SOP Mastitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOP



Mastitis No. Dokumen : 445/413/SOP/2018 No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 1 Juni 2018 Halaman : 1/2



Nining Yulian, S.Si.,Apt. UPT Puskesmas NIP. 198007222005012011 Gantung 1. Pengertian Peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas



atau sampai 3 minggu setelah persalinan. 2. Tujuan



Meningkatkan pelayanan terhadap kasus mastitis



3. Kebijaka n



Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Gantung Nomor 800/006/ADMEN/PKM-GTG/2018 tentang Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Gantung. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer.



4. Referensi



5. Prosedur / Langkah langkah



dalam



diagnosis



dan



tatalaksana



Hasil Anamnesis (Subjective) Keluhan nyeri didaerah payudara. Gejala klinis a. Demam disertai menggigil b. Mialgia c. Nyeri didaerah payudara Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective) Pemeriksaan fisik a. Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi). b. Pemeriksaan payudara: 1. payudara membengkak 2. lebih teraba hangat 3. kemerahan dengan batas tegas 4. adanya rasa nyeri 5. unilateral 6. dapat pula ditemukan luka pada payudara Pemeriksaan penunjang : Penegakan Diagnosis (Assessment) Diagnosis klinis Mastitis Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain : a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae. b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu. c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjarkelenjar yang menyebabkan abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan) Penatalaksanaan a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai upaya pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukkan perawatan payudara yang baik, pemberian



laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air susu yang ada dikulit payudara. b. Melakukkan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis dengan cara : bedrest, pemberian cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan pengosongan payudara. c. Lakukan kompres hangat d. Lakukkan massase pada punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin agar ASI dapat menetes keluar. e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan untuk mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa/handscoen drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat sejajardengan duktus laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya duktus tersebut. Memberikan farmakoterapi: a. Obat penghilang rasa sakit b. Obat anti inflamasi c. Obat antibiotik 1. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau 2. Cephalexin: 500 mg, 4x sehari; atau 3. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau 4. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau 5. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x sehari. Konseling dan Edukasi a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami, dan keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak dari pemberian laktasi yang tidak sesuai. b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan payudara, baik dengan melakukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan payudara. c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu. d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya kuman jika ada luka pada puting susu ibu) 6. Unit terkait



1. Ruangan Pemeriksaan Umum 2. Ruangan Kesehatan Ibu & KB 3. Ruangan Gawat Darurat



7. Rekama n historis perubahan



No .



Yang diubah



Isi Perubahan



Tanggal Mulai Diberlakukan