5 0 139 KB
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SINDANGRESMI Jl. Campakawarna Km.5 Sindangresmi Kodepos 42276 Pandeglang
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM INOVASI GIZI SAPEUTING BUNTING
1. PENDAHULUAN Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018). Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK, disamping berisiko menghambat pertumbuhan fisik dan rentan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Kondisi ini
diperkirakan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3 persen per tahun (World Bank, 2014). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, 37,2% atau sekitar 9 juta balita menderita stunting. Sebanyak 228 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting di atas 40 (tergolong sangat tinggi). 190 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting antara 30-40 % (tergolong tinggi). Hanya 8 kabupaten/kota (1,6%) yang mempunyai prevalensi stunting di bawah 20%, (tergolong sedang dan rendah). Wakil Presiden Republik Indonesia memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri untuk pencegahan
stunting
pada
tanggal
12
Juli
2017. Rapat tersebut memutuskan bahwa pencegahan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi programprogram nasional, lokal, dan masyarakat. Pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tanggal 9 Agustus 2017 ditetapkan beberapa hal penting, yaitu: (1) Lima Pilar Pencegahan Stunting; (2) Kementerian/Lembaga penanggungjawab upaya percepatan pencegahan stunting; (3) wilayah prioritas; (4) Strategi intervensi pencegahan stunting; dan (5) penyiapan strategi kampanye Nasional. Strategi ini digunakan untuk menyasar kelompok prioritas rumah tangga 1.000 HPK di kabupaten/kota prioritas yang ditetapkan 100 kabupaten/kota pada tahun 2018 dan menjadi 160 kabupaten/kota pada tahun 2019. Perluasan akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh kabupaten/kota tertangani pada tahun 2021. Untuk mempercepat upaya pencegahan
stunting,
Pemerintah
Indonesia
memutuskan
untuk
2
memanfaatkan instrumen Program untuk Hasil atau Program-for-Results (PforR) Investing in Nutrition and Early Years (INEY) Bank Dunia selama periode 2018-2021. Pelaksanaan PforR INEY akan
didukung
oleh
komponen Investment Project Financing (IPF) yang dibiayai oleh hibah multi-donor Global Financing Facility (GFF). Komponen IPF akan digunakan untuk mendukung investasi yang bersifat katalitik untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan dan memperkuat sistem implementasi yang akan memberikan dasar pada reformasi jangka panjang dan kapasitas pelaksanaan yang berkelanjutan. 2. LATAR BELAKANG Kejadian stunting merupakan masalah gizi kronis disebabkan oleh banyak penyebab atau multi factor atau multi dimensi. Intervensi yang paling menentukan adalah intervensi yang dilakukan pada 1000 HPK. Hal ini disebabkan karena masa 1000 HPK merupakan masa yang tepat dalam usaha peningkatan nutrisi. Masa ini disebut dengan widow of ooportunity yang memiliki dampakyang cukup besar. Pada 1000 HPK system organ perlambatan dan pengurangan jumlah dan pengembangan sel otak dan organ lainnya. Kekurangan gizi pada usia sekolah akan mengakibatkan anak menjadi lemah secara kognitif dan kecerdasan fisik maupun mental. Tidak hanya berpengaruh pada penurunan kecerdasan anak ttapi juga dapat mempengaruhi peningkatan risiko terjadiberbagai penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit jantung coroner dan diabetes dan lain-lain pada usia dewasa. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, 37,2% atau sekitar 9 juta balita menderita stunting. Sebanyak 228 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting di atas 40 (tergolong sangat tinggi). 190 kabupaten/kota mempunyai prevalensi stunting antara 30-40 % (tergolong tinggi). Hanya 8
3
kabupaten/kota (1,6%) yang mempunyai prevalensi stunting di bawah 20%, (tergolong sedang dan rendah). Angka tersebut masih tergolong cukup tinggi karena masih berada diatas standar yang ditetapkan WHO yaitu dibawah 20%, sehingga Indonesia termasuk wilayah yang mengalami gizi akut. Sementara di Kabupaten Pandeglang kasus stunting masih tergolong tinggi. Dan di kecamatan Sindangresmi Angka stunting pada tahun 2018 sebanyak 34 balita, Tahun 2019 sebanyak 34 Balita dan Tahun 2020 sebanyak 25 Balita. Saat ini, pencegahan stunting telah menjadi focus pemerintah. Upaya tersebut bertujuan agar anak Indonesia berkembang secara optimal sehingga mampu bersaing di tingkat global. Berdasarkan Data dan kejadian kasus stunting tersebut maka diperlukan adanya upaya untuk penurunan angka kejadian stunting dengan membuat suatu inovasi di Kecamatan Sindangresmi Kabupaten Pandeglang khususnya yaitu kegiatan inovasi Gizi yang diberi nama “SAPEUTING BUNTING” yang merupakan penjabaran dari “ SINDANGRESMI PEDULI STUNTING, BUDAK SEHAT ITU PENTING”. 3. TUJUAN 1. Tujuan Umum Angka kejadian kasus stunting di kecamatan Sindangresmi rendah 2. Tujuan Khusus a. Semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilannya secara lengkap b. Semua Balita agar datang ke posyandu untuk memeriksakan pertumbuhan nya, dengan ditimbang dan ukur tinggi badan minimal sebulan sekali.
4
c. Agar masyarakat mengerti dan memahami tentang dampak terjadinya stunting, dan memahami cara penanggulangannya. 3. URAIAN KEGIATAN N
URAIAN KEGIATAN
JADWAL
O
KEGIATAN
1
Pelaksanaan Program Perencanaan Agustus 2020 Perslainan dan Pencegahan Komplikasi
2
Pelaksanaan Kelas Ibu
3
Pemantauan bayi
(
Maret, juni, september, desember 2020
Pertumbuhan Pengukuran,
perkembangan,
kesehatan pemantauan,
pemberian
Vit
a,
imunisasi dasar lengkap) 4
Pemantauan kesehatan balita termasuk balita resiko tinggi
Januari, Februari, Maret, Mei, Agustus, September, Oktober, November, Desember 2020 Mei, September, Oktober, November, Desember 2020
5
sweeping Vit A
Februari & Agustus
6
Validasi Gizi Buruk
Maret 2020
7
Pemberian TTD untuk remaja
Januari, maret, oktober, november, november, desember 2020
8
Pembinaan
kesehatan
panti/LKSA/Karang taruna, remaja
di
&
September
januari, februari, agustus, september, oktober, november, desember 2020
5
9
Penyuluhan kelompok tentang kesehatan
juli 2020
1000 HPK 10
Survey Garam Beryodium
Juni, november 2020
11
Sweeping Ibu Hamil
Juli 2020
12
Sweeping Balita
Juli 2020
4. SASARAN Sasaran Kegiatan Inovasi Gizi SAPEUTING BUNTING yaitu semua Bayi/Balita dan ibu hamil yang berada diwilayah kerja puskesmas sindangresmi. 5. PERAN LINTAS PROGRAM 1. Program Kesehatan Lingkungan Berperan serta dalam penanggulangan dan penanganan stunting di wilayah puskesmas dengan pendekatannya kepada masyarakat melalaui kegiatan pemicuan STBM 2. Progrma Promkes Berperan serta dalam penanggulangan dan penanganan stunting di wilayah puskesmas dengan pendekatannya kepada masyarakat melalui penyuluhan kepada masyarakat tentang ber PHBS. 3. Program KIAR Berperan serta dalam Kesehatan ibu hamil terutama dalam kegiatan pemeriksaan rutin ibu hamil di posyandu, dan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil 6. PERAN LINTAS SEKTOR 1. Kepala Desa
6
Berperan dalam mengkoordinir masyarakat desa
untuk
berlangsungnya kegiatan dan berperan aktif dalam mensukseskan program penanggulangan Stunting. 2. Ketua TP PKK Desa Berperan dalam mensukseskan program penanggulangan stunting
di
desa,
melalui
program
inovasi
SAPEUTING
BUNTING.
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN EVALUASI INOVASI 1. Jadwal pelaksanaan 2. Notulen kegiatan 3. Pelaporan puskesmas ke dinas Kesehatan 4. Evaluasi kegiatan
Mengetahui Kepala UPT Puskesms Sindangresmi
Tenaga Pelaksana Gizi
Khamdan Pramana, S.ST, M. Kes NIP. 19761121 200604 1007
Eneng Elawati, Amd. Keb
7
8