SOP Penyelaman [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)



PENYELAMAN



PT. INTITEKNINDO DIANMANDIRI



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



1. UMUM 1.1. TUJUAN Tujuan dari dibuatnya dokumen ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai prosedur keselamatan penyelaman. 2. DEFINISI 2.1. DEFINISI Pekerja Selam Dalam Air: Setiap orang yang bekerja di dalam airsesuai dengan kompetensi kerja dalam air yang dimiliki yang masih berlaku dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain Bekerja di dalam air: Melakukan pekerjaan dibawah permukaan air dengan menggunakan atau tidak menggunakan perangkat pernafasan serta seluruh atau sebagian tubuh bersentuhan langsung dengan air. Perangkat Pernafasan di Dalam Air: Suatu alat atau rangkaian beberapa alat yang memungkinkan pekerjja dalam air dapat bernafas ketika berda di bawah permukaan air Penyelaman Konstruksi: Penyelaman konstuksi termasuk pekerjaan yang terjadi di dalam air yang berhubungan dengan perubahan, pembersihan, konstuksi, pembongkaran, membongkar, pendirian, Instalasi, pemeliharaan, penghapusan, pembaharuaan atau perbaikan gedung, bangunan atau struktur dinding. Termasuk bekerja di kanal, pelabuhan, sistem drainase, pengendalian banjir, sistem irigasi, pengendalian sungai, gorong-gorong, bendungan, pipa, waduk dan termasuk pekerjaan pada pelampung, obstuksi pada navigasi, rakit, kapal dan kapal karam. Page 2 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



3. REFERENSI 



UU No. 1 Tahun 1970 (Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja)







UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran



4. TANGGUNG JAWAB 4.1. PROJECT MANAGER Bertanggung jawab untuk memastikan prosedur keselamatan penyelaman. 4.2. HSSE COORDINATOR Memberikan saran/ masukan, mereview dan mensosialisasikan mengenai prosedur keselamatan bekerja di bawah air. 5. PROSEDUR a. Penyelam harus dalam kondisi fisik dan mental yang baik, menyelamlah hanya jika badan dan rohani sehat. b. Usahakan selalu agar kemampuan renang anda memuaskan c. Jangan mengadakan penyelaman jika anda tidak memiliki sertifikat selam. Jika anda memiliki sertifikat selam, ketahuilah bata-batas kegiatan selam sesuai dengan kemahiran anda sebagaimana tertera dalam tingkat sertifikat selam anda. d. Menguasai teknik bantuan penyelaman e. Mengetahui keterbatasan kemampuan dan peralatan selam anda f. Periksa



selalu



sebelum



penyelaman



dan



pergunakan



secara



lengkap



perlengkapan yang sesuai yang juga berada dalam keadaan sempurna. g. Rencanakan dengan baik penyelaman anda h. Kenali medan penyelaman dimana anda mengadakan penyelaman dan hindari kondisi berbahaya dan cuaca buruk Page 3 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



i.



Batasi kedalaman penyelaman



j.



Menyelam dengan berpasangan “buddy” dan tetaplah bersamanya selama penyelaman



k. Gunakan selalu komunikasi bawah air dengan mitra selam untuk dibawah air l.



Ekualise tekanan bawah air sebelum sakit mulai terasa



m. Keluarlah dari air jika terluka, merasa lelah atau mulai kedinginan n. Muncullah ke permukaan dengan hati-hati dan dengan cara sempurna o. Bernapaslah dengan bdan wajar (seperti bernapas di udara terbuka) jika menggunakan peralatan scuba, janganlah bernapas patah-patah (Skip breathing) untuk memperpanjang waktu npemakaian udara yang tersedia dalam tabung scuba. p. Hindari dekompresi terhadap atau dekompresi karena penyelaman ulang, q. Rawat dan perlakukan tabung udara sebagaimana mestinya r. Service seluruh peralatan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.



Underwater Procedures Bottom time merupakan hal utama dalam SCUBA diving, hal ini karena udara sangat terbatas. Penyelam harus menghemat energi dan dapat secara tiba-tiba menghentikan penyelaman dan naik ke atas. Penyelam juga harus waspada dan melihat kondisi penyelam lainnya. Teknik Bernapas Pada penyelam yang baru biasanya gugup dan bernapas dengan cepat dan dalam. Ajarkan supaya bernapas dengan santai, pelan, dan tidak tergesa-gesa. Bila masih belum dapat diatasi segera naik ke permukaan. Jangan pernah melakukan ¡°skip breathing¡± dimana bertujuan menghemat udara. Hal ini mengakibatkan hiperkapnea.



Page 4 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Penyelam dapat mengalami kesulitan bernapas dari mouthpiece atau udara terasa kurang saat disedot sehingga harus dengan kuat,  jika tabung masih banyak terisi udara, hal itu disebabkan masalah regulator, segera naik ke permukaan. Hal diatas juga dapat terjadi jika tabung sudah mulai habis, untuk itu buka cadangan mekanis dan segera naik ke permukaan. Jika menggunakan SPG, hentikan penyelaman jika tekanan tabung turun menjadi 500 psi (satu tabung) atau 250 psi (dua tabung). Mask Clearing Air mungkin sedikit masuk ke dalam masker. Hal ini dapat membantu membersihkan fog yang menempel di kaca. Namun dalam jumlah besar tentunya akan tidak nyaman sehingga harus dikeluarkan dengan mask clearing. Jika masker mempunyai katup kuras, miringkan masker kearah katup kuras (biasanya dengan menunduk bila katup kuras di didepan),  tekan masker sedikit kemuka dan keluarkan udara dengan cepat melalui hidung. Hal ini membuat air keluar melalui katup. Jika masker tidak punya katup kuras. Gunakan metode sesuai gambar. Yang sering digunakan adalah head up method. Yaitu angkat kepala sehingga masker agak keatas sehingga air terkumpul di daerah bawah. Tekan bagian atas masker sehingga seal bagian bawah agak terbuka dan langsung keluarkan udara lewat hidung. Lepaskan tekanan dengan cepat sehingga seal bagian bawah menempel kembali.



Video Page 5 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Jangan panik dalam melakukan ini. Cobalah berlatih dengan menggunakan snorkel saja sehingga kepercayaan diri meningkat jika menggunakan SCUBA. Pemilihan masker juga harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dalam melakukan mask clearing. Jika masker mudah masuk air segera batalkan penyelaman, dan ganti dengan masker yang lain karena udara akan habis untuk mask clearing. Sering mask clearing juga menurunkan kewaspadaan dalam penyelaman. Gunakan antifog sebelum masuk ke dalam air, dan jangan mengandalkan mask clearing untuk menghilangkan fog. Hose and Mouthpiece Clearing Mouthopiece dan hose dapat masuk air ketika dikeluarkan dari mulut dan masuk ke dalam air. Jika menggunakan single hose, itu bukan masalah besar karena untuk mengeluarkan air bisa menekan tombol kuras (biasanya di depan mouthpiece). Untuk double hose, penyelam harus meyelam posisi horizontal dan memegang mouthpiece. Kemudian hembuskan udara ke dalam mouthpiece sehingga air yang masuk keluar lewat pipa pengeluaran (exhaust). Jangan bernapas dalam, sewajarnya saja. Jika masih ada air yang masuk lakukan hal yang sama dan kemudian bernapas wajar. Apabila tidak dapat bernapas, jungkir balik ke belakang sehingga udara mengalir bebas dari regulator. Regulator Recovery Jangan panik ketika mouthpiece lepas dari mulut. Jangan panik mencari hose nya. Jika lepas ada dua cara untuk mencari mouthpiece yang sudah berada di belakang. Miringkan badan ke arah kanan dan tangan kanan direntangkan ke belakang dan tarik ke depan seperti gerakan mengayuh. Hose akan melintangi tangan dan akan terpegang. Cara kedua yaitu dengan tangan kiri miringkan tabung scuba ke arah kanan dari belakang. Tangan kanan bergerak keatas dan mencari hubungan hose dengan first stage. Biasnya untuk mouthpiece adalah pipa paling atas sebelah kanan. Setelah menemukan hubungan hose maka carilah mouthpiece. Teknik Berenang Pada penyelaman, semua gaya dorong berasal dari kaki. Tangan hanya digunakan untuk manuver. Tendangan kaki lebar, santai, dengan gaya dorongan terutama dari paha. Lutut dan pergelangan kaki harus relax. Ritme tendangan kaki harus dipertahankan jangan sampai membuat lelah atau kram. Jika sudah mahir dapat menggunakan dolphin kick. Dolphin kick dilakukan dengan menggerakkan langsung kedua kaki secara berirama seperti gaya kupu-kupu. Page 6 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Komunikasi Untuk penyelam rekreasi di dalam air dapat menggunakan isyarat  tangan. Sebenarnya komunikasi dalam SCUBA terdiri dari through-water communication systems (AM dan SSB), hand signals (isyarat tangan), slate boards (sabak), dan linepull signals.  Jika penyelam masih di permukaan dapat menggunakan suara. Untuk itu hapalkan isyarat tangan yang sering dipakai dalam selam. Buddy Diver Menyelam adalah kegiatan yang berisiko tinggi, terlebih-lebih bila penyelaman itu dilakukan seorang diri. Bila terjadi suatu keadaan darurat yang membahayakan keselamatan jiwa dan raga, tidak akan ada orang yang mengetahui dan membantu kesulitan tersebut. Oleh karena itu dunia penyelaman menganut dan mempraktekan prinsip penyelaman yang mengatakan never dive alone. Jadi menyelamlah selalu dalam suatu team dengan sistim mitra (buddy sistim).  Berikut ini peraturan dasar buddy:  Selalu mempertahankan kontak dengan parnert selam. Jika jarak penglihatan baik, pastikan partner selam dalam penglihatan. Jika jarak penglihatan buruk seperti air yang sangat keruh, gunakan buddy line.  Tahu arti isyarat tangan dan line pull signal.  Jikaisyarat telah diberikan, maka harus di respon secepatnya. Jika tidak direspon maka anggap suatu keadaan emergensi.  Monitor pergerakan dan kondisi partner selam. Ketahui gejala penyakit penyelaman. Jika partner selam tidak seperti biasanya, pastikan penyebabnya, dan ambil tindakan untuk menghilangkannnya.  Jangan meninggalkan partner selam walaupun partner sedang terperangkat dan tidak dapat lepas tanpa pertolongan. Jikka tidak bisa ditolong. Panggil penyelam lain dengan menandai lokasi selam dimana partner kita terperangkap.  Jika salah satu partner selam membatalkan penyelaman dengan berbagai alasan, maka yang lain juga harus naik ke atas.  Tahu bagaimana melakukan buddy breathing. Buddy Breathing Jika penyelam kehabisan udara, atau terjadi kerusakan SCUBA, maka mouthpiece dapat digunakan bersama partner selam. Jika penyelam mempunyai octopus tentunya sangat mudah. Bila hanya punya satu mouthpiece, maka lakukan buddy Page 7 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



breathing. Buddy breathing dilakukan dengan berhadapan, dan bergantian bernapas sambil naik ke permukaan. Prosedurnya sbb:  Penyelam yang kekurangan udara harus tenang dan memberikan isyarat tangan ke partner dengan menunjuk ke arah mouthpiece.  Kedua penyelam saling memegang tangan masing-masing sehingga jarak tidak terlalu jauh. Berikan oktopus. Jika tidak ada lanjut ke prosedur selanjutnya.  Penyelam yang menolong bernapas dulu lalu memberikan mouthpiece ke penyelam yang ditolong. Penyelam yang ditolong jangan memegang mouthpiece. Mouthpiece diarahkan oleh penolong ke arah mulut yang ditolong. Kedua penyelam harus menjaga kontak tangan dengan mouthpiece.  Mouthpiece mungkin kemasukan air. Oleh karena itu tekan tombol kuras sebelum masuk ke mulut atau mengeluarkan napas ke dalam mouth piece sebelum mengambil napas.  Penyelam yang ditolong mengambil dua napas dan mengembalikan ke penolong. Tekan tombol kuras dan penyelam penolong bernapas dua kali.  Lakukan hal ini dengan ritmis dan jangan tergesa-gesa. Jangan naik ke atas jika tidak melakukan siklus yang benar.  Jika naik ke permukaan jangan lupa mengeluarkan napas untuk menghindari barotrauma  . Adaptasi dengan Kondisi Air Dengan melihat kondisi bawah air yang berbeda-beda, maka penyelam harus melakukan adaptasi.  Jika tempat penyelaman berlumpur. Penyelam jangan menyentuh dasar. Cukup 2-3 feet di atas lumpur. Hindari mengayuh terlalu kuat sehingga lumpur dapat naik keatas.  Hindari menyentuh karang dan dasr berbatu karena dapat melukai dan menggores kulit.  Hindari perubahan kedalaman secara tiba-tiba. Pertahankan kedalaman penyelaman, jangan naik turun  Jangan membelok terlalu jauh dati tempat penyelaman.  Waspada terhadap efek cahaya di dalam air. Objek terlihat membesar dan dekat.  Waspada terhadap arus yang kuat terutama arus celah. Jika terbawa arus, relax, jangan melawan. Jika arus sudah mulai lemah berenanglah menghindarinya. Jangan mencoba melawan arus. 



Page 8 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Ascent Procedures Setelah waktu penyelaman dicapai, maka salah satu penyelam harus memberi isyarat untuk naik ke atas. Penyelam tidak boleh naik dengan cepat melebihi 30 feet/menit USN (0,12 m/detik). Bernapas secara normal, jangan menahan napas selama naik karena menyebabkan emboli udara. Ketika naik ke atas, lakukan dengan memutar badan 360 derajat sehingga dapat melihat sekitar dan satu tangan dinaikkan ke atas untuk mengetahui apakah ada yang menghalangi. Naik harus bersama-sama dengan buddy. Untuk menghindari cedera pada waktu muncul ke permukaan penyelam harus selalu melihat ke atas, menggapai dan kemudian muncul perlahan-lahan berputar 360o sambil tetap mengawasi permukaan. Manufer ini penting sekali,  terutama pada tahap 10 feet terakhir untuk sampai di permukaan. Tehnik muncul terkendali (slow ascent) Penyelam harus selalu naik ke permukaan dengan lambat. Kecepatan aman untuk naik adalah 60 feet per menit. Cara mengetahui kecepatan yang paling mudah adalah melihat gelembung udara yang paling kecil dan tidak boleh mendahului. Tehnik muncul bebas  Penyelam melakukan surface dive, berenang ke dasar kemudian melepaskan snorkel dan naik ke permukaan secara perlahan-lahan sambil menghembuskan nafas terusmenerus hingga muncul ke permukaan. Posisi kepala menengadah, pandangan dan tangan mengarah ke atas. Emergency Swimming Ascent (ESA) Pada saat terjadi udara pada tabung habis, seorang penyelam harus melakukan tehnik muncul darurat dengan cara melepaskan regulator dari mulut, naik ke permukaan secara vertikal dengan perlahan-lahan dan menghembuskan nafas secara terus-menerus hingga mencapai kedalaman 10 feet, pada kedalaman tersebut posisi badan berubah menjadi horizontal, kepala menengadah keatas, tangan mengembang, hingga sampai ke permukaan. Pada keadaan tertentu weight belt dapat dilepas untuk mendapatkan tambahan daya apung positif. Emergency Free- Ascent Procedure Jika penyelam kehabisan udara atau SCUBA terjepit sesuatu, dan partner selam terlalu jauh untuk menolong maka lakukan prosedur ini:  Lepaskan peralatan dan objek yang dipegang tangan  Lepaskan sabuk pemberat Page 9 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN







  



/ SOP-ID / I / 2021



Jika Scuba terjepit dan harus ditinggalkan, lepaskan buckle BC pada pinggang, dada, bahu dan pangkal paha. Keluarkan satu tangan dulu, baru tangan yanglainnya lagi. Metode lain adalah dengan menjungkir balik tabung scuba di atas kepala dan sehingga kedua tangan langsungterlepas. Pastikan hose tidakmenjepit leher. Jika hanya kehabisan udara, lepaskan objek yang ada di tangan, lepaskan sabuk pemberat, dan kembangkan BC. Jangan melepaskan tabung scuba kecuali alasan mutlak. Jika penyelam tidak sadar, partnernya harus berenang ke arahnya dan mengembangkan Bcnya sambil membawa korban ke atas. Sabuk pemberat juga dapat dilepaskan. Pegang korban, jangan sampai lepas Keluarkan nafas selama naik ke permukaan, jangan ditahan dan panik.







Decompression Jika penyelam diharuskan melakukan Deco Stop, maka berhenti di kedalaman Deco Stop. Masing-masing penyelam atau satu orang dapat menghitung waktu Deco. Setelah waktu Deco tercapai, naik ke permukaan atau stasiun Deco selanjutnya. Snorkel Clearing Jika sudah berada dipermukaan, maka bernapaslah dengan snorkel. Hal ini dilakukan karena tabung sudah habis dan menghemat udara.. Untuk mengetahui snorkel masuk air biasanya terdengar air masuk di pipa snorkel di bagian kiri. Snorkel clearing dilakukan melalui dua cara: Popping  Cara menghilangkan air dari snorkel dengan cara menghembuskan udara ke dalam snorkel sehingga air di dalam snorkel hilang Pertama-tama keluarkan air di. Air akan keluar lewat lubang atas dan katup kuras dan kita dapat bernafas.   Water displacing method  Cara snorkel clearing dengan metode ini sangat membantu, karena tidak perlu meniup udara dengan keras. Pada saat penyelam mendekati permukaan dengan tangan ke atas tengadahkan kepala sehingga ujung atas snorkel mengarah ke bawah dengan menghembuskan secara perlahan dan terus-menerus akan mengakibatkan udara yang dihembuskan menahan air masuk ke snorkel sewaktu penyelam menuju ke atas. Setelah penyelam sampai di permukaan dan posisi berenang, maka ia akan dapat menghirup udara tanpa harus meniup snorkel karena snorkel telah bersih dari air. Surface and Leaving Water Page 10 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Ketika sampai ke atas cepat lokalisasi kapal. Baik dengan melihat, mendengar suara propeller. Lihat juga apakah ada penyelam lain yang masih berada di dalam air. Pada saat penyelam sudah berada di permukaan, namun jauh dari kapal maka penyelam dapat berenang menuju ke kapal. Berhubung penyelam masih menggunakan peralatan selam lengkap, maka cara yang terbaik dan tidak melelahkan adalah dengan mengisi udara ke BC untuk mengurangi beban tersebut dan berenang dengan menggunakan snorkel menuju ke kapal. Jika ingin naik ke kapal dengan mudah, lepaskan sabuk pemberat dan minta penolong memegangnya. Jika kapal mempunyai tangga, maka lepaskan fin dan naik keatas. JIka menggunakan boat yang kecil, penyelam yang sudah berada di boat harus duduk sehingga tidak membuat kapal oleng. Keadaan Darurat Penyelaman Keadaan darurat selalu dimungkinkan terjadi pada setiap penyelaman, betapapun sempurnanya persiapan untuk itu telah dilakukan. Cukup banyak variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor penyebabnya. Kondisi penyelaman, panik, cuaca, kedalaman, kerusakan peralatan dan seterusnya. Keadaan ini bila tidak segera ditanggulangi secar a tepat dan cepat sangat potensial menjadi penyebab terjadinya kecelakaan penyelaman. Ironisnya sebagian besar kecelakaan penyelaman justru terjadi pada saat seorang penyelam sudah mulai merasa berpengalaman (kawakan), merasa cukup mampu menangani masalah penyelaman. Suatu keadaan yang cenderung membuat orang menjadi lengah dan ceroboh. Kelengahan dan kecerobohan di sini mencakup fisik maupun mental. Kelengahan mental menyebabkan   "human error" , atau kekhilafan manusiawi yang bila dihadapkan pada kondisi rawan dapat berakibat fatal. Human error / kekhilafan manusiawi, itulah sebab utama terjadinya kecelakaan penyelaman.  Oleh karena itu tetap relevan untuk dianjurkan agar para penyelam senantiasabersedia melatih diri, mempersiapkan diri, briefing, de-briefing, dive planning, check dan re-check peralatan sebelum menyelam, mempelajari kembali prosedur-prosedur baku dalam penyelaman dan sebagainya. Filosofinya, lebih baik belajar mengenali dan menghindari bahaya sebelumnya daripada mengatasi bahaya setelah terjadi, karena hasilnya sangat spekulatif. Keadaan Tanpa Udara Dari sekian banyak keadaan darurat yang dapat terjadi setiap kali menyelam, situasi "tanpa udara"  merupakan hal yang paling riskan penanggulangannya. Bertahuntahun orang memperdebatkan jalan atau cara apa yang terbaik untuk dilakukan jika Page 11 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



menghadapi keadaan "kehabisan udara" . Pada kenyataannya, tidak ada satu carapun yang dapat disepakati sebagai cara yang memuaskan dan memberikan jaminan keselamatan bagi pelakunya. Persatuan Olah raga Selam Seluruh Indonesia, menawarkan beberapa cara atau prosedur yang dianggap "layak"  untuk mengatasi keadaan darurat tersebut.  Cara menghadapi keadaan darurat dibedakan dalam 2 kategori, yaitu: Dengan "bantuan" Menghadapi keadaan darurat penyelaman dengan bantuan dibagi menjadi 2 yaitu: Octopus Assisted Ascent (OAA). OAA dapat dilakukan dalam hal seorang penyelam memberikan bantuan udara kepada mitranya yang kehabisan udara, melalui  "extra second stage"  yang lazim disebut   "octopus" . Cara ini relatif aman dan mudah pelaksanaannya karena masing-masing penyelam bernapas melalui sebuah  "second stage"   tersendiri. Buddy Breathing (BB). Dilakukan dengan cara bergantian bernapas melalui satu "Second Stage"  dari satu regulator dari si penolong (Donor). Hendaknya terus menerus dilakukan sambil naik ke permukaan secara terkendali, karena itu BB sering juga disebut  buddy breathing ascent  (BBA). Dengan "Berdikari" Cara menghadapi keadaan darurat yang terjadi dalam penyelaman, khususnya kehabisan udara, mungkin harus dilakukan sendiri oleh penyelam, dalam hal tidak ada lagi mitra yang bisa dimintai bantuan. Ada dua macam cara  "berdikari"  yang bisa dilakukan yaitu: Emergency Swimming Ascent (ESA) Ini adalah cara menghadapi keadaan darurat secara berdikari yang terpenting, dimana si penyelam yang kehabisan udara berenang ke permukaan secara terkendali sambil terus menerus menghembuskan udara keluar, untuk menjaga agar tidak terjadi pengembangan paru-paru yang berlebihan. Buoyancy Ascent (BA) Adalah prosedur  "Berdikari"  pilihan terakhir. Dilakukan dengan cara membuang weight belt  dan menggunakan daya apung positif yang diperoleh dengan mengembangkan BC di kedalaman.   Buoyancy ascent  dipraktekkan jika penyelam serius meragukan bahwa ia tidak mungkin dapat mencapai permukaan dengan berenang.  Buoyancy ascent  dari kedalaman sangat berbahaya karena ada



Page 12 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



kemungkinan gerak laju ke permukaan menjadi tidak terkendali.     Buoyancy ascent ini sering disebut pula emergency/exhaling buoyancy ascent. Apabila sungguh-sungguh menghadapi keadaan darurat dalam arti kehabisan udara, cobalah mengikuti prosedur di bawah ini melalui urutan teratas yaitu: 1. Berhenti dan berpikir. Hentikan manuver dan berpikir secara wajar tentang situasi yang sedang anda alami;  2. Hembuskan udara lambat-lambat (kalau masih ada) dan perhatikan SGP. 3. Jika SGP masih menunjukkan : -adanya tekanan udara, maka tekanlah tombol kuras; - tidak ada tekanan udara, cek katup tabung, mungkin tombol katup masih dalam posisi "off" yang biasanya terjadi pada awal penyelaman. 4. Usahakan untuk menarik napas lagi kalau masih ada hantaran udara, beri isyarat pada mitra dan jelaskan keadaannya. Bila tekanan udara pada posisi cadangan, hentikan penyelaman dan naik saja ke permukaan. 5. Bila tidak ada hantaran udara, mintalah mitra untuk melakukan OAA / BB. Bila mitra telah jauh, pilih manuver ESA / EBA (sebagai alternatif terakhir). 6. Bila mitra tidak bisa diajak komunikasi dan tidak mengerti situasi yang hadapi, maka lakukanlah ESA / EBA sebagai alternatif terakhir.



Postdive Procedures



Setelah semua meninggalkan penyelaman lakukan briefing ulang mengenai:   Tujuan yang telah dicapai.   Hambatan dan masalah yang terjadi.   Kondisi fisik penyelam.   Kerusakan peralatan. Setelah semua mencapai tempat maka peralatan harus dibersihkan dan disimpan sesuai prosedur. Logging penyelaman  Membiasakan penyelam membuat catatan setelah selesai acara latihan, secara cermat tentang :    kedalaman;    bottom time;    jarak pandang;    temperature;    repetitive dive  Catatan tersebut ditulis pada sebuah buk u yang wajib dimiliki oleh setiap penyelam yang lazim disebut "Diver Log Book".  Page 13 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



6. TINDAKAN P3K Beberapa penyakit akibat penyelaman Pekerjaan penyelaman selalu bahaya baik sebagai akibat dari perubahan tekanan, temperatur air, maupun terhadap kehidupan bawah air lainnya. Beberapa penyakit akibat penyelaman dijelaskan di bawah ini: 1. Baratrauma Baratrauma adalah kekerasan (pengerutan) akibat tekanan tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Ini diakibatkan kegagalan tubuh menyesuaikan tekanan udara/gas yang terdapat pada rongga-rongga udara di dalam tubuh penyelam, dengan tekanan absolut yang dialami penyelam. Baratrauma ini dapat terjadi pada saat penyelam berenang turun (tekanan meninggi, volume udara mengecil) maupun penyelam berenang kepermukaan (tekanan mengecil, volume udara membesar sesuai hukum Boyle). Gejala umum baratrauma adalah rasa sakit yang sering diikuti pendarahan pada / dari rongga udara yang mengalami baratrauma, dimana pendarahan yang terjadi sering tidak disadari oelh penyelam. Rasa sakit pada telinga adalah indikator (petunjuk) yang cukup sensitif untuk menunjukkan bahwa tubuh belum berhasil melaksanakan adaptasi terhadap perubahan tekanan. a. Barotrauma sinus Pada tengkorak manusia terdapat rongga udara (sinus) yang umumnya mempunyai hubungan (lubang) yang bermuara pada tenggorokan. Kegagalan penyesuaian tekanan udara dalam sinus dapat menyebabkan pendarahan disertai rasa sakit pada sinus yang terkena. b. Baratrauma masker



Page 14 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



Umumnya



terjadi



karena



saat



penyelaman



/ SOP-ID / I / 2021



berenang



turun



tidak



menghembuskan udara ke rongga masker, sehingga setelah daya lentur masker mencapai maksimal maka untuk mengimbangkan tekanan udara di dalam masker, jaringan-jaringan lunak pada wajah dapat terhirup ke dalam masker. Akibat terjadi pembengkakan dan warna kemerahan (pendarahan) pada bagian putih mata serta kelopak mata, rasa sakit atau tertekan terasa pada kulit wajah yang bersinggungan dengan masker. c. Baratrauma gigi Baratrauma gigi ini terjadi apabila ada gigi yang berlubang (caries) akibatnya rasa sakit pada gigi (terutama saat menyelam) yang disertai pendarahann. d. Baratrauma paru-paru Pada kedalaman tertentu paru-paru penyelam berisi udara bertekanan tinggi yang sesuai dengan tekanan absolut di kedalaman tersebut. Bila karena sesuatu hal penyelam berenang dangan cepat ke permukaan (Emergency Swimming Ascent Blow Up) tanpa terkendali dan tanpa menghembuskan napas/udara, maka setibanya di permukaan volume paru-paru akan mengembang dengan cepat tanpa diimbangi pengembangan dinding dada sehingga paru-paru dapat pecah. e. Barotrauma usus Biasanya terjadi pada para penyelam pemula. Hal ini karena mereka seringnya menelan udara (tak sengaja) saat melakukan ekualisasi atau bernapas biasanya dengan regulator. Saat berenang naik, udara tekanan tinggi yang tertelan tadi akan niengenibang sehingga menyebabkan sembelit, sakit perut atau bahkan muntah. Penyebab lainnya adalah karena minum minuman yang mengandung soda pada waktu menyelam 2. Keracunan Page 15 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



a. Keracunan gas pernapasan Biasanya terjadi pada penyelam berada di kedalaman (di dasar laut), tetapi bisa juga terjadi pada saat penyelam berenang menuju dasar. Semakin dalam menyelam semakin besar pula tekanan parsial gas pernapasan yang dihisap masuk ke jaringan tubuh. Pada orang-orang rentan, tinggi tekanan parsial gas-gas tersebut dapat menimbulkan keracunan gas. Oleh karena itu pada penyelaman laut dalam sering digunakan gas campuran misalnya gas Nitrox (Nitrogen-Oksigen), Heliox (Helium-Oksigen) bahkan ada juga tiga campuran yaitu Helium-Nitrogen-Oksigen. b. Keracunan Nitrogen (Nitrogen Narcosis) Keracunan nitrogen dapat terjadi mulai kedalaman 30 meter atau lebih (PN 2 = 3,2 ATA), dimana gejalanya seperti orang mabok alkohol akibat minum minuman keras. Seterusnya setiap kedalaman bertambah 10 meter gejala keracunan akan bertambah pula. Batas kadar PN 2 yang menimbulkan Nitrogen Narcosis setiap penyelam sangat bervariasi dan dangat tergantung pada kondisi fisik penyelam sebelum penyelaman dimulai. Penyelaman di air laut yang dingin, bekerja berat di dalam air, gelisah, kurangnya pengalaman, menurunnya O2 serta meningginya CO2 dalam udara pernapasan dapat mempermudah terjadinya keracunan N2. c. Keracunan Oksigen (Oxigen Toxicity) Keracunan ini sering terjadi pada penyelam dalam (90 meter dengan udara) atau 10 meter bila penyelam bernapas dengan Oksigen murni. Gejalanya biasanya



perut



mual



atau



muntah,



kepala



pusing



halusinasi



pandangan/pendengaran, kebingunan, kejang-kejang halus otot-otot bibir dan waja, hilangnya ingatan setelah kejang. d. Keracunan Karbondioksida (CO2) Page 16 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Bila udara segar yang masuk ke dalani kompresor (waktu mengisi tabung) tercemar Gas CO2 dari mesin/pabrik maka akibat penyelam bisa keracunan. Gejalanya diantaranya adalah sesak napas (napas pendek, cepat, dalani dan berat), berdenyut di daerah dahi, kepela terasa ringan, kejang-kejang, penglihatan menurun dan pada tingkat berat jantung dan pernapasan dapat berhenti dan berakhir dengan kematian. e. Keracunan Karbonmonoksida (CO) Akibat tidak sempurnanya pembakaran dalani mesin kompresor, udara dalani scuba dapat tercemar gas CO atau tercemarnya udara atmosfir oleh gas CO dari mesin-mesin lain, pabrik/industri sehingga udara yang dikompresikan ke dalani scuba mengandung gas CO yang tinggi. Biasanya kalau hai ini sampai terjadi akan berakibat bagi penyelam yaitu terasa adanya sakit kepala, napas pendek, kekacauan mental, lumpuh, tak sadar dan dapat berakhir dengan kematian. 3. Penyakit Dekompressi(Decompression Sickness) Sesuai dengan Hukum Henry, semakin dalani penyelaman semakin banyak pula Nitrogen yang larut dalani jaringan tubuh penyelam. Tinggi kadar Nitrogen atau Tinggi PN2 di dalani jaringan tubuh bergantung kepada kedalaman dan lamanya penyelaman. Oleh karena itu semakin dalam dan lama suatu penyelaman semakin tinggi pula kadar Nitrogen yang larut ke dalam tubuh penyelam. Pada saat penyelam berenang ke permukaan (setelah menyelam dalam dan lama) harus mematuhi prosedur tertentu (prosedur dekompresi) untuk mengeluarkan gas Nitrogen dari tubuh penyelam yang terlarut. Bila prosedur dekompresi dilanggar maka sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi penyakit dekompresi dengan segala akibatnya. Ada 2 tipe penyakit dekompresi.



Page 17 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Penyakit dekompresi tipe I (Bends, Pain Only Decom-pression Sickness). Seluruh tubuh (terutama persendian) terasa sangat nyeri timbulnya berangsur-angsur atau mendadak. Kelelahan dan rasa ngantuk yang berlebihan, pusing, bercakbercak merah pada kulit disertai rasa gatal. Penyakit dekompresi tipe II merupakan penyakit yang serius. Jika perawatannya terlambat atau tidak memadai sering menyebabkan cacat tubuh atau kematian. Gejala-gejalanya sebagai berikut: a. Gejala neurologis Kulit terasa tebal seperti ditusuk-tusuk jarum, hilangnya/menurunnya rasa sakit. Kelemahan sampai kelumpuhan otot anggota gerak. Bisa terjadi kebutaan. b. Gejala paru-paru (Chockes) Dada terasa nyeri dan berat/tertekan, napas sesak sampai sianosis (pucat, kebiruan) disertai batuk kering) c. Gejala sistem kardiovaskuler (Bends shock) Bends shock merupakan tanda gawat darurat yang perlu ditangani dengan segera dan intensif. 4. Berbagai bahaya lain Disamping penyakit tersebut ada pula beberapa hal yang dapat dialami oleh semua jenis penyelaman misalnya: serangan dari binatang laut yang berbahaya baik yang berbisa maupun yang beracun. Binatang laut ada yang menggigit tapi ada pula yang menyengat. Luka yang diakibatkan oleh gigitan binatang sewaktu menyelam dapat menyebabkan



pendarahan yang hebat dan dapat menimbulkan kematian.



Sedangkan binatang laut yang menyengat tidak menimbulkan luka yang berarti, tetapi reaksi alergi/keracunan yang ditimbulkan dapat pula membahayakan penyelam. Page 18 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Tindakan P3K yang dilakukan atas penyakit akibat penyelaman: 1. Hipotermia. Hipotermia adalah sebagian keadaan suhu inti tubuh lebih rendah dari 35⁰C. Hal ini dapat terjadi secara tiba tiba pada saat masuk ke dalam air dingin atau beberapa waktu setelah pemaparan terhadap suhu dingin. Gejala hipotermia meliputi: a. Mati rasa dan pucat b. Menggigil c. Kehilangan kesadaran Pertolongan pada Hipotermia a. Pindahkan korban secepat mungkin dari air b. Lepaskan semua baju c. Keringkan kulit d. Pakaian yang telah hangat yang dipakai oleh orang dengan suhu tubu yang telah normal atau telah dihangatkan (didekap) hendaknya secepat mungkin diberikan e. Bila mungkinn celupkan ke dalam air dengan suhu 36⁰C selama 10 menit 2. Near Drowning Near Drowning adalah keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam tetapi tidak terjadi kematian Pertolongan Pertama a. Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman b. Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan



Page 19 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



menggunakan papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat. c. Buka jalan napas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan napas sepanjang perjalanan d. Upayakan wajah penderita menghadap ke atas e. Berikan oksigen bila ada sesuai protokol f. Jagalah kehanatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti g. Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada h. Segera bawa ke fasiltas kesehatan 3. Penyakit Dekompresi Pertolongan pada Dekompresi jika penyakit dekompresi terjadi maka seorang penyelam harus diberikan oksigen murni (100%) pada penyelam yang menunjukkan gejala dekompresi sehabis menyelam. Hubungi rumah sakit yang memiliki fasilitas Hyperbarik (recompression Chamber). Segera Evakuasi penyelam yang terkena dekompresi ke fasilitas hyperbarik terdekat. Dan baringkan pasien pada posisi dalam miring ke arah kiri (manuver Durant) dan posisi Trendelenburg ringan ( tidur dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala). Gejala gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai penyelam mendapatkan terapi hiperbarik di dalam Recompression chamber(Hyperbarik). Penyelam akan dimasukkan kedalam tabung besar, dimana tekanan udara akan meningkat kembali seperti sewaktu menyelam. Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat di dalam aliran darah akan kembali melarut di dalam darah dan di netralisisr secara alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan 4. Barotrauma



Page 20 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Bila timbul keluhan di bagian tubuh yang terkena barotrauma pertolongan pertama dapat diberikan tablet penawar sakit (analgetik) dan rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. 5. Korban benturan benda tajam atau tumpul Untuk menghentikan pendarahan lakukan pembebatan di atas luka. Bila pendarahan berat lakukan pengikatan dengan selang waktu disebelah atas luka kurang lebih 10 menit dan dilepas ± 2-3 menit. 6. Korban sengatan hewan berbisa Cari luka gigitan, lakukan sayatan silang di luka gigitan tersebut keluarkan darah korban dengan alat penghisap racun/dipijit. Jangan menghisap darah korban terutama jika bibir, lidah atau gusi penolong ada lukanya. Apabila tersedia berikan anti bisa ular untuk gigitan ular Korban sengatan ubur-ubur (sampai) diobati dengan mengguyur alkohol, cuka di atas luka kemudia cungkil kawai/tentakel dari kulit korban dengan menggunakan pisau atau ujung kayu, atau keringkan luka dengan menaburkan tepung gula, garam, bedak atau abu di permukaan luka. Rasa sakit dikurangi dengan obat penghilang rasa sakit misalnya tablet Ponstan. Tusukan duri bulu babi diobati dengan mengoleskan pasta magnesium sulfat/gliserin ke atas luka dan diusahakan untuk mencabut durinya, apabila tidak berhasil, hancurkan durinya dengan cara memukul-mukul luka menggunakan benda padat. 7. Korban nyaris tenggelam Pertolongan pertama bagi korban nyaris tenggelam adalah berikan oksigen, lakukan resusitasi paru-jantung sesuai kondisi korban. Pengesahan : Page 21 of 22



STANDARD OPERATING PROCEDURE



Nomor



:



( SOP)



Revisi



:



0



Tanggal



:



21 JANUARI 2021



Halaman



:



…………… dari ……………….



PENYELAMAN



/ SOP-ID / I / 2021



Dibuat oleh :



Diperiksa oleh :



Disetujui oleh :



SAFETYMAN



HSE MANAGER



Direktur Utama



PRIBADI



TRYANA



ALVIN TANUSAPUTRA



Page 22 of 22