Rancangan Aktualisasi Keperawatan Gigi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLI GIGI UPTD PUSKESMAS PUCAKWANGI 1 KABUPATEN PATI



Nama NIP No. Presensi Jabatan Gol/Ruang Unit Kerja Coach Mentor



Disusun oleh: : ABDUL SYUKUR TRI MARYONO, Amd.Kg : 19950516 201902 1 005 : 36 : PERAWAT GIGI TERAMPIL : II/c : UPTD PUSKESMAS PUCAKWANGI 1 : Drs. Yusuf Subagyo, M.Si : dr. Sutopo



PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN CCXVII PEMERINTAH KABUPATEN PATI BEKERJA SAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 2019



HALAMAN PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL Judul



: Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli



Gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati Nama : ABDUL SYUKUR TRI MARYONO, Amd.Kg NIP : 19950516 201902 1 005 Angkatan : CCXVII No. Presensi : 36 Telah disetujui untuk diseminarkan pada: Hari : Jumat Tanggal : 20 September 2019 Tempat : Pusdiklat BKK Jawa Tengah Semarang, 19 September 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS Abdul Syukur Tri Maryono, Amd.Kg NIP. 19950516 201902 1 005 Menyetujui, coach,



Mentor,



Drs. Yusuf Subagyo, Msi Widyaiswara Ahli Utama (Purn)



dr. Sutopo Pembina NIP. 19670525 200212 1 001



HALAMAN PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWI NEGERI SIPIL Judul Nama



: Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati :. Abdul Syukur Tri Maryono, Amd.Kg



ii



NIP :. 19950516 201902 1 005 No. Presensi : 36 Telah diseminarkan pada: Hari : Jumat Tanggal : 20 September 2019 Tempat : Pusdiklat BKK Jawa Tengah Semarang, 20 September 2019 Peserta Pelatihan Dasar CPNS Abdul Syukur Tri Maryono, Amd.Kg NIP. 19950516 201902 1 005 Mengesahkan, coach,



Mentor,



Drs. Yusuf Subagyo, Msi Widyaiswara Ahli Utama (Purn)



dr. Sutopo Pembina NIP. 19670525 200212 1 001



Narasumber,



Ir. Wardi Astuti, M. Pd Widyaiswara Ahli Utama NIP. 19660818 199203 2 015



iii



PRAKATA Penulis memanjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dengan judul “ Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien di Poli Gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati”. Penulisan rancangan aktualisasi dan habituasi



nilai-nilai dasar



PNS ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CCXVII tahun 2019 yang diselenggarakan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah sebagai bentuk pemahaman konseptual dan internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati. Penyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini tidak lepas



dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan



terima kasih kepada: 1. Drs.



Mohamad



Arief



Irwanto,



M.



Si,



selaku



Kepala



Badan



Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah 2. H. Haryanto, SH, MM, M.Si selaku Bupati Pati 3. Drs. Jumani, M.Si selaku kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah 4. dr. Edi Siswanto, MM selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 5. dr. Sutopo selaku mentor dari UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati yang



telah



memberikan masukan dan arahan



sehingga rancangan aktualisasi dan habituasi ini dapat diselesaikan dengan baik 6. Drs. Yusuf Subagyo, M,Si selaku coach yang telah memberikan bimbingan dan



arahan



kepada



penulis



sehingga



rancangan



aktualisasi dan habituasi ini dapat selesai dengan baik



7. Ir. Wardi Astuti, M.pd selaku narasumber/penguji yang memberikan iv



saran,



masukan



perbaikan



untuk



penyempurnaan



rancangan



aktualisasi dan habituasi ini sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik 8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CCXVII. 9. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CCXVII. 10. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan CCXVII atas inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi dan habituasi ini. penulis juga berharap semoga rancangan aktualisasi dan habituasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh



tentang



implementasi



nilai-nilai



“ANEKA”



dengan



prinsip



Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.



Semarang, 19 September 2019 Penulis



Abdul Syukur Tri Maryono Amd.Kg



DAFTAR ISI



v



Halaman Halaman Judul................................................................................... Halaman Persetujuan........................................................................ Halaman Pengesahan ..................................................................... Prakata.............................................................................................. Daftar Isi............................................................................................ Daftar Tabel....................................................................................... Daftar Gambar.................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah......................................................... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah........................................ C. Tujuan..................................................................................... D. Manfaat...................................................................................



i ii iii iv vi viii ix 1 3 7 8



BAB II LANDASAN TEORI E. Sikap dan Perilaku Bela Negara.............................................



9



A. Nilai – Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)......................



12



B. Peran dan Kedudukan PNS...................................................



27



C. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Gigi dan mulut..............



28



BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA A. Profil Organisasi 1. Keadaan Geografis...........................................................



30



2. Visi,Misi dan Nilai Organisasi...........................................



31



3. Struktur Organisasi...........................................................



33



B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................



34



C. Role Model..............................................................................



35



BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI A. Daftar Rencana Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi.............



36



B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi............................................



51



C. Antisipasi, Strategi dan Potensi Kendala...............................



53



BAB V PENUTUP..............................................................................



54



DAFTAR PUSTAKA...........................................................................



55



DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................



56



vi



DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Identifikasi Isu...................................................................



3



Tabel 1.2 Analisis APKL Isu…………………………………………....



5



Tabel 1.3 Analisis USG Isu ……………………….............................



6



vii



Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi......................................



38



Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan aktualisasi dan habituasi



51



Tabel 3.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………. .



53



DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1. . .33 Gambar 2.2 Role Model......................................................................35



viii



ix



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat menjadi PNS menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan. Undang – undang ini mengatur agar PNS mampu bersikap profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme Sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2017 perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar Calon PNS, sebagai salah satu jenis pelatihan yang inovatif dan terintegritasi, memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal di tempat pelatihan dan di tempat



kerja.



menginternalisasi,



Diharapkan menerapkan,



peserta dan



Pelatihan



mampu



mengaktualisasikan,



membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan. Puskesmas adalah Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan di masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,



1



dan atau masyarakat. Salah satu didalamnya terdapat pelayanan Poli Gigi. Sumber



Daya



Manusia



yang



terdapat



di



poli



gigi



puskesmas Pucakwangi 1 terdiri dari Dokter Gigi (1 orang) dan perawat gigi (1 orang). Tenaga kerja tersebut berstatus PNS dan CPNS. Keseluruhan SDM tersebut bertanggung jawab pada pelayanan, pengelolaan serta mutu. Namun pada kenyataannya dengan jumlah SDM tersebut, nilai-nilai dasar ANEKA masih kurang diterapkan sebagaimana mestinya. Tidak berjalannya kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah), Kurang optimalnya penggunaan formulir pengkajian awal pasien baru di poli gigi, kurangnya kerjasama antar petugas dan



orang tua pasien anak, alat dan bahan poli gigi yang belum optimal, serta kurang optimalnya pelayanan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1. Seluruh kejadian tersebut dikarenakan kurangnya



penerapan



akuntabilitas.



Hal



ini



mencerminkan



kurangnya nilai komitmen mutu yang diterapkan. Kurangnya penerapan etika publik juga tampak pada interaksi pegawai dengan pelanggan baik internal maupun eksternal, sehingga dapat menjadi hambatan dalam pelayanan. Dari beberapa kejadian tersebut maka disusunlah rancangan kegiatan



aktualisasi



nilai-nilai



dasar



PNS



di



Puskesmas



Pucakwangi 1 khususnya di bagian poli gigi dengan judul “Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Poli Gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1” untuk mendukung perubahan ke arah yang lebih baik dan juga terwujudnya visi dan misi Puskesmas.



B. Identifikasi Isu Dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Isu



2



Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur



Sipil



Negara



(PNS)



yaitu ANEKA (Akuntabilitas,



Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan sesuai dengan peran dan kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen PNS,Whole of Government (WOG), dan Pelayanan Publik) dapat ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 1.1. Identifikasi Isu Perinsip PNS NO



ISU



WOG



MA PNS



Pelaya nan Publik



KONDISI SAAT INI



KONDISI YANG DIHARAPKAN



1.



Kurang optimalnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi







a. Penyampaian a. Masyarakat informasi dapat kesehatan memahami gigi dan kesehatan gigi mulut untuk dan mulut. pasien belum b. Adanya optimal. peningkatan b. Belum ada kepuasan dari form instruksi masyarakat pasca dalam proses pencabutan pelayanan gigi dan form dan mulut. monitoring c.Meningkatkan anestesi dan mutu pelayanan tindakan yang optimal



2.



Kurang optimalnya penggunaan formulir







Form pengkajian awal untuk pasien baru di poli gigi



3



Adanya form pengkajian awal untuk melakukan anamnesa dan



pengkajian awal pasien baru di poli gigi √



belum ada.



pengkajian lebih efektif



Masih rendahnya pengetahuan orang tua tentang pencabutan gigi susu pada anak



Peningkatan pengetahuan orang tua akan pentingnya pencabutan gigi susu pada anak



3.



Kurang optimalnya kerjasama antar petugas dengan orang tua pasien dalam tindakan pencabutan gigi susu pada pasien anak di poli gigi



4.



Kurang optimalnya alat dan bahan kedokteran gigi







Alat dan bahan kedokteran gigi masih ada yang belum terpenuhi



Alat dan bahan kedokteran gigi sudah terpenuhi



5.



Kurang optimalnya kegiatan UKGS







kegiatan UKGS belum berjalan optimal



Kegiatan UKGS berjalan dengan optimal dan terjadwal



Sumber: Hasil analisis, 2019



Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarakan identifikasi isu dengan menggunakan metode APKL dengan cara melihat apakah isu tersebut aktual, merupakan isu yang problematik, memenuhi kekhalayakan atau menyangkut apakah isu tersebut layak untuk dipecahkan. Secara lebih rinci, penjelasan terkait APKL adalah sebagai berikut: a. Aktual (A); yakni isu tersebut sedang terjadi, dalam proses kejadian atau diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. b. Problematik (P); merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata. c. Kekhalayakan (K); menyangkut hajat hidup orang banyak, bukan hanya untuk perseorangan atau kelompok saja.



4



d. Kelayakan (L); bahwa isu tersebut logis, pantas, realitas, dapat dibahas dengan tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab. Identifikasi penentuan kelayakan isu dilihat dari nilai APKL dapat disajikan pada Tabel 1.2 Tabel 1.2. Analisis APKL Isu Kriteria No



Isu



1. Kurang optimalnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi



A +



2. Kurang optimalnya penggunaan formulir pengkajian awal pasien baru di poli gigi



+



3. Kurang optimalnya kerjasama antar petugas dengan orang tua pasien dalam tindakan pencabutan gigi susu pada pasien anak di poli gigi



+



4. Kurang optimalnya alat dan bahan kedokteran gigi



+



5. Kurang optimalnya kegiatan UKGS



P + + +



K + + +



Keterangan



L +



Memenuhi



+



Persyaratan Memenuhi



-



persyaratan Tidak memenuhi Persyaratan



+



+



-



Tidak memenuhi



+



+



+



+



Persyaratan Memenuhi persyaratan



Sumber: Hasil analisis, 2019



Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut



dengan



menggunakan



analisis



USG. Analisis



USG



merupakan alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu melalui tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah. Secara lebih rinci, penjelasan terkait USG adalah sebagai berikut: a. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. b. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. c. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.



5



Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar. Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait isu-isu di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.3. Analisis USG Isu No. Isu 1. Kurang optimalnya mutu pelayanan



U S 5 5



G 5



Total 15



Peringkat 1



gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi 2.



Kurang optimalnya kegiatan UKGS



4



4



4



12



2



3.



Kurang optimalnya penggunaan



4



4



3



11



3



formulir pengkajian awal pasien baru di poli gigi pasien di pelayanan poli gigi Sumber: Hasil analisis, 2019



Berdasarkan hasil analisis USG diperoleh satu isu yang menjadi prioritas yaitu isu kurangnya optimalnya edukasi kesehatan gigi dan mulut pada pasien di pelayanan poli gigi. Isu ini mendesak untuk segera dipecahkan permasalahannya (U-5), jika tidak diselesaikan akan berdampak pada masalah baru (S-5) dan akan memunculkan gangguan yang lebih besar lagi jika tidak segera diatasi (G-5). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas, rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi dan habituasi



ini



adalah



Bagaimana



upaya



mengoptimalisasi



Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi UPTD



Puskesmas



Pucakwangi



6



1



yang



didasari



dengan



mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA)? C. Tujuan Tujuan dari rancangan aktualisasi dan habituasi dibagi menjadi dua yaitu: 1. Tujuan umum dari rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah mengoptimalisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1”. yang didasari dengan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA). 2. Tujuan Khusus dari rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah a. Membuat leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut b. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di poli gigi c. Membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi d. Membuat alur pelayanan poli gigi e. Memberikan edukasi pada pasien pasca pencabutan gigi f. Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar g. Membuat survei kepuasan pasien D. Manfaat Manfaat rancangan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Mampu mengaktualisasikan



memahami, nilai-nilai



menginternalisasi dasar



PNS



yang



dan meliputi



Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta sesuai dengan prinsip Manajemen PNS, Pelayanan Publik, dan WOG (Whole Of Government) dalam kegiatan 7



optimalisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati”. 2. Bagi Instansi (UPTD Puskesmas Pucakwangi 1) rancangan aktualisasi dan habituasi ini dapat mengoptimalisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 sehingga mampu meningkatkan mutu kesehatan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 3. Bagi Pasien di Pelayanan Poli Gigi memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut



6 danPasal 47 menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya 8



kesehatan. Upaya kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan tentunya ditunjang oleh sumber daya kesehatan salah satunya adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugPNSya didasarkan pada pengetahuan, 9



keterampilan, dan sikap yang diperoleh dalam pendidikan. Kurikulum pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Dengan demikian, kurikulum pendidikan perlu bermuatan materi yang berisikan ilmu dan pengetahuan yang sesuai dengan peserta didik sehingga memiliki 10



kemampuan/skill dan kewenangan melakukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Perawat gigi merupakan tenaga kesehatan yang termasuk dalam kategori tenaga keperawatan. Perawat gigi dalam melaksanakan tugPNSya memerlukan kewenangan profesional. 11



Ketentuan hukum yang mengatur pelaksanaan tugas perawat gigi dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut diatur pada beberapa peraturan perundangundangan. Perawat gigi dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut dilaksanakan pada suatu tempat atau sarana pelayanan kesehatan yang disebut 12



fasilitas pelayanan kesehatan salah satunya adalah Pu BAB II LANDASAN TEORI A. Sikap dan Perilaku Bela Negara 1. Wawasana Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara Kesadaran



bela



negara



merupakan



upaya



untuk



mempertaruhkan negara dari ancaman yang dapat menganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah



air.



Selain



itu



menumbuhkan



rasa



patriotisme



dan



nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan bagi aparatur, pada



hakikatnya



terkait



dengan



pembangunan



kesadaran



berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesedian berbakti pada negara dan kesedian membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di



13



dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Unsur Dasar Bela Negara antara lain: 1. Cinta Tanah Air 2. Kesadaran Berbangsa & bernegara 3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara 4. Rela berkorban untuk bangsa &Negara 5. Memiliki kemampuan awal bela negara ada 2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis ini bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis ASN. Sehingga ASN dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu -isu kritikal, dan dapat melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu ASN dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam tindakan profesionalnya. 3. Kesiapsiagaan Bela Negara Pasal



27



dan



Pasal



30



UUD



Negara



RI



1945



mengamanatkan kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan syaratsyarat tentang pembelan negara. Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut. Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan



14



bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga



kedaulatan



negara,



keutuhan



wilayah



dan



keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman. Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti : 1) Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik; 2) Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental; 3) Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara; 4) Keprotokolan; 5) Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan; 6) Kegiatan ketangkasan dan permainan. B. Nilai-nilai dasar PNS 1. Akuntabilitas a. Pengertian akuntabilitas Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang



menjadi



amanahnya.



Dengan



demikian



kepercayaan



masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah



korupsi



dan



penyalahgunaan



15



kekuasaan



serta



meningkatkan efisiensi dan efektivitas (Kusumasari, Dwiputrianti, & Allo, 2015). b. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, terdapat beberapa indikator yang harus terpenuhi, yaitu: 1). Kepemimpinan Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan



lingkungan



yang



akuntabel



dapat



dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehinggadengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi. 2). Transparansi Tujuan dari adanya transparansi adalah a).



Mendorong



komunikasi



dankerjasama



antara



yang



kelompok



lebih internal



besar dan



eksternal; b). Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan; c).



Meningkatkan



akuntabilitas



dalam



keputusan-



keputusan; d). Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan. 3). Integritas



16



Dengan



adanya



integritas



menjadikan



suatu



kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum



yang



berlaku,



Undang-undang,



kontrak,



kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders. 4). Tanggungjawab (Responsibilitas) Responsibilitas perseorangan



institusi



dan



memberikan



responsibilitas



kewajiban



bagi



setiap



individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi menjadi : a). Responsibiltas Perseorangan: Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan yang telah dilakukan. Adanya



pengakuan



pengambilan



terhadap



keputusan.



etika



Adanya



dalam



keterlibatan



konstituen yang tepat dalam keputusan. b). Responsibilitas Institusi: Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya. Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar



dalam



pengambilan



keputusan.



Adanya



penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan kompetensinya. Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya untuk melindungi sumber daya organisasi. 5). Keadilan Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan



harus



dipelihara



dan



dipromosikan



oleh



pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu,



ketidakadilan



17



harus



dihindari



karena



dapat



menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal. 6). Kepercayaan Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.



7). Keseimbangan Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus



dapat



menggunakan



kewenangannya



untuk



meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang dimiliki. 8). Kejelasan Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dikatakan akuntabel, mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian,



fokus



utama



untuk



kejelasan



adalah



mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan



18



sistem



pelaporan



kinerja



baik



individu



maupun



organisasi. 9). Konsistensi Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan



kerja



melemahnya



yang



komitmen



tidak dan



akuntabel, kredibilitas



akibat anggota



organisasi. 2. Nasionalisme Nasionalisme adalah sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara (Latief, Suryanto, & Muslim, 2015). Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu : Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa 1) Bangsa



Indonesia



menyatakan



kepercayaannya



dan



ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.



19



6) Mengembangkan menjalankan



sikap



ibadah



saling sesuai



menghormati dengan



kebebasan



agama



dan



kepercayaannya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi



setiap



manusia,



tanpa



membeda-bedakan



suku,



keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan. 9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia 1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 20



6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sila



Keempat



:



Kerakyatan



yang



dipimpin



oleh



hikmat



kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan



mengutamakan



persatuan



dan



kesatuan



demi



kepentingan bersama. 10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia 1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikapdan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 2) Sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain.



21



5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. 9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. 3. Etika Publik Definisi Etika Publik Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup caracara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut (Kumorotomo, Wirapradja, & Imbarudin, 2015). Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni: a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu : a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik



22



b. Dimensi Modalitas c. Dimensi Tindakan Integritas Publik Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu : a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. l.



Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai



m.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. Kode Etik Aparatur Sipil Negara (ASN) a. Melaksanakan tugas ASN dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; b. Melaksanakan tugas ASN dengan cermat dan disiplin; c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; d. Melaksanakan tugas ASN yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. Melaksanakan tugas ASN yang sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan



23



ketentuan



peraturan



perundang-undangan



dan



etika



pemerintahan; f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; h. Menjaga



agar



tidak



terjadi



konflik



kepentingan



dalam



melaksanakan tugas ASN; i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada



pihak



lain



yang



memerlukan



informasi



terkait



kepentingan kedinasan; j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan l. Melaksanakan



ketentuan



peraturan



perundang



undangan



mengenai disiplin pegawai ASN. 4. Komitmen Mutu a. Definisi Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/



buruk.Bidang



apapun



yang



menjadi



tanggungjawab



pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder (Yuniarsih & Taufiq, 2015) . Aspek Komitmen Mutu Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu : 1).Efektifitas



24



Menurut Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi berhasil



dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau



mencapai



apapun



yang



coba



dikerjakannya.



Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan. 2). Efisien Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan efisiensi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. Dapat disimpulkan bahwa tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan



kegiatan.



Dalam



melaksanakan



suatu



kegiatan efektif dan efisien harus diperhatikan, jika tidak diperhatikan maka akan berdampak pada ketidaktercapaian target kerja, menurunkan kredibilitas institusi tempat bekerja, dan bahkan akan menimbulkan kerugian. 3). Inovasi Menurut Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2011: 56) inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana suatu



organisasi



beradaptasi



terhadap



perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.



25



perubahan-



Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek, misalnya perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses produksi, nilai-nilai kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi yang digunakan, layanan sistem manajemen, serta mindset orang-orang yang ada di dalam organisasi. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan



kesejahteraan,



perkembangan



ekonomi,



pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovasi bisa muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga inovasi muncul karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal, misalnya permintaan pasar. Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-orang kreatif, dan lahirnya kreativitas didorong oleh munculnya ide/gagasan baru untuk keluar dari rutinitas yang membosankan. Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatarbelakangi oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan. Demikian juga halnya inovasi dalam layanan publik mestinya



mencerminkan



hasil



pemikiran



baru



yang



konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mind-set baru sebagai aparatur penyelenggara



pemerintahan,



yang



diwujudkan



dalam



bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya,



bukan



sekedar



menggugurkan tugas rutin. b. Nilai-Nilai Dasar Orientasi Mutu



26



menjalankan



atau



Sejalan dengan pandangan Zulian Yamit (2010: 74) dapat



disimpulkan



bahwa



sasaran



strategis



institusi



penyelenggara pemerintahan adalah kepuasan masyarakat. Masyarakat yang merasa puas atas layanan aparatur termotivasi untuk berpartisipasi aktif menyukseskan berbagai program pemerintah. Partisipasi aktif masyarakat akan membuka



peluang



terciptanya



langkah



kreatif



dalam



menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di tengah ketatnya persaingan yang semakin ketat, dengan melahirkan karya-karya inovatif untuk menyongsong kemajuan masa depan yang lebih baik. Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu : 1). Tangible (nyata/berwujud), 2). Reliability (kehandalan), 3). Responsiveness (Cepat tanggap), 4). Competence (kompetensi), 5). Access (kemudahan), 6). Courtesy (keramahan), 7). Communication (komunikasi), 8). Credibility (kepercayaan), 9). Security (keamanan), 10).Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan). Sejalan dengan pendapat di atas, Berry dan Pasuraman dalam Zulian Yamit (2010: 11) mengemukakan lima dimensi karakteristik mutu pelayanan sebagai berikut: 1). Tangibles (bukti langsung) Yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 2). Reliability (kehandalan)



27



Yaitu



kemampuan



dalam



memberikan



pelayanan



dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjukan. 3). Responsiveness (daya tangkap) Keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4). Assurance (jaminan) Yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan. 5). Empaty Yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 5. Anti Korupsi a. Definisi korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dankehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanyaterjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang (Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, 2015). Dalam UU No.31 Tahun 1999, Setiap orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara. b. Jenis Korupsi



28



Menurut Syed Husein Alatas korupsi terbagi menjadi 7 jenis, yaitu : 1).Korupsi Transaktif Korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima demi keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. 2).Korupsi Ekstroaktif Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau hal-hal yang dihargai. 3).Korupsi Investif Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang. 4).Korupsi Nepotistik Korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik. 5).Korupsi Autogenik Korupsi



yang



dilakukan



individu



karena



mempunyai



kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri. 6).Korupsi Suportif Korupsi yang mengacu kondusif



untuk



pada penciptaan suasana yang



melindungi



atau



mempertahankan



keberadaan tindak korupsi yang lain 7).Korupsi Defensif Korupsi



yang



terpaksa



dilakukan



mempertahankan diri dari pemerasan.



29



dalam



rangka



Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan tindak pidanakorupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari : 1). Kerugian keuangan negara, 2). Suap-menyuap, 3). Pemerasan, 4). Perbuatan Curang, 5). Penggelapan dalam Jabatan, 6). Benturan Kepentingandalam Pengadaan, dan 7). Gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71). Nilai Dasar Anti Korupsi KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasinilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut : 1). jujur, 2). peduli, 3). mandiri, 4). disiplin, 5). tanggung jawab, 6). kerja keras, 7). sederhana, 8). berani, 9). adil.



30



C. Peran Dan Kedudukan PNS 1. Whole of Government Whole of goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan katagori hubungan atara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut: koordinasi, integritas, kedekatan dan pelibatan (Suwarno & Sejati, 2017). 2. Manajemen PNS Manajemen PNS adalah pengelolaan PNS untuk menghasilkan Pegawai PNS yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manjemen PNS lebih menekankan kepada pegaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembngan jaman. Adapun asas-asas menejemen PNS, antara lain: kepastian hukum, profesionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminatif: persatuan, kesetaraan, keadilan, kesejahteraan (Fatimah & Irawati, 2017). 3. Pelayanan publik Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara Adalah segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat dan daerah dan lingkungan BUMN /



31



BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak Diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, Berkeadilan (Purwanto, Tyastianti, Taufiq, & Novianto, 2017).



D. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut 1. Perawat Gigi Menurut UU Nomor 20 Th 2016 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi Dan Mulut, Terapis Gigi dan Mulut merupakan salah satu dari jenis tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. 2. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut Pelayanan asuhan keperawatan diberikan dengan tanggung jawab moral meliputi simpati dan empati terhadap klien. Perawat gigi hendaknya tidak menganggap klien sebagai penerima layanan, tetapi dapat berpartisipasi dalam proses pelayanan. Dalam memberikan pelayanan yang berkualitas, perawat gigi harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku dan etika profesional. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat, keluarga maupun perorangan baik dan sakit maupun yang sehat meliputi: peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi, dan penyembuhan terbatas. (Budiharto 2010) Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu dilakukan dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal, diawali dari diri 32



individu itu sendiri. Setiap orang hendaknya peduli dengan kesehatan diri sendiri. Setelah individu tersebut peduli terhadap kesehatannya sendiri, diharapkan dapat menjadi contoh bagi orang lain, baik dalam keluarga maupun masyarakat dalam kesehatan gigi dan mulut. Kemampuan dasar yang diharapkan dalam kesehatan gigi dan mulut individu adalah; a. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri, b. Mampu melaksanakan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri, c. Mampu mengidentifikasi kelainan-kelainan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, dan d. Mampu menggunakan sarana pelayanan kesehatan gigi yang tersedia. Kompetensi utama dental hygienist adalah mampu melaksanakan upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, melalui program-program promotif dan preventif. Sedangkan kompetensi penunjangnya adalah seorang dental hygienist diharapkan mampu menyuluh dalam upaya peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut, melakukan pelatihan kader. (mardelita, sukendro, & karmawati, 2018)



33



BAB III DESKRIPSI UNIT ORGANISASI



A. Profil Organisasi 1. Sejarah Singkat UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Puskesmas Pucakwangi 1 merupakan salah satu dari 29 puskesmas yang ada di Kabupaten Pati. Puskesmas Pucakwangi 1 pertama kali didirikan pada Tahun 1968 dengan nama Balai Pengobatan. Seiring dengan berjalannya waktu pada Tahun 1972 Balai



Pengobatan



ini



ditetapkan



menjadi



Pusat



Kesehatan



Masyarakat (Puskesmas)Rawat Jalan. Puskesmas Pucakwangi 1 terletak di Desa Pucakwangi Kecamatan Pucakwangi 1 merupakan daerah pegunungan yang berjarak 27 km dari Kota Pati kearah tenggara. Kecamatan Pucakwangi 1



mempunyai luas wilayah



87,15 Km² Ha. Dengan batas-batas wialayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Pucakwangi II b. Sebelah Selatan : Kecamatan Todanan Kab.Blora c. Sebelah Timur : Kecamatan Jaken d. Sebelah Barat : Kecamatan Winong Secara administratif Puskesmas Pucakwangi I merupakan tempat pelayanan kesehatan yang memiliki 12 wilayah desa. Dimana setiap desa terdapat seorang bidan desa yang merupakan pelayanan kesehatan terdepan dari puskesmas pucakwangi I dan mempunyai tanggung jawab masalah kesehatan



di wilayah



kerjanya. Selain itu juga memiliki 2 puskesmas pembantu yang



34



terletak di desa Lumbungmas dan Karangwotan. Dan juga terdapat kegaiatan



Puskesmas



kegaiatannya



melayani



keliling



(Puskesling)



pengobatan



ke



yang



mana



desa-desa.Untuk



meningkatkan program kesehatan Ibu dan anak ,Puskesmas Pucakwangi I juga memiliki 50 Posyandu dengan total jumlah kader posyandu sebanyak 250 orang.Sebagiar besar penduduk bermata pencaharian



sebagai



petani,berusia



produktif,dan



rata-rata



berpendidikan SLTP dan SLTA 2. Visi dan Misi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 a. Visi Berdasarkan kultur, tata nilai dan tata sikap yang dianut oleh UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 yang Berdasarkan Standar Pelayanan



serta



profesionalisme



dan



kompetensi



dalam



melayani masyarakat secara prima maka dinyatakan dalam Visi sebagai



Berikut:



PELANGGAN



MENJADI DENGAN



PUSKESMAS



KEBANGGAN



PELAYANAN



BERMUTU,



TERJANGKAU MENUJU MASYARAKAT MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT. b. Misi Berdasarkan visi, UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 berkomitmen untuk mewujudkan misi yang dijabarkan sebagai berikut: 1). Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar. 2). Memberikan pelayanan



mengutamakan



kepentingan



pelanggan. 3). Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu kelompok dan lingkungan c. Motto UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Sehatmu Bahagiaku d. Budaya kerja 35



BAHAGIA (Berkualitas, Amanah, Handal, Akuntabel, Giat, Ikhlas, Aman



36



3. Struktur Organisasi Struktur organisasi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 dengan struktur organisasi yang disajikan pada KEPALA PUSKESMAS dr.SUTOPO



Gambar 2.2 berikut:



KETUA TIM MUTU SUGIYARTI,SKM



TIM AUDITINTERNAL drg.Edy Cahyono Anggota : Kartini,AM.Keb Muslikin Rumisih,AM.Keb Slamed Mbarno,AMK



TIM K3 DAN PPI dr.Nurul KD Anggota : Supriyatun,AMK Wijayanti,AMK Eko H.S,AMKL Junomo Sutrisno,AMK



KASUBBAG TATA USAHA SUKARLAN,AMKL



SISTEM INFORMASI



Sri Murtiningsih



PJ UKM DAN PERKESMAS Rukminingsih,S.Si.T



PJUKP, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM dr.Nurul KD



KEPEGAWAIAN Sumirah



PJ JARINGAN PELAYANAN DAN JEJARING FASYANKES Gunariyah,AM.Keb SRI MURNI



UKM ESSENSIAL DAN PERKESMAS



PELAKSANA KIA KB UKM Rumisih,AM.Keb PELAKSANA GIZI UKM Mujiatun,SKM PELAKSANA P2P Slamed Mbarno,AMK PELAKSANA PROMKES Moh.Arifin S,SKM PELAKSANA KESLING Eko H.S,AMKL



PELAKSANA PERKESMAS Junomo Sutrisno,AMK



PELAKSANA RPU dr.Nurul KD



PELAKSANA R.GIGI & MULUT drg.Edy Cahyono PELAKSANA R.KIA KB UKP Sumini,AM.Keb PELAKSANA R.UGD Supriyatun,AMK PELAKSANA R.GIZI UKP Mujiatun,SKM PELAKSANA R.MAMPU PERSALINAN Siti Rukayah,AM.Keb



PELAKSANA R.FARMASI Supriyanti LABORAT 1 Junomo Sutrisno,AMK



PUSTU KARANGWOTAN Sriatun,AMK PUSTU LUMBUNGMAS Ali.Ahmadun,AMK PUSLING Heri Supriyanto,AMK BIDAN DESA Sumini,AM.Keb JEJARING FASYANKES Kartini,AM.Keb



RUMAH TANGGA Eko Purdiyanto



KEUANGAN Sugiyarti,SKM



BENDAHARA PENERIMAAN Kartini,AM.Keb



BENDAHARA PENGELUARAN Hervin Puji S,AMK



BENDAHARA BOK Sumini,AM.Keb BENDAHARA JAMKESDA Sri Yuliati,AM.Keb



B. Tugas Jabatan Peserta Diklat Adapun jabatan peserta diklat adalah sebagai Perawat Gigi. Berdasarkan SKP Tahunan yang telah ditetapkan ada beberapa tugas pokok dan fungsinya antara lain adalah : 1. Pelaksana Layanan Asuhan Keperawatan Gigi



Mampu berperan sebagai pelaksana asuhan keperawatan gigi secara kompeten pada keperawatan gigi dan ilmu biomedik di tingkat pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. 2. Pendidik Pada Layanan Asuhan Keperawatan Gigi



Mampu berperan sebagai pendidik (penyuluhan, anjuran, dan saran) pada pelayanan kesehatan promotif, preventif dan rehabilitatif. 3. Pengelola Pelayanan Keperawatan Gigi



Mampu berperan sebagai pengelola sarana dan prasarana pelayanan Asuhan keperawatan gigi tingkat pertama (klinik, puskeksmas) dan tingkat lanjutan (rumah sakit). Peran Perawat Gigi: 1. Pelaksana administrasi dan manajemen kesehatan gigi. 2. Pelaksana pengawasan penularan penyakit. 3. Pelaksana pemeliharaan dan penggunaan peralatan kedokteran gigi. 4. Pelaksana peningkatan kesehatan dan penceghan penyakit gigi dan mulut. 5. Pelaksana perlindungan khusus pada gigi. 6. Pelaksana tindakan asuhan keperawatan di klinik (pencabutan gigi, konservasi gigi, pertolongan pertama medik dan gigi). 7. Pelaksana rujukan perawatan gigi. 8. Pelaksana asisten dokter gigi umum dan spesialis.



C. Role Model



34



Gambar 2.1. dr. Sutopo



Role model dalam kegiatan Aktualisasi dan Habituasi yang bertempat di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 Kabupaten Pati yang menjadi panutan penulis, antara lain adalah sebagai berikut: Bapak dr. Sutopo (lahir di Pati, 25 Mei 1967; umur 51 tahun) dipilih sebagai salah satu role model karena integritas beliau dinilai luar biasa dan menjadi panutan bagi penulis. Beliau merupakan Kepala UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala UPTD Puskesmas Juwana. Ia juga seorang dokter umum, Dia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang lulus pada tanggal 5 Desember 1997 Bapak dr. Sutopo memulai karirnya sebagai PNS sejak tahun 2002. Beliau adalah pemimpin yang mempunyai integritas, sabar dan bekerja keras, beliau salah satu teladan yang baik sebagai seseorang yang menerapkan nilai kedisipilinan dalam kinerja dan bertanggungjawab. Beliau merupakan sosok pemimpin yang santai namun tegas, teliti dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Beliau dapat menumbuhkan iklim disiplin dengan etos kerja yang tinggi pada lingkungan kerja. Beliau merupakan role model kepemimpinan yang baik dari pengalaman serta kinerjanya yang patut menjadi panutan nilai-nilai ANEKA di lokasi kerja. si kerja



. BAB IV



35



RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI A. Kegiatan yang Dilakukan Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Pucakwangi 1 sesuai dengan nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada Manajemen Aparatur Sipil Negara (PNS), Layanan Publik dan Whole of Government (WoG). Adapun berkaitan dengan rancangan program tersebut sudah dianalisis dan mempertimbangkan identifikasi isu, dan untuk merencanakan kegiatan aktualisasi, langkahnya adalah melakukan identifikasi isu yang terjadi dan actual di tempat kerja atau instansi, seperti isu unit kerja, isu organisasi dan isu individu. Setelah itu memilih isu yang benar-benar penting berdasarkan penilaian dari kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak (APKL) dan kriteria Urgency, Seriousness, dan Growth (USG) untuk dicarikan solusi dan dikategorikan sesuai dengan mata pelatihan dari Manajemen PNS, WoG, dan Pelayanan publik sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab I. Sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inisiatif kegiatan peserta yang disetujui mentor dan coach, dan penugasan dari atasan. Dengan langkah-langkah atau tahapan tersebut sehingga muncul rencana kegiatan aktualisasi. Adapun rancangan kegiatan aktualisasi disajikan secara rinci dalam tabel 3.1 berikut ini:



36



Unit Kerja



: UPTD Puskesmas Pucakwangi 1



Identifikasi Isu



: Isu



yang



ditemukan



di



lingkungan



Puskesmas Pucakwangi 1 1) Kurang optimalnya pelayanan gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi 2) Kurang optimalnya penggunaan formulir pengkajian awal pasien baru di poli gigi 3) Kurang



optimalnya



kerjasama



antar



petugas dengan orang tua pasien 4) Kurang



optimalnya



alat



dan



bahan



kegiatan



UKGS



kedokteran gigi 5) Kurang



optimalnya



(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) Isu yang diangkat



: Kurang optimalnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk pasien di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1



Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pelayanan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 kegiatan untuk menyelesaikan isu yaitu : 1. Membuat



leaflet



untuk



penyuluhan



kesehatan gigi dan mulut 2. Memberikan penyuluhan



tentang



kesehatan gigi dan mulut di poli gigi 3. Membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi 4. Membuat alur pelayanan poli gigi 5. Memberikan edukasi pada pasien pasca pencabutan gigi 6. Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar 7. Membuat survei kepuasan pasien



37



Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi No.



1.



Kegiatan



1 2 1. 1. Membuat leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 2. Sumber: Tupoksi



Tahapan Kegiatan 3 1. Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas tentang pembuatan leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut.



Output/Hasil Kegiatan 4 Tersedianya cetakan leaflet 1. Mendapat persetujuan dari kepala puskesmas



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4 Etika Publik Dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



38



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu tersedianya leaflet yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 3) yaitu Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu kelompok dan lingkungan



Penguatan Nilai Organisasi 7 Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan tersedianya leaflet yang memperkuat nilai organisasi Akuntabel dan berkualitas



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3 2.Saya mengumpulkan dan memilih materi kesehatan gigi dan mulut untuk digunakan penyuluhan



3. Saya membuat desain media leaflet



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Mendapatkan materi kesehatan gigi dan mulut



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Akuntabilitas Dalam mendapatkan materi kesehatan gigi dan mulut dari sumber yang jelas Komitmen mutu Dan memilah materi kesehatan gigi dan mulut secara efektif dan efisien Anti korupsi Sehingga dapat dipertanggungjawabkan



3. Mendapatkan desain leaflet



3. Anti korupsi Desain yang saya buat dengan mengedepankan kesederhanaan yang menarik Etika publik dan inovatif sehingga mudah dipahami



39



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3



4. Saya mencetak



Output/Hasil Kegiatan 4 4. Tersedianya leaflet



leaflet



2. 7. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 4. Akuntabilitas Dalam mencetak leaflet saya mencantumkan harga apa adanya /transparnsi Anti korupsi dan sesuai dengan standar / kejujuran.



Terlaksananya penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di poli gigi



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu kegiatan penyuluhan yang



40



Penguatan Nilai Organisasi 7



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan kegiatan penyuluhan yang memperkuat



No.



Kegiatan



1



2 poli gigi Sumber: Tupoksi



Tahapan Kegiatan 3



1. Saya konsultasi dengan kepala puskesmas dalam melakukan kegiatan tersebut



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Mendapatkan persetujuan dari kepala puskesmas.



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4 Etika Publik dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



41



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 3) yaitu Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu kelompok dan lingkungan



Penguatan Nilai Organisasi 7 nilai organisasi Akuntabel, giat dan berkualitas



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3



2. Saya menyusun materi penyuluhan



3. Saya membuat daftar hadir



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Materi telah tersusun



3. Daftar hadir telah siap



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Akuntabilitas Saya melakukan penyusunan materi dengan jelas. Anti Korupsi dan sesederhana mungkin Nasionalisme dengan menjunjung nilainilai kemanusiaan butir sila ke-2 sehingga mudah di pahami 3. Anti Korupsi Daftar hadir sesuai dengan kenyataan / jujur Akuntabilitas Dan apa adanya/transparansi sesuai audien yang ada



42



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3 4. Saya melaksanakan penyuluhan



Output/Hasil Kegiatan 4 4. Terlaksananya penyuluhan



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 4. Akuntabilitas Saya dalam menyampaikan materi dengan kejelasan dan percaya diri Etika Publik dan sopan santun kepada pasien Komitmen mutu Dalam penyampaian penyuluhan dengan efektif dan efisien sehingga mudah dipahami Anti Koprupsi Kegiatan penyuluhan yang dapat dipertanggung jawabkan



43



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3 5.Memberikan leaflet kepada pasien



Output/Hasil Kegiatan 4 5. Leaflet telah diberikan kepada pasien



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 5. Nasionalisme Memberikan leaflet dengan kepada pasien dengan etika sopan santun



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



Nasionalisme dan tidak membedabedakan pasien di ruang tunggu poli gigi, sila ke 2. 3.



Membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta Membuat form



Tersedianya form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu form monitoring anestesi dan



44



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan form monitoring anastesi dan tindakan yang



No. 1



Kegiatan 2 instruksi pasca pencabutan gigi Sumber: inovasi



Tahapan Kegiatan 3 1. Saya konsultasi dengan kepala puskesmas dan dokter gigi.



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Mendapatkan persetujuan dari kepala puskesmas dan dokter gigi.



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4 Etika Publik Dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



45



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 tindakan serta Membuat form instruksi pasca pencabutan gigi yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 1) yaitu Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar



Penguatan Nilai Organisasi 7 memperkuat nilai organisasi berkualitas, akuntabel dan aman



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3 2. Saya mengkonsep desain form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi



3. Saya mencetak form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi.



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Mendapat desain konsep form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Anti korupsi Membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi dengan sesederhana mungkin secara Akuntabilitas jelas sehingga mudah di aktualisasikan



2. Form monitoring



3. Komitmen Mutu Form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi sebagai bentuk inovasi pelayanan.



anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi sudah tercetak dan sudah jadi



46



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3 4. Saya menyediakan form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi di poli gigi



4.



Output/Hasil Kegiatan 4 4. Form monitoring anestesi dan tindakan di poli gigi telah terisi. Dan form instruksi pasca pencabutan gigi telah tersedia.



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 4. Anti Korupsi Mengisi form monitoring anestesi dan tindakan sesuai dengan kenyataan / kejujuran. Komitmen Mutu Mengaplikasikan form instruksi pasca pencabutan gigi dengan efisien dan efektif



Tersedianya bagan alur pelayanan



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Dengan melakukan kegiatan pada kolom



47



Penguatan Nilai Organisasi 7



Dengan melakukan kegiatan pada kolom



No. 1



Kegiatan 2 Membuat bagan alur Pelayanan Poli GIgi Sumber: Inovasi



Tahapan Kegiatan 3 1. Saya konsultasi dengan kepala puskesmas



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Mendapat persetujuan dari kepala puskesmas



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4



Etika Publik Dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



48



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 2 menghasilkan salah satu bagan alur Pelayanan Poli GIgi yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 1) yaitu Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu sesuai standar



Penguatan Nilai Organisasi 7 2 menghasilkan bagan alur Pelayanan Poli GIgi yang memperkuat nilai organisasi berkualitas dan handal



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3 2. Saya membuat desain alur pelayanan



3. Saya mencetak bagan alur pelayanan



5.



Memberikan edukasi pasca tindakan pencabutan gigi Sumber: Tupoksi



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Mendapatkan desain desain alur pelayanan



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Komitmen Mutu Membuat desain yang menarik dan inovatif Akuntabilitas Desain yang jelas dan mudah dipahami



3. Tersedianya bagan alur pelayanan



3. Akuntabilitas Dalam mencetak leaflet kami mencantumkan harga apa adanya /transparansi Anti korupsi dan sesuai dengan standar / kejujuran



Terlaksananya instruksi pasca tindakan pencabutan gigi



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu kegiatan Terlaksananya



49



Penguatan Nilai Organisasi 7



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan kegiatan Terlaksananya



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3



1. Saya memberikan form instruksi pasca tindakan pencabutan



2. Saya memberikan edukasi pasca tindakan pencabutan



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Pasien menerima form instruksi pasca tindakan pencabutan gigi



2. Terlaksananya edukasi pasca tindakan pencabutan Pasien paham dan mampu melakukan instruksi yang diberikan



6.



Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar Sumber: Tupoksi



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Nasionalisme Sebelum mengawali kegiatan saya berdoa terlebih dulu sesuai dengan sila ke-1 memberikan form tanpa membeda bedakan sesuai sila ke-2. Akuntabillitas Dan berupaya adil kepada pasien 2. Etika publik Memberikan instruksi dengan sopan santun Akuntabilitas Dan berkomunikasi dengan jelas Anti korupsi sesederhana mungkin sehingga pasien mudah untuk memahami



Terlaksananya demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar



50



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 instruksi pasca tindakan pencabutan yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 3) yaitu Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu kelompok dan lingkungan



Penguatan Nilai Organisasi 7 instruksi pasca tindakan pencabutan yang memperkuat nilai organisasi amanah dan aman



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu kegiatan



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan kegiatan



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3 1. Saya konsultasi dengan kepala puskesmas dalam melakukan kegiatan tersebut



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Mendapatkan persetujuan dari kepala puskesmas.



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4 Etika Publik Dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



51



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 Terlaksananya demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 3) yaitu Mendorong dan meningkatkan kesehatan individu kelompok dan lingkungan



Penguatan Nilai Organisasi 7 Terlaksananya demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar yang memperkuat nilai organisasi berkualitas, giat dan aman



No.



Kegiatan



1



2



3 2. Saya menyusun materi



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Materi telah tersusun



3. Saya menyiapkan alat peraga



3. Alat peraga sudah tersedia



Tahapan Kegiatan



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Akuntabilitas Kami menyusun materi dengan jelas dan Anti Korupsi Menyusun materi sesederhana mungkin sehingga mudah di pahami 3. Anti korupsi Dalam menyiapkan alat peraga kami sangat bekerja keras



52



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3 4. Saya melaksanakan demonstrasi



Output/Hasil Kegiatan 4 4. Terlaksananya demonstrasi



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 4. Nasionalisme Sebelum mengawali kegiatan saya berdoa terlebih dulu sesuai dengan sila ke-1 Akuntabilitas Percaya didri dalam penyampaikan informasi kepada pasien



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



Komitmen mutu Penyampaian informasi dengan efektif dan efisien Anti Koprupsi Kegiatan demonstrasi yang dapat dipertanggung jawabkan Etika Publik Penyampaian materi penyuluhan dengan sopan santun 7.



Membuat survei kepuasan Pasien Sumber: Perintah atasan



Adanya survei kepuasan pasien



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan salah satu kegiatan



53



Dengan melakukan kegiatan pada kolom 2 menghasilkan kegiatan



No.



Kegiatan



Tahapan Kegiatan



1



2



3 1. Saya konsultasi dengan kepala puskesmas dalam melakukan kegiatan tersebut



Output/Hasil Kegiatan 4 1. Mendapatkan persetujuan dari kepala puskesmas.



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 1. Anti korupsi Saya melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas datang tepat waktu (kedisiplinan) Komitmen mutu Sehingga dapat memanfaatkan waktu konsultasi secara efektif dan efisien Nasionalisme Kami melakukan konsultasi dengan musyawarah, sila ke-4 Etika Publik Dan mengedepankan sikap sopan santun dengan atasan



54



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6 Terlaksananya kepuasan pelanggan dalam pelayanan yang berkontribusi terhadap visi dan misi (misi Puskesmas nomor 2) yaitu Memberikan pelayanan mengutamakan kepentingan pelanggan



Penguatan Nilai Organisasi 7 Terlaksananya kepuasan pelanggan dalam pelayanan yang memperkuat nilai organisasi berkualitas dan handal



No.



Kegiatan



1



2



Tahapan Kegiatan 3 2. Saya membuat instrumen survei kepuasan pasien



3. Saya melakukan survei kepuasan pasien



4. Saya merekapitulasi hasil survei kepuasan pasien



Output/Hasil Kegiatan 4 2. Survei kepuasan pasien sudah ada



Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 2. Komitmen Mutu Dalam membuat instrumen survei kepuasan pasien sebagai bentuk inovasi pelayanan.



3. Hasil survei kepuasan pasien



Etika publik Memberikan form kepuasan kepada pasien setelah selesai pelayanan dengan sopan santun dan Akuntabilitas memberikan informasi dengan jelas sehingga mudah diterima pasien 4. Anti Korupsi Merekapitualisasi survei kepuasan pasien dengan apa adanya / jujur



4. Hasil rekapitulasi kepuasan pasien



Sumber: Hasil analisis, 2019



55



Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi 6



Penguatan Nilai Organisasi 7



B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Dalam pelaksanaan 7 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi MASA HABITUASI NO



KEGIATAN



SEPTEMBER



OKTOBER



BUKTI/ PORTO POLIO



28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 30 29 28 27 26 25 24 23 22



1



Membuat leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut



2



Memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di poli gigi Membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta Membuat form instruksi pasca pencabutan gigi



3



Foto menghadap atasan,catatan arahan, lampiran desain, foto hasil, nota Foto/video kegiatan, daftar hadir Foto menghadap atasan,catatan arahan, foto/video kegiatan, form



51



MASA HABITUASI NO



KEGIATAN



SEPTEMBER



OKTOBER



BUKTI/ PORTO POLIO



28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 30 29 28 27 26 25 24 23 22



4



Membuat bagan alur pelayanan poli gigi



5



Memberikan instruksi pada pasien pasaca pencabutan gigi Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar



6



7



Foto menghadap atasan,catatan arahan, lampiran desain, foto hasil, nota Foto/video kegiatan



Foto menghadap atasan,catatan arahan, foto/video kegiatan, Foto menghadap atasan,catatan arahan, foto/video kegiatan, form



Membuat survei kepuasan pasien Sumber: Hasil analisis, 2019



Keterangan:



pelaksanaan kegiatan



Libur kerja



52



C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala Dalam tahap aktualisasi dan habituasi terdapat berbagai situasi dan kondisi yang tidak dapat dikendalikan oleh penulis. Sehingga terdapat kemungkinan



terjadi



kendala-kendala



dalam



proses



pelaksanaan rancangan aktualisasi dan habituasi . Untuk mengatasi hal



tersebut,



dibuat



rencana



antisipasi



dan



strategi



dalam



menghadapi kendala yang mungkin terjadi. Rencana antisipasi dan strategi menghadapi kendala dijelaskan dalam tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala No 1 1



2



Kegiatan 2 Membuat leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di poli gigi



3



Membuat form monitoring anestesi dan tindakan dan instruksi pasca pencabutan gigi



4



Membuat bagan alur pelayanan pasien di poli gigi Memberikan edukasi pada pasien pasca pencabutan



5



6. 7.



Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar Membuat survei kepuasan pasien



Asumsi kendala 3 Proses percetakan terhambat Sasaran kurang memperhatikan sehingga pemahaman kurang



Terkadang ada pasien yang tidak mau dilakukan anamnesa terlalu lama. Pasien tidak kooperatif Proses percetakan terhambat



Antisipasi mengatasi kendala 4 Selalu berkomunikasi dengan pihak percetakan Menggunakan media penyuluhan yang menarik agar pasien lebih kooperatif Menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien Diberikan pemahan yang lebih kepada pasien.



Selalu berkomunikasi dengan pihak percetakan



Kurangnya fokus perhatian pasien



Meminta pasien fokus terhadap edukasi yang sedang diberikan.



Pasien tidak kooperaif



Menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien Meminta pasien fokus terhadap demonstrasi yang sedang diberikan. Mengingatkan pasien untuk mengisi survei kepuasan pasien.



Kurangnya fokus perhatian pasien Pasien lupa mengisi survei kepuasan pasien



Sumber: Hasil analisis, 201



53



BAB V PENUTUP A.



Kesimpulan Rancangan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai PNS yang telah disusun



dalam rangkaian optimalisasi kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 menghasilkan tujuh kegiatan yaitu Membuat leaflet untuk penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut di poli gigi, membuat form monitoring anestesi dan tindakan serta form instruksi pasca pencabutan gigi, membuat alur pelayanan poli gigi, memberikan edukasi pada pasien pasca pencabutan gigi, Demonstrasi cara sikat gigi yang baik dan benar dan membuat survei kepuasan pasien . Seluruh kegiatan tersebut tentu saja berkaitan dengan upaya optimalisasi kegiatan pelayanan gigi dan mulut pada kegiatan aktualisasi dan habituasi akan dilaksanakan di poli gigi UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dan berprinsip pada manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN), layanan publik, dan Whole of Government (WoG). Rancangan aktualisasi dan habituasi



ini perlu dilakukan untuk



meningkatkan kepuasan pasien terhadap mutu Puskesmas. Apabila tidak dilaksanakan akan berdampak pada mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1 B.



Harapan Diharapkan setelah dilakukan kegiatan aktualisasi dan habituasi tingkat



kesehatan gigi dan mulut meningkat dan dapat meningkatnya kepuasan pasien terhadap pelalayanan poli gigi di UPTD Puskesmas Pucakwangi 1.



54



DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2014). Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta. Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). Manajemen PNS, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Kusumasari, B., Dwiputrianti, S., & Allo, E. L. (2015). Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Kumorotomo, W., Wirapradja, N. R., & Imbarudin, A. (2015). Etika Publik, Modul Pendidikan dan pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Latief, Y., Suryanto, A., & Muslim, A. A. (2015). Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. mardelita, s., sukendro, s. j., & karmawati, i. a. (2018). Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut individu. Jakarta: pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan. Purwanto, E. A., Tyastianti, D., Taufiq, A., & Novianto, W. (2017). Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS . Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Suwarno, Y., & Sejati, T. A. (2017). Whole Of Goverment, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. Yuniarsih, T., & Taufiq, M. (2015). Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.



55



DAFTAR RIWAYAT HIDUP



A. Identitas Diri Nama Jenis Kelamin Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status Perkawinan Tinggi, berat badan Agama Alamat Lengkap



I.



Telepon / HP E-mail Riwayat Pendidikan



: Abdul Syukur Tri Maryono : Laki-laki : Blora, 16 Mei 1995 : Indonesia : Belum Menikah : 165 cm, 75 kg : Islam : Desa Bedingin Rt. 07 Rw 01 Kec. Todanan Kab. Blora : +6282278888827 : [email protected]



2000-2006



: SD Negeri 1 Bedingin



2006-2009



: MTs Salafiyah Kajen Pati



2009-2012



: MAN Blora



2012-2015 : Poltekkes Kemenkes Semarang Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Semarang, 20 September 2019 Penyusun,



Abdul Syukur Tri Maryono, Amd. Kg



56