Pembahsan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN Pada praktikum makropaleontologi 14 September 2017 yaitu pada acara Brachiopoda.



Praktikum



makropaleontologi



kali



ini



kita



melakukan



pendiskripsian secara megaskopis meliputi jenis fosil, morfologi fosil, taksonomi fosil dan proses pemfosilan kemudian dari data tersebut kita dapat melakukan intepretasi umur geologi dan lingkungan hidup fosil. Kita melakukan deskripsi sebanyak 5 peraga Phylum Brachiopoda, Kelas Artikulata. Berikut adalah hasil pembahasan dari sampel yang teramati yaitu sebagai berikut : 2.1. Pembahasan Peraga X1 Fosil peraga X1 ini memiliki dimensi 11 cm x 13 cm x 9 cm. Secara megaskopis fosil ini warnanya coklat muda, fosil ini tersusun oleh bodiutuh suatu organisme yang terfosilkan dengan tipe pengawetan bagian keras suatu organisme. Bagian keras dari organisme tersebut terawetkan hingga menjadi fosil sehingga tidak mengalami penghancuran maupun pembusukan. jenisnya pengawetan bagian keras dari suatu organisme. Fosil peraga X1 merupakan fosil dari organisme brachiopoda. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.Organisme ini masuk dalam filum brachiopoda dikarenakan organisme ini memiliki 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat. 1



Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata). Organisme ini masuk dalam kelas artikulata, hal ini dikarenakan struktur tubuhnya memiliki Ciri-ciri,



cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya



tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar. Morfologi cangkang brachiopoda pada peraga ini masih menunjukan bagian palintrope, ribs, commisura, pedicle valve, brachial valve, pedicle opening, hinge line, hinge axis, growth line dan umbo. Growthline merupakan garis-garis pada cangkang yang menunjukan perkembangan dan pertumbuhan brachiopoda, ribs merupakan bidang yang terbentuk pada cangkang, dimana bidang itu terletak diantara grwothline, ribs dapat digunakan untuk penanda umur dari organisme. Umbo merupakan titik awal pertumbuhan organisme. Pedicle opening merupakan suatu lubang untuk tempat keluar masuknya pedicle, pedicle itu sendiri merupakan alat untuk menambatkan tubuh ke suatu subtrat di dasar laut. Pedicle valve merupakan cangkang brachiopoda yang terletak dibagian ventral atau bagian dekat dengan umbo sedangkan brachial valve merupakan bagian cangkang brachiopoda yang terletak di bagian dorsal. Commsiura yaitu garis yang menghubungkan antara kedua cangkang. Hinge line merupakan garis pertautan sedangkan hinge axis merupakan garis pertautan bayangan yang senantiasa berupa garis lurus. Cara hidup brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara reproduksinya. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Selain hidup di dasar laut secara bentonik, filum brachiopoda ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Brachiopoda mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm.



2



Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina. Fertilisasi secara ekternal. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.



Gambar 1. Cara hidup Brachiopoda



Gambar 2. Cara Makan Brachiopoda



Gambar 3 . Lophophore



Berdasarkan fasies james fosil brachiopoda yang berupa fosil bodi utuh dapat ditemukan pada back reef maupun pada fore reef, hal ini dikarenakan pada zona tersebut terdapat organisme authocthonous yang hidup dan berkembang di daerah tersebut, sehingga sangat dimungkinkan fosil bodi utuh terbentuk di zona tersebut.



3



Fosil dari phylum brachiopoda ini sering dijumpai di zona Reff sampai Continental Shelf. Hewan ini membutuhkan lingkungan dengan kondisi yang cocok seperti adanya kadar oksigen yang mencukupi, cahaya matahari yang dapat menembus lingkungan hidupnya, suhu hangat, airnya jernih. Melihat dari kondisi tersebut fosil ini pada umumnya dijumpai continental shelf. Selain itu, fosil ini tidak mungkin ada di daerah laut dalam atau continental rise hal ini karena lingkungan hidup yang tidak mendukung. Selain itu ketika berada di bawah Zona CCD ( Carbonatan Compensation Depth ) cangkang yang tersusun karbonatan tidak dapat terbentuk karena ketika berada dibawah zona CCD karbonatan akan terurai. Material yang bisa bertahan ketika melewati batas CCD hanyalah material silika. Fosil ini merupakan jenis fosil pengawetan bagian keras yang terawetkan. Syarat terbentuknya fosil dengan jenis pengawetan bagian keras dari suatu organisme yakni, bagian keras dari organisme harus mengandung mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan kimia. Pada organisme ini memiliki cangkang yang tersusun oleh mineral karbonatan seperti kalsit dan dolomit. Awalnya organisme mati, kemudian organisme ini langsung tertimbun oleh material sedimen yang halus hal inilah yang mengakibatkan bagian tubuh yang keras terhindar dari pembusukan dan kerusakan setelah mati, sehingga seiring dengan berjalannya waktu bagian lunak dari organisme ini terurai dan yang tersisa hanyalah cangkang utuh yang melindungi bagian tubuhnya bagian dalam. Dengan mengalami proses sedimentasi, cangkang bodi utuh akan terawetkan secara alami dan akan mengalami pemfosilisasi hingga menjadi sebuah fosil karbonatan. Fosil ini mulai hidup pada awal zaman ordovician-holocen. Zaman ordovician



4



merupakan zaman koral dan alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dann brachiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit melimpah, sedangkan ehinodermata dan brachiopoda mulai menyebar. Meluapnya samudra dari zaman es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gadwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada di antaranya. Organisme ini mulai muncul dan berkembang dengan terus mengalami evolusi hingga recent atau zaman holocen.



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X1 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo rhynconellida, dimana memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan fibrous, spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol pada pedicle valve (rostrate). Family Tetrarhynchiidae, berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Somalirhycia africana.



2.2. Pembahasan Peraga X2 Fosil peraga X2 ini memiliki dimensi 14 cm x 10 cm. Secara megaskopis fosil ini warnanya coklat muda, fosil ini tersusun oleh bodiutuh suatu organisme yang terfosilkan dengan tipe pengawetan bagian keras suatu organisme. Bagian keras dari organisme tersebut terawetkan hingga menjadi fosil sehingga tidak mengalami penghancuran maupun pembusukan. jenisnya pengawetan bagian keras dari suatu organisme. Fosil peraga X2 merupakan fosil dari organisme brachiopoda. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah



5



dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.Organisme ini masuk dalam filum brachiopoda dikarenakan organisme ini memiliki 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata). Organisme ini masuk dalam kelas artikulata, hal ini dikarenakan struktur tubuhnya memiliki Ciri-ciri, cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar. Morfologi cangkang brachiopoda pada peraga ini masih menunjukan bagian ribs, commisura, pedicle valve, brachial valve, pedicle opening, hinge line, hinge axis, growth line dan umbo. Growthline merupakan garis-garis pada cangkang yang menunjukan perkembangan dan pertumbuhan brachiopoda, ribs merupakan bidang yang terbentuk pada cangkang, dimana bidang itu terletak diantara grwothline, ribs dapat digunakan untuk penanda umur dari organisme. Umbo merupakan titik awal pertumbuhan organisme. Pedicle opening merupakan suatu lubang untuk tempat keluar masuknya pedicle, pedicle itu sendiri merupakan alat untuk menambatkan tubuh ke suatu subtrat di dasar laut. Pedicle valve merupakan cangkang brachiopoda yang terletak dibagian ventral atau bagian dekat dengan umbo sedangkan brachial valve merupakan bagian cangkang brachiopoda yang terletak di bagian dorsal. Commsiura yaitu garis yang menghubungkan antara kedua cangkang. Hinge line merupakan garis pertautan sedangkan hinge axis merupakan garis pertautan bayangan yang senantiasa berupa garis lurus. Cara hidup brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara reproduksinya. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat



6



suatu juluran otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Selain hidup di dasar laut secara bentonik, filum brachiopoda ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Brachiopoda mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina. Fertilisasi secara ekternal. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.



Gambar 1. Cara hidup Brachiopoda



Gambar 2. Cara Makan Brachiopoda



Gambar 3 . Lophophore



7



Berdasarkan fasies james fosil brachiopoda yang berupa fosil bodi utuh dapat ditemukan pada back reef maupun pada fore reef, hal ini dikarenakan pada zona tersebut terdapat organisme authocthonous yang hidup dan berkembang di daerah tersebut, sehingga sangat dimungkinkan fosil bodi utuh terbentuk di zona tersebut.



Fosil dari phylum brachiopoda ini sering dijumpai di zona Reff sampai Continental Shelf. Hewan ini membutuhkan lingkungan dengan kondisi yang cocok seperti adanya kadar oksigen yang mencukupi, cahaya matahari yang dapat menembus lingkungan hidupnya, suhu hangat, airnya jernih. Melihat dari kondisi tersebut fosil ini pada umumnya dijumpai continental shelf. Selain itu, fosil ini tidak mungkin ada di daerah laut dalam atau continental rise hal ini karena lingkungan hidup yang tidak mendukung. Selain itu ketika berada di bawah Zona CCD ( Carbonatan Compensation Depth ) cangkang yang tersusun karbonatan tidak dapat terbentuk karena ketika berada dibawah zona CCD karbonatan akan terurai. Material yang bisa bertahan ketika melewati batas CCD hanyalah material silika. Fosil ini merupakan jenis fosil pengawetan bagian keras yang terawetkan. Syarat terbentuknya fosil dengan jenis pengawetan bagian keras dari suatu organisme yakni, bagian keras dari organisme harus mengandung mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan kimia. Pada organisme ini memiliki cangkang yang tersusun oleh mineral karbonatan seperti kalsit dan dolomit. Awalnya organisme mati, kemudian organisme ini langsung tertimbun oleh material sedimen yang halus hal inilah yang mengakibatkan bagian tubuh yang keras terhindar dari pembusukan dan kerusakan setelah mati, sehingga seiring dengan berjalannya waktu bagian lunak dari organisme ini terurai dan yang tersisa



8



hanyalah cangkang utuh yang melindungi bagian tubuhnya bagian dalam. Dengan mengalami proses sedimentasi, cangkang bodi utuh akan terawetkan secara alami dan akan mengalami pemfosilisasi hingga menjadi sebuah fosil karbonatan. Fosil ini mulai hidup pada awal zaman ordovicium-holocen. Ordovician merupakan zaman koral dan alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dann brachiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit melimpah, sedangkan ehinodermata dan brachiopoda mulai menyebar. Meluapnya samudra dari zaman es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gadwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada di antaranya. Organisme ini mulai muncul dan berkembang dengan terus mengalami evolusi hingga recent atau zaman holocen.



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X2 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo pentamerida yang merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Family Pentameridae, berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Pentamerus sp.



2.3. Pembahasan Peraga X3 Fosil peraga X3 ini memiliki dimensi 20 cm x 10 cm. Secara megaskopis fosil ini warnanya coklat muda, fosil ini tersusun oleh bodiutuh suatu organisme yang terfosilkan dengan tipe pengawetan bagian keras suatu organisme. Bagian keras dari organisme tersebut terawetkan hingga menjadi fosil sehingga tidak mengalami penghancuran maupun pembusukan. jenisnya pengawetan bagian keras dari suatu organisme. Fosil peraga X3 merupakan fosil dari organisme brachiopoda. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau



9



dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.Organisme ini masuk dalam filum brachiopoda dikarenakan organisme ini memiliki 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata). Organisme ini masuk dalam kelas artikulata, hal ini dikarenakan struktur tubuhnya memiliki Ciri-ciri, cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar. Morfologi cangkang brachiopoda pada peraga ini masih menunjukan bagian palintrope, ribs, commisura, pedicle valve, brachial valve, pedicle opening, hinge line, hinge axis, growth line dan umbo. Growthline merupakan garis-garis pada cangkang yang menunjukan perkembangan dan pertumbuhan brachiopoda, ribs merupakan bidang yang terbentuk pada cangkang, dimana bidang itu terletak diantara grwothline, ribs dapat digunakan untuk penanda umur dari organisme. Umbo merupakan titik awal pertumbuhan organisme. Pedicle opening merupakan suatu lubang untuk tempat keluar masuknya pedicle, pedicle itu sendiri merupakan alat untuk menambatkan tubuh ke suatu subtrat di dasar laut. Pedicle valve merupakan cangkang brachiopoda yang terletak dibagian ventral atau bagian dekat dengan umbo sedangkan brachial valve merupakan bagian cangkang brachiopoda yang terletak di bagian dorsal. Commsiura yaitu garis yang menghubungkan antara kedua cangkang. Hinge line merupakan garis pertautan



10



sedangkan hinge axis merupakan garis pertautan bayangan yang senantiasa berupa garis lurus. Cara hidup brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara reproduksinya. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Selain hidup di dasar laut secara bentonik, filum brachiopoda ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Brachiopoda mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina. Fertilisasi secara ekternal. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.



Gambar 1. Cara hidup Brachiopoda



Gambar 2. Cara Makan Brachiopoda



11



Gambar 3 . Lophophore



Berdasarkan fasies james fosil brachiopoda yang berupa fosil bodi utuh dapat ditemukan pada back reef maupun pada fore reef, hal ini dikarenakan pada zona tersebut terdapat organisme authocthonous yang hidup dan berkembang di daerah tersebut, sehingga sangat dimungkinkan fosil bodi utuh terbentuk di zona tersebut.



Fosil dari phylum brachiopoda ini sering dijumpai di zona Reff sampai Continental Shelf. Hewan ini membutuhkan lingkungan dengan kondisi yang cocok seperti adanya kadar oksigen yang mencukupi, cahaya matahari yang dapat menembus lingkungan hidupnya, suhu hangat, airnya jernih. Melihat dari kondisi tersebut fosil ini pada umumnya dijumpai continental shelf. Selain itu, fosil ini tidak mungkin ada di daerah laut dalam atau continental rise hal ini karena lingkungan hidup yang tidak mendukung. Selain itu ketika berada di bawah Zona CCD ( Carbonatan Compensation Depth ) cangkang yang tersusun karbonatan tidak dapat terbentuk karena ketika berada dibawah zona CCD karbonatan akan terurai. Material yang bisa bertahan ketika melewati batas CCD hanyalah material



12



silika. Fosil ini merupakan jenis fosil pengawetan bagian keras yang terawetkan. Syarat terbentuknya fosil dengan jenis pengawetan bagian keras dari suatu organisme yakni, bagian keras dari organisme harus mengandung mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan kimia. Pada organisme ini memiliki cangkang yang tersusun oleh mineral karbonatan seperti kalsit dan dolomit. Awalnya organisme mati, kemudian organisme ini langsung tertimbun oleh material sedimen yang halus hal inilah yang mengakibatkan bagian tubuh yang keras terhindar dari pembusukan dan kerusakan setelah mati, sehingga seiring dengan berjalannya waktu bagian lunak dari organisme ini terurai dan yang tersisa hanyalah cangkang utuh yang melindungi bagian tubuhnya bagian dalam. Dengan mengalami proses sedimentasi, cangkang bodi utuh akan terawetkan secara alami dan akan mengalami pemfosilisasi hingga menjadi sebuah fosil karbonatan. Fosil ini mulai hidup pada awal zaman ordovician-holocen. Zaman ordovician merupakan zaman koral dan alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dann brachiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit melimpah, sedangkan ehinodermata dan brachiopoda mulai menyebar. Meluapnya samudra dari zaman es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gadwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada di antaranya. Organisme ini mulai muncul dan berkembang dengan terus mengalami evolusi hingga recent atau zaman holocen.



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X3 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan penting, dimana sebagian besar cangkangnya bersifat impunctate dan sebagian kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat (folded shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat “interarea” yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak terdapat pada brachial valve.



Family Muscospirifier



berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Muscospirifier sp.



13



2.4. Pembahasan Peraga X4 Fosil peraga X4 ini memiliki dimensi 8 cm x 5 cm x 9 cm. Secara megaskopis fosil ini warnanya coklat muda, fosil ini tersusun oleh bodiutuh suatu organisme yang terfosilkan dengan tipe pengawetan bagian keras suatu organisme. Bagian keras dari organisme tersebut terawetkan hingga menjadi fosil sehingga tidak mengalami penghancuran maupun pembusukan. jenisnya pengawetan bagian keras dari suatu organisme. Fosil peraga X4 merupakan fosil dari organisme brachiopoda. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.Organisme ini masuk dalam filum brachiopoda dikarenakan organisme ini memiliki 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot (Brachipoda inartikulata). Organisme ini masuk dalam kelas artikulata, hal ini dikarenakan struktur tubuhnya memiliki Ciri-ciri,



cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya



tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar. Morfologi cangkang brachiopoda pada peraga ini masih menunjukan bagian palintrope, ribs, commisura, pedicle valve, brachial valve, pedicle opening, hinge line, hinge axis, growth line dan umbo. Growthline



14



merupakan garis-garis pada cangkang yang menunjukan perkembangan dan pertumbuhan brachiopoda, ribs merupakan bidang yang terbentuk pada cangkang, dimana bidang itu terletak diantara grwothline, ribs dapat digunakan untuk penanda umur dari organisme. Umbo merupakan titik awal pertumbuhan organisme. Pedicle opening merupakan suatu lubang untuk tempat keluar masuknya pedicle, pedicle itu sendiri merupakan alat untuk menambatkan tubuh ke suatu subtrat di dasar laut. Pedicle valve merupakan cangkang brachiopoda yang terletak dibagian ventral atau bagian dekat dengan umbo sedangkan brachial valve merupakan bagian cangkang brachiopoda yang terletak di bagian dorsal. Commsiura yaitu garis yang menghubungkan antara kedua cangkang. Hinge line merupakan garis pertautan sedangkan hinge axis merupakan garis pertautan bayangan yang senantiasa berupa garis lurus. Cara hidup brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara reproduksinya. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Selain hidup di dasar laut secara bentonik, filum brachiopoda ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Brachiopoda mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan betina. Fertilisasi secara ekternal. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.



15



Gambar 1. Cara hidup Brachiopoda



Gambar 2. Cara Makan Brachiopoda



Gambar 3 . Lophophore



Berdasarkan fasies james fosil brachiopoda yang berupa fosil bodi utuh dapat ditemukan pada back reef maupun pada fore reef, hal ini dikarenakan pada zona tersebut terdapat organisme authocthonous yang hidup dan berkembang di daerah tersebut, sehingga sangat dimungkinkan fosil bodi utuh terbentuk di zona tersebut.



16



Fosil dari phylum brachiopoda ini sering dijumpai di zona Reff sampai Continental Shelf. Hewan ini membutuhkan lingkungan dengan kondisi yang cocok seperti adanya kadar oksigen yang mencukupi, cahaya matahari yang dapat menembus lingkungan hidupnya, suhu hangat, airnya jernih. Melihat dari kondisi tersebut fosil ini pada umumnya dijumpai continental shelf. Selain itu, fosil ini tidak mungkin ada di daerah laut dalam atau continental rise hal ini karena lingkungan hidup yang tidak mendukung. Selain itu ketika berada di bawah Zona CCD ( Carbonatan Compensation Depth ) cangkang yang tersusun karbonatan tidak dapat terbentuk karena ketika berada dibawah zona CCD karbonatan akan terurai. Material yang bisa bertahan ketika melewati batas CCD hanyalah material silika. Fosil ini merupakan jenis fosil pengawetan bagian keras yang terawetkan. Syarat terbentuknya fosil dengan jenis pengawetan bagian keras dari suatu organisme yakni, bagian keras dari organisme harus mengandung mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan kimia. Pada organisme ini memiliki cangkang yang tersusun oleh mineral karbonatan seperti kalsit dan dolomit. Awalnya organisme mati, kemudian organisme ini langsung tertimbun oleh material sedimen yang halus hal inilah yang mengakibatkan bagian tubuh yang keras terhindar dari pembusukan dan kerusakan setelah mati, sehingga seiring dengan berjalannya waktu bagian lunak dari organisme ini terurai dan yang tersisa hanyalah cangkang utuh yang melindungi bagian tubuhnya bagian dalam. Dengan mengalami proses sedimentasi, cangkang bodi utuh akan terawetkan secara alami dan akan mengalami pemfosilisasi hingga menjadi sebuah fosil karbonatan. Fosil ini mulai hidup pada awal zaman ordovician-holocen. Zaman ordovician merupakan zaman koral dan alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dann brachiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit melimpah, sedangkan ehinodermata dan brachiopoda mulai menyebar. Meluapnya samudra dari zaman es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gadwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada di antaranya. Organisme ini mulai muncul dan berkembang dengan terus mengalami evolusi hingga recent atau zaman holocen.



17



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X4 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo orthida Umumnya memiliki sepasang cangkang sangat biconvex dan “straight hinge line”. Impunctate shell sama dengan tidak terdapat indikasi perforasi sama sekali. Family orthis berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Anomoides.



2.5. Pembahasan Peraga X5 Fosil peraga X5 ini memiliki dimensi 7 cm x 10 cm. Secara megaskopis fosil ini warnanya coklat muda, fosil ini tersusun oleh bodiutuh suatu organisme yang terfosilkan dengan tipe pengawetan bagian keras suatu organisme. Bagian keras dari organisme tersebut terawetkan hingga menjadi fosil sehingga tidak mengalami penghancuran maupun pembusukan. jenisnya pengawetan bagian keras dari suatu organisme. Fosil peraga X5 merupakan fosil dari organisme brachiopoda. Brachiopoda berasal dari bahasa latin brachium yang berarti lengan (arm), dan poda yang berarti kaki (foot). Brachiopoda artinya hewan ini merupakan suatu kesatuan tubuh yang difungsikan sebagai kaki dan lengan atau dengan kata lain binatang yang tangannya berfungsi sebagai kaki. Filum ini merupakan salah satu filum kecil dari invertebrata. Hingga saat ini terdapat sekitar 300 spesies dari filum ini yang mampu bertahan dan sekitar 30.000 fosilnya telah dinamai. Mereka sering kali disebut dengan “lampu cangkang” atau lamp shell.Organisme ini masuk dalam filum brachiopoda dikarenakan organisme ini memiliki 2 cangkang (valve), yaitu Pedicle atau Ventral Valve dan Brachial atau Dorsal Valve. Tubuh tertutup oleh 2 cangkang, satu ke arah dorsal dan yang lainnya ke arah ventral. Biasanya melekat pada substrat dengan pedicile. Cangkang dilapisi oleh mantle yang dibentuk oleh pertumbuhan dinding tubuh dan membentuk rongga mantle. Cangkang Brachiopoda tersusun oleh senyawa karbonat, atau khitin dan kalsium fosfat. Cangkangnya biasanya mempunyai hiasan, berupa garis tumbuh, costae atau costellae. Kedua buah cangkang dihubungkan oleh gigi pertautan (pada Brachiopoda artikulata) atau sistem otot



18



(Brachipoda inartikulata). Organisme ini masuk dalam kelas artikulata, hal ini dikarenakan struktur tubuhnya memiliki Ciri-ciri, cangkang dipertautkan oleh gigi dan socket. Cangkang umumnya tersusun oleh material karbonatan. Tidak mempunyai lubang anus. Mempunyai keanekaragaman jenis yang besar. Morfologi cangkang brachiopoda pada peraga ini masih menunjukan bagian palintrope, ribs, commisura, pedicle valve, brachial valve, pedicle opening, hinge line, hinge axis, growth line dan umbo. Growthline merupakan garis-garis pada cangkang yang menunjukan perkembangan dan pertumbuhan brachiopoda, ribs merupakan bidang yang terbentuk pada cangkang, dimana bidang itu terletak diantara grwothline, ribs dapat digunakan untuk penanda umur dari organisme. Umbo merupakan titik awal pertumbuhan organisme. Pedicle opening merupakan suatu lubang untuk tempat keluar masuknya pedicle, pedicle itu sendiri merupakan alat untuk menambatkan tubuh ke suatu subtrat di dasar laut. Pedicle valve merupakan cangkang brachiopoda yang terletak dibagian ventral atau bagian dekat dengan umbo sedangkan brachial valve merupakan bagian cangkang brachiopoda yang terletak di bagian dorsal. Commsiura yaitu garis yang menghubungkan antara kedua cangkang. Hinge line merupakan garis pertautan sedangkan hinge axis merupakan garis pertautan bayangan yang senantiasa berupa garis lurus. Cara hidup brachiopoda meliputi tempat atau lingkungan dia tinggal, cara dia beradaptasi atau hidup dengan lingkungannya, cara makannya, dan cara reproduksinya. Brachiopoda hidup tertambat (benthos secyl) di dasar laut, lewat suatu juluran otot yang disebut pedicle. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan oksigen, Brachiopoda mempunyai Lophophore yang berfungsi menggerakkan air di sekitarnya, sehingga sirkulasi oksigen ke dalam dan ke luar tubuh dapat berlangsung. Begitu pula dengan makanan. Selain hidup di dasar laut secara bentonik, filum brachiopoda ada yang hidup di air tawar, namun sangat jarang. Brachiopoda mampu hidup pada kedalaman hingga 5.600 m secara benthos secyl. Brachiopoda modern memiliki ukuran cangkang rata-rata dari 5 mm hingga 8 cm. Kehadiran rekaman kehidupannya sangat terkait dengan proses Bioconose dan Thanathoconose. Cara reproduksi Brachiopoda adalah terpisah antara jantan dan



19



betina. Fertilisasi secara ekternal. Sebagian ada yang “mengandung” dan melahirkan larva lobate.



Gambar 1. Cara hidup Brachiopoda



Gambar 2. Cara Makan Brachiopoda



Gambar 3 . Lophophore



Berdasarkan fasies james fosil brachiopoda yang berupa fosil bodi utuh dapat ditemukan pada back reef maupun pada fore reef, hal ini dikarenakan pada zona tersebut terdapat organisme authocthonous yang hidup dan berkembang di daerah tersebut, sehingga sangat dimungkinkan fosil bodi utuh terbentuk di zona tersebut.



20



Fosil dari phylum brachiopoda ini sering dijumpai di zona Reff sampai Continental Shelf. Hewan ini membutuhkan lingkungan dengan kondisi yang cocok seperti adanya kadar oksigen yang mencukupi, cahaya matahari yang dapat menembus lingkungan hidupnya, suhu hangat, airnya jernih. Melihat dari kondisi tersebut fosil ini pada umumnya dijumpai continental shelf. Selain itu, fosil ini tidak mungkin ada di daerah laut dalam atau continental rise hal ini karena lingkungan hidup yang tidak mendukung. Selain itu ketika berada di bawah Zona CCD ( Carbonatan Compensation Depth ) cangkang yang tersusun karbonatan tidak dapat terbentuk karena ketika berada dibawah zona CCD karbonatan akan terurai. Material yang bisa bertahan ketika melewati batas CCD hanyalah material silika. Fosil ini merupakan jenis fosil pengawetan bagian keras yang terawetkan. Syarat terbentuknya fosil dengan jenis pengawetan bagian keras dari suatu organisme yakni, bagian keras dari organisme harus mengandung mineral yang tahan atau resisten terhadap proses pelapukan kimia. Pada organisme ini memiliki cangkang yang tersusun oleh mineral karbonatan seperti kalsit dan dolomit. Awalnya organisme mati, kemudian organisme ini langsung tertimbun oleh material sedimen yang halus hal inilah yang mengakibatkan bagian tubuh yang keras terhindar dari pembusukan dan kerusakan setelah mati, sehingga seiring dengan berjalannya waktu bagian lunak dari organisme ini terurai dan yang tersisa hanyalah cangkang utuh yang melindungi bagian tubuhnya bagian dalam. Dengan mengalami proses sedimentasi, cangkang bodi utuh akan terawetkan secara alami dan akan mengalami pemfosilisasi hingga menjadi sebuah fosil karbonatan. Fosil ini mulai hidup pada awal zaman ordovician-holocen. Zaman ordovician merupakan zaman koral dan alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dann brachiopoda mencari mangsa. Graptolit dan trilobit melimpah, sedangkan ehinodermata dan brachiopoda mulai menyebar. Meluapnya samudra dari zaman es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gadwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudra yang berada di antaranya. Organisme ini mulai muncul dan berkembang dengan terus mengalami evolusi hingga recent atau zaman holocen.



21



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X5 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Family pentameridae berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Pentamerus sp.



22



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan : 



Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X1 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo rhynconellida, dimana memiliki cangkang impunctate (tidak memiliki perforasi) dan fibrous, spherical dan hinge line yang pendek. Umumnya dilengkapi dengan sulcus (lubang pembuangan) dan lipatan yang berbentuk paruh yang menonjol pada pedicle valve (rostrate). Family Tetrarhynchiidae, berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Somalirhycia africana.







Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X2 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo pentamerida yang merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Family Pentameridae, berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Pentamerus sp.







Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X3 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo Spiriferida ini adalah kelompok fosil Brachiopoda yang terbesar dan penting, dimana sebagian besar cangkangnya bersifat impunctate dan sebagian kecil bersifat punctuate. Memiliki radial ribbed atau cangkang yang terlipat (folded shell) dan bersifat “strongly biconvex”. Biasanya terdapat “interarea” yang mudah teramati (well developed interarea) pada pedicle valve, tetapi tidak terdapat pada brachial valve.



Family Muscospirifier berdasarkan



taksonomi fosil ini bernama Muscospirifier sp.



23







Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X4 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo orthida Umumnya memiliki sepasang cangkang sangat biconvex dan “straight hinge line”. Impunctate shell sama dengan tidak terdapat indikasi perforasi sama sekali. Family orthis berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Anomoides.







Berdasarkan ciri-ciri tersebut dalam disimpulkan bahwa peraga X5 merupakan organisme filum brachiopoda, dimana lengan dan kakinya merupakan suatu kesatuan. Kelas artikulata, dimana kedua cangkangnya dihubungkan dengan gigi pertautan dan socket. Ordo Ordo Pentamerida ini juga merupakan turunan langsung dari Ordo Orthida dimana cangkangnya juga bersifat impunctate. Umumnya berukuran besar dan sangat biconvex, memiliki hinge-line yang pendek dan delthyrium yang terbuka. Family pentameridae berdasarkan taksonomi fosil ini bernama Pentamerus sp.



3.2 SARAN Sebaiknya praktikan lebih bersemangat algi dalam praktikum dan seharusnya universitas menyediakan fosil yang asli bukan maket



24