Safety Bulletin Vol.7 - Saya Pekerja, Saya Safety [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EDITORIAL SALAM SAFETY,



Tema Safety Bulletin untuk edisi kali ini yaitu “Saya Pekerja, Saya Safety”. Filosofi safety diharapkan telah merasuk ke dalam jiwa para pekerja sehingga jargon “safety adalah hidup saya” bisa terlaksana di setiap aktivitas pekerjaan. Untuk agenda tahunan Safety Week Event 2017, sesuai dengan rekomendasi tema dari Kajima Corporation (KC) Japan, maka manajemen memilih tema yang cukup unik karena berisi tiga pernyataan yaitu, “Lakukan Manajemen K3L secara Sistematis, Laksanakan Akctivitas K3L oleh Semua Orang , Lanjutkan dan Wujudkan Masa Depan Berbudaya K3”, dengan agenda sebagai berikut: 1. Promotion Media (pemasangan banner dan spanduk di seluruh proyek KI) dan Patrol di site project 2. Safety Campaign (presentasi kepada seluruh tenaga kerja) dengan tema materi “Heat Stress) Seluruh kegiatan ini akan kami sajikan dan kemas secara singkat dalam Safety Bulletin edisi 7 ini. Selain agenda KC Safety Campaign yang menjadi topik utama, kami juga menampilkan artikel-artikel menarik yang membahas mengenai kesehatan lingkungan, manual handling, bekerja di ketinggian, serba serbi terkait K3 di kantor dan persyaratan lingkungan apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum proyek dimulai. TIM REDAKSI



PUBLISHED BY PT. KAJIMA INDONESIA—HSE SECTION HQ Sentral Senayan II, 3rd Floor, Jl. Asia Afrika No. 8 Jakarta Pusat Telp. 021.57224477 E-mail : [email protected] CHAIRMAN Kenji Arakawa EDITOR Gunawan Puryatama EDITORIAL TEAM Riswanto Novan Amarin CONTRIBUTOR Project HSE Team



———————————————————————————————————————————— DESIGN & LAY OUT Novan Amarin



Safety Regards, The theme of Safety Bulletin for this edition is “I’m Worker, I’m Safety”. The safety philosophy is expected to remind into the soul of everybody so that slogan “safety is my life” is accomplished at all working activity. For annual agenda “Safety Week Event 2017” , based on recommendation from Kajima Corporation (KC), theme of campaign is ‘Safety Management to be Proceeded Systematically, Safety Activities to be Executed with Everyone and Safety Culture to be Continued and Anchored to Future” and the agenda as follows : 1. Promotion Media (banners at all KI’s project) and patrol at site project 2. Safety Campaign (presentation to all projects) about “Heat Stress” Beside KC Campaign agenda topic, this bulletin also presents article titled “ I’m Worker, I’m Safety” as headline, Environment Health, Manual Handling, working at height, office safety and environment requirement that should be prepared before starting project. Editorial Team



COVER Kajima Indonesia, Plasindo Lestari Project Designed by R. Imam Mudakar Photo by Heri Susanto CIRCULATION Riswanto PRINTED BY Viona Printing Kajima Indonesia Bulletin Safety is also provided in digital format on OHS web (please ask your Safety Document Control to open)



CONTENT Editorial .................................. .………..



2



Headline …………………… ….……….………



3



Saya Pekerja, Saya Safety………….……....



3



HSE Promotion ...................... ………...



5



Safety Event 2017 Roadshow Documentation ........................... ………...



5



3 Points Environment Plan...... .. ………...



10



Waspada Jatuh dari Ketinggian..…………… 11 Teknik Dasar Fotografi Bidang Bulletin ini untuk kalangan internal perusahaan / for internal only Tidak diperjual belikan/ Not for commercial use



Konstruksi..…………………………………………. 12 Office Safety................................ …………... 13 Re-certification & Surveilance Audit……... 15



2



HEADLINE Jargon “Saya Pekerja, Saya Safety” adalah jargon yang sengaja dipilih pada even safety week 2017 dikarenakan memiliki arti yang cukup mendalam yaitu menyiratkan bahwa setiap pekerja segala lini mulai dari pekerja harian, tim konstruksi, tim mekanikal & elektrikal, tim safety hingga jajaran top management, ketika masuk ke dalam ranah pekerjaan, otomatis ia bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri, keselamatan pekerjaan dan lingkungan. Misalnya seorang supervisor, ketika ia hendak melakukan pekerjaan pengecoran maka selain kebutuhan akan material cor dan manpower, maka ia secara otomatis akan melakukan pertimbangan terhadap aspek metode pengecoran yang aman, kondisi alat pendukung pekerjaan yang layak, ketersediaan dan pemakaian alat pelindung diri oleh pekerja dan lain sebagainya, begitu pula dengan pekerja lain yang terlibat dalam proses konstruksi, secara otomatis aspek keselamatan yang menjadi area tanggung jawabnya diperhitungkan sebelumnya dan dilaksanakan pada saat pekerjaan berlangsung.



“Saya Pekerja, Saya Safety!”



Mengapa “Saya Pekerja, Saya Safety” Mengapa setiap pekerja harus sadar akan aspek keselamatannya, karena berdasarkan penelitian dinyatakan bahwa penyebab adanya kecelakaan itu yang terbesar disebabkan karena perilaku yang tidak aman. Menurut buku yang dikarang oleh Hastuti dan Adiatma, mereka mengatakan bahwa faktor penyebab kecelakan antara lain tindakan tidak aman (unsafe acts) sebesar 85% , kondisi yang tidak aman (unsafe condition) sebesar 10% dan faktor alam/ ketentuan Tuhan, misalnya bencana alam, cuaca dan sebagainya, sebesar 5%. Dari analisa di atas, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi yang termasuk dalam bidang pekerjaan beresiko tinggi, Kajima Indonesia harus memahami dan dapat melakukan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Berikut kita bahas satu persatu, hal-hal penting yang wajib diketahui terkait faktor-faktor penyebab kecelakaan.



Tindakan tidak aman (Unsafe Acts)



Gambar . Ilustrasi Unsafe Act dan Unsafe Condition di workshop



Di dalam HFACS (The Human Factors Analysis and Classification System) menguraikan bahwa kegagalan manusia (human failure) atau juga disebut sebagai tindakan tidak aman (unsafe acts) pada dasarnya terdiri dari dua katagori, yaitu kesalahan manusia (human error) dan pelanggaran (violation). Kesalahan manusia (human error) adalah representasi dari suatu kegiatan mental dan fisik seseorang yang tidak berhasil melakukan sesuatu yang di inginkan.Sedangkan pelanggaran (violation) menunjukkan adanya keinginan untuk mengabaikan petunjuk atau aturan yang telah ditetapkan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Konsep yang dikemukakan oleh James Reason, bahwa di dalam Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act) bisa disebabkan karena Human error ataupun pelanggaran (violation).



Gambar . Klasifikasi Human Errors, James Reason



Klasifikasi Tindakan Tidak Aman (Unsafe Acts Classification) Kesalahan yang disebabkan oleh keterampilan, dapat membuat seseorang melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan rencana awal atau sering disebut dengan “Slips of Action” dan juga lupa melakukan sesuatu yang harus dilakukan dalam suatu tugas/ aktivitas atau sering disebut dengan “Lapses of Memory“. Sedangkan kesalahan dalam memutuskan (mistake), dibagi menjadi 2 yaitu kesalahan yang didasari karena aturan (rule based mistake) dan kesalahan yang didasari karena pengetahuan (knowledge based mistake). Rule based mistake merupakan kesalahan manusia karena tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan atau melakukan suatu aktivitas yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Knowledge based mistake merupakan kesalahan manusia yang disebabkan karena tidak dimilikinya pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas atau tugas.



Hal yang cukup mengkhawatirkan yaitu adanya pelanggaran (violation) atau kegagalan yang “disengaja”, pelaku sengaja melakukan hal yang salah atau tidak diperbolehkan. Di dalam beberapa kasus kejadian kecelakaan, pelanggaran memegang peranan yang besar terhadap terjadinya kecelakaan. Alasan yang sering muncul adalah “Saya tidak punya alasan lain untuk tidak melakukan hal tersebut” atau “Saya tidak peduli dengan konsekuensi yang akan saya terima”. Pelanggaran ini bisa berupa pelanggaran yang sudah dianggap menjadi kebiasaan (Routine), pelanggaran karena kondisi tertentu (situational seperti cuaca, peralatan kerja yang tidak sesuai, dan lain-lain), serta mengambil keputusan yang tidak sesuai aturan karena adanya kondisi darurat (exceptional).



Unsafe Condition



Unsafe Act



Nearmiss



Accident



Gambar . Ilustrasi unsafe condition, unsafe act, nearmiss & accident



3



HEADLINE



Kondisi tidak aman (Unsafe Conditions) Kondisi tidak aman (unsafe condition) adalah situasi atau keadaan yang tidak langsung disebabkan oleh tindakan atau ketidaksengajaan dari satu atau lebih karyawan pada suatu lokasi yang dapat menyebabkan celaka atau cedera jika kondisi tersebut tidak diperbaiki.  Pelaksanaan Pekerjaan 1. Rusaknya pekerjaan dalam pelaksanaan 2. Penggunaan material bangunan yang tidak sesuai 3. Kesalahan/kerusakan proses material bangunan 4. Kerusakan lainnya  Peralatan 1. Tidak tersedia peralatan yang diperlukan 2. Penggunaan material bangunan yang tidak sesuai 3. Kerusakan peralatan yang dipakai 4. Tidak tersedia alat keselamatan atau perlengkapan lain yang dibutuhkan



Faktor Alam & Psikososial



Gambar . Ilustrasi faktor alam yang dapat mempengaruhi keselamatan pekerjaan konstruksi



Strategi Perusahaan yang Tersirat dalam Tema Safety Week Event 2017 untuk Mewujudkan “Saya Pekerja, Saya Safety”



Top Management menetapkan HSE Policy & Objective



“Lakukan Manajemen K3L secara Sistematis, Laksanakan Aktivitas K3L oleh Semua Orang, Lanjutkan dan Wujudkan Masa Depan Berbudaya K3” Manajemen K3L, dinilai dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan secara sistematis yaitu dengan adanya keterkaitan alur mulai dari top management yang telah menetapkan HSE Policy, Objective perusahaan dan manajemen resiko setiap proyek. Selanjutnya tim HSE menyiapkan HSE Plan, tim QS/ procurement melakukan vendor HSE Pre-Qualification dan monitoring, tim HR membuat dan melaksanakan programprogram training, tim logistik melakukan penyimpanan material yang baik dan monitoring waste material, site manager/ supervisor membuat HSE temporary facility dan melakukan perencanaan pekerjaan harian sesuai dengan izin kerja yang dibuat, tim FASO menyiapkan pemenuhan terkait legal, berhubungan dengan pihakpihak eksternal seperti disnaker, warga, LSM dan sebagainya. Hingga pada tataran pekerja harian (daily worker) dan subkontraktor, harus mampu berperilaku berdasarkan keselamatan (behavior based safety) dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif (aman). Termasuk tamu maupun pihak luar lainnya yang ingin masuk proyek, mereka juga harus mengikuti prosedur K3L, dalam hal ini security berperan menjelaskan prosedurnya kepada tamu/ pihak luar yang berkepentingan. Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa segala aktivitas K3L harus melibatkan semua orang yang mempunyai kepentingan di proyek. Adapun hasil dari upaya-upaya yang ditujukan dalam rangka membiasakan semua orang dengan prosedur keselamatan, perilaku aman dan kepedulian terhadap lingkungan di proyek, diharapkan dapat terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari dan keluarga, sehingga terwujudlah masa depan berbudaya K3. (Redaksi: Novan Amarin)



PRESTASI ZERO ACCIDENT AWARD 2017 LEVEL NASIONAL, PENGHARGAAN TAHUN KE-7 BAGI KAJIMA INDONESIA Pada event anugerah penghargaan kecelakaan nihil atau yang kita kenal juga dengan istilah zero accident award. Seperti diinformasikan pada bulletin sebelumnya Kajima Indonesia meraih 2 penghargaan tingkat provinsi yaitu atas nama KNSS Project Cilegon, Banten & Surabaya Project (Branch NIP, Ngoro). Selanjutnya pada even penghargaan tingkat nasional, Kajima Indonesia juga meraih 3 penghargaan atas nama proyek sebagai berikut: ZAA Nasional, Proyek KNSS, CIlegon, Banten



  



KNSS Project, Cilegon, Banten Karawang Project (oleh tim Ajinomoto Masako E1), Jawa Barat



Surabaya Project, (NIP Branch Office, Mojokerto), Jawa Timur Penghargaan ini merupakan pencapaian yang telah berhasil diraih oleh Kajima Indonesia selama 7 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2010. Hal ini berdampak positif bagi citra perusahaan di mata pemerintah selaku pemangku kebijakan, terlebih-lebih hal ini membuktikan bahwa upaya dan kerja keras dalam melaksanakan setiap program K3L membuahkan hasil yang nyata. Kita berdoa dan berusaha semoga ditahun-tahun berikutnya, target kecelakaan nihil selalu tercapai.



Masa depan berbudaya K3



KIHQ HSE PERFORMANCE TAHUN 2017 Berikut ini HSE Performance Kajima Indonesia, yang telah dilaporkan pada HSE Management Review Meeting tahun 2017, yang diselenggarakan setiap bulan Agustus. No



Measurement Method



Target



Result



1



To accomplish ZERO fatality



0



0



2



To accomplish ZERO occupational disease



0



0



3



To accomplish ZERO major fire incident



0



0



3,000,000



9,655,260



Max 2.00



0



Max 150.00



0



Max. 3



0



0



0



4 5 6



ZAA Nasional, Proyek Karawang, Jabar



To achieve highest safe man-hour without LTI2 To count LTI 2 Frequency Rate (LTI2 FR)= LTI 2/Total Man-hour x 1,000,000 To count Severity Rate (SR)=TWL/ Total Man-hour x 1,000,000 Number of complaint by interested parties at all projects related to environmental pollution until end of year (based on letter or email sent by Top Management : President Director/GM/Project Director/ Project Manager or Government Bodies)



8



Zero spillage waste hazardous in big scale at projects ( Min.5 Ltr)



9



To decrease use of paper



5%



12%



10



To reduce payment for electricity bill



5%



16%



11 To decrease use of fuel or diesel



5%



14%



To reduce consumption of 12 industrial water



5%



21%



Min. 25%



27%



13 Suasana Zero Accident Award, Kajima Indonesia diwakili dari tim HSE proyek Karawang (Yudi Ramdani & Iwan G) dan Pak Gunawan Puryatama selaku HSE Manager



Semua orang menerapkan K3L dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari



Diagram. Alur Implementasi K3L



7



ZAA Nasional, Proyek Surabaya, Jatim



Karyawan, Pekerja Harian, Subkontraktor/ Vendor maupun tamu melaksanakan prosedur K3L



To count vendors who have been certified ISO 14001 or Green Label



4



HSE PROMOTION



PROMOSI Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) pada hakekatnya adalah komunikasi yang dibangun untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan juga mengingatkan agar pihak-pihak terkait dalam hal ini pekerja, bersedia menerima gagasan yang disampaikan kemudian menerapkannya didalam keseharian perilaku pekerja tersebut. Dengan adanya promosi K3L diharapkan dapat menciptakan ketertarikan, kesadaran, memperluas kegunaan dan mendapatkan dukungan dari pihakpihak yang terkait dalam pekerjaan. Dalam Safety Week Event 2017 ini, diciptakan slogan-slogan yang mudah diingat, desain banner yang unik dan ragam kegiatan yang menarik demi tercapainya tujuan promosi ini.



MEDIA CAMPAIGN



The essential of Health, safety and environment promotion is communication to spread information, influence, persuade, and remind interested parties especially workers in order to accept idea that is contained and willing to execute in daily activity. HSE promotion is expected able to create interest, awareness, usefull and all HSE issues get a support from interested parties. In this 2017 Safety Week Event, have been created slogan that easy to remember, unique banner design and variation of program activity.



Susunan Acara Safety Week Event Tahapan Hari ke-1



Kegiatan Hari Merapihkan barang-barang kepunyaan Sabtu, 29 Juli 2017 pribadi dan membersihkan kamar dan menyempatkan beristirahat dengan cukup



Hari ke-2



Fokus ke aspek K3 di rumah dan di keluarga serta membangun semangat untuk persiapan kerja keesokan harinya



Minggu, 30 Juli 2017



Hari ke-3



Menjelaskan pentingnya Safety Week, maksud tema yang diambil



Senin, 31 July 2017



Hari ke-4



Total Inspection: Selasa, 1 Agustus Inspeksi dan Periksa kondisi Proteksi 2017 lubang, proteksi material tajam, penggunaan APD (belt, safety shoes, safety glass, sarung tangan, masker debu), proteksi mesin kerja, Inspeksi dan perbaikan kondisi scaffolding, cek pekerjaan yang non-rutin atau pekerjaan yang dilakukan sendirian, dan lain-lain



Hari ke-5



Patrol Day: Laksanakan Safety Patrol (Untuk kontrol proteksi jatuh dari ketinggian) dan cek implementasi inspeksi bulanan alat berat dan inspeksi harian (pre-start checklist)



Hari ke-6



Safety Campaign: Kamis, 3 Agustus Edukasi pekerja mengenai bahaya Heat 2017 Stroke / Heat Stress dan Pencegahannya



Hari ke-7



Best Employee : Laporan pelaksanaan Safety Week dan Best Employee Reward (Pekerja / Staff)



Banner 1



Rabu, 2 Agustus 2017



Jumat, 4 Agustus 2017



Banner 2  Banner 1 berukuran 1 x 3 m  Banner 2 berukuran 4,8 x 4,8 m  Umbul-umbul berukuran 4 x 0.5 m Teamwork bukan hanya sekelompok orang yang bekerja secara bersama-sama namun sekelompok orang yang percaya satu sama lainnya, jadi percayalah pada teman yang telah mengingatkanmu akan bahaya, bukan berarti ia tak suka tapi lebih karena tak mau anda celaka! (Gunawan P, HSE Manager)



Banner ini dipasang di tempat-tempat yang strategis seperti, gerbang, lokasi TBM, scaffolding dan sebagainya



Umbul Umbul--umbul



5



HSE PROMOTION “Nuansa ‘Ijo-jio’ yang disajikan pada banner safety week event kali ini, diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih segar dan semangat baru bagi kita semua” (Gunawan Puryatama, HSE Manager)



SAFETY WEEK EVENT 2017



D O C U M E N T A T I O N



PEMASANGAN BANNER DAN UMBUL-UMBUL



Total ada 11 proyek dibawah naungan PT. Kajima Indonesia yang terlibat dalam perhelatan safety week event 2017. Berikut ini dokumentasi kemeriahan dan semangat masing-masing proyek dalam melaksanakan agenda tahunan safety week event ini.



1. PT. PLASINDO LESTARI INDONESIA PROJECT, EAST KARAWANG, WEST JAVA



Umbul—umbul dipasang sepanjang akses yang dilalui oleh pekerja



Banner safety week yang disandingkan dengan banner lain yang berisi motivasi semangat dalam bekerja dan ucapan terimakasih telah bekerja dengan aman



Banner utama yang dipasang di area proyek Plasindo Lestari



Banner juga dipasang sebagai background podium TBM agar slogan safety week dapat tertanam pada pekerja



2. ORANGE COUNTY TOWER G & H APARTMENT PROJECT, CIKARANG, WEST JAVA



3. LA VIE APARTMENT, JAKARTA



Pemasangan banner dipusatkan di area yang dilalui oleh pekerja, vendor, maupun visitor/ tamu



6



4. BUSSAN AUTO FINANCE (BAF) PROJECT, JAKARTA



10. SURABAYA MISCELL, SURABAYA



5. AJINOMOTO MISCELLANEOUS PROJECT, WEST KARAWANG, WEST JAVA



6. UNICHARM & KIIC MISCELLANEOUS PROJECT, WEST KARAWANG, WEST JAVA



7. CIKARANG MISCELLANEOUS PROJECT



11. DAIKI MELTING, WEST KARAWANG



8. SENAYAN MISCELL, JAKARTA



9. MANDOM MISCELLANEOUS PROJECT, CIBITUNG, WEST JAVA



7 7



DOKUMENTASI RANGKAIAN AKTIVITAS SAFETY WEEK Hari ke– 1 Merapihkan barang-barang kepunyaan pribadi dan membersihkan kamar dan menyempatkan beristirahat dengan cukup



Perilaku hidup bersih dan sehat bisa kita tanamkan dalam aktivitas hidup sehari-hari dengan melakukan upaya membersihkan barang-barang pribadi yang ada di meja kerja, lingkungan kantor dan mess untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya kenyamanan lingkungan sekitar.



Hari ke– 2 Gambar. Menjelaskan aspek keselamatan penerbangan kepada anak



Fokus ke aspek K3 di rumah dan keluarga serta membangun semangat untuk persiapan kerja keesokan harinya. Ada banyak hal yang dapat disentuh terkait aspek keselamatan keluarga. Menanamkan perilaku berbasis keselamatan dalam keluarga merupakan awal terwujudnya budaya keselamatan dalam masyarakat, antara lain kita dapat memberikan penjelasan terkait penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), menyediakan first aid, melakukan housekeeping, memasang proteksi yang baik pada area-area yang menjadi sumber potensi bahaya hingga menanamkan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas atau pada saat keluarga berada di luar rumah



r) inato oord EC



Gambar . Ilustrasi aspek keselamatan keluarga



Hari ke– 3



. Doc



S ni (H mda i Ra Yud



Saya Pekerja, Saya Safety!



Menjelaskan arti pentingnya Safety Week dan maksud tema “Lakukan manajemen K3L secara sistematis, laksanakan aktivitas K3L oleh semua orang, lanjutkan dan wujudkan masa depan berbudaya K3



Doc. Lailatul Qoriah (Cost Control)



Hari ke– 4 & 5 Total Inspection & Patrol Day: Inspeksi dan Periksa kondisi Proteksi lubang, proteksi material tajam, penggunaan APD (belt, safety shoes, safety glass, sarung tangan, masker debu), proteksi mesin kerja, Inspeksi dan perbaikan kondisi scaffolding, cek pekerjaan yang non-rutin atau pekerjaan yang dilakukan sendirian, dan lain-lain



8



Hari ke– 6 & 7



SAFETY CAMPAIGN EVENT



Edukasi pekerja mengenai bahaya Heat Stroke / Heat Stress dan Pencegahannya, Laporan pelaksanaan Safety Week dan Best Employee Reward (Pekerja / Staff)



Diperlukan teknik khusus agar peserta dari berbagai macam level pekerja memahami maksud dan tujuan yang diinginkan terkait materi campaign dan mampu menerapkannya dalam keseharian pekerjaan



Peserta dinilai memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti agenda safety campaign, tidak hanya sebagai pendengar pada event ini mereka diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan apa yang mereka ketahui selama proyek berlangsung



Antusiasme peserta semakin bertambah saat momen diumumkannya pekerja terbaik versi safety (safety best employee) dan pembagian supplement makanan.



7 9



HSE ISSUE



3 Poin



Environment Plan yang Wajib Diketahui oleh Site Construction Team



1. Perencanaan Penanganan Limbah/ Sisa Material



Gambar. Biotank



Secara garis besar, jika diklasifikasikan berdasarkan jenis sumber dan pembuangannya, ada 3 jenis limbah yang dihasilkan di proyek yaitu: 1. Limbah Domestik Padat, terdiri dari limbah organik dan non-organik (limbah jenis ini ada yang masih bernilai jual seperti besi dan kayu) 2. Limbah B3 3. Limbah Cair, yaitu limbah cair sisa pengecoran dan limbah cair domestik (hasil aktivitas toilet, kantor dan kantin)



Upaya Antisipasi yang Harus Dilakukan Limbah Domestik Padat Limbah domestik padat adalah limbah yang paling banyak dihasilkan di proyek, hampir sebagian besar aktivitas proyek menghasilkan limbah ini mulai dari puing-puing material tidak terpakai, serpihan-serpihan kayu yang sudah tidak bisa digunakan sampai dengan plastik makanan/ minuman yang dikonsumsi pekerja. Limbah jenis ini harus dibuang secara rutin karena jika tidak jumlahnya yang besar dapat menggangu kenyamanan lingkungan kerja. Hal yang bisa dilakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, sehingga pembuangan tidak menimbulkan permasalah baru karena mengganggu masyarakat setempat. Limbah B3 Limbah B3 adalah limbah yang dihasilkan dari pemakaian material B3. Hal yang perlu diperhatikan terkait limbah ini adalah:  Pastikan sumber limbah telah ditangani dengan baik, misalnya setiap material B3 cair yang ada di proyek harus menggunakan secondary container untuk menghindari pencemaran akibat adanya tumpahan. Tanki solar sudah memiliki bundwall dengan kapasitas 110% dari jumlah solar yang ditampung  Limbah B3 yang dihasilkan tidak boleh langsung dibuang ke tempat pembuangan umum tapi tapi diletakkan di tempat limbah B3 sementara sebelum dilakukan tindakan selanjutnya Gambar. Tempat limbah B3 sementara, desain kedap air dan sesuai dengan perkiraan jumlah sampah yang dihasilkan, selalu dilengkapi dengan rambu-rambu, kotak APD yang terdiri dari kacamata, sarung tangan karet dan masker, APAR, PIC tempat dan spillage kit portable. Pastikan limbah tidak tercampur dan sesuai dengan jenis/ klasifikasinya, minimal berjarak 3 m dari area yang menjadi sumber api/ panas misal workshop/ genset.



2. Perencanaan Ruang Genset dan Tanki Solar  Ruang Genset 



dan Tanki Solar harus dipisahkan menggunakan partisi yang kedap air dan tidak mudah terbakar Jika berada pada satu atap, minimal jarak antara mesin genset dan tanki solar adalah 3 m (tanki solar harus dijauhkan dari sumber panas seperti genset dan sumber api seperti workshop minimal jarak 3 m)



Gambar. Ruang Genset



Gambar. Rambu-rambu tanki solar



Gambar. Desain bundwall dan oil trap pada tanki solar



 Ada 2 opsi terkait pembuangan limbah B3 ini yaitu pertama jika proyek



tergolong ekspansi dan dekat dengan perusahan owner yang sudah jadi maka, lakukan kerja sama dengan pihak owner dengan meminta izin agar dapat membuang limbah B3 ke TPS milik owner, selanjutnya lakukan pemantauan terkait jumlah yang dibuang ke TPS owner dan bukti penyerahan limbah B3 dari owner ke pihak ketiga (yang ada limbah B3 dari project), kedua melakukan kerja sama langsung dengan pihak ketiga yang telah ditunjuk oleh PJK3 dan terpercaya melakukan pengangkutan dan penanganan limbah B3.



Limbah Cair Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan terkait penanganan limbah cair:  Limbah cair akibat aktivitas pengecoran dapat dilakukan sesuai opsi berikut yaitu pertama pencucian mixer hanya boleh dilakukan di batching plant vendor masing-masing, proyek menyediakan plastik untuk menutup corong mixer (sesuai kesepakatan), kedua jika terpaksa harus melakukan pencucian di area proyek maka area pembuangan sudah dipastikan bukan termasuk area hijau dan mendapat izin dari owner, kemudian desain area pembuangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mencemari lingkungan sekitar  Limbah cair domestik akibat aktivitas toilet, kantor dan kantin wajib dilakukan penanganan, misalnya dengan menyediakan biotank atau bekerjasama dengan pihak ketiga yang sudah resmi mendapat izin penanganan limbah cair domestik. Proyek tidak diperbolehkan mengalirkan limbah cair domestik ke saluran umum/ kawasan kecuali sudah mendapat persetujuan pihak yang berwenang/ memenuhi persyaratan pembuangan limbah cair domestik.



3. Perencanaan Gudang dan Penempatan Material



Area khusus penempatan material B3, lengkap dengan msds dan simbol B3



Penempatan di luar harus menggunakan secondary container yang kedap bocor dan tersedia MSDS



Pada bagian alas/bawah tempat penyimpanan, selalu ada secondary container



Untuk mencapai material yang tinggi,gunakan tangga yang aman



(Redaksi: Novan Amarin)



10



HSE ISSUE WASPADA, JATUH DARI KETINGGIAN Terjatuh dari ketinggian adalah salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan di area konstruksi, hal ini dikarenakan hampir sebagian besar pekerjaan konstruksi tidak luput dari melakukan pekerjaan di posisi yang lebih tinggi misalnya saat melakukan pekerjaan pemasangan kolom, pemasangan bata, plester dan pengecatan dengan menggunakan bantuan scaffolding maupun saat melakukan pekerjaan baja dan atap. Oleh sebab itu seluruh pekerja perlu memahami prinsip aman dalam bekerja di ketinggian. Prinsip aman bekerja di ketinggian adalah perencanaan yang baik, komunikasi dan koordinasi yang baik. Lalu apa saja hal yang harus dikomunikasikan jika pekerja akan melakukan pekerjaan di ketinggian? Berikut ini adalah hal-hal yang perlu disiapkan sebelum dan selama melakukan pekerjaan di ketinggian.



 Pekerja yang akan melakukan pekerjaan di ketinggian harus sudah 



mendapatkan induksi khusus, pemeriksaan kesehatan serta interview mengenai kondisi mental psikologis bekerja di ketinggian Pastikan sudah dilakukan Risk Assesment dan JSA sudah dibuat serta Izin Kerja di ketinggian sudah disetujui sebelum pekerjaan dilaksanakan, pertimbangkan kemungkinan jarak jatuh/ fall distance, apakah sudah memenuhi clearance area atau ada kemungkinan pekerja langsung membentur dasar lantai apabila terjatuh



Selain menyiapkan alat bantu yang aman, alat pelindung diri dan metode bekerja diketinggian yang tepat, maka perlu diperhatikan juga lingkungan sekitar dengan melakukan hal-hal berikut ini:



 Lakukan pengecekan sebelum pekerjaan dimulai dan



sesudah pekerjaan selesai terhadap potensi bahaya benda jatuh, pastikan agar semua material yang digunakan pada saat pekerjaan di ketinggian aman dan tidak menyebabkan kemungkinan terjatuh ke permukaan Lakukan pengecekan potensi bahaya jatuh dari ketinggian



  Selesai bekerja atau saat akan istirahat, pastikan tidak ada







material atau peralatan yang bisa jatuh, baik karena tersenggol atau karena tiupan angin kencang, bila perlu ikat dengan kuat ke bagian bangunan yang kokoh Area di bawah pekerjaan di ketinggian harus diberi tanda keselamatan /spanduk "Ada Pekerjaan di Atas" dan pasang barikade sekitar lokasi



Clearance Area/ Fall Clearance



Gambar. Ilustrasi jarak jatuh/ fall distance ketika pekerja mengggunakan safety belt dengan absorber. NB: untuk yang menggunakan safety belt biasa, panjang tali menyesuaikan.



 Pastikan alat kerja, APD dan perlengkapan tambahan untuk mencantol-







kan hook tersedia dan dalam kondisi baik, Bila tidak ada tempat untuk mencantolkan hook, perlu dibuat / dipasang pipa galvanis horizontal (ketebalan pipa harus 2,3mm) atau wire rope dia. 6 mm atau webbing sling (untuk Lifeline Horizontal) Pastikan Hook Safety Harness selalu terpasang di atas pinggang dan dicantolkan pada bagian yang kuat (dilarang menggunakan tambang sebagai Lifeline Horizontal untuk tempat mencantolkan safety harness) benar



benar



salah



salah



 Gunakan kotak untuk menyimpan



peralatan dan material kecil, material yang diangkut ke atas, baik manual ataupun dengan crane harus terikat kuat dan dipastikan tidak jatuh saat posisi pengangkatan tidak stabil/ miring



(Dari berbagai sumber, redaksi: Novan Amarin)



Waspada! dilarang mencantolkan safety belt pada 1 span wire rope yang sama



Sistem Penahan Jatuh Sistem penahan jatuh adalah sebuah sistem dalam menggunakan peralatan safety ketika terjatuh dengan aman. Sistem ini dipakai saat bekerja di ketinggian diatas 1.8m atau dimana potensi jatuh berada. Untuk keamanan maksimal penahan jatuh ini harus mampu menahan beban 6kN (600Kg). Sistem ini menggunakan peralatan safety yaitu : Full Body harness, lanyard yang terdapat carabiner, lifeline, dan titik tambat/ angkur pada bagian konstruksi yang kokoh, sebagai berikut:  Mencegah orang melangkah lebih jauh  Full Body Harness double hook dengan fungsi utama untuk menahan posisi orang untuk bekerja diketinggian  Menahan orang saat jatuh dari ketinggian saat bekerja diatas 1,8 m Lebih baik mencegah daripada mengobati, sebelum terjatuh, cantolkan safety beltmu!



11



HSE ISSUE



CONTINUAL IMPROVEMET



PENINGKATAN BEKELANJUTAN



Rubrik ini berisi hal-hal yang termasuk upaya meningkatkan keamanan, kualitas, efisiensi, maupun produktivitas, baik itu berupa metode, pengetahuan, maupun penemuanpenemuan equipment baru dibidang K3L



TEKNIK DASAR FOTOGRAFI BIDANG KONSTRUKSI Dalam dunia konstruksi, pemanfaatan media kamera sangat lekat digunakan dalam pekerjaan sehari-hari. Selain dokumentasi kemajuan maupun progress rutin proyek yang sedang berlangsung, seluruh siklus program K3L (HSE Work Cycle), juga wajib didokumentasikan sebagai bukti kerja atau bukti pelaksanaan. Namun, pendokumentasian ini tidak sekedar mengambil gambar dari suatu kegiatan dan kondisi lingkungan kerja, dibutuhkan teknik yang cukup baik agar hasil dokumentasi yang didapat sesuai dengan yang diharapkan dan informasi yang disajikan dapat dipahami dengan baik, karena boleh jadi event maupun kondisi lingkungan kerja yang diambil gambarnya sudah mengalami perubahan dan tidak bisa diambil ulang, kalaupun masih bisa diambil ulang, boleh jadi hal ini menghambat pekerjaan lain yang membutuhkan gambar tersebut. Mungkin selama ini tidak terpikirkan bahwa di dalam foto itu terkandung nilai yang dapat membuat foto itu bagus atau sebaliknya menjadi berantakan/ tidak bisa digunakan. Oleh karenanya perlu dipahami teknik-teknik yang dapat mendukung keberhasilan foto-foto yang kita buat, seperti 2 poin penting dibawah ini: 1. Komposisi Hal pertama yang harus diketahui adalah mengenai komposisi. Secara sederhana komposisi diartikan sebagai cara menata elemenelemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah kemampuan untuk menyampaikan pesan yang anda inginkan dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak dipandang dengan pengaturan letak dan perbandingan objek-objek yang mendukung dalam suatu foto. Dengan demikian perlu penataan dan bidikan yang tepat agar tujuan dapat tercapai. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Di bidang konstruksi, kejelasan objek yang difoto sangatlah penting, akan sangat menggangu jika gambar terlalu gelap, terlalu silau atau bahkan terkena efek buram/ blur. Penerapan Komposisi dalam Pemotretan 1. Rule of Thirds (Sepertiga Bagian / Rumus Pertigaan), bidang foto sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek pada sepertiga bagian bidang foto 2. Sudut Pemotretan (Angle of View), sudut pengambilan objek ini sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan, mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek), kemudian cobalah dengan berbagai sudut pandang dari atas, bawah 3. Format : Horizontal dan vertikal, proporsi persegi panjang pada view vender kamera memungkinkan kita untuk memotret dengan menggunakan format landscape (horisontal) maupun portrait (vertikal) 4. Dimensi, Unsur utama membentuk dimensi adalah jarak, Dimensi dapat terbentuk apabila adanya jarak, jika kita menampilkan suatu obyek dalam suatu dimensi maka akan terbentuk jarak dalam setiap elemennya. Untuk membuat suatu dimensi diperlukan adanya permainan ruang tajam, permainan gelap terang dan garis.



2. Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) 1. Bird Eye, sudut pengambilan gambar ini, posisi objek dibawah / lebih rendah dari kita berdiri, menunjukkan apa yang sedang dilakukan objek (HI), elemen apa saja yang ada disekitar objek, dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan dengan POI (Point Of Interest) 2. High Angle, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto 3. Eye Level, Sudut pengembilan gambar yang dimana objek dan kamera sejajar/ sama seperti mata memandang, digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh dan merata terhadap background sebuah objek, menonjolkan sisi ekspresif dari sebuah objek 4. Low Angle, Sudut pemotretan yang dimana objek lebih tinggi dari posisi kamera. Sudut pengembilan gambar ini digunakan untuk memotret arsitektur sebuah bangunan agar terkesan kokoh, megah dan menjulang. 5. Frog Eye, pada posisi ini kamera berada di dasar bawah, hampir sejajar dengan tanah dan tidak dihadapkan ke atas.



2. High Angle



1. Bird eye



4. Low Angle



5. Frog Eye Rule of Thirds



Komposisi Tengah



Dokumentasi TBM menggunakan komposisi rule of thirds dengan sudut pengambilan bird eye, menekankan pada aspek kerapian barisan pekerja dan lokasi TBM



Teknik Simetri A



Segitiga dan Diagonal



Horizontal/ Landscape



Dalam pengambilan foto untuk dokumentasi, diutamakan menggunakan format horizontal/ landscape yang lebih sesuai dengan format laporan yang ada.



3. Eye Level



Contoh Pengambilan Dokumentasi Aktivitas K3L



Dokumentasi KYM menggunakan komposisi diagonal & sudut pengambilan high level menekankan pada proses KYM yang melingkar dipandu seorang leader



B



Dokumentasi pemasangan banner menggunakan teknik simetri & sudut pengambilan eye level (A) dan low level (B) menekankan pada kerapian dan lokasi pemasangan yang strategis Long Shot Extreme Close Up



vertikal/ portrait



(Disadur dari kelasfotografi.com, redaksi: Novan Amarin)



Dokumentasi Banner menggunakan komposisi segitiga. Keunggulan foto ini adalah komposisinya yang pas dan gambar yang terang (waktu pengambilan tepat)



NB: Untuk foto kegiatan pengukuran, ambil dalam bentuk long shot (pengambilan gambar dengan porsi background atau foreground lebih banyak) dan dalam bentuk Extreme close up (pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek sehingga angka yang tertera dalam alat ukur dapat terbaca). Perhatikan juga settingan kamera tanggal pengambilannya harus valid/ update.



12



HSE ISSUE



E C I F F AT O



Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Berapa lama waktu yang Anda habiskan di kantor? 8 jam kah? Boleh jadi sebagian dari kita menghabiskan waktu lebih lama di kantor, sisanya kita habiskan di jalan dan sedikit waktu di rumah. Oleh karena itu, penting terciptanya suasana yang sehat, nyaman dan kondusif di setiap kantor agar pekerjaan manajerial maupun administratif yang dilakukan di kantor dapat berlangsung dengan lancar. Secara umum potensi bahaya dan risiko yang dapat terjadi di kantor antara lain:  Bahaya Fisik



2.



3.



4.



5.



6.



 Kebisingan, dapat menyebabkan gangguan pendengaran  Debu, dapat menyebabkan gangguan pernapasan  Pencahayaan, dapat menyebabkan kelelahan pada mata



Bahaya Kimia  Bahan kimi yang ada di perkantoran (furnish yang mengandung solvent), dapat menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan pernafasan Bahaya Biologi  Jamur aspergilus, dapat menyebabkan aspergilosis atau infeksi jamur aspergilosis  Virus influenza, dapat menular kepada rekan kerja yang lain Bahaya Ergonomis  Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi kerja yang melebihi siklus istirahat tubuh, beban kerja, dan postur kerja yang tidak nyaman  Bahaya terkait peralatan, terdiri dari penempatan fasilitas yang digunakan untuk mendukung pekerjaan seperti monitor, CPU, keyboard, mouse, meja kerja, kursi dan dokumen holder  Bahaya lingkungan atau tempat kerja, yang terdiri dari luas tempat kerja, dan layout tempat kerja Bahaya yang dihasilkan dari individu karyawan  Pola hidup yang tidak sehat (konsumi alkohol, rokok, jam tidur kurang, kurang olahraga, makan tidak seimbang gizinya  Kelelahan kerja dan stress kerja Bahaya psikososial yang dapat menyebabkan stress kerja, antara lain:  Beban kerja berlebih



    



Ketidakpuasan kerja



Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan standar keselamatan kerja dan standar kesehatan kerja di kantor, kita bahas pada ulasan di bawah ini. Standar Keselamatan Kerja Kantor Standard Keselamatan Kerja di kantor meliputi:



 Pemilihan lokasi yang tepat, jauh dari sumber kebisingan, sumber polusi dan merencanakan desain ruangan kerja yang ergonomis, penempatan PC, meja dan kursi, pemenuhan kebutuhan toilet, dapur dan wastafel, pencahayaan serta sirkulasi udara yang cukup



 Melakukan pemeliharaan dan perawatan ruang kerja, dengan membuat jadwal/ program housekeeping dan melakukan monitoring pelaksanaannya



 Upaya promosi melalui artikel, poster dan sebagainya terkait ergonomi kerja, cara aman menggunakan peralatan kerja seperti mesin foto copy, laminating, alat potong, odner, bahaya listrik dan sumber api (stop kontak, mesin pemanas makanan, dan alat-alat elektronik lainnya)



 Manajemen Tanggap Darurat, kewaspadaan terhadap potensi terjadinya kondisi darurat harus ada, yaitu dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut :  Membentuk TTD (Tim Tanggap Darurat) 2. Membuat prosedur penanganan tanggap darurat (terdapat nomor telpon darurat, jenis-jenis kondisi darurat, peta evakuasi) 3. Sarana penyelamatan gedung, seperti tangga darurat, pintu darurat, assembly point, rambu-rambu evakuasi 4. Sistem proteksi, seperti APAR, alarm, hydrant, sprinkler, dan heat detector 5. Peralatan Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K)



Konflik di tempat kerja Kurangnya penghargaan Kurangnya dukungan dari rekan kerja maupun atasan Ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab



Jika kita sudah mengetahui bahaya-bahaya di atas, lalu langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta menciptakan kantor yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong produktivitas??



Gambar. Pentingnya mengadakan Emergency Drill minimal 1 kali dalam setahun untuk melatih pekerja dalam kondisi darurat



13



HSE ISSUE Standar Kesehatan Kerja Kantor Selain komponen keselamatan, tentunya kantor harus diupayakan sedemikian rupa agar kondusif bagi pekerja untuk menjaga kesehatannya, misalnya dengan adanya hal-hal berikut ini:



 Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan atau sehabis dari toilet, membuang sampah pada tempatnya, penerapan kawasan tanpa rokok di dalam gedung kantor, program kebugaran, sosialisasi larangan penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol



 Melakukan pencegahan penyakit



(baik penyakit menular atau penyakit tidak menular) dengan menerapkan hirarki kontrol terhadap potensi penyakit berupa eliminasi sumber penyakit, substitusi atau mengganti benda/ proses yang dapat menyebabkan penyakit, pengendalian teknis, pengendalian administrative (seperti pembuatan SOP, pelatihan kerja, pemasangan rambu kerja), dan terakhir adalah penggunaan APD (alat pelindung diri)



Standar Kesehatan Lingkungan Kerja Kantor Standar kesehatan lingkungan kerja meliputi sarana bangunan perkantoran yang bersih, ketersediaan air untuk melakukan aktivitas personal hygiene, toilet, pengelolaan limbah serta pengamanan pangan (misal kesehatan kantin) dan pengendalian vector/ pembawa penyakit misal lalat, tikus, kecoa dan sebagainya. Selanjutnya standar Lingkungan Kerja juga meliputi aspek Fisika (tingkat kebisingan, intensitas pencahayaan di ruang kerja, kelembaban, dan suhu), aspek Kimia (kadar kualitas udara dalam ruangan kerja, seperti kadar oksigen, kadar karbon monoksida /CO, karbon dioksida /CO2, Kadar sulfur dioksida / SO2, PM (partikulat/debu), Nox (nitrogen), dan VOC* (volatile organic compound), oleh karena itu perusahaan wajib melakukan pengukuran terkait aspek-aspek tersebut, sesuai dengan persyaratan yang tertera pada regulasi yang berlaku.



 Melakukan



pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja untuk mengetahui kondisi awal kesehatan karyawan agar sesuai dengan karakteristik pekerjaan, pemeriksaan berkala untuk mengetahui gangguan kesehatan seawal mungkin agar dapat dilakukan pencegahan/ pengobatan yang efektif, dan pemeriksaan khusus sebagai tindaklanjut dari pemeriksaan berkala untuk karyawan yang sakit-sakitan atau akan menjalani masa pra-pensiun



 Jaga kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik harian misalnya jalan kaki selama 30 menit (dapat dilakukan disela-sela berangkat/pulang kerja), peregangan/ stretching di tempat kerja setiap 2 jam sekali selama 10-15 menit dan sebagainya



Pengukuran udara ambien



Sampel pengukuran limbah dan aspek kimia



Uji Emisi



Pengukuran aspek fisika



 Perhatikan



asupan air minum, minimal 2 liter sehari, kurangi konsumsi minuman yang mengandung caffein, gula dan soda secara berlebihan karena dapat meningkatkan hipertensi, berpotensi diabetes dan kegemukan.



 Peningkatan pengetahuan kesehatan kerja, misalnya dengan menyediakan sarana informasi melalu media baik cetak (brosur, bulletin, flyer, poster) atau elektronik (email) terkait anjuran mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, pertolongan Pertama (PP) pada penyakit, mekanisme sistem rujukan ke faskes (fasilitas kesehatan) sesuai UU dan pemulihan Kesehatan (recovery)



Gambar. Pengukuran Aspek Lingkungan Kerja



Hal-hal yang Perlu Diperhatikan terkait Ergonomi di Kantor Ergonomi adalah kesesuaian antara bentuk tubuh dengan alat bantu maupun peralatan kerja lainnya yang digunakan oleh setiap pekerja, antara lain meliputi:



 Tata letak peralatan di kantor tidak ada yang menghalangi akses



 Desain kursi dan meja yang adjustable (sandaran lengan, back rest, dan foot rest)



 Postur kerja yang tidak statis dan repetitive  Durasi kerja  Penanganan beban secara manual (mengangkat, menggeser, memindah, mendorong, dan sebagainya) Posisi Monitor *Jika perlu penerangan tambahan



Gambar. Cara mencuci tangan yang tepat berdasarkan WHO (World Health Organization). Cuci tangan merupakan salah satu PHBS yang sangat penting, pekerja harus membiasakan mencuci tangan sebelum makan, sesudah ke toilet atau menyentuh material yang tergolong bahan berbahaya dan beracun/ B3



Posisi bahu santai dan posisi mata sejajar monitor



Bantalan pada sandaran kursi



(Dari berbagai sumber, redaksi: Riswanto)



14



HSE ISSUE



RE-CERTIFICATION AUDIT SMK3 PP 50 TH 2012, SURVEILANCE AUDIT OHSAS 18001:2007 DAN ISO 14001:2015



1



Re-certification Audit SMK3 (Sistem Manajemen K3) PP 50 Tahun 2012



2



SMK3 merupakan kewajiban di perusahan ini, berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No. 50 tahun 2012 pasal 5 ayat (1) dan (2) sebagai berikut: (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya. (2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan: a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau b. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.



Pelaksanaan Re-certification 2017



3



Audit ini dilaksanakan pada 23-24 Maret 2017 di proyek Ajinomoto Masako E-1 Expansion oleh badan sertifikasi SUCOFINDO dengan hasil yang memuaskan yaitu bendera emas. Keterangan gambar: (1) Pembukaan audit, dipandu oleh HSE manajer, dilanjutkan penjelasan dari auditor dan dihadiri oleh Mr. K. Toyohara selaku pimpinan proyek dan masing-masing head section/ department. (2) Persiapan patrol lapangan, dimulai dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan alat pelindung diri (3) Walaupun suasana agak gerimis, namun patrol tetap berlangsung dengan baik dipandu oleh HSE officer in charge, tim lapangan turut berpartisipasi dalam agenda patrol ini.



Surveilance Audit OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2015



Ada 12 Elemen Audit yang harus dipenuhi dan tertuang ke dalam 166 kriteria, meliputi:  Pembangunan dan pemeliharaan komitmen



          



Pendokumentasian strategi Peninjauan ulang desain dan kontrak Pengendalian dokumen Pembelian keamanan bekerja berdasarkan SMK3 Standar pemantauan Pelaporan dan perbaikan Pengelolaan material dan perpindahannya Pengumpulan dan penggunaan data Audit SMK3 Pengembangan ketrampilan dan kemampuan



Tahapan audit berlangsung selama 2 hari, hari pertama dibuka dan dilaksanakan di proyek, kemudian hari kedua pemeriksaan dokumen di Head Office sekaligus penutupan. Re-sertifikasi dilakukan untuk sistem manajemen ini dilakukan setiap 3 tahun sekali.



1



Surveilance audit adalah agenda rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan atau paling lama setahun sekali, bertujuan untuk memantau konsistensi suatu perusahaan dalam melaksanakan persyaratan sistem manajemen berdasarkan OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2015. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seperti tergambar pada diagram berikut ini:



2



Pelaksanaan Surveilance Audit OHSAS 18001:2007 & ISO 14001:2015 Audit ini dilaksanakan selama 3 hari mulai dari 28-30 Agustus 2017. Hari pertama dan kedua pelaksanaanya dilakukan di proyek, tepatnya di proyek Plasindo Lestari, Karawang Timur, lalu pada hari ketiga dilanjutkan di Head Office. Pada agenda audit ini, seluruh pihak yang terlibat telah melakukan tugasnya dengan baik, terutama dukungan dari manajemen yang tinggi sehingga mempermudah pemenuhan akan persyaratan sistem manajemen K3L. Di proyek, Pihak owner juga sangat mendukung agenda audit ini, terbukti komitmennya untuk dapat hadir jika diperlukan untuk menjelaskan hal-hal terkait dokumen izin UKL-UPL proyek yang memang menjadi salah satu poin pertanyaan dalam audit, tentunya pihak tim proyek sudah menjalin komunikasi yang baik terlebih dahulu terkait persyaratan dan program K3L di proyek sehingga agenda penting dapat berjalan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan



3



Keterangan gambar: (1) Pembukaan audit, dipandu oleh HSE manajer, dilanjutkan penjelasan dari auditor dan dihadiri oleh Mr. H. Machida selaku pimpinan proyek dan masingmasing head section/ department. (2) Persiapan patrol lapangan, terlihat Mr. Machida sedang memeriksa kelengkapan APD yang digunakan (3) Agenda patrol, salah seorang auditor melakukan wawancara kepada seorang pekerja, ia menanyakan hal-hal terkait K3, apa itu K3 atau safety, kemudian bagaimana cara melakukan penaanganan limbah, jenis-jenis tempat sampah yang tersedia di proyek berdasarkan warnanya. Pekerja ini dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan ia juga menggunakan APD yang lengkap, sehingga membuat auditor terkesan dan menjadi bukti bahwa komunikasi K3L yang selama ini terus menerus ditekankan, bisa dipahami dan dilaksanakan oleh pekerja.



15



LAKUKAN IDENTIFIKASI RESIKO BAHAYA DARI MATERIAL YANG AKAN DIANGKUT SECARA MANUAL



JIKA MEMUNGKINKAN, GUNAKANLAH ALAT BANTU MEKANIS



PASTIKAN SELURUH PEKERJA SUDAH MEMAHAMI PROSEDUR MANUAL HANDLING



PIKIRKAN RUTE/ AKSES YANG AKAN DILALUI SEBELUM MEMULAI MANUAL HANDLING



BEKERJALAH DARI



LANDASAN YANG STABIL



TEKUK SIKU KAKI



UPAYAKAN POSISI BEBAN SELALU



DEKAT DENGAN TUBUH



ANDA PADA SAAT MENGANGKAT BEBAN



HINDARI MEMUTAR BADAN MENDORONG BEBAN LEBIH BAIK DIBANDING MENARIKNYA



PAHAMI



BATAS KEMAMPUAN ANGKAT ANDA