Proposal Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.



Latar Belakang Kecemasan adalah respon keadaan terhadap stres, bisa merangsang tubuh



untuk sulit rileks karena otot menjadi tegang dan jantung bedetak lebih kencang (Townsend, 2005). Kecemasan dapat seketika muncul karena masa-masa panjang saat kelahiran dan bayang-bayang tentang hal yang membuat takut saat proses persalinan meskipun belum terjadi. Situasi ini akan menimbulkan perubahan yang drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis (Sulistyorini, 2007). Menurut Rubin (2013) selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu hamil mengalami kecemasan, yang membedakannya hanyalah tingkat kecemasannya, hal ini tergantung persiapan kehamilannya. Hal-hal yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil trimester III menjelang proses persalinan adalah usia, paritas, pendidikan dan dukungan suami atau keluarga. Seperti yang dijelaskan Susanti (2008), bahwa usia < 20 tahun dan ≥ 35 tahun akan memberikan dampak terhadap perasaan takut dan cemas menjelang proses persalinan. Apabila ibu hamil pada usia tersebut, kehamilannya termasuk dalam kategori kehamilan beresiko tinggi dan seorang ibu yang berusia lebih lanjut akan berpotensi tinggi untuk melahirkan bayi cacat. Paritas dapat mempengaruhi kecemasan, karena terkait aspek psikologis. Mendekati saat melahirkan, ibu hamil akan sulit mengatur posisi tidur. Gangguan ini bisa disebabkan karena semakin besar kehamilan sehingga diafragma akan tertekan keatas dan akan menggangu pernapasan. Pernapasan



yang tidak baik pada ibu hamil akan berpengaruh pada kekurangan pasokan oksigen pada otak sehingga dapat mengurangi kualitas tidur (Emilia, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh William et al (2010), menunjukkan bahwa ibu hamil yang kurang tidur kurang dari 5 jam tiap malam beresiko meningkatkan tekanan darah ibu dan berakibat pada hipertensi. Kualitas tidur merupakan kemampuan setiap orang untuk mempertahankan kegiatan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NDREM yang pantas (Kozier et al, 2014). Kurang tidur dapat menggangu kesehatan fisik dan psikis, seperti muka pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan tubuh menurun. Selain itu dapat menyebabkan lesu, lambat menghadapi rangsangan, sulit berkonsentrasi, dan timbul perubahan suasana kejiwaan (Endang, 2007). Menurut Rezaei et al (2012), gangguan emosional seperti kegelisahan selama kehamilan berdampak kualitas tidur. Dimana perubahan kualitas tidur selama kehamilan dapat meningkat dari 13% menjadi 80% pada trimester pertama, kemudian dari 66% menjadi 97% pada trimester III. Kehamilan trimester III merupakan periode yang butuh perhatian khusus. Adapun permasalahan tidur yang muncul pada kehamilan trimester III seperti lebih sering terbangun di malam hari, sulit menentukan posisi tidur yang nyaman, sering buang air kecil, nyeri punggung bawah karena mingkatnya berat badan ibu, jumlah jam tidur ibu menurun karena sulit tidur (insomnia), dan lebih sedikit waktu untuk tidur nyenyak (Mediarti dkk, 2014 ; Hollenbach, 2013). Gangguan tidur selama kehamilan terjadi selama trimester I sebesar 13-80% dan trimester III sebesar 66-97%, sedangkan di Indonesia anita hamil pada



trimester III 97% yang mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur ini menyebabkan kualitas ibu hamil menjadi buruk. Gangguan tidur merupakan suatu kondisi gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur seseorang (Dawnson, 2012). Berdasarkan asalan tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primipara trimester ke 3 (tiga) di RS Samaritan Palu. 2.



Rumusan Masalah Kecemasan pada ibu hamil terjadi karena khawatir atau gelisah tentang



persalinan yang akan dilakukan sehingga kecemasan seringkali mengganggu tidur. Kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati proses melahirkan dan hal ini menyebabkan ibu hamil akan sulit memulai tidur dan terbangun di malam hari. Sering bangun di malam hari terjadi bukan hanya kecemasan saja tetapi di pengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti sulit menentukan posisi tidur yang nyaman, sering buang air kecil, nyeri punggung bawah karena meningkatnya berat badan ibu, merasa gerah dan gerak janin yang mengganggu istirahat ibu. Sehingga kualitas tidur pada ibu hamil primipara trimester III menjadi buruk. Hal tersebut berdampak pada kegiatan ibu hamil di keesokan harinya seperti konsentrasi ibu di siang hari menurun, merasa ngantuk yang berlebihan dan merasa pusing. Maka rumusan masalahnya, apakah hubungan kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primipara trimester ke 3 (tiga) di RS Samaritan Palu?



3. Tujuan Penelitian A. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primipara trimester ke 3 (tiga) di RS Samaritan Palu. B. Tujuan Khusus 1) Mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primipara trimester ke 3 (tiga) di RS Samaritan Palu. 2) Mengetahui kualitas tidur primipara trimester ke 3 (tiga) di RS Samaritan Palu. 4. Manfaat Penelitian A. Manfaat Bagi Pelayanan Keperawatan Masukan dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan bagi ibu hamil primipara trimester III dalam memberikan inormasi yang lengkap tentang kecemasan dan kualitas tidur ibu hamil primipara pada trimester III. B. Manfaat Bagi Pendidikan Keperawatan Dapat dijadikan sebagai data dan di kembangkan menjadi bahan pembelajaran mata kuliah maternitas maupun keperaatan jiwa terkait hubungan kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primipara trimester ke 3 (tiga).



C. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Menjadi data tambahan dan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama tentang kecemasan dan kualitas tidur pada ibu hamil.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.



Kecemasan A. Definisi kecemasan Pada dasarnya, kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan di alami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjekti dari indifidu dan tidak dapat diobservasi secara langsung adalah suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat memerikan motivasi untuk mencapai suatu dan adalah sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup (Suliswati dkk, 2005). Respon yang timbul pada kecemasan merupakan khaatir, gelisah, tidak tenang, dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang adalah penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya. Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Purwanto, 2015). Kecemasan akan dirasakan berbeda selama kehamilan dan kecemasan trimester ke III lebih tinggi di bandingkan trimester sebelumnya (Varney, at al., 2010). Kecemasan dan deprese di negara



maju sekitar 7-20% dan di negara berkembang lebih dari 20% (Biaggi, et al., 2016). B. Faktor Penyebab Kecemasan Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil trimester III menjelang proses kehamilan di antaranya yaitu ada usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga atau suami. Seperti yang di jelaskan Susanti (2008), baha usia ibu