LTK Spektor Edit Onto - Pembahsan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ANALISIS TEORI PEKA BUDAYA DENGAN PENDEKATAN ONTOLOGI, EPISTEMIOLOGI DAN AKSIOLOGI MATA KULIAH FILSAFAT ILMU



“Analisis Spector’s Health Tradition Model dari Aspek Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi”



Oleh Kelompok IV : Zaroan Supriadi



216070300111005



Agung Prasetia



216070300111018



Afiatur Rohimah



216070300141025



Nadya Ulfa K



216070300141020



Cornelia Fransiska Sandehang



216070300111017



PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai “Analisis Spector’s Health Tradition Model dari Aspek Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi” Makalah ini dibuat dalam rangka mempelajari dan menganalisis model dan teori keperawatan berdasarkan pengembangan dan teori pada Teori dan Model terpilih dan sebagai syarat untuk memenuhi tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit untuk menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semuanya terutama Koordinator Rumpun Mata Kuliah Sains Keperawatan ibu Dr. Ns. Heni Dwi Windarwati, M.Kep., SpKep. Jiwa. Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu kritik dan saran dalam rangka perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Demikianlah, semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.



Malang,



Oktober



2021



Kelompok



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Latar Belakang Sebagai ilmu, filsafat tidak hanya kita lihat sebagai pandangan hidup atau



falsafah hidup tetapi kita juga dapat melihatnya sebagai ilmu. Pada perkembangan selanjutnya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya (Semiawan, 2005). Dalam ilmu filsafat, dikenal tiga aspek yang menjadi pilar utama filsafat, yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Ketiga aspek ini merupakan pertanyaan dasar yang menjadi gerbang ilmu pengetahuan. Secara sederhana, ontologi mempertanyakan hakikat pengetahuan, epistemologi membahas cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, dan aksiologi mengkaji manfaat dari ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ada“ dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan.serta aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsur ini maka kita akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya, maka kita tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya. Dalam penulisan makalah ini kami akan membahas tentang konsep dasar dari Health Tradition Model Rahel Spector yang dilihat dari aspek ontologi, epistimiologi dan axiologi secara mendalam. Pada teorinya Spector menggunakan tiga aspek konsistensi warisan: budaya, etnis dan agama, Rachel Spector (2017) berfokus pada hubungan antara warisan budaya seseorang dan pilihan perawatan kesehatan.



Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok akan menganalisis Spector’s Health Tradition Model yang dilihat dari aspek Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi .



1.2.



Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Kelompok mampu menganalisis Spector’s Health Tradition Model yang dilihat dari aspek Ontologi, Epistemiologi dan Aksiologi



1.2.2 Tujuan Khusus 1.



Kelompok mampu memahami secara mendalam pengertian teori ontologi,epistimiologi dan aksiologi



2.



Kelompok mampu memahami konsep dasar dari Health Tradition Model Rahel Spector



1.3.



Manfaat 1. Dapat memberikan kontribusi konsepsional mengenai aspek ontologi, epistimiologi dan aksiologi. 2. Dapat memberikan gambaran singkat dan pemahaman filsafat tentang konsep teori Health Tradition Model Rahel Spector yang dilihat aspek ontologi epistimiologi, aksiologi.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai lapangan kehidupan manusia, termasuk masalah kehidupan dalam bidang pendidikan. Jawaban hasil pemikiran filsafat bersifat sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Filsafat dalam mencari jawaban dilakukan dengan cara ilmiah, objektif, memberikan pertanggungjawaban dengan berdasarkan pada akal budi manusia, demikian halnya untuk menjawab persoalan-persoalan manusia dalam bidang pendidikan, (Jalaludin, 2007: 125) Pada prinsipnya filsafat menempatkan sesuatu berdasarkan kemampuan daya nalar manusia. Kebenaran dalam konteks filsafat adalah kebenaran yang tergantung sepenuhnya pada kemampuan daya nalar manusia. Kemampuan berpikir atau bernalar merupakan satu bentuk kegiatan akal manusia melalui pengetahuan yang diterima melalui panca indera,diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Ada beberapa teori kebenaran menurut pandangan filsafat dalam bidang ontologi, epistemologi dan aksiologi (Jalaludin, 2007: 126).



2.1. Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi 2.1.1. Ontologi Ontologi seringkali diidentifikasikan dengan metafisika, yang juga disebut dengan proto-filsafat atau filsafat yang pertama. Ontologi disebut sebagai sebuah ilmu yang mempelajari wujud tentang hakikat yang ada. Atau dapat dikatakan bahwa ontology adalah bagian dari bidang filsafat yang berfokus dalam mencari hakikat dari sesuatu. Ilmu ontologi juga dapat menjelaskan domain yang dapat digunakan sebagai landasan sebuah “knowledge base” (Burhanuddin, 2018).



Secara universal objek telaah dari ontologi yaitu mencari inti yang dimuat dan ada pada setiap kenyataan dalam semua bentuk perwujudannya (Hifni, M, 2018). Persoalan tentang ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran. Aspek ontology menggambarkan bahwa ilmu melakukan pembatasan diri pada kajian-kajian yang bersifat empiris. Objek telaah dari sebuah ilmu dilihat dari semua aspek kehidupan yang dapat diuji menggunakan pancaindra manusia. Fungsi ontologi sendiri yaitu membuat segala sesuatu mudah untuk dimengerti. Hal ini dikarenakan sikap ontology yaitu berusaha menampakkan dunia yang transenden, atau dunia yang mengatasi manusia (Risnah dan Irwan, 2021). Maka ontology bisa disimpulkan bahwa ontologi adalah ilmu yg mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud atau konkrit hanya berdasarkan logika semata, sehingga layak dipelajari bagi orang yg ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, keperawatan, ilmu budaya, fisika, ilmu teknik dll).



2.1.2. Epistemiologi Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui



benda-benda.



pertanyaan-pertanyaan



Pengetahuan



seperti:



cara



ini



berusaha



manusia



menangkap pengetahuan dan jenis-jenis



menjawab



memperoleh



dan



pengetahuan. Menurut



epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui manusia. (Jalaluddin dan Abdullah, 2007).



Epistemiologi berperan penting dalam memberikan kerangka acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Landasan epistemologi ilmu menyangkut cara berpikir keilmuan berkenaan dengan kriteria tertentu agar sampai pada kebenaran ilmiah. Epistemology memiliki objek telaah yaitu fokus pada pertanyaan bagaimana suatu hal dapat datang, bagaimana setiap orang bisa mengetahuinya dan bagaimana hal tersebut bisa dibedakan dengan yang lainnya (Hifni, M, 2018). Ilmu epistemiologi dapat digunakan untuk mencari tahu tentang sumber, metode, struktur dan validitas dari pengetahuan. Dengan kata lain epistemiologi berhubungan erat dengan cara mendapatkan pengetahuan tersebut, bagaimana proses dan prosedurnya (Risnah dan Irwan, 2021). Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa epistemiologi merupakan tata cara, teknik, prosedur mendapatkan ilmu, dengan cara pengamatan teori dan eksperimen untuk menemukan kebenaran. 2.1.3. Aksiologi Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas bagaimana nilai atau



rasionalitas



sebuah



nilai



(Indo



Santalia,



2017).



Dalam



pengembangan ilmu pengetahuan, landasan aksiologi digunakan sebagai sudut pandang tentang tujuan serta nilai suatu pengetahuan. Hal ini dijadikan strategi untuk mengantisipasi arah perkembangan kehidupan manusia ke arah negatif, agar supaya ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Istilah lain dari aksiologi adalah the teory of values. Aksiologi membahas tentang mengapa sesuatu itu dikatakan baik/buruk dan indah/tidak indah (Indo Santalia, 2017). Secara umum Aksiologi menyajikan pembahasan tentang apa kegunaan atau manfaat dari ilmu pengetahuan yang telah diperoleh (Dasuki, M. R., 2020).



Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Mengenai pertanyaan apa yg dapat



disumbangkan



ilmu



terhadap



pengembangan



ilmu



itu



dalam



meningkatkan kualitas hidup manusia. Khususnya ilmu keperawatan dengan tindakan keperawatan yang berbasis bukti bisa memberikan implikasi yang baik untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan 2.2. Konsep Dasar dari Health Tradition Model Rahel Spector Model tradisi kesehatan Spector mengintegrasikan teori Ester dan Zitzow tentang bagaimana gaya hidup individu mencerminkan budaya tradisinya sendiri. Spector memandang konsistensi warisan pada sebuah kontinum yang menunjukkan "warisan yang konsisten (tradisional) dan warisan yang tidak konsisten (berakulturasi). Model tradisi kesehatan secara resmi dibuat pada tahun 1994; pameran Tradisi Kesehatan Imigran dipasang pada tahun itu di Museum Imigrasi Pulau Ellis, Jersey Citu, New Jersey (Spector, 2004). Pada teorinya Spector menggunakan tiga aspek konsistensi warisan: budaya, etnis dan agama pada tahun 2004, dan menambahkan akulturasi dan sosialisasi pada tahun 2008 saat ia menyempurnakan modelnya (Sagar, 2012). Pada aspek budaya, Spector membandingkan budaya dengan barang bawaan yang dibawa setiap individu sepanjang hidupnya dan diteruskan ke generasi berikutnya. Barang bawaan tersebut diisi dengan nilai-nilai yang dipelajari, dengan kepercayaan semua yang berwujud dan tidak berwujud-yang dipelajari individu melalui sosialisasi. Menurut Spector, aspek etnisitas menunjukkan karakteristik yang dimiliki kelompok, seperti asal geografis, status migrasi, ras, bahasa dan dialek, agama, tradisi, preferensi makanan. Berkaitan dengan etnis, Spector menyebut etnosentrisme sebagai bangsa superior yang berkaitan dengan kelompok etnis seseorang dan xenofobia sebagai "ketakutan yang tidak wajar terhadap orang asing". Orang yang lahir di luar negeri mungkin telah meningkatkan afiliasi etnis saat dalam proses akulturasi atau dalam



perjalanan penerimaan diri. Aspek agama disebut sebagai komponen warisan, tentang keyakinan akan kekuatan ilahi yang mengatur alam semesta (Spector, 2009). Mengikuti ajaran agama bagi banyak orang, akan meningkatkan spiritualitas dan Kesehatan, karena menurut Spector di



banyak



budaya,



penyakit



dipandang



sebagai



hukuman



atas



ketidakpatuhan terhadap aturan agama. Pembahasan tentang kompetensi budaya, Spector menekankan keterkaitannya



antara



budaya



dengan



demografi,



immirasi,



dan



kemiskinan. Untuk memberikan perawatan budaya yang aman, perawatan kesehatan profesional harus menjalani proses yang kompleks untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Spector, 2009). Health Tradition Model atau Model Tradisi Kesehatan Spector menciptakan istilah culture care atau perawatan budaya, sebuah konsep yang menggambarkan perawatan kesehatan profesional yang peka secara budaya, sesuai dengan budaya, dan kompeten secara budaya. Untuk menentukan kedalaman identifikasi dengan warisan pribadi seseorang, Spector mengembangkan alat penilaian warisan. Pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam alat ini dapat digunakan untuk menyelidiki warisan etnis, budaya, dan agama klien. Ini dapat membantu dalam melakukan penilaian warisan untuk menentukan seberapa dalam seseorang mengidentifikasi diri dengan tradisi tertentu. hal ini paling berguna dalam menyiapkan panggung untuk memahami tradisi kesehatan seseorang (Sagar, 2012).. Rachel Spector (2017) berfokus pada hubungan antara warisan budaya seseorang dan pilihan perawatan kesehatan. dia menjelaskan kepercayaan dan praktik kesehatan tradisional dari Grup Amerika Utara yang dipilih dan menekankan pengaruh perubahan sosiopolitik dan demografi pada persepsi saat ini tentang kesehatan dan penyakit. Spector menekankan keterkaitan warisan, budaya, etnis, agama, sosialisasi, identitas, keragaman, tantangan demografis, populasi, imigrasi dan kemiskinan. Penulis menghubungkan ini dengan konsep kesehatan,



penyakit dan penyembuhan. Dalam teks terakhir, Spector menyarankan lima langkah untuk mendaki menuju kompetensi budaya. Sebuah alat untuk melakukan penilaian warisan juga disediakan (Karsey, 2018).



BAB III PEMBAHASAN



Filsafat merupakan suatu cara mencari kebenaran secara ilmiah, objektif berdasarkan akal budi atau kemampuan nalar manusia untuk memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan pada manusia. Dalam pembahasan ini, teori Spector’s Health Tradition Model yang merupakan salah satu teori peka budaya, akan ditinjau dari aspek ontology, epistemiologi, dan aksiologi. Dimana pada tinjauan ontology, Rahel Spector merumuskan teori Spector’s Health Tradition Model dengan memandang konsistensi warisan pada sebuah kontinum yang menunjukkan "warisan yang konsisten (tradisional) dan warisan yang tidak konsisten (berakulturasi). Pada awalnya Spector menggunakan tiga aspek konsistensi warisan: budaya, etnis dan agama. Namun, Spector menambahkan akulturasi dan sosialisasi sebagai penyempurna teori modelnya. Teori yang diciptakan oleh Rachel Spector ini berfokus pada hubungan antara warisan budaya seseorang dan pilihan perawatan kesehatan. Spector menekankan keterkaitan warisan, budaya, etnis, agama, sosialisasi, identitas, keragaman, tantangan demografis, populasi, imigrasi dan kemiskinan. Maka teori spector menurut teori filsafat bisa diaplikasikan oleh perawat, sehingga perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan baik ketika perawat mampu mempelajari budaya yang ada diwilayah tersebut, sehingga proses keperawatan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan menjadikan asuhan keperawatan yang berkualitas Berdasarkan tinjauan Epistemiologi pada teori Rahel Spector yang melahirkan Spector’s Health Tradition Model yang mengintegrasikan teori Ester dan Zitzow tentang bagaimana gaya hidup individu mencerminkan budaya tradisinya sendiri. Pada tahun 1994 Spector secara resmi membuat Spector’s Health Tradition Model pada pameran tradisi kesehatan seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. Pada tahun 2004 Spector mulai menggunakan tiga aspek konsistensi warisan: budaya, etnis dan agama serta menambahkan akulturasi dan sosialisasi pada tahun 2008. Pada aspek budaya, Spector membandingkan budaya dengan barang bawaan yang dibawa setiap individu sepanjang hidupnya dan diteruskan ke generasi berikutnya. Barang bawaan tersebut diisi dengan nilai-nilai yang dipelajari, dengan kepercayaan semua yang berwujud dan tidak berwujud-yang dipelajari individu melalui sosialisasi.



Pada aspek etnisitas Spector menunjukkan karakteristik yang dimiliki kelompok, seperti asal geografis, status migrasi, ras, bahasa dan dialek, agama, tradisi, preferensi makanan. Spector menyebut etnosentrisme sebagai bangsa superior yang berkaitan dengan kelompok etnis seseorang dan xenofobia sebagai "ketakutan yang tidak wajar terhadap orang asing". Sedangkan pada aspek agama disebut sebagai komponen warisan, tentang keyakinan akan kekuatan ilahi yang mengatur alam semesta (Spector, 2009). Mengikuti ajaran agama bagi banyak orang, akan meningkatkan spiritualitas dan Kesehatan, karena menurut Spector dibanyak budaya, penyakit dipandang sebagai hukuman atas ketidakpatuhan terhadap aturan agama. Maka perlu dilakukan pengembangan penelitian lebih lanjut terkait kepercayaan suatu penyakit pada budaya tersebut, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit dan konsep sehat sakit. Sedangkan dalam pandangan aksiologi Spector’s Health Tradition Model menekankan keterkaitan antara budaya dengan demografi, imigrasi, dan kemiskinan. Untuk memberikan perawatan budaya yang aman, perawatan kesehatan profesional harus menjalani proses yang kompleks untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Spector menciptakan istilah culture care atau perawatan budaya, yang berarti perawatan kesehatan profesional yang peka secara budaya, sesuai dengan budaya, dan kompeten secara budaya. Untuk menentukan kedalaman identifikasi dengan warisan pribadi seseorang, Spector mengembangkan alat penilaian warisan yang dapat digunakan untuk menyelidiki warisan etnis, budaya, dan agama klien yang dapat membantu melakukan



penilaian



warisan



untuk



menentukan



seberapa



dalam



seseorang



mengidentifikasi diri dengan tradisi tertentu. Hal ini paling berguna dalam menyiapkan panggung untuk memahami tradisi kesehatan seseorang (Sagar, 2012).



BAB IV PENUTUP



4.1



Kesimpulan Health Tradition Model Rahel Spector merupakan teori model kesehatan integrasi teori Ester dan Zitwow yang menjelaskan tentang proses dari gaya hidup indvidu yang bisa mencerminkan tradisi sebagai sebuah warisan yang mempunyai tiga aspek konsistensi warisan yaitu budaya,



etnis



dan



agama,



kemudian



disempurnakan



dengan



manembahkan aspek akulturasi dan sosialisai. Rachel Spector (2017) berfokus pada hubungan antara budaya seseorang dan pilihan perawatan kesehatan dan menjelaskan kepercayaan dan praktik kesehatan tradisional dari Grup Amerika Utara. Spector juga menghubungkan budaya dengan konsep kesehatan, penyakit dan penyembuhan. Dalam teks terakhir, Spector menyarankan lima langkah untuk mendaki menuju kompetensi budaya. Sebuah alat untuk melakukan penilaian warisan juga disediakan (Karsey, 2018). 4.2



Saran Perawat di Indonesia diharapkan bisa merawat pasien dengan pendekatan peka budaya, dengan tujuan untuk memudahkan dalam promosi kesehatan, memeberikan perawatan dan meningkatkan proses penyembuhan pasien karena perawat tersebut mampu memahami dan mengenali budaya dari pasien tersebut, sehingga teori Spector bisa dipraktekkan oleh perawat professional di Indonesia karena budaya di Indonesia yang sangat beragam sehingga masyarakat di Indonesia dengan latar belakang budaya yang berbeda bisa mempunyai pemahaman dan persepsi yang baik terkait konsep sehat dan sakit dan cara perawatannya.



DAFTAR PUSTAKA



Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Spector, R. E. (2002). Cultural diversity in health and illness. Journal of Transcultural Nursing, 13(3), 197-199.



Kersey-Matusiak, G., 2018. Delivering culturally competent nursing care: Working with diverse and vulnerable populations. Springer Publishing Company.