Resume Morfologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Fitria Nurul Hikmah Nim : P17324419010 Jalum : 2A Mata Kuliah : Bahasa Indonesia RESUME MORFOLOGI A. Pengertian Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata logi yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk kata dan perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata. Morfologi ialah cabang kajian linguistik (ilmu bahasa) yang mempelajari tentang bentuk kata, perubahan kata, dan dampak dari perubahan itu terhadap arti dan kelas (Mulyana, 2007 : 6). Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu Bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata.



Bentuk kata yaitu ;  Kata dasar, contohnya sepeda  Kata berimbuhan, contoh berepeda  Kata majemuk, contohnya sapu tangan  Kata ulang, contohnya berbondong-bondong Pembagaian bentuk kata menurut C.A. Mees yang berkebangsaan Belanda terdiri dari :  Kata benda  Kata kerja  Kata sifat  Kata ganti  Kata bilangan  Kata depan  Kata sandang  Kata Sambung  Kata seru



 Kata keterangan. Perbedaan golongan arti kata – kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Menurut Verhaar (dalam Nurhayati, 2001 : 1) morfologi adalah cabang linguistic yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Pengertian lain menyatakan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang membicarakan atau mengidentifikasi seluk beluk pembentukan kata (Nurhayati,2001 : 2). Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian morfologi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari seluk-beluk pembentukan kata, pengaruh perubahan kata terhadap arti dan kelas kata, serta mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfem merupakan bentuk kata yang paling kecil dan sudah memiliki arti. Sebuah kata bisa terdiri dari satu atau lebih morfem, misalnya kata “jalan” yang terdiri dari satu morfem, “berjalan” yang terdiri dari dua morfem (ber- dan jalan), “jalan-jalan” yang terdiri dari dua morfem, atau “menjalankan” yang terdiri dari tiga morfem (me-, jalan, dan -kan).



B. Proses Morfologi Proses morfologik ialah proses pembentukan kata – kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologik, ialah proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses pemajemukan (pemajemukan). Disamping tiga proses morfologik tersebut di atas, dalam bahasa Indonesia sebenarnya masih ada satu proses lagi yang disini disebut zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu, ialah kata – kata makan, minum,minta, dan mohon, yang semuanya teramsuk golongan kata verbal yang transitif.



1. Proses pembubuhan afiks (afiksasi) Afiksasi merupakan proses menambahkan/membubuhkan afiks atau imbuhan. Afiksasi terdiri dari: a. prefiks (awalan) : ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-, seb. sufiks (akhiran): -kan, -an, -i c. infiks (sisipan): -el, em, er



d. konfiks (awalan dan akhiran): ber-kan, ber-an, per-an, per-im, pe-an, di-kan, di-I, mekan, ter-kan, ter-i, ke-an e. simulfiks: memper-kan, memper-I, diper-kan, diper-i 2. Proses pengulangan (reduplikasi) Reduplikasi merupakan proses pembentukan kata ulang. Macam-macam kata ulang yaitu : a. Dwipurwa: kata ulang atas suku awal, contoh: jaka → jajaka → jejaka. b. Dwilingga: kata ulang seluruh kata dasar, contoh: guru-guru, siswa-siswa. c. Dwilingga salin: kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, gerak-gerik. d. Kata ulang berimbuhan: kata ulang yang di dalamnya terdapat perulangan kata dasar dengan memperoleh imbuhan, contoh: tertawa-tawa, perumahan-perumahan. e. Kata ulang semu: kata ulang yang tidak memiliki bentuk dasar yang diulang, contoh: kura-kura, kupu-kupu. 3. Proses pemajemukan Proses pemajemukan atau komposisi merupakan proses penggabungan dua kata atau lebih sehingga membentuk kata majemuk atau kata yang memiliki arti baru. Macam-macam kata majemuk yaitu : a. Kata majemuk setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya sederajat, contoh: jual beli, tua muda. b. Kata mejemuk tak setara: kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak sederajat, contoh: saputangan, kamar kecil. c. Kata majemuk hibridis: kata majemuk yang merupakan gabungan dari unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing, contoh: tenis meja, bumi putra. d. Kata majemuk unik: kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya dapat bergabung



dengan kata pasangannya itu, tidak dapat bergabung dengan kata lain. Contoh: gegap gempita, muda belia.