Connor, Mary I. 2007. Sex differences in osteoarthritis of the hip and knee. Journal of American Academy of Orthopaedic Sirgeons. Vol 15. O’Neill, T. W., dan Fekson, D. T. (2018). Mechanisms of Osteoarthritis (OA) Pain. Current Osteoporosis Reports, DOI: 10.1007/s11914-018-0477-1. Pearce, Evelin C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sharon Lewis, et al. 2011. Medical Surgical Nursing Assesment And Management Of Clinical Problems Eight Edition. Elsevier Mosby. USA Zhong, L., Huang X., Karperein M., Post J.N., 2016. Correlation between Gene Expression and Osteoarthritis Progression in Human. International Journal o f Molecular Sciences, Vol.17, 1126.