Referat Gangguan Panik. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFERAT BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA “GANGGUAN PANIK”



Penguji: dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp.KJ



Disusun oleh : Ambar Kholida Zahra



G4A017070



Tiara Asri Nurillah



G4A018082



SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2019



LEMBAR PENGESAHAN



REFERAT BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA “GANGGUAN PANIK”



Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Prof Margono Soekarjo



Oleh: Ambar Kholida Zahra



G4A017070



Tiara Asri Nurillah



G4A018082



Disetujui Pada tanggal,



Juli 2019



Penguji



dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp.KJ



1



I.



PENDAHULUAN



Gangguan panik dimasukkan sebagai diagnosis di tahun 1980 dalam Diagnostic and Statistical Manual Mental Disorder edisi ketiga (DSM-III), sehingga banyak data penelitian tentang gangguan dan pengalaman klinis dengan pasien yang terkena telah dikumpulkan. Kemampuan petugas pelayanan kesehatan untuk menangani gejala gangguan panik telah meningkat sejak tahun 1980, dan yang paling penting, terapi yang efektif dan spesifik telah dikembangkan dan telah terbukti efektif. Semua petugas pelayanan kesehatan harus mampu menangani gangguan gejala panik, sehingga pasien yang menderitanya dapat memperoleh terapi yang sesuai, termasuk obat farmakoterapi dan psikoterapi (Shelton, 2008). Gangguan panik ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang hari samapi hanya sedikit serangan selama satu tahun. yang disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea karena pasien dengan serangan panik sering kali datang ke klinik medis, gejala mungkin keliru didiagnosis sebagai suatu kondisi medis yang serius (sebagai contohnya, infark miokardium) atau suatu yang dinamakan gejala histerikal. Gangguan panik sering kali disertai dengan agorafobia, yaitu ketakutan berada sendirian di tempat-tempat publik (sebagai contoh supermarket), khususnya tempat darimana pintu keluar



yang cepat akan sulit jika orang



mengalami serangan panik. Agorafobia mungkin merupakan fobia yang paling menganggu, karena terjadinya agorafobia dapat mengganggu secara bermakna kemapuan seseorang untuk berfungsi di dalam situasi kerja dan sosial didalam rumah (Katon, 2008). Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti bagian gangguan panik percaya bahwa agorafobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang memiliki gangguan panik. Dengan kata lain agorafobia dihipotesiskan disebabkan oleh pekembangan ketakutan bahwa orang tersebut akan mengalami serangan panik di tempat publik dari mana jalan keluar mungkin sulit. Peneliti di negara lain dan juga beberapa peneliti klinisi Amerika Serikat, tidak menerima



2



teori tersebut. Tetapi, DSM edisi ke empat (DSM IV) memasukkan gangguan panik didalam gangguan yang predominan di dalamnya dan memiliki diagnosis untuk gangguan panik dengan agorafobia dan gangguan panik tanpa agorafobia. DSM-IV juga mengandung kriteria diagnostik untuk agorafobia tanpa riwayat ganguan panik. Serangan panik sendiri dapat terjadi serangan panik tidak sendirinya mengarahkan diagnosis gangguan panik (Kaplan et al., 2010).



3



II.



PEMBAHASAN



A. Definisi Gangguan panik adalah gangguan yang terutama ditandai dengan serangan panik berulang. Serangan panik terjadi secara spontan dan tidak terduga, disertai gejala otonomik terutama sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan. Gangguan Panik adalah satu perasaan serangan cemas mendadak dan terus menerus disertai perasaan akan datangnya bahaya/bencana, ditandai dengan adanya serangan panik yang tidak diduga dan spontan yang terdiri atas periode rasa takut intens yang hati-hati dan bervariasi dari sejumlah serangan sepanjang hari sampai hanya sedikit serangan selama satu tahun. Gangguan Panik disebut juga Anxietas Paroksismal Episodik (Kaplan et al., 2010). Gangguan panik ditandai dengan periode tak tercetus, tersendiri, dan akut dari rasa takut atau rasa tidak nyaman (serangan panik) yang hebat akibat dari gejala-gejala ansietas somatik dan psikis akut yang hebat,



yang tidak



diperkirakan dan tidak dicetuskan oleh situasi. Selama serangan, pasien mengalami rasa takut dan gejala-gejala autonom mendadak yang semakin meningkat, menyebabkan pasien biasanya terburu-buru keluar dari tempatnya berada, pada umumnya tidak mampu melakukan apa-apa hingga serangan selesai. Pasien juga mengalami perasaan akan kiamat atau akan mati, dan gejala-gejala somatik seperti sesak napas, palpitasi, tremor, nyeri dada, pingsan, perasaan tersedak atau tercekik. Perasaan takut mati, menjadi gila, atau hilang kontrol merupakan tanda-tanda kardinal. Serangan panik biasanya berlangsung selama beberapa menit saja (Puri et al., 2012). Jika serangan panik terjadi pada suatu keadaan tertentu, seperti di dalam bis atau keramaian, pasien akhirnya menghindar dan merasakan suatu fobia (rasa takut yang tidak sesuai) terhadap situasi tersebut, bahkan agorafobia menyeluruh. Gangguan panik bertahan karena seseorang takut akan sensasi somatik yang disebabkan oleh serangan panik, menyebabkan ide kegelisahan akan terjadi episode berikutnya dan peningkatan kewaspadaan berkenaan dengan sensasi somatik (Puri et al., 2012).



4



B. Epidemiologi Gangguan panik terjadi pada 1-2% populasi umum, lebih sering dua sampai tiga kali lipat pada perempuan dibandingkan laki-laki, dan dapat memburuk pada saat premenstruasi. Prevalensi seumur hidup sekitar 4%. Usia awitan biasanya 20-40 tahun. Pada populasi umum, perkiraan prevalensi 12 bulan untuk gangguan panik di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa adalah sekitar 2%-3% pada orang dewasa dan remaja (Puri et al., 2012). Di Amerika Serikat, tingkat gangguan panik yang jauh lebih rendah dilaporkan di antara orang Latin, Afrika Amerika, orang kulit hitam Karibia, dan orang Amerika Asia, dibandingkan dengan orang kulit putih non-Latin; Indian Amerika, sebaliknya, memiliki tingkat yang lebih tinggi secara signifikan. Perkiraan yang lebih rendah telah dilaporkan untuk negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin, mulai dari 0,1% hingga 0,8%. Perempuan lebih sering terkena dibandingkan laki-laki, dengan laju sekitar 2:1. Diferensiasi gender terjadi pada masa remaja dan sudah dapat diamati sebelum usia 14 tahun. Meskipun serangan panik terjadi pada anak-anak, keseluruhan prevalensi gangguan panik rendah sebelum usia 14 tahun (