Proposal Penelitian Tindak Kelas PGSD UTM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS “UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DI KELAS V SDN JUKONG 1 LABANG MADURA”



Oleh Primanda Putra Sri Rosadana 150611100231



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2018



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya adalah proses terjadinya komunikasi antara guru dan siswa. Proses komunikasi diwujudkan dalam kegiatan penyampaian pesan atau tukar menukar informasi. Proses ini dilakukan untuk mengantarkan peserta didik ke dalam tujuan pendidikan yaitu perubahan tingkah laku yang meliputi intelektual, moral serta pola pikir yang sesuai dengan perubahan zaman saat ini. Pembelajaran perlu disampaikan dengan tepat agar tujuan dan inti dari pembelajaran tersebut dapat diterima peserta didik dengan benar. Melalui proses pembelajaran ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator bagi peserta didik. Guru sebagai seorang fasilitator harus memiliki metode yang tepat agar peserta didik mudah memahami dan mengingat semua materi yang telah disampaikan. Seringkali terjadi kesulitan dan kebosanan terhadap proses belajar mengajar pada peserta didik dikarenakan model pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai seorang guru diperlukan inovasi lebih untuk mengatasi hal ini dengan cara menerapkan model pembelajaran yang berbeda dan menarik agar peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuan dasar dalam pembelajaran. Salah satu program mata pelajaran di Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pada pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk lebih menghargai perjuangan-perjuangan para pahlawan di masa lampau, menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, jujur, dan cinta damai. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman kepada siswa, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto, 2015). Pemahaman pada pelajaran IPS sering mengalami kesulitan karena beberapa hal, seperti misalnya proses pembelajaran yang kurang melibatkan siswa untuk aktif karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Faktor lain yaitu siswa yang kurang termotivasi dalam belajar karena model pembelajaran yang diberikan oleh guru kurang menarik. Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran agar suasana kelas lebih hidup dan pemahaman siswa



terhadap materi akan meningkat. Menurut Trianto (2010) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk digunakan adalah model peta pikiran atau mind mapping. Model pembelajaran mind mapping merupakan salah satu model pembelajaran inovatif, dimana siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan belajar dan ikut terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. mind mapping menurut DePorter (2010) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Peta pikiran terbaik adalah peta pikiran warna warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, biasanya tampak seperti karya seni. Buzan (2013) menjelaskan kembali bahwa mind map merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal ini berarti mengingat informal akan lebih mudah dan lebih diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Melalui model mind mapping peserta didik akan lebih aktif dan dapat mengembangkan kreativitas pada proses pembelajaran. Kreativitas ini akan menunjang pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belah otak maka akan memudahkan seseorang mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran IPS pada materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping di Kelas V SDN Jukong 1 Labang Madura”.



1.2 Identifikasi Masalah 1. Sebagian besar siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran IPS 2. Pemahaman sebagian besar siswa masih rendah dalam pembelajaran IPS 3. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam mempelajari IPS karena di dominasi oleh hafalan 4. Kecenderungan sebagian besar siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran IPS 5. Sebagian besar perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS masih sangat kurang 6. Masih kurangnya variasi metode pembelajaran IPS yang digunakan di SDN 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN Jukong 1 Labang Madura? 2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN Jukong 1 Labang Madura? 1.4 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Tujuan penelitian tindakan kelas dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN Jukong 1 Labang Madura, dan besar pengaruh penggunaan model pembelajaran mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN Jukong 1 Labang Madura.



1.5 Manfaat Hasil Penelitian Tindakan Kelas 1. Manfaat Teoritis Hasil



penelitian



ini



diharapkan



dapat



memberikan



sumbangan



pengetahuan bagi guru dan calon guru dalam mengetahui keadaan siswa dalam pembelajaran, khususnya pengaruh penerapan model pembelajaran mind mapping sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS SD Kelas V di SDN Jukong 1 Labang Madura. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Agar siswa dapat memahami keseluruhan isi materi dalam kegiatan pembelajaran, dan memberikan alternatif dalam mempelajari suatu pelajaran dengan cara yang menarik sehingga siswa terdorong untuk belajar khususnya pada pembelajaran IPS. b. Bagi Guru Sebagai masukan serta pengetahuan kepada guru dalam kaitannya dengan kegiatan belajar dan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping. c. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai model pembelajaran mind mapping dan meningkatkan kemampuan dalam penulisan karya ilmiah. d. Bagi Peneliti Lain Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian dibidang pendidikan.



BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman 2.1.1 Pengertian Pemahaman Jika mengkaji tentang pemahaman, maka tidak dapat lepas dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom. Bloom (Uno dan Mohamad, 2015) mengungkapkan bahwa kawasan belajar meliputi kawasan kognitif, afektif, dan prikomotor. Bloom lebih mengonsentrasikan pada kawasan kognitif, sedangkan kawasan lain dikembangkan oleh tokoh lain. Adapun ranah kognitif tingkat pengetahuan menurut Bloom adalah sebagai berikut: (1) tingkat pengetahuan atau C1 (knowledge), (2) tingkat pemahaman atau C2 (comprehension), (3) tingkat penerapan atau C3 (application), (4) tingkat analisis atau C4 (analysis), (5) tingkat sistesis atau C5 (synthesis), dan (6) tingkat evaluasi atau C6 (evaluation). Dari pendapat tersebut, pemahaman merupakan tingkat pengetahuan pada tingkat kedua. Uno dan Mohamad (2015) mengatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Kemampuan di tingkat pemahaman meliputi kemampuan mengklasifikasi,



menggambarkan,



mengungkapkan,



mendefinisikan,



melaporkan,



mengakui,



mangkaji



mendiskusikan, menunjukkan, ulang,



melilih,



menjelaskan, mengalokasikan,



menyatakan,



dan



menerjemahkan. Sudjana (2009) mengungkapkan bahwa pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu pemahaman tingkat rendah, tingkat kedua, dan tingkat ketiga. Pemahaman terendah adalah pemahaman yang hanya sebatas menerjemahkan saja. Pemahaman pada tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui selanjutnya. Pemahaman tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yang dapat melihat makna di balik yang tertulis atau dapat meramalkan konsekuensi suatu masalah.



Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan



kemampuan



seseorang



yang



dapat



ditunjukkan



dengan



mengungkapkan kembali sesuatu, baik informasi ataupun materi yang telah diterimanya menggunakan bahasanya sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pemahaman meliputi kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan membandingkan. 2.1.2 Indikator Pemahaman Indikator pemahaman dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa dikatakan memahami jika siswa sudah sesuai dengan indikator pemahaman itu sendiri. Anderson dan Krathwohl (2010) mengungkapkan bahwa proses-proses kognitif dalam kategori pemahaman meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Dari tingkatan proses kognitif kategori pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa indikator pemahaman adalah sebagai berikut: 1. Menafsirkan Siswa dikatakan dapat memahami jika mereka dapat menafsirkan atau mengubah suatu informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Misalnya, dalam pembelajaran IPS siswa diminta untuk menuliskan kembali peristiwa Proklamasi menurut bahasanya sendiri. Kata lain dari menafsirkan



adalah



menerjemahkan,



memparafrasekan,



menggambarkan, dan mengklasifikasikan. 2. Mencontohkan Siswa dikatakan dapat mencontohkan jika mereka dapat memberikan contoh tentang suatu konsep atau prinsip umum. Siswa menggunakan persamaan ciri-ciri untuk menyebutkan contoh dari suatu konsep. Kata lain dari mencontohkan adalah mengilustrasikan. 3. Mengklasifikasikan Siswa



dikatakan



dapat



mengklasifikasikan



jika



mereka



dapat



mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Siswa harus dapat mendeteksi ciri-ciri atau pola yang sesuai dengan contoh,



konsep atau suatu prinsip tersebut. Mengklasifikasikan merupakan proses yang mengikuti proses mencontohkan. Jika mencontohkan dimulai dengan suatu konsep dengan ciri-ciri tertentu kemudian dicari contohnya, akan tetapi mengklasifikasikan dimulai dari contoh-contoh yang kemudian ditemukan konsep atau prinsip dari contoh tersebut. 4. Merangkum Siswa dikatakan dapat merangkum jika mereka dapat mengemukakan suatu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksi sebuah tema. Misalnya, siswa diberikan suatu peristiwa dalam gambar-gambar kemudian diminta untuk menuliskan rangkuman dari peristiwa tersebut. Contoh lain misalnya siswa disediakan sebuah teks dan diminta untuk menentukan judul atau tema dati teks tersebut. Kata lain dari merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi. 5. Menyimpulkan Siswa dikatakan dapat menyimpulkan jika mereka dapat menemukan pola dalam sejumlah contoh. Siswa mengabstraksi sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh dengan mengamati ciri-ciri setiap contoh tersebut kemudian menarik hubungan di antara ciri-ciri tersebut. Kata lain dari menyimpulkan adalah memprediksi. Dari pola yang ada siswa dapat menyimpulkan atau memprediksi suatu konsep atau prinsip. 6. Membandingkan Siswa dikatakan dapat membandingkan jika mereka dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, misalnya menentukan bagaimana suatu peristiwa pada masa lalu dibandingkan dengan suatu peristiwa pada masa sekarang. Kata lain dari membandingkan adalah memetakan dan mencocokkan. 7. Menjelaskan Siswa dikatakan dapat menjelaskan adalah jika mereka dapat membuat dan menggunakan konsep sebab akibat dalam sebuah sistem. Misalnya, siswa diminta menemukan sebab akibat dari suatu peristiwa sejarah.



Siswa harus bisa mencari sebab akibat dari peristiwa tersebut untuk dapat menjelaskan dengan baik. Kata lain dari menjelaskan adalah membuat model. 2.1.3 Cara Pengukuran Pengukuran pemahaman dapat diketahui melalui tes dan pemberian suatu tindakan. Langkah pertama guru menjelaskan menggunakan metode konvensional atau dengan cara ceramah. Setelah materi disampaikan, siswa diberikan waktu untuk membaca kembali materi sebagai persiapan tes tahap awal. Lalu guru mengadakan tes awal untuk peserta didik sebagai acuan untuk menentukan besar pemahaman siswa dengan metode pembelajaran ceramah yang biasa digunakan oleh beberapa guru. Penentuan nilai dari tes tersebut didasarkan pada KKM yang telah ditetapkan di sekolah. Setelah diadakannya tes tahap awal, siswa diberikan materi yang sama oleh guru tetapi terdapat suatu tindakan pada penyampaian materi yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran. Penggunaan model mind mapping digunakan untuk memberikan suasana baru pada pembelajaran. Model mind mapping banyak menggunakan variasi warna, desain, dan gambar sehingga siswa akan lebih tertarik pada pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang disampaikan. Setelah penjelasan materi oleh guru dengan model mind mapping, siswa akan membuat mind mapping dengan kreasi masingmasing. Pembuatan mind mapping oleh siswa ini akan mempermudah guru untuk mengamati seberapa besar pemahaman siswa. Setelah pembuatan mind mapping oleh siswa, guru memberikan tes kedua untuk menguji tingkat pemahaman setelah adanya tindakan. Penentuan nilai ini juga didasarkan pada KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hasil nilai dari kedua tes tersebut dibandingkan untuk menentukan pengaruh pemberian model pembelajaran mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS dan besar pengaruh model tersebut terhadap pemahaman siswa.



2.2 Model Pembelajaran Mind Mapping 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping Model pembelajaran memiliki peranan penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa model pembelajaran sangat penting dalam menentukan prestasi dan pengembangan potensi pribadi. Guru memiliki peranan penting dalam menerapkan model pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Salah satu model pembelajaran yang dirasa efektif untuk diterapkan pada proses belajar mengajar adalah mind mapping. Sugiarto (2004)



mengungkapkan



bahwa



mind



mapping



adalah



teknik



mencatat/meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Model mind mapping merupakan suatu model pembelajaran yang mengembangkan



kemampuan



otak



kiri



dan



otak



kanan



dengan



menggambarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian baru ke hal-hal yang bersifat khusus dalam sebuah peta. Mind mapping memberikan kebebasan kepada setiap siswa untuk mengkonstruksi ide atau konsep siswa sendiri sehingga mudah untuk dipahami. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan memengaruhi penciptaan mind mapping. Shoimin (2014) mengemukakan pengertian peta pikiran atau Mind Mapping bahwa pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah daripada metode pencatatan tradisional karena kedua belahan otak bekerja secara aktif. Cara ini menyenangkan, menenangkan, kreatif. Mengembangkan mind mapping untuk memudahkan siswa mempelajari pelajaran IPS dengan menyenangkan sangat relevan bagi siswa sekolah dasar. Pelajaran yang dikemas dengan menggunakan berbagai gambar, warna, dan siswa sendiri yang langsung membuatnya, akan membuat siswa lebih



memahami materi pelajaran yang disampaikan. Menurut Piaget (dalam Suprijono, 2009) menyatakan bahwa siswa SD berada pada fase operasional konkret, adapun ciri-cirinya adalah: 1) meniru apa yang mereka lihat, 2) menyukai benda-benda nyata, dan 3) lebih cepat memahami dengan melakukan langsung. 2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Mind Mapping Semua metode yang digunakan dalam mengajar tidak ada yang dapat dikatakan sempurna, setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Metode mind mapping juga mempunyai kelebihan dan kekurangan (Sugiarto, 2004). Kelebihan metode mind mapping yaitu pada saat membuat mind mapping lebih mudah mengemukakan pendapat secara bebas, pembagian materi dapat lebih fokus pada inti materi dan sangat memungkinkan menambahkan informasi baru. Pencarian materi yang lebih mudah dan padat karena mind mapping dibuat dalam satu lembar kertas. Penambahan warna, simbol dan garis melengkung membuat otak lebih responsif dalam memasukkan dan mengambil kembali informasi. Pembuatan catatan dengan mind mapping dapat dilakukan secara kelompok sehingga siswa dapat bekerja sama dengan teman yang kemudian didiskusikan bersama, jika ingin menambahkan informasi baru siswa hanya tinggal



menambahkan garis dalam cabang yang sesuai. Melihat mind



mapping yang sederhana sehingga pengkajian informasi menjadi lebih cepat. Dalam setiap metode pastilah mempunyai kekurangan, melihat cara belajar dan keaktifan siswa mind mapping hanya memungkinkan terjadi jika, siswa tersebut aktif sehingga lebih mudah berkreasi dalam mind mapping. Disisi lain guru akan kewalahan dalam memeriksa mind mapping karena setiap siswa membuat mind mapping berbeda-beda sesuai dengan kreativitasnya dan tingkat pemahamannya. 2.2.3 Cara Pengukuran Pengukuran dengan menggunakan metode mind mapping dilakukan dengan cara mengamati pembuatan mind map oleh masing-masing siswa. Penggunaan kata kunci yang sesuai dengan materi dapat menentukan



seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru menggunakan model pembelajaran mind mapping. Pengukuran model mind mapping juga dapat dilihat melalui rubrik mind map sebagai berikut: Tabel 1. Rubrik Penilaian Kreativitas Menggunakan Mind Map Kriteria



Level 4



Level 3



Level 2



Level 1



(Sangat Baik)



(Baik)



(Cukup)



(Sangat Kurang)



Kata kunci



Penggunaan



Semua ide



Penggunaan



Tidak ada atau



pada mind



kata kunci yang



ditulis dalam



kata kunci



sangat terbatas



map



sangat efektif



kata kunci dan



terbatas (semua



dalam



(semua ide



kalimat



ide ditulis



pemilihan kata



ditulis dalam



dalam bentuk



kunci



bentuk kata



kalimat)



(beberapa ide



kunci)



ditulis dalam bentuk



Hubungan



Menggunakan



Menggunakan



Menggunakan



paragraf) Hanya



cabang utama



lebih dari 3



3 Cabang



2 Cabang



menggunakan 1



dengan



cabang



cabang



cabang lainnya Desain



Mengggunaka



Mengggunakan



Mengggunakan



Tidak



(warna dan



n warna



warna berbeda



warna berbeda



mengggunakan



gambar)



berbeda



disetiap cabang



disetiap cabang



warna dan



disetiap cabang



dan pemberian



dan pemberian



gambar atau



dan pemberian



gambar/



gambar/ simbol



hanya



gambar/



simbol hanya



pada ide sentral



menggunakan



simbol pada



pada ide



ide sentral,



sentral, dan



cabang utama



cabang utama



satu warna



dan cabang



Penempatan



Lainnya Landscape dan



Landscape,



Potrait, pusat



Potrait, pusat



(posisi kertas



pusat mind



pusat mind



mind map di



mind map



dan pusat



map di tengah



map tidak di



tengah



tidak di tengah



tengah



mind map)



2.3 Hasil Penelitian Yang Relevan dengan Kedua Variabel Diatas Metode mind mapping adalah salah satu metode yang menarik dalam pembelajaran IPS, karena sifat materi pelajaran IPS banyak yang cocok untuk dibuat mind map, disamping itu peserta didik yang masih dalam jenjang Sekolah Dasar memiliki ketertarikan dalam membuat gambar, kartun, komik dan lain-lain, maka tidak mengherankan metode ini banyak digunakan dalam penelitian. Berikut ini adalah penelitian yang relevan yang menggunakan metode mind mapping: 1. Penelitian oleh Dwi Rahmanto, Tri Saptuti Susiani, dan Harun Setyo Budi yang berjudul “Penggunaan Mind map dengan Media Grafis Dalam Peningkatan



Pembelajaran



IPS



Siswa



Kelas



V



SD



Negeri



2



Kedungwinangun”, yang menunjukkan hasil sebagai berikut: a. Meningkatnya pemahaman siswa dengan dilakukannya tes untuk pra tindakan atau belum diberikan tindakan pada siswa. Hasil belajar siswa pada waktu pra tindakan memperoleh nilai rata-rata 66,66 dengan presentase ketuntasan 25,00% siswa memenuhi KKM. Setelah dilakukan tindakan dan diadakan tes pada siklus I, tingkat pemahaman siswa meningkat dan diperoleh hasil belajar dengan rata-rata 74,16% dan presentase ketuntasan 51,38% siswa memenuhi KKM. b. Berdasarkan analisis siklus I, indikator kerja pada penelitian belum tercapai semuanya sehingga peneliti melanjutkan ke siklus II. Pada siklus II terlihat jelas bahwa pembelajaran berjalan baik dan tertib serta perolehan rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 85,75 dengan presentase ketuntasan 87,50% siswa memenuhi KKM. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa semakin meningkat karena adanya tindakan pemberian model pembelajaran mind map. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Istiqomah, Amir, dan Lies Lestari dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Peran Sebagai Anggota Keluarga Mata Pelajaran IPS”, yang menunjukkan hasil: a. Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi peran sebagai anggota keluarga ditunjukkan dari nilai rata-dari dari tes pra siklus, siklus I dan



siklus II. Pada pra siklus rata-rata nilai siswa 63,7 dengan ketuntasan klasikal 45,5%. Setelah adanya tindakan, dilakukan tes siklus I dan ratarata nilai siswa meningkat sebesar 69,1 dengan ketuntasan klasikal sebesar 70,5%. Dilanjutka pada siklus II dengan perolehan hasil rata-rata nilai sebesar 73,3 dan ketuntasan klasikal sebesar 88,6%. b. Peningkatan pemahaman pada siswa juga diketahui melalui jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas belajar. Jumlah seluruh siswa yang digunakan sebagai objek penelitian adalah 44 siswa. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas hanya 20 siswa, siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 siswa. Setelah adanya tindakan dengan model pembelajaran mind map di siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 31 siswa, dan 13 siswa tidak tuntas belajar. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 39 siswa, dan hanya ada 5 siswa yang tidak tuntas belajar. Berdasarkan kedua penelitian tentang penggunaan model pembelajaran mind map diatas, terlihat bahwa model tersebut memiliki kelebihan diantaranya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran mind mapping untuk meningkatkan pemahaman, sedangkan perbedaannya yaitu pada materi yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan pemahaman siswa pada pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran mind mapping pada siswa kelas V SDN Jukpng 1 Labang Madura. 2.4 Kerangka Berfikir Proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses komunikasi yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan tersebut adalah penyampaian materi pembelajaran. Pembelajaran IPS di SDN 1 Jukong Labang Madura masih menggunakan metode konvensional, yaitu guru menyampaikan materi dengan ceramah kreativitas siswa rendah. Penerapan metode mind mapping pada proses pembelajaran sejarah diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Mind mapping adalah sebuah metode yang dipergunakan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat dengan menggunakan simbol, gambar,



ataupun kata kunci yang merupakan hasil dari asosiasi dan visualisasi terhadap suatu materi atau benda. Berdasarkan teori di atas maka kerangka pikir dari penelitian ini dapat digambarkan seperti bagan berikut: Pembelajaran dengan Metode Konvensional



Pemahaman Rendah



Siswa



Pembelajaran dengan Metode Mind Mapping



Guru



Pemahaman Meningkat



2.5 Hipotesis



Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan hipotesis atau dugaan sementara sebagai berikut : 1. Ho : tidak ada pengaruh penggunaan model mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN 1 Jukong Labang Madura 2. Ha : terdapat pengaruh penggunaan model mind mapping terhadap pemahaman siswa pada pelajaran IPS SD Kelas V di SDN 1 Jukong Labang Madura



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian adalah guru SDN Jukong 1 Labang yang bekerja sama dengan peneliti untuk mendiskusikan masalah pembelajaran pada siswa. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah siswa kelas V dan diambil dua kelas sebagai objek penelitian tindakan. Subjek pada penelitian ini sangat heterogen dilihat dari kemampuannya karena terdapat siswa yang mempunyai kemampuan, tinggi, sedang, dan rendah. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 26 Maret pukul 08.00 WIB. Penelitian ini dilakukan di SDN Jukong 1 Labang Madura yang berlokasi di Jalan Raya Jukong Kecamatan Labang, Madura. Lokasi ini dipilih karena SDN Jukong 1 Labang masih menggunakan metode yang monoton yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Maka peneliti ingin menggunakan metode mengajar yang inovatif yaitu dengan menggunakan metode mind mapping. Sebab metode ini belum pernah digunakan dan diterapkan pada siswa di sekolah ini. Selain itu juga metode mind mapping mencoba untuk membantu siswa dalam belajar dengan membuat catatan yang lebih baik. 3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jukong 1 Labang Madura, yang berlokasi di Jalan Raya Jukong Kecamatan Labang, Madura. Desain penelitian yang dikembangkan di sini mengacu pada penelitian tindakan model Kemmis dan McTaggart yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research, setiap putaran siklus dari penelitian tindakan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kemmis, 1982). Alasan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena PTK merupakan salah satu cara untuk memperbaiki, meningkatkan dan menjawab persoalan ketika guru dalam proses belajar mengajar di kelas menemui suatu



masalah. Sebagaimana pendapat Syafril (2009) yang menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas lebih profesional. 3.3.2 Persiapan Penelitian a. Pra-survey dan observasi masalah pembelajaran Pra-survey dilakukan secara langsung untuk mengetahui kemungkinan dan kesediaan sekolah untuk dijadikan tempat penelitian. Tempat penelitian yaitu SDN Jukong 1 Labang Madura yang menjadi tempat penelitian.



Kegiatan



selanjutnya



adalah



identifikasi



masalah



pembelajaran IPS di kelas V. b. Penyusunan proposal Setelah mengidentifikasi permasalahan, peneliti menyusun proposal penelitian. Proposal penelitian dibuat untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan. c. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) d. Menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan metode pembelajaran mind mapping e. Membuat lembar pre-test dan post-test f. Mempersiapkan instrumen pedoman observasi, wawancara, dan angket. g. Menyusun format catatan kejadian selama kegiatan belajar mengajar sebagai dokumentasi. 3.3.3 Siklus Penelitian a. Perencanaan 1) Pra-survey dan observasi masalah pembelajaran 2) Penyusunan proposal 3) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 4) Menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan metode pembelajaran mind mapping 5) Membuat lembar pre-test dan post-test



6) Mempersiapkan instrumen pedoman observasi, wawancara, dan angket. 7) Menyusun format catatan kejadian selama kegiatan belajar mengajar sebagai dokumentasi. b. Tindakan 1) Kegiatan awal pembelajaran 2) Kegiatan inti pembelajaran dengan menerapkan metode mind mapping 3) Kegiatan akhir pembelajaran c. Pengamatan Tahapan ini dimaksudkan untuk menguji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan pengamatan atau observasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas belajar siswa dengan menggunakan mind map, apakah siswa dapat mengeluarkan pendapat dan idenya. d. Refleksi Refleksi



bertujuan



untuk



menelaah



kelebihan



dan



kekurangan



pelaksanaan penelitian pada siklus penelitian, sebagai dasar untuk melakukan siklus selanjutnya. 3.3.4 Instrumen Penelitian 1. Model Pembelajaran Mind Mapping a) Definisi Konseptual Buzan (2013) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia tereksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masingmasing. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat.



b) Definisi Operasional Mind mapping adalah model pembelajaran kooperatif yang sifatnya memetakan pikiran untuk dirangsang ke otak kiri maupun kanan agar menyerap informasi secara optimum dengan menggunakan visualisasi warna, gambar, dan garis-garis agar memudahkan dalam ingatan. 2. Pemahaman a) Definisi Konseptual Menurut Nana Sudjana (1995), pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Menurut Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012), pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Sementara Benjamin S. Bloom (Sudijono, 2009) mengatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal yang dia pelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri. Lebih baik lagi apabila siswa dapat memberikan contoh atau mensinergikan apa yang dia pelajari dengan permasalahanpermasalahan yang ada di sekitarnya. b) Definisi Operasional



Definisi pemahaman konsep IPS dalam penelitian ini merupakan kemampuan untuk mengerti makna dari pokok pengertian abstrak dalam mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial dari sejumlah disiplin ilmu sosial, humaniora, sains, isu sosial, dan masalah sosial. Dalam penelitian ini, konsep-konsep IPS yang perlu dipahami dengan baik adalah tentang mengenal keragaman kenampakan alam Indonesia menggunakan peta, kenampakan buatan di wilayah Indonesia, dan pembagian wilayah waktu di Indonesia. Jika pemahaman siswa tentang konsep IPS sudah baik, maka hasil belajar siswa juga baik, dengan demikian pemahaman konsep IPS diukur dengan menggunakan tes. 3. Kisi-Kisi Instrumen Instrumen pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu instrumen lembar obsevasi, lembar kuisioner/ angket, catatan lapangan, tes dan dokumentasi. a) Tes Soal tes hasil belajar ini dibuat oleh peneliti sesuai dengan materi yaitu kenampakan alam dan buatan di Indonesia, hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat kesukaran soal yang akan diujikan. Soal tes hasil belajar tercantum dalam Lampiran. b) Lembar Observasi Bentuk lembar observasi yakni pedoman yang berstruktur. Kisi-kisi observasi digunakan sebagai pegangan bagi peneliti pada saat melaksanakan observasi. Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Kegiatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Mind Mapping Sumber Data Guru



Indikator 1. 2. 3. 4. 5.



Membuka pelajaran Menjelaskan tujuan pembelajaran Penyajian materi Pembagian siswa menjadi beberapa kelompok Menjelaskan mengenai materi yang disampaikan dengan menggunakan metode mind mapping



6. Membagi materi yang akan dibuat dengan metode mind 7. 8. 9. 1. 2.



Siswa



mapping Mengomentari hasil kerja siswa Kesimpulan Menutup pelajaran Suasana pembelajaran di dalam kelas kondusif Siswa tertarik dengan penggunaan metode pembelajaran



mind mapping 3. Siswa memperhatikan pelajaran selama menggunakan metode pembelajaran mind mapping 4. Siswa mengerjakan penugasan yang diberikan oleh guru Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Pemahaman Siswa Sumber Data Siswa



Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Siap mengikuti pelajaran Hasrat keingintahuan cukup besar Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru Cenderung lebih menyukai tugas berat dan sulit Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan Aktif melaksanakan tugas



c) Lembar Kuisioner/Angket Bentuk kuisioner merupakan kuisioner terbuka. Kisi-kisi kuisioner digunakan sebagai pegangan bagi peneliti pada saat melaksanakan observasi. Tabel 4. Kisi-Kisi Kuisioner/Angket Sumber Data Siswa



Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Suasana proses belajar Berkesan dan bermakna Fokus dan sungguh-sungguh Mudah memahami materi Meningkatkan partisipasi belajar Bertanya Termotivasi mengerjakan tugas Menyampaikan argumen Menjawab pertanyaan guru



d) Catatan Lapangan



Sumber informasi yang juga sangat penting dalam penelitian tindakan kelas adalah catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti baik itu yang didengar, dilihat, maupun yang diamati pada saat melakukan pengamatan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam lembar observasi dan pedoman wawancara. e) Dokumentasi Data tentang letak geografis, sejarah perkembangan sekolah, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, jumlah siswa, jumlah pengajar, dan kelengkapan sarana prasarana yang ada di sekolah, diperoleh dari dokumen sekolah. Bentuk dokumentasi lain yaitu foto-foto kegiatan yang menunjukan penggunaan media mind mapping. 3.3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif yang dikembangkan Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008). Yang terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) mereduksi data, data yang direduksi berupa data observasi aktivitas siswa dan hasil tes siswa, (2) penyajian data,data yang disajikan berupa hasil rekapitulasi antara pengamatan aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran, (3) verifikasi data, pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Adapun teknik analisis hasil tes siswa yang digunakan mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran IPS yang dilakukan peneliti, dapat diketahui dengan menghitung persentase ketuntasan belajar berdasarkan KKM di SDN Jukong 1 Labang Madura. Skor yang diperoleh siswa setiap pengambilan nilai dihitung dengan cara sebagai berikut: skor siswa=



∑ skor yang diperoleh x 100 ∑ skor benar



3.4 Kriteria Keberhasilan PTK Penelitian ini dikatakan berhasil jika sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan. Adapun kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS yang ditandai dengan hasil



belajar siswa adalah minimal 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai tuntas KKM yaitu ≥75. Penentuan keberhasilan penelitian juga dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: skor siswa=



∑ s iswa tuntas KKM x 100 ∑ s iswa seluruhnya



DAFTAR PUSTAKA Anderson, L. W. &Krathwohl, D. R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran, dan Asesmen.Penerjemah: Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV. Yrama Widya. Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.



DePorter, B & Hernacki, M. 2010. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah, A. 2013. Bandung: Mizan Pustaka. Kemmis, S & Mc Taggart, R. 1982. The Action Research Planner. Australia: Deakin University Press. Muslich, Masnur. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara. Piaget. 2001. Belajar dan Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Rosmala, Dewi. 2009. Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed. Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir. Jakarta: Gramedia. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supriadi, Dedi. 2005. Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan UPTK. Bandung: Alfabet. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, A. 2015. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustaka. Uno, H. B. &Mohamad, N. 2015. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.



LAMPIRAN Tabel 5. Kisi-Kisi Soal Tes Pembelajaran IPS Menggunakan Metode Mind Mapping No.



Indikator



Tujuan Pembelajaran



Level Poin Materi C1



C2



SOAL PILIHAN GANDA



Alat Penilaian



Jumla h Soal



Pedoma n Skor



1



Menyebutkan ciri-ciri kenampakan alam.



2



Menyebutkan ciri-ciri kenampakan alam.



3



Menyebutkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia.



4



Membedakan fauna dan flora di Indonesia.



5



Menyebutkan letak astronomis Indonesia.



6



Menyebutkan ciri-ciri kenampakan buatan.



7



Menyebutkan ciri-ciri kenampakan buatan.



8



Menyebutkan letak Garis Meredian Pangkal. Menyebutkan wilayah pembagian waktu di Indonesia.



9



10



Menyebutkan wilayah pembagian



Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakan alam. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakan alam. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri flora dan fauna di Indonesia. Siswa dapat membedakan fauna dan flora di Indonesia. Siswa dapat menyebutkan letak astronomis Indonesia. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakan buatan. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kenampakan buatan. Siswa dapat menyebutkan letak GMT. Siswa dapat menyebutkan wilayah pembagian waktu di Indonesia. Siswa dapat menyebutkan wilayah



ѵ



Kenampakan alam mencakup wilayah darat dan lautan. Wilayah daratan.



Tes tertulis.



1



1



Tes tertulis.



1



1



Letak sabana di Indonesia.



Tes tertulis.



1



1



Contoh fauna tipe Asia dan tipe Australia.



Tes tertulis



1



1



Ѵ



Letak astronomis Indonesia.



Tes tertulis.



1



1



Ѵ



Contoh kenampakan buatan.



Tes tertulis.



1



1



Ѵ



Manfaat adanya kenampakan buatan.



Tes tertulis



1



1



Ѵ



Pedoman waktu Internasional.



Tes tertulis.



1



1



Ѵ



Daerah yang termasuk wilayah WIB.



Ter tertulis.



1



1



Ѵ



Selisih waktu antara GMT dan WIB



Tes tertulis.



1



1



ѵ



Ѵ



Ѵ



waktu di Indonesia.



pembagian waktu di Indonesia.



adalah 7 jam. Jumlah soal pilihan ganda



10



SOAL URAIAN 1



Menjelaskan pengertian kenampakan alam dan buatan.



2



Membedakan jenis flora di Indonesia.



3



Menyebutkan kerugian pembanguna n kenampakan buatan.



4



Menjelaskan pengertian musim pancaroba.



5



Menyebutkan daerah pembagain wilayah waktu di Indonesia.



Siswa dapat menjelaskan pengertian kenampakan alam dan buatan. Siswa dapat membedakan jenis flora di Indonesia. Siswa dapat menyebutkan kerugian pembanguna n kenampakan buatan. Siswa dapat menjelaskan pengertian musim pancaroba. Siswa dapat menyebutkan daerah pembagian wilayah waktu di Indonesia.



Ѵ



Ѵ



Ѵ



Ѵ



Ѵ



Pengertian kenampakan alam dan buatan.



Tes tertulis.



1



4



Jenis flora di Indonesia.



Tes tertulis.



1



4



Kerugian kenampakan buatan.



Tes tertulis.



1



4



Pengertian musim pancaroba.



Tes tertulis.



1



4



Daerah pembagian waktu di Indonesia.



Tes tertulis.



1



4