Sop Rawat Inap [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RAWAT INAP



PEMASANGAN INFUS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan cairan tubuh Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan lanjut - Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang infus. - Ada instruksi dokter - Ada perawat pelaksana - Ada satu set peralatan pemasangan infus lengkap PERALATAN : 1. Infuse set 2. Kasa 3. Cairan NS, D 5%, RL 4. Sarung tangan 5. Venvlon no 22, 20 6. Verban 7. Kapas alcohol dalam 8. spalk tempatnya 9. Plester 10.Perlak dan pengalas 11.Gunting 12.Pembendung PENATALAKSANAAN 1. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan. 2. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan pasien setuju diberikan persetujuan tindakan medik. 3. perawat memakai sarung tangan 4. Perlak dan pengalas dipasang. 5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan. 6. Cairan digantungkan pada standar 7. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu ditusukkan slang infus, kemudian alirkan sampai udara keluar. 8. Menentukan vena yang akan ditusuk. 9. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d 10 cm. 10.Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah ditentukan. 11.Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas, penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan. 12.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester kemudian mengatur tetesan. 13.Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril 14.Gunakan spalk bila perlu. 15.Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin. 16.Memperhatikan reaksi pasien. 17.Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan. 18.Alat-alat dibereskan. 19.Perawat cuci tangan. UGD, KABER



RAWAT INAP PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter Penatalaksanaan A. INDIKASI : 1. Pada psien yang memerlukan suntikan i.m. 2. Atas perintah dokter. B. PERSIAPAN : 1. Disp. Spuit 2. Kapas alcohol 3. Bengkok 4. Aquabidest steril 5. Gergaji ampul 6. Tempat sampah/bengkok 7. Obat yang dibutuhkan 8. bak instrumen C. PELAKSANAAN : 1. Inform concern 2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan kebutuhan 3. Cocockan nama obat dan nama pasien. 4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien. 5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik. 6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik. 7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat. 8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan. 9. Obat disemprotkan perlahan-lahan 10.Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat. 11.Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase. 12.Pasien dirapikan Perhatian : Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf. RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP PEMBERIAN SUNTIKAN SUBCUTAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik 1. Mendapatkan reaksi setempat 2. Memberikan kekebalan, mis. BCG Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil 2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai Persiapan alat : 1. Bak semprit 2. Spuit steril 1 cc 3. Obat suntikan 4. Kapas desinfektan 5. Bengkok 6. Alat tulis / buku suntikan Prosedur : 1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien 2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan 5. Mengatur posisi pasien 6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi suntikan. 7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O 8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit kemudian jarum dicabut 9. Merapikan pasien dan alat 10.Mendokumentasikan hasil tindakan



UNIT TERKAIT



Hal-hal yang diperlukan : 1. Daerah suntikan jangan dimasage 2. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAVENA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik dilakukan dengan berpedoman pada protap PERSIAPAN : 1. Bak spuit 2. Spuit 3 cc / 5 cc 3. Obat suntik (siap pakai) 4. Kapas desinfektan 5. Alas/perlak 6. Pembendung/stuing 7. Bengkok 8. Bad side/plester 9. Buku injeksi 10. Gunting PROSEDUR : 1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan 5. Mengatur posisi pasien 6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk 7. Menentukan lokasi tusukan 8. Melakukan pembendungan 9. Menghapus hama lokasi suntikan 10.Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O 11.Melakukan pengisapan/aspirasi 12.Melepaskan pembendung 13.Memasukan obat berlahan-lahan 14.Mencabut jarum suntik 15.Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu diplester/band aid 16.Merapikan pasien dan alat-alat 17.Mencuci tangan 18.Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah pemberian suntikan 2. Lokasi penusukan : - Lengan (vena media kubiti/vena cephalica) - Tungkai (vena saphenous)



-



UNIT TERKAIT



Kepala (vena frontalis temporalis) khusus anak



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP PEMBERIAN SUNTIKAN INTRACUTAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik untuk Memberikan pengobatan Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan intracutan (pemberian insulin) Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik steril dengan berpedoman pada protap Persiapan : 1. Bak semprit 2. Spuit steril 1 cc 3. Obat suntikan 4. Kapas desinfektan 5. Bengkok 6. Alat tulis / buku suntikan Prosedur : 1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien 2. Mencuci tangan. 3. Membawa alat kepada pasien 4. Menyiapkan lingkungan 5. Mengatur posisi pasien 6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan 7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O 8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit) 9. Memasukkan obat perlahan-lahan 10.Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah suntikan 11.Merapikan pasien dan alat 12.Mendokumentasikan hasil tindakan Hal-hal yang perlu diperhatikan :  Tempat penyuntikan : 1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu 2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul 3. Daerah perut, sekitar pusat RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP



PENGHISAPAN LENDIR DEWASA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



PENGERTIAN



Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut



TUJUAN



Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas



KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



Dibawah tangungjawab dokter. PERSIAPAN ALAT : Perangkat penghisap lendir meliputi : 1. Mesin penghisap lendir 2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan 3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom) 4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang 5. Pinset anatomi untuk memegang slang 6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa 7. Sarung tangan 8. Bak instrumen 9. Kasa 10. Bengkok PERSIAPAN PASIEN : 1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk 2. Bila pasien tidak sadar ; a. Posisi miring b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar PELAKSANAAN : 1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern 2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan 3. Perawat memakai sarung tangan 3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi 4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir 5. Mesin penghisap lendir dihidupkan 6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih yang tersedia 7. tekan lidah dengan spatel 8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan 9. Bersihkan mulut pasien kasa 10. membersihakan slang dengan air dalam kom 11.Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia



UNIT TERKAIT



12.Perawat cuci tangan UGD



RAWAT INAP



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



SOP MEMASANG KATETER PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1 Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



PENGERTIAN



Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing



TUJUAN



Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing



KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



-1 Perawat yang terampil -2 Tersedia alat-alat lengkap PERSIAPAN ALAT : 1. Slang kateter 2. Aqua jelly 3. Sarung tangan 4. Aquadest dalam kom 5. Spuit 5 cc



8. Kasa dalam tempatnya 9. Betadine 10. Urobag 11. Stik pan / urinal 12. Pinset



6. Plester 13. Bengkok 7. Gunting 14. perlak PENATALAKSANAAN : 1. memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien 2. mendekatkan peralatan disamping penderita 3. memasang perlak dan petugas mencuci tangan 4. memakai sarung tangan 5. mengatur posisi pasien PADA LAKI-LAKI 6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly 7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60O 8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar PADA WANITA 9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia 10.tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan sampai urine keluar 11.bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak 12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc) 13.mengobservasi respon pasien 14.menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien 15.memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas



UNIT TERKAIT



16.klien dirapikan 17.alat-alat dibersihkan dan dibereskan 18.perawat cuci tangan 19.mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan UGD



RAWAT INAP SOP MEMASANG NGT (NASO GASTRIL TUBE) ATAU PENDUGA LAMBUNG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam lambung. 1. Memberi makanan dan obat-obatan. 2. Membilas/mengumbah lambung Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT 1. Membilas/mengumbah lambung 2. Memberi makanan dan obat-obatan. -1 Perawat yang terampil -2 Tersedia alat-alat lengkap Persiapan alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



NGT PLESTER GUNTING BENGKOK SARUNG TANGAN AQUA JELLY PERLAK + PENGALAS ALAT TULIS



9. STETOSCOPE 10. SPUIT 10 CC 11. AQUADES DALAM KOM 12. CORONG 13. SPATEL 14. KASA 15. OBATOBATAN/ MAKANAN YANG AKAN DIMASUKAN



PENATALAKSANAAN 1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien 3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien 4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada 6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan 7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus) 8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung NGT 9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien



dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien. 10.Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru) dengan 3 cara: a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung, b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk mendengarkan gelembung udara di lambung 11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian memasukan obatobatan/makanan 12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc. 13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas. 14.Mendokumentasikan



UNIT TERKAIT



Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari sekali) UGD



RAWAT INAP SOP PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Tatacara pemberian obat per injeksi Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC. Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi. 1. Ada petugas ruangan yang terampil. 2. Tersedia alat injeksi yang cukup. 3. Tersedia obat-obatan yang diperlukan PERSIAPAN ALAT : 1. Bak spuit 6. Pembendung/stuing 2. Spuit sesuai dengan 7. Bengkok kebutuhan 3. Obat suntik (siap pakai) 8. Bad side/plester 4. Kapas desinfektan 9. Buku injeksi 5. Alas/perlak 10. Gunting PENATALAKSANAAN 1. Membaca daftar obat klien. 2. Perawat cuci tangan. 3. Mengambil spuit. 4. Melarutkan lebih dahulu obat yang perlu dilarutkan (mempersiapkn obat ). 5. Membaca kembali daftar obat, kemudian melakukan desinfektan dengan kapas alkohol : - Leher botol/ ampul sebelum digergaji - Karet penutup flakon ( botol obat ) 6. Spuit diisi obat sesuai dengan dosis yang telah



UNIT TERKAIT



ditentukan 7. Mengatur posisi klien. 8. Permukaan kulit yang disuntik didesinfektan dengan alkohol. 9. Menenangkan kulit 10.Memasukan jarum tegak lurus (25 -90O) pada permukaan kulit. 11. Menarik menghisap spuit sedikit (IM, SC), bila tidak ada darah, obat dimasukkan perlahan-1ahan sedangkan IV kalau ada darah harus dimasukan secara perlahan. 12.Setelah obat masuk semua, jarum dicabut, bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol. 13. cuci tangan kemudian catat pada buku injeksi dan mencatat di status RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP SOP PEMBERIAN OBAT PER ORAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan hasil yang optimal Sebagai acuan pemberian obat secara per oral Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien PERSIAPAN ALAT : 1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,) 2. Sendok Dari pasien 3. Gelas dengan air minum dari pasien 4. Lap bersih/tisu dari pasien PENATALAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien 2. Menyiapkan obat 3. Perawat cuci tangan 4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan dicocokkan dengan nama pasien dan ruangannya 5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien



6. Observasi respon pasien 7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan 8. Perawat cuci tangan UNIT TERKAIT



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP SOP MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat tidur. Membatasi atau menghindari pergerakan pasien sesuai keadaan fisik atau diagnosanya. Sebagai acuan dalam melakukan pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur Pasien dalam keadaan keterbatasan pergerakan dan harus didampingi perawat serta melibatkan keluarga pasien dalam proses pemindahan PERSIAPAN ALAT : -1 Tempat tidur sudah disiapkan. -2 Dua atau satu orang perawat. PENATALAKSANAANr : -3 Memberi tahu pasien. -4 Mengunci kursi roda. -5 Melipat/menyampingkan kaki kursi rida agar kaki pasien tidak terhalang waktu berdiri. -6 Perawat berdiri didepan pasien , jika diperlukan keluarga dilibatkan dalam proses pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur -7 Kedua tangan perawat memegang pinggang pasien



UNIT TERKAIT



dan kedua tangan pasien memegang bahu perawat -8 Membantu pasien berdiri dan keluar dari kursi roda. -9 Memagang pinggang pasien dengan tangan kanan dan tangan kiri pasien memeluk bahu perawat. -10Mendudukkan pasien ditempat tidur. -11Menahan punggung pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain membantu mengangkat kedua kaki pasien diletakkan diatas tempat tidur, lalu dibaringkan. -12Merapikan pasien. -13Mengembalikan kursi roda ketempat semula. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN : -14Sebelum dan sesudah melakukan, perawat harus mencuci tangan. RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP SOP MENGHITUNG JUMLAH NADI DAN PERNAFASAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi, pernafasan per menit. Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan pernafasan Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer PERSIAPAN ALAT : 1. Jam tangan 2. Timer PENATALAKSANAAN NADI : 1. Perawat cuci tangan. 2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila memungkinkan (mengatur posisi tangan), 3. mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais) sambil melihat jam. 4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis, menutup selama 1 menit.



5. 6. 7. 8.



Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi. Menghitung selama 1 menit nadi. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat. Perawat cuci tangan.



PENATALAKSANAAN MENGHITUNG RESPIRASI : 1. Perawat cuci tangan. 2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien sesak nafas bisa didudukkan 3. Tekan tombol timer. 4. Menghitung respirasi selama 1 menit. 5. Menghitung selama 1 menit nadi. 7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat. 8. Perawat cuci tangan. UNIT TERKAIT



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP SOP PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dennga cepat dan tepat Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial 1. Perawat yang terampil 2. Alat-alat yang lengkap PERSIAPAN ALAT STERIL : HEACHTING SET : 1. Pinset anatomi 8. Kapas 2. Pinset chirurge 9. Benang – cargut - silk 3. Gunting 10 Jarum 4. Naald foulder 11. Hand scoe 5. Bengkok 12. Spuit 3 cc 6. Kom kecil 13 Klem anatomi 7. Kassa BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL : 1. Gunting balutan



UNIT TERKAIT



2. Plester 3. Verban 4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol, savlon) 5. Obat luka sesuai kebutuhan 6. Tempat sampah 7. lidokain injeksi sebagai anasthesi 8. NaCl PELAKSANAAN : 1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform concern 2. Perawat cuci tangan 3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen) 4. Perawat membersihkan luka denga NaCl 5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan betadin 6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian lakukan heacting 7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester 9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi 10.Klien dirapikan 11.Alat dibereskan dan dibersihkan 12.Perawat cuci tangan UGD, Poliklinik



RAWAT INAP



MENGUKUR TEKANAN DARAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien. Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah. -1 Ada petugas yang terampil -2 Tersedia alat tensimeter persiapan alat : 1. stestoskop 2. tensi meter lengkap 3. buku catatan 4. alat tulis penatalaksanaan : 1. Memberi tahu pasien. 2. Lengan baju dibuka atau digulung. 3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada disisi luar tangan.



4. Pompa tensimeter dipasang. 5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut. 6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik. 7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan terakhir. 8. Hasil dicatat. UNIT TERKAIT



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP



PEMERIKSAAN FISIK PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



PENGERTIAN



Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu



TUJUAN



Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik



KEBIJAKAN BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA : URAIAN PROSEDUR



1. Rambut 3. Kepala 5. Muka 7. Mata 9. Hidung 11. Mulut



2. Extermitas /atas/ bawah 4. Genetalia 6. Telinga 8. Leher 10. Dada 12. Perut / abdomen



Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejalagejala objektif pasien, misalnya : - Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.



-



Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa



CARA PEMERIKSAAN : - Melihat (inspeksi) - Mengetuk (perkusi PERSIAPAN : - Alat : Lampu baterey Spatel lidah Sarung tangan dan vaselin Refleks hammer Termometer Buku catatan perawat -



UNIT TERKAIT



-



Meraba (palpasi) Mendengar (Auskultasi)



Stetoskop Bengkok Kom berisi larutan desinfektan Tensi meter Catatan medik Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan



Pasien : - Pasien diberi tahu - Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.



PELAKSANAAN : - Gorden dan sampiran dipasang. - Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala. - Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali. - Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali. - Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan refleks hammer. - Tekanan darah diukur bila perlu. - Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan. - Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula. RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP PENANGANAN PASIEN YANG MENINGGALKAN PUSKESMAS TANPA IZIN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Tindakan yang dilakukan untuk menangani pasien yang meninggalkan Puskesmas tanpa ijin dokter dan perawat lebih dari tiga jam. Sebagai acuan untuk penanganan pasien yang meninggalkan Puskesmas tanpa izin



KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



1. perawat mencari pasien di dalam kamar, sekitar ruangan dan dalam lingkungan Puskesmas. 2. Bila ada telepon keluarga : -. Menghubungi keluarga  Bila pasien ada di rumah disarankan untuk kembali ke Puskesmas.  Bila pasien tidak mau kembali ke Puskesmas, disarankan untuk datang ke Puskesmas untuk menyelesaikan



administrasi. Melaporkan masalah tersebut kepada koordinator ruang perawatan, dokter dan petugas loket pembayaran rawat inap 3. Bila tidak ada telepon : a Melaporkan masalah kepada koordinator ruang perawatan, dokter dan petugas pembayaran rawat inap b. Menghubungi orang terdekat (tetangga/ keluarga pasien) c. petugas mendatangi sesuai alamat yang ada di les pasein 4. Melaporkan kembali kepada koordinator ruang perawatan, dokter mengenai informasi tentang hasil tindakan. 



UNIT TERKAIT



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP PERAWATAN DECOMPENSATIO CORDIS GRADE I DAN II PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Memberikan perawatan pada penyakit jantung, untuk meringankan kerja jantung. 1. Membebaskan pasien dari rasa sesak. 2. Mencegah komplikasi. 3. Menurunkan angka kematian. 4. Mengembalikan kcpada kehidupan optimal Sebagai acuan dalam perawatan decompensatio cordis. a. Ada Petugas terampil. b. Ada Ruang Perawatan yang memadai PERSIAPAN ALAT : 1. Tempat tidur semi foller 2. Tabung O2



3. 4. 5. 6.



Obat diuretik Obat digitalis Tensi dan stetoskop Lembar observasi



PELAKSANAAN 1. Memberitahu pasien tentang status / kondisi pasien 2. Memindahkan pasien ke tempat tidur dan memberi posisi setengah duduk 3. Memperhatikan keadaan umum pasien. 4. Memberikan oksigen sesuai kebutuhan 5. Memasang infus bila belum terpasang dengan mengatur tetesannya. 6. Mengobservasi tanda-tanda vital 7. Memberikan obat-obatan deuretik digitalis dll, sesuai instruksi 8. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan 9. Menjelaskan kepada pasien : a. Keluhan-keluhan yang terjadi segera diberitahukan kcpada dokter atau perawat yang jaga b. Bila BAB tidak boleh mengedan c. Diet diatur dari puskesmas dengan diet jantung rendah garam. 10. Mengukur dan mencatat in take out put dalam 12 jam dan 24 jam 11. Memperhatikan dan melapor kepada dokter adanya gangguan irama jantung 12. Mengobservasi bila ada tanda-tanda cardiogenic shock 13. Memberikan waktu banyak untuk berbicara a. Melegakan perasaan dan menghidupkan rasa bersyukur b. Menyenangkan hati seutuhnya (Bio-psiko-sosialkultural) c. Menjawab pertanyaan penderita dengan bijaksana d Pendekatan dan hubungan yang baik antara perawat, pasien dan keluarga 14. Melakukan mobilisasi setelah tidak ada keluhan sesak nafas : Hari ke1 Menggerak-gerakkan kaki dan tangan 2 Duduk di tempat tidur dan makan sendiri 3 BAB dengan memakai pispot 4 Jalan di sekitar tempat tidur 5 Pindah ke ruangan bila perlu 15. Bila sesak pasien bertambah parah dilakukan rujukan ke RS pemerintah HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. O2 jangan sampai habis. UNIT TERKAIT



UGD



RAWAT INAP



PENGGANTIAN SPREY PASIEN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Menciptakan rasa nyaman dalam usaha untuk mencegah adanya nosokomial dengan pergantian sprey dalam jangka waktu yang sudah ditentukan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan menggantian sprey. 1. Sprey diganti secara rutin setiap 3 hari. 2. Memberikan pelayanan Prima.



KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



Dibawah tanggungjawab dan pengawasan Ka. Ruang masing- masing. Persiapan alat : 1. sprey yang siap pakai (sarung bantal, selimut dan perlak) 2. kebah (pembersih debu) 3. keranjang linen kotor Penatalaksanaan : 1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan 2. Perawat cuci tangan 3. Selimut pasien diletakkan dikursi 4. Pasien dimiringkan 5. Sprei digulung sampai dibawah punggung bersama perlak. 6. Bersihkan bila ada kotoran diatas kasur 7. Pasang sprey bersama perlak 8. Pasien dimiringkan ke lain sisi dan ambil gulungan srey/ perlak yang kotor 9. Tarik sprey yang bersih dan dirapikan 10.Pasien di kembalikan pada posisi semula 11.Sarung bantal/ guling juga diganti dan bereskan tempat kotor dibawa kebelakang 12.Perawat cuci tangan.



UNIT TERKAIT



Bagian Cucian



RAWAT INAP



PENGATURAN OPERAN JAGA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Pengaturan operasi jaga adalah tata cara serah terima jaga.



Protap ini disusun sebagai acuan dalam :



TUJUAN







Menjaga kestabilan pelayanan yang berhubungan dengan kolabirasi dengan medis



 Meningkatkan komunikasi antar perawat, perawat dengan penderita dan keluarga. KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



 Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000  Petugas shift selanjutnya datang langsung ambil buku laporan harian, petugas jaga sebelumnya memberikan



waktunya



untuk



keliling



timbang



terima penderita : mengenai advis dokter dan tindakan selanjutnya ke penderita. 



Sebagian dari petugas, ada yang operan alat-alat dan yang lain perlu dioperkan di ruang jaga.



UNIT TERKAIT



Bagian keperawatan



RAWAT INAP



PENERIMAAN PASIEN BARU PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Menerima pasien Puskesmas untuk dirawat sesuai yang berlaku dirawat inap



-



TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Sebagai acuan dalam protap perwatan dasar langsung



a. Ada Petugas. b. Ruang Penerimaam Pasien. c. Ruang Tindakan. Persiapan : - Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah. - Lihat kondisi pasien (bisa berdiri, duduk atau berbaring) - Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. - Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan. - Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di Puskesmas serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada. - Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan pasien. - Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan. UGD



RAWAT INAP



PERAWATAN DASAR LANGSUNG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



a. Menerima pasien baru - Menerima pasien yang baru masuk Puskesmas untuk



TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



dirawat sesuai yang berlaku. b. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagiantertentu yang dianggap perlu - Sebagai acuan dalam protab perwatan dasar langsung a. Ada Petugas. d. Ruang Penermaam Pasien. e. Ruang Tindakan. a. Menerima pasien baru Persiapan : - Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah. - Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum penderita dibaringkan. - Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese dan pemeriksaan fisik. - Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan. - Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di PUSKESMAS serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada. - Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan medik dan catatan perawatan pasien. - Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilakukan. b. Pemeriksaan fisik Bagian tubuh yang diperiksa : - Kulit Telinga - Rambut - Tenggorok - Kuku Leher - Muka Dada - Mata Tulang belakang - Hidung - Abdomen - Mulut Anggota gerak Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien, misalnya : - Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya. - Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa Cara pemeriksaan : - Melihat (inspeksi) - Mengetuk (perkusi



-



Meraba (palpasi) Mendengar



Persiapan : - Alat : Lampu baterey Slatel lidah Sarung tangan dan vaselin Refleks hammer Termometer Stetoskom Bengkok Kom berisi larutan desinfektan Tensi meter Buku catatan perawat Catatan medik Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan -



Pasien : Pasien diberi tahu Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.



Pelaksanaan : - Gorden dan sampiran dipasang. - Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala. - Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan



-



UNIT TERKAIT



pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali. Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan refleks hammer. Tekanan darah diukur bila perlu. Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan. Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula.



RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES



RAWAT INAP



PENGGUNAAN ALAT EKG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013 Halaman : 1



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



PENGERTIAN



Tata cara persiapan dan pelaksanaan penggunaan EKG Sebagai acuan penggunaan alat EKG



TUJUAN KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Sebelum melakukan EKG harus mempersiapkan Zhal yaitu pasien dan alat EKG Menggunakan alat EKG dilakukan dengan berpedoman pada protap EKG ( elektro kardiogram) 1. Pasang kabel listrik ke jaringan listrik 2. Pasang kabel massa / graund ke lantai basah. 3. Mempersiapkan penderita : a. Posisi terlentang b. Penderita tenang 4. Memasang kabel-kabel ke penderita Tempat pemasangankabel a. Lengan kanan ( kabel merah) b. Lengan kiri ( kabel kuning) c. kaki kanan ( kabel hitam) d. Kaki kiri ( kabel hijau) e. Electrode dada ( kabel putih) 5. Khusus kabel dada ada 6 buah / lebih Tempat pemasangan : V1 : para sternal kanan sela iga 4 V2 : para sternal kiri sela iga 4 V3 : antara V2 dan V4 sela iga 5 V4 : garis tengah clavicula sela iga 6 V5 : garis axilla depan sela ig 5 V6 : garis axilla tengah horizontal V5. 6. Perekaman EKG a. Hidupkan EKG b. Cek gerakan jarum perekaman c. Axis tinggi rendah rekaman, usahakan gambar di tengah-tengah kertas rekaman. d. Jalankan pesawat mulai I,II,III,AVR,AVL. AVF dan V1 – V6. 7. Setelah selesai matikan listrik dan kemasi peralatan dengan baik. -



UGD



RAWAT INAP SOP PASIEN KELUAR RAWAT INAP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013



DISAHKAN OLEH KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



dr. H. Apuh Alifuchin



JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN



KEBIJAKAN



URAIAN PROSEDUR



UNIT TERKAIT



Halaman



: 1



NIP. 19660429 199603



Pasien kelauar adalah : 1. Pulang sembuh (selesai pengobatan) 2. Pulang paksa (pasien / keluarga pasien meminta pulang walau belumk sembuh) 3. Dirujuk ke RS 4. Meninggal Sebagai pedoman dalam proses pasien keluar dari rawat inap puskesmas dan adminstrasi pasien keluara rawat inap Administrasi yang berkaitan dengan jenis pembayaran pasien, dilakukan sesuai pedoman yang berlaku dan harus dicukupi sebelum pasien pulang 1. Pasien yang dinyatakan pulang atau keluar rawat inap oleh dokter, pihak keluarga dapat mengurus penyelesaian administrasi di bagian loket rawat inap pada jam kerja. 2. Perawat mengembalikan status pasien ke petugas loket rawat inap dan bila pasien masih dinfus, maka perawat5 melepaskan infuse set dahulu 3. Petugas loket mebuat perincian pembayaran sesuai tariff dan mebuatkan surat control untuk pasien 4. Apabila pasien pulang paksa maka keluarga menandatangani pernyaataan pulang paksa dengan disertai alasan yang ditulis oleh keluarga pasien pada ststus rawat inap. Perawat memberikan stempel pulang paksa pada status rawat inap. 5. Pasien yang masih mendapatkan obata maka perawat menyerahkan obat tersebut kepada pasien / keluarga pasien untuk diteruskan dirumah, sebelumnya diberikan konseling mengenai aturan penggunaan obat selama dirumah. 6. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Pasien keluar dengan jaminan pemeliharaan kesehatan seperti askes PNS / social, Askeskin / SKTM diperbolehkan pulang jika sudah melengkapi administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Loket rawat inap



RAWAT INAP DISAHKAN OLEH



PERAWATAN LUKA BAKAR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA



DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI PENGERTIAN



TUJUAN KEBIJAKAN URAIAN PROSEDUR



: 449.1/ 06.1/ Pkm-Jtw/ 2013 Tanggal Pembuatan : 2 Januari 2013 Tanggal Revisi : Tanggal Efektif : 1 Pebruari 2013



KEPALA UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI



Nomor Standar Operasional Prosedur



Halaman



: 1



dr. H. Apuh Alifuchin NIP. 19660429 199603 1 001



Kriteria Diagnosis Kerusakan kulit akibat trauma panas, listrik, kimia dan radiasi Sebagai acuan tatalaksana penderita luka bakar Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter spesialis bedah Penatalaksanaan di IRD Pertolongan pertama pada penderita luka bakar: 1. Bebaskan penderita dari kontak dengan penyebab luka bakar dengan melepaskan semua baju dan barang yang melekat di tubuh. 2. Pemeriksaan ABC (Airway, Breathing, Circulation) Airway (Jalan napas) Bebaskan dari gangguan jalan napas atas (oedema jalan napas atas)



UNIT TERKAIT



Breathing (pernapasan) 1. Periksa adanya gangguan pernapasan akibat trauma inhalasi. 2. Bila perlu pemakaian endotracheal inkubasi atau tracheostomi. Circulation 1. Bila penderita dalam keadaan shock: ditanggulangi dengan pemberian cairan infus (RL), grojok. Bila perlu perlu pasang lebih dari satu tempat infus. 2. Setelah shock teratasi, berikan cairan dengan Rumus Bexter (RL) 4 cc/Kg.BB/luas /luka bakar) PERAWATAN LUKA PADA LUKA BAKAR 1. Dilakukan debridement luka 2. Dimandikan atau dibersihkan dengan desinfektan ringan 3. Bulla dipecah bila keruh atau besar (>= 5 cm) 4. Setelah bersih luka diolesi dengan salep SSD (Silver Sulfat Diazine) (Perawatan secara terbuka). 5. Penderita dibawa keruangan dengan dialasi dan dikerudungi kain yang serba steril. 6. Obat lain : analgetika/sedativa, kalau perlu pemberian anti biotika spektrum luas sebagai profilaksis. UGD