Sap DHF Revisi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) PADA ANAK DIRUANG ANAK RSUD RADEN MATTAHER JAMBI



Oleh : KELOMPOK ARIES Puspita Giri Sutanti Luki Welin Hapasari Eti Etika Listari Della Anggita Santi Nur Pratiwi Mayang Nurul Sakinah Fitriani Silvia Desrina Sari Putri Nura Safi’I



2021 91 001 2021 91 002 2021 91 003 2021 91 004 2021 91 005 2021 91 006 2021 91 008 2021 91 009 2021 91 010 2021 91 011 2021 91 039



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI FEBRUARI 2022



SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)



A. Latar Belakang Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah adalah suatu infeksi Arbovirus (arthropod born virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau Aedes Aebopictus (Lestari, 2016). Demam berdarah dengue biasanya dikenal oleh masyarakat dengan sebutan demam berdarah saja. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Jenis nyamuk yang membawa virus dengue adalah nyamuk Aedes aegpty (Frida, 2016). Virus penyebab DHF adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, yaiut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Serotipe terbanyak di Indonesia adalah DEN-3. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus .Virus dengue di bawa oleh nyamuk aedes aegepty (betina) dan aedes albopletus sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam ,nyeri otot / sendi. DHF diklasifikasikan menjadi 4 grade, DHF grade I : demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, pegal pegal dan nyeri sendi dengan uji bendung positif, DHF grade II : gejala diatas disertai perdarahan spontan seperti bintik bintik merah di kulit, mimisan, perdarah gusi, muntah darah atau berak hitam, DHF grade III : gejala diatas disertai kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah), DHF grade IV: Renjatan/ syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur. Tanda dan gejala pada pasien DHF dapat berupa, panas tinggi selama 2-7 hari, perdarahan terutama perdarahan bawah kulit pteachie, ekhimosis



hematoma, mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi, nyeri otot, tulang, sendi, abdomen, dan uluh hati, sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati, limfe, dan kelenjar getah bening. Setelah hari ketiga biasanya demam akan turun dan penderita mungkin merasa sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali. Saat ini bukan hanya terjadi peninkatan jumlah kasus DBD, tetapi penyebaran di luar daerah tropis dan subtropis, Pada tahun 2012, terjadi lebih dari 2.000 kasus DBD pada lebih dari 10 negara. Setidaknya 500.000 penderita DBD memerlukan rawat inap setiap tahunnya, dimana proporsi penderita sebagian besar adalah anak – anak dan 2.5% diantaranya dilaporkanmeninggal dunia. Kasus DBD tepatnya pada tahun 1954 sebesar 2,5 sejak itu, penyebaran DBD terjadi dengan cepat ke sebagian besar negara – negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, pada tahun 2017 di Indonesia terjadi angka kesakitan / Incidence RateDBD sekitar 68,407 kasus dan angka kematian/Case Fatality Rate sebesar 493 kematian jika dibandingkan pada tahun 2016 berjumlah 1.598 kematian, kasus ini mengalami penurunan hampir tiga kali lipat. Di Jawa Timur Pada tahun 2017 tercatat 7,838 kasus dan 105 kematian (DepKes RI, 2017). Pada tahun 2020 kasus DHF tertinggi di Indonesia terjadi di provinsi Jawa Barat dengan jumlah kasus 22.613, terendah provinsi Maluku yaitu 77 kasus dan provinsi Jambi 2.049 kasus (Kemenkes RI, 2021). DHF



khususnya



pada



anak



perlu



diwaspadai



karena



dapat



menyebabkan anak panas tinggi , perdarahan terutama perdarahan bawah kulit pteachie, ekhimosis hematoma, mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi, nyeri otot, tulang, sendi, abdomen, dan uluh hati, sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati, limfe, kelenjar getah bening dan paling parah adalah kematian. Oleh karena itu, setiap kasus DHF harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat, agar tidak mengakibatkan efek yang sangar buruk bagi penderita.



B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami tentang dengue haemoragic fever pada anak. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu menjelaskan kembali tentang: 1. Pengertian dengue haemoragic fever (DHF) pada anak 2. Penyebab dengue haemoragic fever (DHF) pada anak 3. Tanda dan gejala dengue haemoragic fever (DHF) pada anak 4. Derajat dengue haemoragic fever (DHF) pada anak 5. Penolongan pertama pada dengue haemoragic fever (DHF) 6. Cara pencegahan dengue haemoragic fever (DHF) C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Topik



: Dengue Haemoragic Fever (DHF) Pada Anak



2. Sasaran



: Keluarga / Orang tua pasien yang anak nya dirawat di ruang anak



3. Metode



: Ceramah, diskusi dan Tanya jawab



4. Media



: Laptop, infocus, leaflet



5. Hari/ tanggal : 05 Februari 2022 6. Pukul



: 09.00 WIB



7. Tempat



: Ruang Anak RSUD Raden Mattaher Jambi



8. Pengorganisasian dan uraian tugas masing-masing kelompok: a. Moderator Tugas



: Mayang Nurul Sakinah : Membuka acara penyuluhan, menjelaskan tujuan penyuluhan, membuat kontrak waktu, memimpin jalannya penyuluhan, menutup acara serta melakukan evaluasi terhadap proses penyuluhan.



b. Penyuluh Tugas



: Silvia Desrina Sari : Memberikan penyuluhan



c. Notulen Tugas d. Observer Tugas e. Dokumentasi Tugas



: Santi Nur Pratiwi : Mencatat pertanyaan dan hasil penyuluhan : Putri : Mengamati proses penyuluhan : Nura Safi’i : Mengambil gambar atau video untuk mendokumentasikan kegiatan penyuluhan



f. Fasilitator Tugas



: : Memusatkan perhatian pada peserta penyuluhan, memfasilitasi



jalannya



acara



penyuluhan,



menyiapkan alat dan perlengkapan penyuluhan. 1) Puspita Giri Sutanti 2) Luki Welin Hapsari 3) Della Anggita 4) Eti Etika 5) Listari 6) Fitriani



dan



9. Setting tempat



pintu



Keterangan : : Penyuluh



: Observer



: Moderator



: Dokumentasi



: Notulen



: Peserta Penyuluhan



: Fasilitator Pada saat penyuluhan ruangan dibuka, yang berada didalam ruangan hanya penyuluh, moderator, observer, notulen, 2 orang fasilitator, 1 orang dokumentasi dan peserta. Tamu undangan dan yang lainnya memantau jalannya penyuluhan pada tempat yang telah disediakan didekat pintu masuk.



10. Strategi kegiatan No 1



Waktu 5 menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan



Kegiatan Peserta Menjawab salam,



1. Mengucapkan salam



Memperhatikan, dan bersedia



2. Memperkenalkan diri



menjadi peserta penyuluhan



3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Kontrak waktu 2



20 menit



Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan awal tentang Dengue Haemoragic



Menjawab, menyimak, dan memperhatikan



Fever (DHF) 2. Memberikan reinforcement positif 3. Menjelaskan pengertian Dengue Haemoragic Fever (DHF) 4. Menjelaskan penyebab dari Dengue Haemoragic Fever (DHF) 5. Menjelaskan tanda dan gejala Dengue Haemoragic Fever (DHF) 6. Menjelaskan pertolongan pertama Dengue Haemoragic Fever (DHF) 7. Menjelaskan cara pencehan Dengue Haemoragic Fever (DHF) 3



10 menit



Evaluasi 1. Mengevaluasi peserta tentang



Peserta mampu menjelaskan



pengertian Dengue Haemoragic



kembali materi yang sudah



Fever (DHF)



diberikan



2. Mengevaluasi peserta tentang penyebab Dengue Haemoragic Fever (DHF) 3. Mengevaluasi peserta tentang tanda dan gejala Dengue Haemoragic Fever (DHF) 4. Mengevaluasi peserta tentang derajat Dengue Haemoragic Fever (DHF) 5. Mengevaluasi peserta penolongan pertama pada Dengue Haemoragic Fever (DHF) 6. Mengevaluasi peserta cara pencegahan Dengue Haemoragic Fever (DHF) 4



5 Menit



Terminasi 1. Kesimpulan



Memperhatikan dan Menjawab salam



2. Mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan 3. Mengucapkan salam penutup D. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Peserta dipilih berdasarkan ruangan dengan pasien maksimal 5 orang b. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di ruang anak RSUD Raden Mattaher Jambi 1. Evaluasi Proses a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan



b. Peserta konsentrasi mendengar penyuluhan c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar 2. Evaluasi Hasil a. 90% peserta mampu memahami materi yang penyuluh sampaikan b. 90% peserta mampu mempraktekkan cara penanganan kejang demam dirumah



MATERI PENYULUHAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)



A. Pengertian DHF merupakan penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegpty betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan Demam Berdarah Dengue (DBD) (Hidayat, 2012). Demam berdarah dengue biasanya dikenal oleh masyarakat dengan sebutan demam berdarah saja. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Jenis nyamuk yang membawa virus dengue adalah nyamuk Aedes aegpty (Frida, 2016). B. Penyebab Virus penyebab DBD adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, yaiut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Serotipe terbanyak di Indonesia adalah DEN-3. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus .Virus dengue di bawa oleh nyamuk aedes aegepty (betina) dan aedes albopletus sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam ,nyeri otot / sendi. C. Tanda dan Gejala 1. Panas tinggi selama 2-7 hari . 2. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit pteachie, ekhimosis hematoma. 3. Mual,muntah,tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. 4. Nyeri otot, tulang, sendi, abdomen, dan uluh hati . 5. Sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati, limfe, dan kelenjar getah bening 6. Setelah hari ketiga biasanya demam akan turun dan penderita mungkin merasa sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali . D. Derajat DHF Derajat penyakit dari derajat 1 sampai dengan 4 yaitu



-



-



-



DHF grade I : demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri di belakang bola mata, pegal pegal dan nyeri sendi dengan uji bendung positif. DHF grade II : gejala diatas disertai perdarahan spontan seperti bintik bintik merah di kulit, mimisan, perdarah gusi, muntah darah atau berak hitam. DHF grade III : gejala diatas disertai kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah) DHF grade IV: Renjatan/ syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur.



Keempat derajat tersebut selalu disertai parameter laboratorium tombosit E. Penolongan pertama pada penderita DHF 1. Tirah baring selama demam 2. Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk dewasa, 10-15 mg/kgBB/ kali untuk anak. Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan dipergunakan karena dapat menyebabkan nyeri ulu hati akibat gastritis atau perdarahan. 3. Kompres hangat 4. Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan berkalori diperbolehkan kecuali cairan yang berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup merah). 5. Bila terjadi kejang (jaga lidah agar tidak tergigit, longgarkan pakaian, tidak memberikan apapun lewat mulut selama kejang) Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun atau panas turun disertai timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntahmuntah, gelisah, mimisan dianjurkan segera dibawa berobat/periksakan ke dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan. F. Cara Pencegahan Pengendalian fisik merupakan pilihan utama pengendalian vektor DBD melalui kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras bak mandi/bak penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan kembali/mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk (3M). PSN 3M akan memberikan hasil yang baik apabila dilakukan secara luas dan serentak, terus menerus dan berkesinambungan. PSN 3M sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali sehingga terjadi pemutusan rantai pertumbuhan nyamuk pra dewasa tidak menjadi dewasa.



Yang menjadi sasaran kegiatan PSN 3M adalah semua tempat potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes, antara lain tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari (non-TPA) dan tempat penampungan air alamiah. PSN 3M dilakukan dengan cara, antara lain : 1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1) 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan, dan lain-lain (M2) 3. Memanfaatkan atau mendaur ulangn barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3). PSN 3M diiringi dengan kegiatan Plus lainya, antara lain : - Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempattempat lainnya yang sejenis seminggu sekali. - Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak - Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-lain). - Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air - Memasang kawat kasa - Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar - Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai - Menggunakan kelambu - Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk - Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.



DAFTAR PUSTAKA Frida, N. (2019). Mengenal Demam Berdarah Dengue. Semarang : ALPRIN Hidayat, A.A.(2016). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika Kemenkes RI. (2017). Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta : Kemenkes RI Misnadiarly. (2016). Demam Berdarah Dengue (DBD).Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia