Proposal Terapi Bermain Bola Keranjang - Ni Putu Eka Cintya Dewi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROPOSAL TERAPI BERMAIN BOLA KERANJANG PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN



Oleh : Ni Putu Eka Cintya Dewi 18101110006



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADVAITA MEDIKA TABANAN 2020



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. 1.2 Tujuan Terapi Bermain -



Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi.



-



Tujuan Khusus 1. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak 2. Meningkatkan keterampilan anak 3. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu 4. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak



1.3 Manfaat Terapi Bermain 1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit. 2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.



BAB II TINJAUAN TEORITIS I.



KONSEP BERMAIN



A. Definisi Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. B. Fungsi Bermain Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi. 1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. 2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. 3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit. 4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri. 5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. 6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan. 7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.



C. Tujuan Bermain a) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. b) Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. c) Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. d) Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1.



Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak



2.



Jenis kelamin anak



3.



Lingkungan yang tidak mendukung



4.



Status kesehatan anak



5.



Tahap perkembangan



E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain 1.



Alat permainan



2.



Pengetahuan cara bermain



3.



Perlu energi ekstra



4.



Ruang untuk bermain



5.



Teman bermain



6.



Waktu yang cukup



F. Klasifikasi Bermain 1. Berdasarkan isi permainan a. Sosial Affective Play Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain. b. Sense of Pleasure Play Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir. c. Skill Play Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda.



d. Games atau Permainan Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,. e. Unoccupied Behaviour Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut. f. Dramatic Play Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya. 2. Ditinjau dari karakter a. Social anlooker play Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. b. Solitary play Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya. c. Paralel play Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia toddler. d. Associative play pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan. e. Cooperative play Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola.



II.



KONSEP BERMAIN BOLA KERANJANG



A. Pengertian Bermain Bola Keranjang Permainan memasukan bola kedalam keranjang merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan kreatif anak, yang dimainkan dengan cara mengambil objek (bola) dan melemparkannya ke dalam keranjang. B. Fungsi Bermain Bola Keranjang Permainan Bola Keranjang berfungsi untuk: 1) Menyempurnakan kecerdasan otak dan koordinasi motorik 2) Menanamkan nilai tanggung jawab sejak dini C. Cara Bermain Bola keranjang a) Lakukan permainan di dalam ruangan. b) Letakkan keranjang/ember plastic/baskom di tengah ruangan. c) Ajak anak memasukkan bola kedalam keranjang dari jarak 2 meter. Jika bola tercecer biarkan saja, dan berikan bola yang masih tersedia. d) Setelah persediaan bola habis, ajak anak memungkut bola yang tercecer, dan melempar kea rah keranjang dari tempat dimana ia mengambilnya. e) Teruskan sampai semua bola masuk keranjang.



BAB III PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 4-5 TAHUN A.Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembukaan (5 menit) a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati. b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan. 2. Kegiatan inti (5-10 menit) a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain. b. Mengajak anak untuk bermain. c. Menfasilitasi anak untuk bermain 3. Penutup (5 menit) a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan kegiatan ini. b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan. B. Tata Cara Bermain 1. Leader Tugas : a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis b. Menjelaskan tujuan terapi bermain c. Menjelaskan aturan terapi permainan d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain 2. Co Leader Tugas : a.



Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan



b.



Menyampaikan jalannya kegiatan



c.



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya



3. Observer Tugas: a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang diharapkan. b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan. 4. Fasilitator Tugas :



a.



Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan



b.



Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik



c.



Sebagai role model selama kegiatan



C. Permainan Bola Keranjang D. Susunan Kegiatan NO Waktu 1



Terapy



Anak



Ket



5 menit Pembukaan : 



Co-Leader membuka







Menjawab salam







Mendengarkan







Mendengarkan







Mendengarkan



danmengucapkan salam 



Memperkenalkan diri terap







Memperkenalkan pembimbing







Memperkenalkan petugas dan anak







Kontrak waktu dengan anak







berkenalan



Mempersilahkan leader







Mendengarkan







Mendengarkan







Mendengarkan



Kegiatan bermain 



Leader



menjelaskan



cara permainan  2



5-10 menit



Menanyakan



pada



anak,



mau



anak



bermain atau tidak 



Menbagikan permainan







Leader ,co-leader, dan



dan



saling



Fasilitator memotivasi







Menjawabpertanyaan







Menerima permainan







Bermain







Bermain







Mengungkapkan perasaan







Selesai bermain







Mengungkapkanperasaan







Mendengarkan







Mendengarkan







Menjawab salam



anak 



Fasilitator mengobservasi anak







Menanyakan perasaan anak



Penutup 



Leader Menghentikan permainan







Menanyakan perasaan anak







Menyampaikan



hasil



permainan 



Co-leader



menutup



acara  3



5 menit



Mengucapkan salam



E. Evaluasi 1. Evaluasi struktur yang diharapkan a. Alat-alat yang digunakan lengkap b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana 2. Evaluasi proses yang diharapkan a. Terapi dapat berjalan dengan lancar b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuaitugasnya 3. Evaluasi hasil yang diharapkan a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar yang diwarnai, kemudian digantung b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik c. Anak merasa senang d. Anak tidak takut lagi dengan perawat e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.



Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,



mengekspresikan



dan



mengalihkan



keinginan



fantasi.



Dan



idenya



mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit. B. Saran 1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. 2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.



DAFTAR PUSTAKA Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Adriana Dian.2017.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain pada anak edisi 2, Jakarta: Salemba Medika