Perbedaan IMRT Dan 3D-CRT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Pendahuluan Radioterapi Nama



: Irfan Nur Fathur Rahman



NPM



: 1406529052



Peminatan Fisika Medis – Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam



Universitas Indonesia 2017



1. Perbedaan 3D-CRT dengan IMRT 3D-CRT atau Three Dimensional Conformal Radiotherapy adalah bentuk teknik terapi radiasi yang merupakan gambaran CT planning sehingga kurva isodosis bisa dibentuk oleh TPS sesuai dengan bentuk jaringan kanker. Dengan demikian dosis yang diterima pada jaringan normal lainnya tidak terlalu besar. IMRT atau Intensity Modulated Radiotherapy merupakan pengembang dari metode 3D-CRT dimana berkas sinar yang digunakan dibagi menjadi berkas-berkas yang lebih kecil, sehingga tercapai intensitas yang akurat pada tiap titik pada jaringan tumor dengan bantuan computer. Perbedaan dari 3D-CRT dapat dilihat dari jumlah dosis yang diterima pada OAR atau organ at risk, pada gambar dibawah ini dapat dilihat perbedaan dari teknik 3D-CRT dengan IMRT.



Gambar 1. Perbedaan berkas 3D-CRT dengan IMRT pada kasus kanker prostat Perbedaan lainnya juga dapat dilihat dari Dose Volume Histogram (DVH), penelitian Erjona Bakiu et al menunjukan terdapat perbedaan pada dosis yang diterima pada pasien. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa dosis yang diterima pasien lebih rendah ketika menggunakan teknik IMRT daripada menggunakan teknik 3D-CRT



Gambar 2. DVH untuk IMRT treatment



Gambar 3. DVH untuk 3D-CRT treatment Dari histogram diatas dapat dilihat bahwa konformitas dan perlindungan OAR pada teknik IMRT lebih baik daripada 3D-CRT hal ini dikarenakan teknik IMRT memberikan intensitas radiasi dengan banyak segmen dan sudut yang berbeda-beda sehingga dosis yang diterima oleh target lebih maksimal dan dosis yang diterima pada OAR akan terminimalisir 2. Fungsi penggunaan wedge Wedge digunakan untuk menghindarkan hot spot atau kelebihan dosis disuatu tempat didaerah radiasi. Pada pesawat linac yang sekarang ini sudah dilengkapi dengan wedge yang terpasang dalam gantry pesawat. Terdapat tiga macam wedge yaitu wedge manual, wedge termotorisasi dan wedge dinamik. Wedge terbuat dari Pb bentuknya persegi panjang dengan bagian yang tebal akan meneruskan sinar dengan intensitas yang berkurang dibanding dengan bagian lain yang lebih tipis, wedge manual dipasang manual di depan collimator seperti pada digambar dibawah



Gambar 1. Physical Wedge Wedge termotorisasi sama seperti physical wedge tetapi tidak dioperasikan secara otomatis dengan menggunakan remote control. Wedge dinamik merupakan pergerakan dari jaw



pada collimator yang nantinya akan menghasilkan persebaran dosis sama seperti menggunakan wedge lainnya .



Gambar 2. Sekuensing wedge dinamik Wedge dapat digunakan untuk kompensasi dosis pada permukaan dosis, seperti disebutkan diatas bahwa wedge terbuat dari Pb bentuknya persegi panjang dengan bagian yang tebal akan meneruskan sinar dengan intensitas yang berkurang dibanding dengan bagian lain yang lebih tipis. Pada treatment nasopharyngeal digunakan dua wedge 15o.



Gambar 3. Penggunaan wedge pada treatment nasopharyngeal 3. a. Stadium Karsinoma Sinonasal untuk T3N2M0 T3N2M0 merupakan kanker dengan stadium IV, T3 dapat diartikan dengan tumor sudah meluas dan menyerang dinding-dinding medial, sinus maksila dan pelat cribriform. N2 dapat diartikan bahwa metastasis di nodul kelenjar getah bening ipislateral tunggal lebih dari 3cm. M0 dapat diartikan bahwa tidak terdapat metastasis jauh. b. Stadium Karsinoma Nasofaring (KNF) untuk T4N3M1 Karsinoma nasofaring (KNF) adalah keganasan yang berasal dari epitel atau mukosa dan kripta yang melapisi permukaan nasofaring. Berdasarkan klasifikasi histopatologi, KNF dibagi menjadi WHO1, WHO2 dan WHO3. WHO1 adalah karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi, WHO2 gambaran histologinya karsinoma tidak berkeratin dengan sebagian sel berdiferensiasi sedang dan sebagian lainnya



dengan sel yang lebih kearah diferensiasi baik. WHO3 adalah karsinoma yang sangat heterogen, sel ganas membentuk sinsitial dengan batas sel tidak jelas. Untuk kasus T4N3M1, T4 berarti Tumor telah meluas ke intracranial, dan/atau melibatkan syaraf kranial, hipofaring, fossa infratemporal atau orbita. N3 berarti terjadi metastasis nodus lebih dari 6cm untuk N3a dan meluas sampai ke fossa supraklavikula untuk N3b. M1 berarti adanya metastasis jauh c. OAR pada karsinoma nasofaring Organ at Risk (OAR) merupakan jaringan sehat yang terletak di daerah dekat kanker yang memungkinkan terkena radiasi pada saat dilakukan terapi. Pada daerah nasofaring terdapat beberapa jaringan OAR seperti temporal lobe, brainstem, spinal cord, optic nerve, chaism, parotid gland, submandibular gland, pituitary



Referensi 1. Bakiu Erjona., et al..(2013).”Comparison of 3D CRT and IMRT Treament Plans”. Albania 2. Joen Sveistrup., et al..(2014” Improvement in toxicity in high risk prostate cancer patients



treated with image-guided intensity-modulated radiotherapy compared to 3D conformal radiotherapy without daily image guidance”, Radiation Oncology 3. E.B. Podgorsak 2005. Radiation Oncology Physics : A Handbook for Teachers and Student. Austria: IAEA 4. kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKNasofaring.pdf 5. https://emedicine.medscape.com/article/2047703-overview