Presentasi Kasus HNP Cervical [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS HNP Cervikal Pembimbing : dr.Hadi kurniawan Tjang,Sp.KFR,CCD



Disusun Oleh : Jimmy Salomo Tobing 112019012



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF PANTI WILASA dr.CIPTO



Periode : 8 Februari – 13 Maret 2021



HNP CERVICAL



1



BAB I PENDAHULUAN Nyeri lengan akibat hernia nukleus pulposus cervikal adalah suatu kondisi tulang belakang yang seringkali memerlukan penanganan pengobatan. Hernia nukleus pulposus biasanya berkembang dalam kelompok usia 30 - 50 tahun. Meskipun herniasi diskus intervertebralis segmen servical mungkin akibat dari suatu trauma atau luka pada vertebra cervikal, gejala yang meliputi nyeri lengan, lebih sering terjadi secara spontan. Nyeri lengan akibat dari herniasi diskus intervertebralis terjadi sebab materi diskus intervertebralis yang mengalami herniasi menekan nervus spinalis cervikal. Bersamaan dengan nyeri lengan, rasa kebas dan kesemutan bisa terdapat pada lengan sampai ke jarijari tangan. Kelemahan otot mungkin juga didapatkan disebabkan herniasi diskus intervertebralis cervikal. Terdapat banyak faktor yang meningkatkan resiko terjadinya HNP cervikal, antara lain: Gaya hidup seperti merokok, tidak berolahraga secara teratur, dan asupan nutrisi yang tidak cukup dapat menyumbang buruknya kesehatan diskus intervertebralis. Seiring menuanya tubuh, perubahan biokimiawi secara alami menyebabkan diskus secara bertahap



menjadi



kering



dan



mempengaruhi



kekuatan



diskus



dan



tingkat



kekenyalannya.Postur tubuh yang salah, digabung dengan kebiasaan mekanika tubuh yang tidak benar dapat memberikan tambahan tekanan pada vertebra cervikal. Gabungan dari faktor-faktor tersebut dengan efek dari penggunaan terus menerus yang menganut azas “ pakai dan rusak”, trauma, cara mengangkat beban yang salah, maka mudah dipahami mengapa diskus sangat mungkin mengalami herniasi. Herniasi ini dapat berkembang secara mendadak atau bertahap dalam kurun waktu mingguan atau bulanan.



HNP CERVICAL



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.



Anatomi Fisiologi Vertebra servikal I juga disebut atlas, pada dasarnya berbeda dengan lainnya karena tidak mempunyai corpus vertebra oleh karena pada atlas dilukiskan adanya arcus anterior terdapat permukaan sendi, fovea, vertebralis, berjalan melalui arcus posterior untuk lewatan arcus posterior untuk lewatnya arteri vertebralis. Vertebra servikal II juga disebut aksis, berbeda dengan vertebra servikal ke-3 sampai ke-6 karena adanya dens atau processus odontoid. Pada permukaan cranial corpus aksis memiliki tonjolan seperti gigi, dens yang ujungnya bulat, aspek dentis. Vertebra servikal III-V processus spinosus bercabang dua. Foramen transversarium membagi processus transversus menjadi tuberculum anterior dan posterior. Lateral foramen transversarium terdapat sulcus nervi spinalis, didahului oleh nervi spinalis. Vertebra servikal VI perbedaan dengan vertebra servikal I sampai dengan servikal V adalah tuberculum caroticum, karena dekat dengan arteri carotico. Vertebra servikal VII merupakan processus spinosus yang besar, yang biasanya dapat diraba sebagai processus spinosus columna vertebralis yang tertinggi, oleh karena itu dinamakan vertebra prominens,



1. Ligamentum Ligamentum adalah pita jaringan fibrosa yang kuat dan berfungsi untuk mengikat serta menyatukan tulang atau bagian lain atau untuk menyangga suatu organ. a.



Ligamentum longitudinal anterior Ligamentum longitudinal anterior merupakan suatu serabut yang membentuk pita lebar dan tebal serta kuat, yang melekat pada bagian corpus vertebra, dimulai dari sebelah anterior corpus vertebrae cervicalis II (yang



HNP CERVICAL



3



meluas ke kepala pada os occipital pars basilaris dan tuberculum anterior atlantis) dan memanjang ke bawah sampai bagian atas depan fascies pelvina os sacrum. Ligamen longitudinal anterior ini lebih tebal pada bagian depan corpus karena mengisi kecekungan corpus. Ligamen longitudinal anterior ini berfungsi untuk membatasi gerakan extensi columna vertebralis. Dimana daerah lumbal akibat berat tubuh akan mengalami penambahan lengkungan pada vertebra columna didaerah lumbal.



b. Ligamentum longitudinal posterior Ligamentum longitudinal posterior berada pada permukaan posterior corpus vertebrae sehingga dia berada di sebelah depan canalis vertebralis. Ligamentum ini melekat pada corpus vertebra servikal II dan memanjang kebawah os sacrum. Ligamentum ini diatas discus intervertebralis diantara kedua vertebra yang berbatasan akan melebar, sedangkan dibelakang corpus vertebra akan menyempit sehingga akan membentuk rigi. Ligamentum ini berfungsi seperti ligamentum-ligamentum lain pada bagian posterior vertebra colum, yaitu membatasi gerakan ke arah fleksi dan membantu memfiksasi dan memegang dalam posisi yang betul dari suatu posisis reduksi ke arah hyperextensi, terutama pada daerah thorakal.



c. Ligamentum intertransversarium Ligamentum intertransversarium melekat antara processus transversus dua vertebra yang berdekatan. Ligamentum ini berfungsi mengunci persendian sehingga membentuk membuat stabilnya persendiaan.



HNP CERVICAL



4



d. Ligamentum flavum Ligamentum flavum merupakan suatu jaringan elastis dan berwarna kuning, berbentuk pita yang melekat mulai dari permukaan anterior tepi bawah suatu lamina, kemudian memanjang ke bawah melekat pada bagian atas permukaan posterior lamina yang berikutnya. Ligamentum flavum ini di daerah servikal tipis akan tetapi di daerah thorakal ligamentum ini agak tebal. Ligamentum ini akan menutup foramen intervertebral untuk lewatnya arteri, vena serta nervus intervertebral. Adapun fungsi ligamentum ini adalah untuk memperkuat hubungan antara vertebra yang berbatasan.



e. Ligamentum interspinale Ligamentum interspinale merupakan suatu membran yang tipis melekat pada tepi bawah processus suatu vertebra menuju ke tepi atas processus vertebra yang berikutnya. Ligamentum ini berhubunganm dengan ligamentum supra spinosus dan ligamentum ini didaerah lumbal semakin sempit.



2. Otot pada Leher Otot yang terdapat pada leher terdiri dari otot sternocleidomastoideus origonya terletak pada processus mastoideus dan linea nuchae superior, insersio Pada incisura jugularis sterni dan articulation sternoclavicularis, fungsi rotasi,



HNP CERVICAL



5



lateral flexi, kontraksi bilateral mengangkat kepala dan membantu pernapasan bila kepal difixasi inervasi nervus accessorius dan plexus servikal (C1 dan C2).



Otot scaleni terbagi atas 3 serabut, yang pertama otot scalenus anterior, origo pada tuberculum anterius processus transversus vertebra cervicalis III sampai VI, insersio pada tuberculum scalene anterior, inervasi plexus brachialis (C5-C7) dan berfungsi menarik costa I, menekuk leher ke latero anterior dan menekuk leher ke anterior. Yang kedua otot scalenus medius origo terletak pada tuberculum posterior processus transversus vertebra cervicalis II sampai dengan VII, insersio pada costa I di belakang sulcus a.subclavicula dan kedalam membrane intercostalis externa dari spatium intercostalis I, inervasi plexus cervicalis dan brachialis (C4C8) dan berfungsi mengangkat costa I dan menekuk leher ke lateral costa I. Yang terakhir otot scalenus posterior origo terletak pada processus transversus vertebra cervicalis V sampai VII, insersio pada permukaan lateral costa II, inervasi plexus brachialis ( C7-C8) dan berfungsi fleksi leher, membantu rotasi leher dan kepala serta mengangkat costa I.



Otot trapezius dibagi menjadi 3 serabut yaitu yang pertama pars descendens origo berasal dari linea nuchae superior, protuberantia occipitalis externa dan ligamentum nuchea, insersio pada sepertiga lateral clavicula, berfungsi untuk melakukan gerakan adduksi dan retraksi dan menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2-C4). Otot pars tranversa origo berasal dari servikal, insersio pada sepertiga lateral clavicula, berfungsi untuk melakukan gerakan adduksi dsn



HNP CERVICAL



6



retraksi. dan menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2-C4). Yang ketiga pars ascendens origo berasal dari vertebra thoracalis III sampai XII, dari processus spinosus dan ligamentum supraspinasum, insersio pada trigonum spinale dan bagian spina scapulae yang berdekatan, berfungsi untuk menarik ke bawah (depresi) dan menginervasi nervus accessorius dan rami trapezius (C2-C4).



Otot levator scapula origo terletak pada tuberculum posterior processus transversus vertebra cervicalis I sampai IV, insersio pada angulus superior scapula, berfungsi mengangkat scapula sambil memutar angulus inferior ke medial dan menginervasi nervus dorsalis scapulae (C4-C8). Otot ini difungsikan untuk mengangkat pinggir medial scapula. Bila bekerja sama dengan serabut tengah otot trapezius dan rhomboideus, otot ini menarik scapula ke medial dan atas, yakni pada gerakan menjepit bagu ke belakang.



Otot longus colli kira-kira membentuk segitiga karena terdiri atas tiga kelompok serabut. Fungsinya : untuk membengkokkan servikal ke depan dan ke samping. Inervasinya plexus cervicalis dan brachialis (C2-C8). Otot longus colli terdiri dari 3 serabut, yang pertama serabut oblique superior origonya berasal dari uberculum anterius processus transversus vertebra cervicalis II sampai V dan insersio pada tuberculum anterior atlas. Yang kedua serabut oblique inferior, origo berjalan dari corpus vertebra thoracalis I sampai III dan insersio pada tuberculum anterius vertebra cervicalis VI. Dan yang terakhir serabut medial, origo terbentang dari corpus vertebra thoracalis bagian atas dan vertebra cervicalis bagian bawah insersio pada corpus vertebra cervicalis bagian atas.



HNP CERVICAL



7



Otot longus capitis origo terletak pada tuberculum anterius processus transversus vertebra cervicalis III sampai VI, insersio pada bagian basal os occipital berfungsi membentuk gerakan flexi, Lateral flexi dan menginervasi plexus cervicalis (C1-C4).



B.



Patologi



1.



Definisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior dan/atau lateral dalam kanalis vertebralis yang dapat menimbulkan penekanan/penyempitan radiks saraf-saraf dan penekanan medula spinalis dengan berakibat timbulnya gejala-gejala neurologis. Apabila penekanan terjadi pada bagian leher (cervical) maka disebut dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical. HNP (Hernia Nukleus Pulposus) merupakan saraf terjepit yang juga sering terjadi di daerah leher. HNP secara umum digunakan untuk kelaian pada vertebra cervicalis, pergeseran atau displacement nukleus pulposus tidak selalu merupakan penyebab kelainan pada vertebra cervicalis. Herniasi vertebra cervicalis dapat dikategorikan menjadi 3 tipe : (1) Herniasi tipe lunak (soft disc herniation) yang meliputi herniasi nukleus pulposus melalui robekan pada angulus fibrosus, (2) Herniasi tipe keras (hard disc protrusion) yang meliputi pembentukan bone spur, atau (3) Kombinasi keduanya. Ketika materi lunak dari nukleus pulposus mengalami herniasi melalui robekan paa angulus fibrosus maka disebut “soft disc herniation” karena material dari



HNP CERVICAL



8



diskus yang mengalami herniasi mempunyai konsistensi yang lunak. Namun demikian, tanpa adanya robekan atau defek pada ngulus fibrosus, gejala kelainan vertebra cervical tetap dapat terjadi akibat pembentukan bone spur (pertumbuhan yang berlebihan dari spikula tulang) pada tepi vertebra sehingga menekan saraf atau medula spinalis. Hal ini disebut “hard dics herniation” karena terbentuk dari bone spur. Kombinasi dari kedua jenis herniati tersebut juga dapat terjadi. 2.



Etiologi Manuver gerakan yang tidak wajar atau berlebihan, posisi dan gerakan leher yang salah dapat menyebabkan mikrotrauma berulang dan sebagai konsekuensinya bisa mendorong terjadinya



herniasi diskus



intervertebralis pada kondisi diskus intervertebralis yang telah mengalami degenerasi sebelumnya. HNP terjadi sebagai akibat penekanan cervikal yang berulang atau, meskipun jarang, dari satu kejadian traumatik. Peningkatan resiko bisa bertambah karena penekanan getaran, pengangkatan beban yang berat, posisi duduk yang lama, trauma whiplash, dan gerakan akselerasi atau deselerasi yang sering. Hal ini berhubungan dengan bertambahnya usia dalam suatu proses penuaan, maka diskus mengalami proses degenerasi, tulang-tulangnya tidak lagi memiliki kandungan air dan mineral yang cukup. Hal ini berakibat menurunnya tinggi badan dan membengkaknya diskus kearah kanalis spinalis. Penekanan diskus ke kanalis spinalis akan menekan saraf tulang belakang (medulla spinalis). Namun dengan aktivitas pekerja kantor yang sering berada didepan komputer dalam waktu yang lama dan aktifitas fisik yang kurang dapat menjadi faktor resiko terjadinya penekanan diskus ke medulla spinalis. Seiring



bertambahnya



usia,



maka



bagian



tengah



diskus



intervertebralis yaitu nukleus pulposus mulai kehilangan kadar air di dalamnya, hal ini menjadikan diskus intervertebralis tidak lagi efektif sebagai bantalan atau peredam getaran. Bila kondisi diskus mulai memburuk, lapisan luar yakni annulus fibrosus dapat mengalami robekan. HNP CERVICAL



9



Hal ini dapat mendorong pemindahan bagian tengah diskus (dinamakan diskus mengalami pecah atau herniasi) melewati suatu celah robek pada lapisan luar, ke ruang yang ditempati oleh nervus spinalis dan medulla spinalis. Selanjutnya diskus yang mengalami herniasi dapat menekan nervus spinalis dan menyebabkan nyeri, rasa kebas, kesemutan atau kesemutan pada bahu atau lengan. 3.



Tanda dan Gejala Pada area servikal, HNP sering terjadi pada C5-C6 dan C6-C7. Herniasi lateral diskus C5-C6 menyebabkan penekanan pada radiks C6 yang akan menimbulkan parestesia serta baal pada daerah distribusi persarafannya. Selain itu, biasanya juga didapatkan kelemahan otot biseps dan penurunan refleks biseps. Herniasi diskus C6-C7 menyebabkan iritasi radiks C7 dan menampilkan gejala hiperalgesia serta parestesia jari tengah. Selain itu juga bisa didapatkan penurunan refleks triseps. Herniasi diskus bagian sentral (jarang) umumnya menampilkan gejala kompresi medulla spinalis yang hebat berupa gejala transeksi fungsional dan hilangnya semua fungsi di bawah persarafan segmen yang terkena berupa: Central cord syndrome, yang ditandai dengan kelumpuhan akut dan tidak nyeri, terutama pada ekstremitas atas dimana bagian distal lebih berat daripada bagian proksimal. Brown sequard syndrome, yang menampilkan hemiseksi medulla spinalis,



dimana



terjadi



kelemahan



motoric



serta



sensorik



(proprioseptif) ipsilateral dengan gangguan sensorik (protopatis) kontralateral. Anterior cord syndrome yang menampilkan gejala dari gangguan 2/3 bagian anterior medulla spinalis. HNP cervical lebih sering terjadi pada usia 30-40 tahun, dan lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Pasien dengan HNP cervical akan menunjukkan



gejala-gejala



radiculopathy,



mielopathy



atau



bahkan



menunjukkan gejala keduanya. Gejala radiculopathy terjadi apabila nucleus HNP CERVICAL



10



pulposus keluar dan menekan radiks medulla spinalis, sedangkan gejala mielopathy terjadi bila nucleus pulposus langsung menekan medulla spinalis. Lokasi yang sering mengalami HNP adalah area parasentral unilateral, dimana pada area tersebut annulus fibrosus adalah yang terlemah serta ligamennya tipis. Pasien dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical merasakan nyeri pada leher atau lengan, kebanyakan dari pasien merasakan gangguan fungsi pada lengan dan kaki. Gejala yang timbul pada lengan antara lain kelemahan, keram dan kekakuan. Seringkali pasien mengeluh kesulitan mengkancingkan bajunya, memutar kunci atau membuka botol. Gejala yang timbul pada kaki, seperti kelemahan, kesulitan berjalan hingga sering terjatuh, dan bila berlanjut pasien harus menggunakan tongkat bila berjalan. Gejala HNP cervical adalah sebagai berikut : 1. Keluhan sering timbul pada saat mengerakkan leher 2. Nyeri di belakang kepala, leher, bahu, lengan dan jari tangan. 3. Kelemahan otot bahu, lengan dan jari tangan. 4. Rasa baal/kesemutan di leher sampai ke tangan. 4.



Proses Patologi Gangguan Gerak dan Fungsi Biasanya ditemukan pada usia muda. Herniasi terjadi akibat adanya kelainan diskus intervertebralis, nucleus pulposus yang berupa material gelatinous yang ada di bagian dalam mengalami prolaps melalui lapisan annulus fibrosus yang serupa ligamentum yang ada di luarnya. Protrusi ini dapat menekan akar saraf dan menimbulkan inflamasi (melibatkan interleukin dan substance P) yang mendasari terjanya radiculopathy. Herniasi terjadi melalui lesi yang timbul pada annulus posterior di samping kanan dan kiri ligamentum longitudinale posterior. Herniasi ke anterior dan lateral jarang terjadi. Penyebab HNP umumnya karena trauma. Kelainan bawaan annulus jarang ditemukan.



HNP CERVICAL



11



Rasa nyeri terasa tumpul dan dalam atau ngilu.dirujuk ke scapula medial, bahu atas / belakang, bagian posterior lengan bawah, siku, hingga pergelangan tangan. Fleksi servekal ke depan menambah rasa nyeri. Rasa nyeri dapat unilateral atau bilateral tergantung lokasi dan luasanya protrusi. Sebagian besar HNP cervical timbul di antara VC5 dan VTh1, akar saraf VC7 yang paling sering terkena. Khas ditemukan kelemahan otot triceps dan penurunan atau hilangnya refleks disertai nyeri pada sisi medial lengan bawah, serta rasa kebas pada dua jari sisi ulnar. Pada beberapa kasus, gejala radikuler dapat disertai rasa berat pada kedua tungkai, kesulitan berjalan melalui garis lurus (barefoot heel-to-toe walking), gangguan fine motor skills (memasang kancing baju, memanipulasi benda-benda kecil), Lhermitte phenomenon (fleksi – ekstensi leher diikuti timbulnya rasa nyeri tajam seperti tersengat listrik turun melalui spinal menuju ke lengan dan tungkai). Dapat pula ditemukan penurunan tonus otototot tungkai, hiperrefleksi, clonus pergelangan kaki dan refleks patologis (Hoffmann sign dan Babinsky sign), gejala-gejala ini mirip dengan gejalagejala akibat adanya spinal stenosis yang disertai myelopathy. C.



Pendekatan Intervensi Fisioterapi 



InfraRed Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sekitar 7700 Ao – 4 juta Ao (Libriana dan Irfan, 2003). Dimana mempunyai efek fisiologis pada kulit superficial, vasodilatasi pembuluh darah, berpengaruh terhadap jaringan otot sehingga menaikkan suhu dan membantu terjadi rileksasi otot, pemanasan akan membuangan sisa metabolisme.







Ultrasound Gelombang



ultra



sound



merupakan



gelombang



suara



yang



di



peroleh dari getaran yang memiliki frekuensi 20.000 Hz. Frekuensi ultra sound merupakan jumlah oscilasi gelombang suara yang dicapai dalam



HNP CERVICAL



12



waktu satu detik yang dinyatakan dengan megahertz (MHz). Umumnya frekuensi yang ddigunakan dalam terapi ultra sound adalah 1 dan 3 MHz (Prentice, 2002). Ultra Sound memiliki tiga efek antara lain, yaitu efek mekanik, efek panas, dan efek biologis 



TENS TENS untuk



merupakan merangsang



hubungannya Dalam



kasus



suatu sistem



cara saraf



penggunaan



melalui



dengan



modulasi



ini



menggunakan



energi



permukaan



nyeri



kulit.



listrik Dalam



(Slamet,



2006).



umum



dimana



metode



pemasangan elektroda pada atau sekitar nyeri. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan paling sering digunakan sebab metode ini



dapat



memperhatikan yang



langsung



diterapkan



karakter



hubungannya



nyeri



dengan



pada



ataupun jaringan



letak



daerah



nyeri



tanpa



yang



paling



optimal



nyeri



(Slamet,



penyebab



2006) 



Short Wave Diathermy (SWD) Short Wave Diathermy (SWD) juga untuk mengurangi spasme. Mekanisme pengurangan spasme sendiri terdiri dari efek panas yang memberikan vasodilatasi pembuluh darah sehingga peredaran darah lancar dan meningkatkan suplai nutrisi. Akhirnya dapat memperbaiki peredaran darah kenaikan suhu jaringan dan memberikan relaksasi pada otot akibatnya spasme dapat berkurang (Michlovits, 1996).







Micro Wave Diathermy (MWD) Pemberian MWD pada jaringan akan memberikan efek dilatasi pada jaringan terutama pada jaringan bagian luar. Dengan adanya dilatasi tersebut maka akan diikuti oleh penyerapan zat iritan penyebab nyeri sehingga penurunan nyeri yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya zat iritan nyeri yang terdapat pada saraf nosisensorik.



HNP CERVICAL



13



Efek MWD pada jaringan ikat berupa peningkatan kelenturan jaringan karena peningkatan kadar air dalam matriks dan penurunan viskositas matriks sehingga elastisitas jaringan meningkat dengan demikian dapat mengurangi kontraktur yang ada. Pada jaringan otot terjadi penurunan spasme otot karena adanya peningkatan sirkulasi sehingga terjadi penyerapan zat-zat iritan penyebab nyeri sisa metabolisme sehingga dengan berkurangnya zat-zat tersebut nyeri akan menurun dan spasme otot juga dapat berkurang 



Traksi Metode Cyriax Dengan teknik ini dapat menghilangkan nyeri radicular akibat kompresi dari saraf radiks. Teknik ini tidak memperbaiki cedera dari jaringan lunak yang mengakibatkan nyeri. Dengan tambahan keadaan seperti panas, pijatan, dan juga stimulasi elektrik harus dilakukan terutama dalam menghilangkan nyeri dan merelaksasikan otot.







Mobilisasi Saraf Metode Butler’s mengobati



dari



gejala



yang



timbul



akibat



kelainan



saraf bagian radicular. Prinsipnya dengan memobilisasi saraf yang bersangkutan hingga menimbulkan keluhan pada penderita. Teknikpertama dengan



mengidentifikasi



memprovokasi



beberapa



tempat



persarafannya yang



menimbulkan



dengan nyeri



terhebat



lalu terakhir dengan memobilisasi radicular saraf yang telah kita tentukan.



Dengan



mengoptimalisasikan



jaringan



sehat



dan



sistem



kardiovaskuler yang normal dapat memiminalisasikan hal-hal negatif dari faktor lingkungan sehingga dapat lebih menguntungkan. 



MWM Metode Mulligan Mobilization With Movement (MWM) Teknik Mulligan merupakan kombinasi simultan dari terapis dengan menerapkan teknik gliding tambahan dan pasien melakukan gerakan secara aktif, teknik tersebut dilakukan bersamaan antara terapis dengan pasien, tehnik Mulligan Mobilization sangat penting untuk mengembalikan lingkup gerak sendi aktif secara normal dan



HNP CERVICAL



14



dengan waktu lama akan menurunkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sendi serta diharapkan dapat meningkatkan metabolisme dari jaringan sehingga fleksibilitas dari jaringan membaik. 



Exercise Therapy







Free active exercise adalah suatu bentuk latihan aktif yang dilakukan oleh kekuatan otot pasien itu sendiri tanpa menggunakan suatu bantuan dan tahanan yang berasal dari luar (Hidayat, 2008). Contohnya fleksi, ekstensi, lateral kanan dan kiri, rotasi kanan dan kiri cervical.







Ressisted active exerciseadalah suatu bentuk latihan aktif melawan tahanan dimana kekuatan tahanan diterapkan oleh terapis baik dinamis maupun statis kontraksi otot (Kisner, 2007). Contohnya : fleksi, ekstensi, lateral kanan dan kiri, rotasi kanan dan kiri cervical dan diberikan tahanan sepanjang gerakan.



Diagnosis Menariknya, tidak setiap herniated disc menimbulkan gejala. Beberapa orang menemukan bahwa mereka memiliki cakram yang menonjol atau hernia setelah melakukan x-ray karena alasan yang tidak terkait. Tapi seringkali gejala yang mendorong pasien untuk mencari saran dokter mereka. Pembuatan diagnosis yang akurat mencakup peninjauan riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik dan neurologis, dan studi pencitraan (misalnya x-ray, CT scan). pemeriksaan rematik untuk mengevaluasi kemungkinan rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, Reiter syndrome, dan polymyalgia rheumatica. Selain itu, pertimbangkan



untuk



melakukan



pemeriksaan



infeksi



untuk



mengevaluasi



kemungkinan diskitis, abses epidural, dan osteomielitis vertebralis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keterbatasan gerak leher dan sendi bahu. Nyeri juga diperberat apabila gerak ekstensi atau fleksi leher, selain itu ditemukan -



Lhermitte : nyeri seperti diestrum yang menjalar dari tengkuk ke extremitas



HNP CERVICAL



15



-



Spurling



: nyeri pada penekanan ke bawah pada daerah vertex saat pasien



menolehkan kepala ke sisi yang sakit ( oleh penyempitan foramen intervertebralis dan penambahan penonjolan diskus ) Radiografi tulang belakang servikal polos digunakan untuk mengevaluasi perubahan degeneratif kronis, penyakit metastasis, infeksi, kelainan tulang belakang, dan stabilitas. Scan tomografi terkomputerisasi (CT) memindai fraktur tulang belakang servikal dan digunakan secara ekstensif pada kasus trauma. Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap menjadi modalitas pencitraan pilihan untuk mengevaluasi HNP servikal, karena morbiditasnya yang rendah.  Keuntungan meliputi definisi jaringan lunak (misalnya cakram serviks, sumsum tulang belakang), visualisasi cairan serebrospinal, noninvasiveness, dan kurangnya paparan radiasi pasien.



Disc extrusion



Disc protusion dan sequestration



HNP CERVICAL



16



Terapi Tidak semua pasien memerlukan operasi leher. Seringkali, dalam waktu 4 sampai 6 minggu kebanyakan pasien menemukan perawatan nonsurgical untuk menghilangkan rasa sakit dan gejala.  kurang dari 5% masalah punggung memerlukan pembedahan. Soft cervical collar direkomendasikan hanya untuk cedera leher jaringan lunak akut dan untuk jangka waktu yang pendek(yaitu,tidak melebihi penggunaan terus menerus 3-4 hari). Obat-obatan dapat mencakup obat antiinflamasi nonsteroid untuk mengurangi pembengkakan, pelemas otot untuk mengurangi kejang, dan / atau pereda nyeri. Terapi fisik mungkin termasuk pengobatan dingin dan panas, pijatan lembut, dan peregangan.Pilihan Pengobatan BedahOperasi tulang belakang tulang belakang spinal mungkin dianjurkan jika rasa sakit dan gejala semakin memburuk meski ada terapi nonoperatif. Jika cakram hernia mengompres sumsum tulang belakang (mis., Myelopathy), pembedahan mungkin diperlukan.6 Tujuan operasi tulang belakang adalah untuk dekompres saraf kompres disc hernia.Prosedur yang paling umum adalah diskektomi - baik sebagian atau seluruhnya penghilangan cakram yang rusak. Operasi ini biasanya dilakukan dari bagian depan leher (disebut diskektomi anterior). Terkadang perlu akses cakram hernia dari belakang dengan melepaskan sebagian lamina; Sebuah plat bertulang kecil yang menutupi kanal tulang belakang. Nama prosedurnya adalah laminotomy (posterior laminotomy).Seringkali, kedua prosedur tersebut dapat dilakukan minimal secara invasif, dan kadang-kadang di pusat operasi tulang belakang rawat jalan.6 Edukasi Berikut beberapa larangan untuk penderita HNP. Jangan mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau dalam keadaan membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.6 Prognosis Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif. Sebagian kecil à berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi. Pada pasien yang dioperasi : 90% à membaik terutama nyeri leheri, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.



HNP CERVICAL



17



BAB III LAPORAN KASUS 



Identitas Umum Pasien







Nama







Tanggal Lahir : 10 April 1962







Usia







Jenis Kelamin : Laki-Laki







Agama



: Islam







Alamat



: Kalipancur Rt 3/3



A.



: Tn.Agus Prayitno : 59 Tahun



Anamnesis 



Keluhan Utama



: Nyeri Leher kiri menjalar ke lengan hingga



jari-jari tangan, dan didapatkan kelemahan pada genggaman jari tangan kiri . pasien juga mengeluh nyeri saat membungkuk sambil menundukan kepala 



Sifat keluhan



 



Aktivitas yang memperberat : : apabila mengangkat beban yang berat Aktivitas yang memperingan : beristirahat







Riwayat trauma



: tidak ada







Penyakit Penyerta



: DM (+)







Tekanan darah: 130/100 mmHg







Denyut nadi



: 68x/menit







Pernapasan



: 24x/menit







Suhu



: 36°C







Kekuatan Otot :



: nyeri tajam dan menjalar



3|5 5|5 Vas : 6







ROM



: Limited| Full Full



-



Tonus otot



-



Refleks Bisep (N)



-



Atrofi (-)



-



Abduksi tangan kiri (+)



| Full



: Normotonus



HNP CERVICAL



18



B.



Spurling Test : (+) Inspeksi/Observasi pasien susah menggerakkan lengan sebelah kiri., Nyeri saat menundukkan kepala.



C.



Tes Orientasi 



Fleksi Elevasi Shoulder



: Nyeri dan terasa berat saat mengangkat tangan



diatas 90o 



D.



Tes Aktif 3 Dimensi Ekstensi : Nyeri



Pemeriksaan Fungsi Dasar 







Aktif : Gerakan



Nyeri



Terbatas



Fleksi Cervical



Ya



Ya



Ekstensi Cervical



Ya



Ya



Lateral Fleksi Kanan Cervical



Ya



Ya



Lateral Fleksi Kiri Cervical Rotasi Kanan Rotasi Kiri Fleksi Elevasi Shoulder



Ya Ya Ya Ya



Ya Ya Ya Ya



Pasif : Gerakan



Nyeri



Terbatas



Endfeel



Fleksi Cervical



Ya



Ya



Empty



Ekstensi Cervical



Ya



Ya



Empty



Lateral Fleksi Kanan Cervical



Ya



Ya



Empty



Lateral Fleksi Kiri Cervical



Ya



Ya



Empty



Rotasi Kanan



Ya



Ya



Empty



Rotasi Kiri



Ya



Ya



Empty



HNP CERVICAL



19



Fleksi Elevasi Shoulder 



Ya



Ya



Empty



Tes Resisted Isometric : Gerakan



Nyeri



Mampu Melawan



Ya



Tahanan Mampu Melawan



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Lateral Fleksi Kanan Cervical



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Lateral Fleksi Kiri Cervical



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Ya



Tahanan Minimal Mampu Melawan



Fleksi Cervical Ekstensi Cervical



Rotasi Kanan Rotasi Kiri Fleksi Elevasi Shoulder



Tahanan Minimal E.



Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi 



Palpasi



: spasme otot shoulder dan cervical kiri







Tes neurologis



:







Compression test



: positif (Test Lhermitte +)







Distraction test



: negatif







Pemeriksaan Penunjang : MRI ,EEG







Visual Analog Scale (VAS)



HNP CERVICAL



20



Hasil



: 6 (Nyeri Sedang)



F. Diagnosa 1. Diagnosa klinis : Brachialgia sinistra. 2. Diagnosa Topis : Radix saraf C8 - Th1 Sinistra 3. Diagnosa Etiologi : suspect HNP cervicalis c5-TH1. G.Terapi 1.Exercise: neck calliet exercise 2.Terapi Modalitas: Short Wave Diatermy Ortetik/Prostetik: Neck Collar 3.Medikamentosa:- Meloxicam 15 mg 1x1 (NSAID) - pregabalin & gabapentin



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana terjadi penonjolan diskus intervertebralis ke arah posterior dan/atau lateral dalam kanalis vertebralis yang dapat menimbulkan penekanan/penyempitan radiks saraf-saraf dan penekanan medula spinalis dengan berakibat timbulnya gejala-gejala neurologis.



HNP CERVICAL



21



Apabila penekanan terjadi pada bagian leher (cervical) maka disebut dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical.. Hernia Nukleus Pulposus yaitu keluarnya nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan. Prevalensi Hernia Nukleus Pulposus sering pada pria dewasa, usia 40-50 tahun. Hernia Nukleus Pulposus lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat benda berat. Pemeriksaan yang digunakan untuk Hernia Nukleus Pulposus yang sensifitas dan sensivitasnya tinggi yaitu MRI. MRI dapat melihat kompresi medulla spinalis dan kauda equina. Untuk itu perlunya pencegahan dini dan penanganan dini untuk Hernia Nukleus Pulposus karena penyakit ini dapat mengganggu aktivitas seharihari.



DAFTAR PUSTAKA 1. Volume ke-2. Edisi ke-7. United states: Elsevier; 2012. 2. Yeung JT, John IJ, Aftab SK. Cervical disc herniation presenting with neck pain and contralateral symptoms: a case report. J Med Case Rep. 2012; 6:166 3. Klezl Z, Coughlin TA. Focus on cervical myelopathy. British Editorial Society of Bone and Joint Surgery; 2012. 4. Daroff, jankovic, Mazziotta, Pomeroy



HNP CERVICAL



22



5. Yeung JT, John IJ, Aftab SK. Cervical disc herniation presenting with neck pain and contralateral symptoms: a case report. J Med Case Rep. 2012; 6:166. 6. Schmalstieg William F, Brian GW. Approach to acute or subacute myelopathy. Department of Neurology: Mayo Clinic College of Medicine. 2010; 75:S2-S8 7. .CA, Cole AJ, Herring SA, MI, Stratton S. Clinical presentation and diagnostic subsets. In: Cole AJ, Herring SA, editors. The low back pain handbook: a guide for the practicing clinician. Philadelphia,PA: Hanley & Belfus; 2003. p.95–115



HNP CERVICAL



23