Rekayasa Ide Pendidikan Agama Islam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REKAYASA IDE PENDIDIKAN AGAMA ISLAM METODE BERCERITA (STORRY TELLING) KISAH DALAM AL-QUR’AN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ANAK USIA DINI Dosen Pengampu : Dra. Nurmayani,M.Ag.



Disusun Oleh: Rizqia Mauliza (7181210017)



Dosen Pengampu : Dra. Nurmayani,M.Ag. Mata Kuliah



: Pendidikan Agama Islam



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEI 2020



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan rahmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah Rekayasa Ide dengan judul “Metode Bercerita Kisah Dalam Al-Qur’an Untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini “ Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah saw,  yang telah membebaskan kita dari zaman yang penuh kezaliman dan kebodohan dan membawa kita menuju zaman yang sarat dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini. Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Nurmayani,M.Ag.serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah mini riset ini secara langsung maupun tidak langsung. Semoga hasil rekayasa ide kami ini dapat memberikan manfaat kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.



Disusun



penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................................................1 B. Tujuan Penelitian....................................................................................................2 C. Manfaat penelitian..................................................................................................2 BAB II KERANGKA UMUM A. Landasan Teoritis....................................................................................................3 B. Metode Bercerita kisah Al-quran ...........................................................................4 C. Subjek Penerapan ...................................................................................................4 BAB III Metodologi Pelaksanaan A. Metode Pelaksanaan...............................................................................................4 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................................7 B. Saran ......................................................................................................................7 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................8



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Penelitian ini berjudul “Metode Bercerita Kisah Dalam Al-Qur’an Untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini”. Penelitian ini akan membahas mengenai pengenalan Al-Quran terhadap penilaian karakter anak usia dini. Yang mana penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Ananda. Jl.pancing Gg suluh B. Latar Belakang Mengenal al-Qur’an sejak dini merupakan langkah yang utama dan pertama sebelum pembelajaran yang lainnya. Bagi setiap muslim menanamkan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan universal, sehingga terdapat waktu khusus dimana pengajaran tentang al-Qur’an ditanamkan, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa, bahkan saat usia lanjut. Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber utama ajaran Islam, sumber norma, sumber hukum pertama, dan yang perlu dipahami lebih mendalam oleh umat Islam sebagai dasar petunjuk di dalam berfikir, berbuat serta beramal bagi manusia sebagai kholifah di bumi. Memahami fungsi al-Qur’an wajib bagi setiap manusia yang beriman dan harus berusaha belajar mengenal, memahami, serta membaca dengan fasih dan benar sesuai dengan aturan membacanya (ilmu tajwidnya). Mempelajari makna tersurat maupun makna yang tersirat, menghayati serta mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dasar membaca Al-Qur’an pada anak usia dini sangat penting untuk penguasaan keterampilan membaca Al-Qur’an pada tahap-tahap usia perkembangan selanjutnya. Ada beberapa pendapat tentang pengertian anak usia dini. Batasan pengertian tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan pada keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD. Kemampuan membaca pada anak usia dini terutama pengenalan kemampuan dasar membaca Al-Qur’an tidak dapat dipaksakan.. John W Santrock mengutip pendapat Ruff dan Capozolli mengatakan bahwa melalui kontrol terhadap ”perhatian” dapat menunjukkan perubahan-perubahan penting selama masa kanak-kanak. Dengan mengacu pada Tingkat 1



Pencapaian Perkembangan bahasa diatas, pengenalan keterampilan dasar membaca Al Qur’an untuk anak usia dini sangatlah penting untuk kemajuan tahap perkembangan usia selanjutnya. Usia prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Salah satu kemampuan anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan dasar membaca Al-Qur’an. Pada anak usia dini kemampuan ini ditekankan pada pengenalan membaca Al-Qur’an dengan cepat dan tepat dimulai dengan huruf hijaiyyah. Dengan media yang tepat dapat memberikan stimulasi pada anak sehingga dapat terekam pada ingatan anak dengan baik. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, perlu adanya usaha yang dilakukan secara bertahap. Karena membaca merupakan proses yang lebih rumit terutama kemampuan dasar membaca Al-Qur’an dibandingkan dengan proses komunikasi secara lisan. Hal tersebut menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi pada anak didik terhadap pembelajaran. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pemenuhan tugas rekayasa ide Pendidikan Agama Islam, dan juga untuk memperkenalkan Al-quran kepada anak usia dini untuk membangun karakter. . D. Manfaat Penelitian Penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai bahan pembelajan mahasiswa untuk lebih mengetahui bagaimana pentingnya pengenalan Al-Quran terhadap anak usia dini. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pengayaan ilmu islam yang nantinya digunakan sebagai pembangunan konsep islam di Unimed. Secara praktis dapat digunakan sebagai pengembangan dan pembangunan pentingya pengenalan Al-Quran terhadap anak usia dini dalam rangka meningkatkan kualitas umat islam secara umum.



2



BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori Alqur’an merupakan masdar dari kata qoro’a yang artinya membaca. Kata kerja ini awalnya berbahasa ‘aromiyah kemudian masuk kedunia Arab sebelum kehadiran islam. Mereka mengambil contoh ayat Al-qiyamah 17-18. Kelompok yang kedua yang ditkohi oleh Azzujaj berpendapat bahwa Al-qur’an   merupakan  sifat yang berwazan  fa’lan  yang dideriv asikan  dari Al-qur’u bermakna Al-jum’u yang artinya mengumpulkan. Sementara itu Alfarro berpendapat bahwa Al-qur’an diambil dari Al-qori’i lantaran satu ayat dengan yang lain saling  menopang dan saling menyerupai. Dari sekian pendapat tersebut pendapat yang umum dipegang para ulama adalah dalam pengertian bahwa Al-qur’an merupakan bentuk masdar dari kata qoro’a yang bermakna mengumpulkan. Masdar dari kata qoro’a yakni Al-qiro’ah yang bermakna mengumpulkan huruf-huruf dan kalimat antara satu dengan yang lain secara urut.Al-quran dari segi bahasa berarti “yang dibaca” atau “bacaan”. Sedangkan menurut istilah Al-qu’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firmanfirman Allah SWT yang diwahukan dalam bahsa Arab pada Nabi Muhammad dan yang membacanya bernilai ibadah. Al-qur’an merupakan   firman Allah yang muncul dari zat-Nya dalam bentuk perkataan yang tidak dapat digambarkan. Orang-orang mukmin mengimaninya dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Mereka beriman tanpa keraguan, bahwa Alquran adalah firman Allah dengan sebenarnya. Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Al-Qur’an adalah penolong bagi umat manusia. Al-Qur’an adalah Ilmu diatas segala ilmu. Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad yang masih ada sampaihari dimana bumi akan musnah. Ini hanyalah sebagian dari keiistimewaan-keistimewaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Mengenalkan Al-Qur’an kepada anak sejak usia dini disebut sebagai cara utama membentuk anak shalih atau shalihah. Namun demikian, perlu pendekatan khusus agar mereka yang masih belia bisa merengkuh kemampuan tersebut.



Mengenalkan



Al-Qur’an



kepada anak sejak usia dini disebut sebagai cara utama membentuk anak shalih atau shalihah. Namun demikian, perlu pendekatan khusus agar mereka yang masih belia bisa merengkuh kemampuan tersebut. Hal yang perlu diketahui bahwa mendidik anak dengan Al-Qur’an juga harus memperhatikan latar belakang sekolah dan guru. Pendidikan anak usia dini sebagai sarana pembentukan karakter. Hal ini menekankan



pembiasaan anak-anak dengan cara 3



pendampingan sambil belajar.  “Saat anak didik dalam TK dibiasakan pada pola hidup yang islami dengan karakter norma agama, seni, sosial, kognitif dan bahasa,” Selama berada di sekolah ini, anak dilatih untuk mandiri dengan belajar tanpa ditunggui orang tua. “Kita berikan toleransi dua atau tiga hari," jelasnya. Dalam pembelajaran Al-Qur’an, gadis 22 tahun yang mengambil jurusan PG PAUD ini menggunakan pendekatan dengan metode gerakan. Menurutnya, seorang anak lebih mudah mengingat dengan cara menirukan gaya. Karena itu selama berada di PAUD ini, anak-anak diajari praktik serta belajar mengaji dengan tanpa harus bisa membaca. “Mengenalkan Al-Qur’an dengan metode gerakan per kata agar mudah diingat dan ditirukan. Seorang anak harus mendapatkan sesuatu yang konkret. Kemudian, dari hasil wawancara kami pada guru mata pelajaran Al-Qur’an dapat diketahui bahwa bagaimana metode guru tersebut mengajarkan materi yang ada didalam AlQuran, yang kami terima adalah bahwa guru tersebut menggunakan metode menghafal, dan menggunakan metode ceramah yang mana pada metode ceramah seorang guru harus menanamkan nilai-nilai akhlak pada setiap penyampaian nya. Kemudian pada penerapan dan menerbiasakan anak usia dini untuk menerapkan isi kandungan surah al-Kautsar juga harus membiasakan murid untuk sholat lima waktu, dan terus berbuat baik, hal ini harus diadakan kerja sama antara guru dan murid agar kesimbangan ilmu yang didapat dan pengawasan nya dirumah dapat terjalankan. Setelah kami melakukan pengamatan bahwa anak usia dini di TK- Ananda ini banyak yang sudah melakukan sholat. Walaupun sholat karena ajakan dari orang tuanya dan gurunya. Jadi dengan menangkap secara visual sebagai sarana membantu mempemudah mengingat. Untuk memperhatikan seberapa jauh anak didik telah memahami atau menghafal, tim guru telah mempersiapkan berbagai permainan. B. Penerapan Mengkaji Kisah Al-Quran Metode dalam menyampaikan cerita banyak sekali ragamnya. Mulai dari penyampaian berceritayang klasik hingga menggunakan media yang berbasis komputer. Salah satunya yaitu bercerita menggunakan basis audiovisual. Media audiovisual adalah media yang dilengkapi dengan peralatan suara dan gambar dalam satu unit. Media ini tidak hanya mengandalkan audio (suara), tetapi dilengkapi dengan visual (video). Media audiovisual lebih mampu mengkomunikasikan sebuah tujuan atau tema yang ingin disampaikan kepada anak karena didukung dengan gambar bergerak yang menggambarkan gambaran semi fakta dari kisah yang disampaikan dan suara yang mendukung penyampaian nilai karakter suatu kisah itu 4



sendiri. Media audiovisual dapat digunakan untuk : 1. Mengembangkan ketrampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar oleh anak. 2. Mengatur diskusi dengan mengungkapkan pendapat-pendapat anak 3. Menjadi modal karakter yang akan ditiru oleh anak 4. Menjadi bahan ajar yang variatif dan perubahanperubahan tingkat kecepatan anak dalam memahami suatu bahasan/topik cerita. Teknik ini sangat efektif sekali, terutama untuk materi sejarah (siroh), kultur Islam dan terlebih lagi sasarannya untuk anak didik yang masih dalam perkembangan “fantastis”. Dengan mendengarkan suatu kisah, kepekaan jiwa dan perasaan anak didik dapat tergugah, meniru figur yang baik yang berguna bagi kemaslahatan umat, dan membenci terhadap seseorang yang zalim. Jadi, dengan memberikan stimulasi kepada anak didik dengan cerita itu, secara otomatis mendorong anak didik untuk berbuat kebajikan dan dapat membentuk akhlak mulia Adapun jenis cerita Qur’ani menurut materi yang disampaikan kepada anak-anak dapat dikategorikan dalam beberapa macam, antara lain: a. Cerita para nabi Materi cerita berisi kisah-kisah 25 nabi utusan Allah, mulai dari kelahiran, perjuangan dalam menjalankan tugas, sampai wafatnya. Materi cerita ini hendaknya menjadi materi utama yang disampaikan kepada anak-anak. Dalam cerita ini, pembawa cerita dapat sekaligus mengajarkan nilai-nilai akidah dan akhlak al-karimah kepada anak-anak. b. Cerita para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh Materi cerita berisi kisah-kisah para sahabat, ulama, dan orang-orang saleh yang dapat dijadikan suri teladan untuk lebih meningkatkan ketakwaan dan keimanan serta akhlak al-karimah. Misalnya: cerita khulafaur rasyidin, walisongo. Tertib merupakan prasyarat tercapainya tujuan bercerita. Suasana tertib harus diciptakan sebelum dan selama anak-anak mendengarkan cerita. Diantaranya dengan cara-cara sebagai berikut : a. Aneka tepuk: seperti tepuk satu-dua, tepuk diam, tepuk anak sholeh dan lain-lain. b. Tata tertib cerita, sebelum bercerita pendidik sebaiknya menyampaikan aturan selama mendengarkan cerita, seperti tidak boleh jalan-jalan, tidak boleh menebak/mengomentari cerita, tidak boleh mengobrol dengan temannya atau mengganggu kawannya dengan berteriak dan memukul meja. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar peserta didik tidak melakukan kegiatan yang mengganggu jalannya cerita. Teknik penyampaian cerita dengan membacakan langsung akan sangat bagus jika guru memiliki prosa yang sesuai untuk dibacakan saat memulai cerita, sehingga pesan-pesan yang disampaikan mudah ditangkap oleh anak. Kemudian ilustrasi 5



gambar dari buku diperlukan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan sehingga anak akan lebih focus dan perhatian pada guru.



6



BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Bahwasanya memperkenalkan Al-Quran terhadap karakter anak pada usia dini adalah yang paling utama dan paling terpenting. Pentingnya pembentukan karakter positif pada anak sejak usia dini mengharuskan orang tua dan guru memilih metode yang tepat dalam penyampaian kisah yang dapat menyentuh hati anak sehingga berefek pada perilakunya sehari-hari. Maka metode bercerita kisah islami menjadi sangat urgen sebab kemampuannya menyentuh aspek kognitif, juga menyentuh aspek afektif, selain itu juga berpotensi membentuk aspek psikomotorik. Agar cerita dapat tersaji dengan menarik, diperlukan beberapa persiapan, mulai dari memilih jenis cerita, menyiapkan tempat, penyiapan alat peraga dan media lainnya hingga penyajian cerita. B. SARAN Dari penjelasan dari hasil rekayasa ide kami yang telah kami kerjakan ini, mungkin kiranya ada terdapat kesalahan, kami selaku penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun. Agar kami dapat memperbaiki kesalahan kami. Terimakasih.



.



7



DOKUMENTASI



8



DAFTAR PUSTAKA Mukarom Fisal Rosidin, Al-Qur’an (Jakarta: Kementrian Agama:2014) Syaikh Muhammad, Keutamaan Membaca Al-Qur’an (Jakarta :IslamHouse:2012)



9