17 0 300 KB
LAMPIRAN: 1.SPO PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI RSB Amanah
PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI
Probolinggo No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
01
1/3
Ditetapkan oleh Tanggal Terbit
SPO
Direktur, Dr. Evariani
PENGERTIAN TUJUAN
Aturan pemasangan gelang identifikasi pada pasien rawat inap di RSIA Amanah 1. Sebagai penanda khusus bagi pasien yang dirawat agar petugas tidak keliru dalam memberikan pelayanan medis. 2. Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pasien rawat dalam terselenggaranya keselamatan pasien. 3. Diharapkan pemasangan gelang identifikasi pasien dengan tepat dan benar 4. Sebagai penanda pasien yang memiliki resiko ataupun kondisi tertentu sehingga petugas lebih waspada dalam memberikan
KEBIJAKAN
pelayanan medis Setiap pasien rawat inap harus diberikan gelang sebagai tanda identifikasi pasien yang bertuliskan nama lengkap pasien sesuai KTP, tanggal lahir dan nomor RM pasien
RSB AMANAH
Biru : Laki-laki Pink : Perempuan Merah : Resiko alergi Kuning : Resiko jatuh Ungu : Do not resusitation (penolakan tindakan) PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 2/3
PROSEDUR
1. Bidan menerima pasien di ruang perawat 2. Bidan menganamnesa pasien sesuai KTP atau kartu identitas yang dimiliki dan mengisi status rekam medis. 3. Mengkaji data tentang riwayat alergi yang dimiliki pasien 4. Mengkaji data tentang resiko jatuh pada pasien misalnya secara verbal menanyakan tentang riwayat pasien apakah pernah jatuh atau kecelakaan dan secara visual melihat gaya dan keseimbangan pasien saat berjalan serta alat bantu yang digunakan pasien 5. Bidan menjelaskan tentang tindakan medis yang akan diberikan kepada pasien 6. Bidan melakukan pemasangan gelang identifikasi berwarna pink kepada pasien yang bertuliskan nama lengkap sesuai kartu identitas dan tanggal lahir pasien serta menjelaskan tujuan pemasangan gelang tersebut. Jika pasien mempunyai riwayat alergi maka lakukan pemasangan
gelang berwarna merah Jika pasien mempunyai riwayat resiko jatuh yaitu secara visual, pasien menggunakan alat bantu jalan dan secara verbal bidan menanyakan apakah pasien sebelumnya pernah jatuh atau kecelakaan,
sehingga
mengakibatkan
gaya
berjalan
dan
keimbangan pasien bermasalah saat berjaalan, maka bidan
memasangkan gelang berwarna kuning Jika pasien menolak tindakan medis (Do Not Resusitation), maka
bidan memasangkan gelang berwarna ungu. Pada kondisi khusus,pasien pasca operasi,atau vertigo,hipertensi(PEB/PER),hiperemesis,collaps dll maka
RSB AMANAH
PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI
pasien
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 3/3
dipasangkan gelang kuning pada masa yang ditentukan(sesuai observasi dan kondisi pasien). UNIT TERKAIT
Ruang Perawat, Ruang Tindakan, Dapur
2.SPO PELEPASAN GELANG IDENTIFIKASI RSB AMANAH
PELEPASAN GELANG IDENTIFIKASI
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal Terbit Dr. Evariani Tata cara proses pelepasan gelang identitas setelah pasien dinyatakan diperbolehkan keluar dari rumah sakit oleh dokter. 1. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan paasien. 2. Keputusan Direktur RSIA AMANAH no.(berapa) tentang identifikasi pasien 3. Pelepasan gelang dilakukan secara tepat dan benar Setiap pasien rawat inap yang akan keluar dari Rumah sakit atau sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter, bidan melakukan pelepasan gelang identifikasi pasien dengan cara menggunting, dan dilakukan diruang
PROSEDUR
perawat 1. Dokter melakukan visite dan membolehkan pasien pulang 2. Pasien atau keluarga diminta untuk menyelesaikan pembayaran diruang administrasi 3. Bidan menjemput pasien dan keluarga dikamar perawatan 4. Bidan menginformasiakan kepada pasien bahwa
sudah
diperbolehkan keluar dari rumah sakit dan gelang akan dilepas. 5. Bidan melepas gelang tersebut dengan cara menggunting hingga terlepas dan dilakukan diruang perawat 6. Bidan menggunting menjadi beberapa bagian dan membuang
UNIT TERKAIT
gelang tersebut ditempat sampah medis yang telah disediakan. 7. Sampaikan ucapan terimakasih kepada pasien. Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap
3.SPO PEMASANGAN GELANG RESIKO JATUH RSB AMANAH PROBOLINGGO
SPO PEMASANGAN GELANG/STIKER KANCING RESIKO JATUH No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN PROSEDUR
UNIT TERKAIT
Tata cara pemasangan gelang/stiker kancingpenanda berwarna kuning pada pasien rawat inap yang memiliki resiko jatuh 1. Diharapkan pemasangan gelang pada pasien resiko jatuh, harus sesuai dan tepat sasaran 2. Agar pasien yang mempunyai resiko jatuh dapat teridentifikasi dengan benar 3. Menghindari dan mengurangi jumlah pasien jatuh selama dirawat di Rumah sakit Setiap pasien rawat inap yang memiliki resiko jatuh akan diberikan dan dipasangkan gelang berwarna kuning 1. Bidan menerima pasien diruang perawat 2. Bidan menganamnese, mengkaji data keluhan pasien secara lengkap dan melengkapi status rekam medis 3. Bidan mengkaji ulang obat-obat yang dikonsumsi pasien yaitu pengaruhnya terhadap system syaraf pasien misal obat-obat psikonarkotik 4. Bidan secara visual melihat bagaimana gaya berjalan dan keseimbangan pada saat berjalan serta alat bantu jalan yang digunakan oleh pasien 5. Bidan menjelaskan fungsi masing-masing gelang identifikasi sebelum dipasangkan 6. Bidan mengkaji secara verbal menanyakan tentang riwayat jatuh pada pasien dan konsumsi obat serta telaah terhadap konsumsi alkohol 7. Bidan mencatat pada lembar monitoring morse fall scale 8. Bidan memasangkan gelang penanda yaitu stiker kancing berwarna kuning dan menjelaskan tentang tujuan pemasangan gelang tersebut Ruang Perawat, Ruang Rawat inap
4.SPO PELEPASAN GELANG RESIKO JATUH RSB AMANAH PROBOLINGGO
PELEPASAN GELANG/STIKER KANCING RISIKO JATUH No. Dokumen
No. Revisi
Halaman ½
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN
Tata cara proses pelepasan tanda stiker kancing berwarna kuning yang bertuliskan fallrisk pada gelang identifikasi pasien yang menandakan
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
RSB AMANAH PROBOLINGGO
pasien risiko jatuh. 1. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien. 2. Keputusan Direktur RSIA AMANAH no.(berapa) tentang identifikasi pasien 3. Pelepasan stiker kancing bewarna kuning bertuliskan fallrisk pada gelang identifikasi pasien harus dilakukan secara tepat dan benar Setiap pasien rawat inap yang yang mempunyai risiko jatuh yang diberi tanda stiker kancing berwarna kuning apabila dokter sudah menyatakan pasien mampu mobiloisasi sendiri tanpa bantuan alat,perawat ato menopang pada benda lain dan hasil monitoring morse fall scale maka stiker penanda tersebut akan dilepas. 1. Bidan melakukan monitoring hasil kajian pasien tersebut tiap hari pasca operasi dengan didampingi dokter pada saat melakukan visite dan pada saat melakukan asuhan kebidanan. 2. Bidan menanyakan kepada Pasien atau keluarga tentang mobilisasi apa saja yang sudah bisa dilakukan. 3. Bidan mengkaji ulang hasil data tersebut dan melakukan scoring ulang jika pasien masih dikategorikan pada resiko sedang /berat pada lembar monitoring morse fall.risk scale. 4. Tetapi apabila pasien mampu melakukan mobilisasi mandiri tanpa bantuan perwat,bidan,dan alat bantu maka 5. Bidan bersama dokter melakukan evaluasi pada saat visite dan memberikan informasi tentang perkembangan kondisi pasien bahwa penanda stiker kancing berwarna kuning yaitu resiko jatuh akan dilepas.Biasanya pada pasien post op hari ke2/3. 6. Bidan melepas tanda stiker kancing kuning tersebut dan membuang pada sampah medis yang disediakan. 7. Sampaikan ucapan terimakasih kepada pasien. PELEPASAN GELANG/STIKER KANCING RISIKO JATUH No. Dokumen
UNIT TERKAIT
Ruang Perawat, Ruang Rawat inap
No. Revisi
Halaman 2/2
5.SPO PEMASANGAN GELANG RESIKO ALERGY RSB AMANAH
SPO PEMASANGAN GELANG/STIKER RESIKO ALERGI
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman ½
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit
PENGERTIAN
Dr. Evariani Tata cara pemasangan gelang dengan tanda stiker berwarna merah
TUJUAN
pada pasien rawat inap yang memiliki resiko alergi 1. Diharapkan pemasangan gelang pada pasien resiko alergi, harus
sesuai dan tepat sasaran 2. Agar pasien yang mempunyai resiko alergi dapat teridentifikasi dengan benar 3. Menghindari dan mengurangi jumlah pasien alergi selama dirawat KEBIJAKAN
di Rumah sakit Setiap pasien rawat inap yang memiliki resiko alergi akan diberikan dan dipasangkan gelang dengan tanda stiker berwarna merah yang
PROSEDUR
bertuliskan ALERGY 1. Bidan menerima pasien diruang perawat 2. Bidan menganamnese, mengkaji data keluhan pasien secara lengkap dan melengkapi status rekam medis 3. Bidan mengkaji dan menanyakan kepada
pasien
apakah
mempunyai riwayat alergi obat dan makanan. 4. Jika pasien mempunyai riwayat alergi obat, maka bidan menulis pada cover status rekam medis , nama obat apa yang mengakibatkan alergi pada pasien tersebut. 5. Apabila pasien mempunyai alergi pada makanan tertentu maka bidan menulis pada status rekam medis dan menginformasikan RSB AMANAH
kepada gizi(dapur) tentang makanan apa yang mengakibatkan SPO PEMASANGAN GELANG/STIKER RESIKO ALERGI
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 2/2
PROSEDUR
kepada gizi(dapur) tentang makanan apa yang mengakibatkan pasien tersebut alergi. 6. Bidan menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
warna
stiker penanda gelang dan fungsi masing-masing gelang identifikasi sebelum dipasangkan. 7. Bidan memasangkan stiker berwarna kuning yang bertuliskan fallrisk pada gelang pasien dan menjelaskan tentang tujuan UNIT TERKAIT
pemasangan gelang tersebut Ruang Perawat Ruang Rawat inap
6.SPO PELEPASAN GELANG RESIKO ALERGI RSB Amanah Probolinggo
PELEPASAN GELANG/STIKER KANCING RISIKO ALERGY
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tata cara proses pelepasan tanda stiker kancing berwarna merah yang bertuliskan ALERGY pada gelang identifikasi pasien yang menandakan pasien risiko alergi 1. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan paasien. 2. Keputusan Direktur RSB AMANAH no.(berapa) tentang identifikasi pasien 3. Pelepasan tanda stiker kancing warna merah yang berrtuliskan ALERGY pada gelang dilakukan secara tepat dan benar Setiap pasien rawat inap yang yang mempunyai risiko alergi yang diberi tanda stiker kancing berwarna merah apabila dokter sudah menyatakan pasien tersebut boleh keluar atau pulang maka tanda tersebut akan dilepas oleh bidan dengan cara menggunting. 1. Dokter visite didampingi oleh bidan jaga.Jika kondisi pasien sudah membaik dan dokter menyatakan pasien tersebut boleh pulang.
UNIT TERKAIT
2. Bidan melengkapi status pasien dan menyiapkan obat pasien yang akan dibawa pulang,surat control,ceklist pasien pulang,bon obat ,bon pesanan menu makan 3. Bidan menginformasikan kepada administrasi 4. Bidan menginformasikan kepada ruang bayi jika pasien post sc 5. Setelah keluarga pasien telah menyelesaikan administrasi dengan menunjukkan bukti kwitansi maka bidan jaga akan menjemput kekamar pasien untuk memberitahukan bahwa gelang identifikasi pasien yang bertanda warna merah stiker kancing akan dilepas 6. Bidan melepas gelang berstiker merah tersebut dengan cara menggunting dan membuang pada sampah medis yang disediakan. 7. Sampaikan ucapan terimakasih kepada pasien. Ruang Perawat Ruang Rawat Inap Ruang administrasi Farmasi
7.SPO PEMASANGAN GELANG DO NOT RESUSITATION RSB AMANAH
SPO PEMASANGAN GELANG DNR
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit
PENGERTIAN
Dr. Evariani Tata cara pemasangan gelang dengan tanda stiker berwarna ungu pada
TUJUAN
pasien rawat inap yang menolak tindakan medis resusitasi. 1. Diharapkan pemasangan gelang penanda pada pasien yang menolak resusitasi harus sesuai dan tepat sasaran 2. Agar pasien yang menoloak tindakan resusitasi
KEBIJAKAN
dapat
teridentifikasi dengan benar Setiap pasien rawatinap yang menolak tindakan medis resusitasi akan diberikan dan dipasangkan gelang dengan tanda stiker berwarna ungu
PROSEDUR
yang bertuliskan DNR 1. Saat pasien dalam kondisi kritis petugas kesehatan menawarkan tindakan resusitasi kepada keluarga. 2. Keluarga pasien menolak dilakukan tindakan medis resusitasi
3. Bidan melengkapi status rekam medis keluarga pasien diminta untuk menandatangani form penolakan tindakan medis 4. Bidan memasangkan gelang berwarna ungu yang bertuliskan DNR yang artinya pasien ini menolak tindakan resusitasi dan UNIT TERKAIT
menjelaskan kepada kelurga fungsi gelang tersebut. Ruang Perawat, Ruang Rawat inap
8.SPO PELEPASAN GELANG RESUSITATION RSB AMANAH
SPO PELEPASAN GELANG DNR
PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman ½
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
PENGERTIAN TUJUAN
Tanggal Terbit Dr. Evariani Tata cara pelepasan gelang dengan tanda stiker berwarna ungu pada pasien rawat inap yang menolak tindakan medis resusitasi. 1. Diharapkan pemasangan gelang penanda penolakan tindakan medis resusitasi, harus sesuai dan tepat sasaran 2. Agar pasien yang menolak tindakan resusitasidapat teridentifikasi
KEBIJAKAN
dengan benar. Setiap pasien rawat inap yang menolak tindakan medis resusitasi akan dilepas saat pasien tersebut diperbolehkan pulang.
PROSEDUR
1. Dokter melakukan visite kepada pasien dengan didampingi bidan jaga. 2. Pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter atau saat pasien terminal. 3. Kelurga pasien dianjurkan untuk menyelesaiakan administrasi 4. Bidan melepas gelang penanda DNR yang berwarna ungu tersebut dengan cara mengguntingSaat pasien dalam kondisi kritis petugas kesehatan menawarkan tindakan resusitasi kepada keluarga.
5. Keluarga pasien menolak dilakukan tindakan medis resusitasi 6. Bidan melengkapi status rekam medis keluarga pasien diminta untuk menandatangani form penolakan tindakan medis 7. Bidan melepas gelang berwarna ungu yang bertuliskan DNR dengan cara menggunting lalu dibuang ditempah sampah medis
SPO PELEPASAN GELANG DNR RSB AMANAH PROBOLINGGO No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 2/2
UNIT TERKAIT
Ruang Perawat, Ruang Rawat inap
9.SPO KOMUNIKASI SECARA EFEKTIF RSB AMANAH PROBOLINGGO
KOMUNIKASI EFEKTIF: KOMUNIKASI SECARA LISAN DAN MELALUI TELEPON
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman ½
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tata cara /proses penyampaian informasi yang tepat waktu,akurat,jelas dan mudah dipahami yangb dilakukan pada waktu: 1. Konsultasi dengan dokter melalui telephon 2. Penyampaian hasil pemeriksaan. 1. Agar advis yang diberikan dapat dipahami oleh penerima informasi 2. Menghindari kesalahan dalam pemberian advis oleh dokter sehingga semua pasien mendapat terapi dantindakan yang tepat,cepat dan akurat serta menghasilkan perbaikan dalam keselamatan pasien. 3. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar tenaga kesehatan. Setiap advis dokter yang diberikan melalui telephone harus ditulis, dibaca ulang, dan dikonfirmasikan kembali kepada dokter pemberi advis dan dicatat pada form yang telah disediakan 1. Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu pada pasien baik pasien baru maupun pasien rawat inap (berdasarkan keluhan pasien) 2. Bidan/perawat sebaiknya mereview kembali hasil pemeriksaan dengan rekan 1 team sebelum melaporkan kepada dokter 3. Bidan/perawat melakukan pelaporan kepada dokter tentang hasil pengkajian dan pemeriksaan pasien pelaksanaan komunikasi secara lisan dan telephone menggunakan tehnik SBAR (Situation,Background,Asesment,dan Recommendation) 4. Bidan/perawat mencatat advis dokter pada note kecil terlebih dahulu 5. Bidan/perawat membacakan ulang dengan jelas advis yang diberikan dan bila mengandung nama obat LASA sebaiknya di eja satu persatu hurufnya untuk menghindari kesalahan dalam pemberian therap
6. Bidan/perawat mengkonfirmasikan kembali advis yang telah diberikan secara lisan dan jika dokter pemberi advis member RSB AMANAH PROBOLINGGO
KOMUNIKASI EFEKTIF: KOMUNIKASI SECARA LISAN DAN MELALUI TELEPON
No. Dokumen
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman 2/2
pernyatan kebenarannya tentang advis tersebut misal ”Ya sudah abenar” maka bidan/perawat melakukan tindakan sesuai dengan advis dokter 7. Bidan/perawat yang menerima advis mendokumentasikan advis yang telah diberikan pada form khusus secara lengkap yang disertai dengan pemberian tanggal, jam, isi perintah, nama penerima perintah dan tanda tangan sedangkan untuk nama pemberi perintah beserta tanda tangan pada kesempatan berikutnya Ruang Perawat, Ruang Rawat Inap
10.SPO KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI RSB AMANAH PROBOLINGGO
KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
No. Dokumen : RSBAMN/SPO/SKP
No. Revisi : 2
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN
Keamanan obat yang perlu diwaspadai untuk keselamatan pasien
TUJUAN
1. Meningkatkan keamanan dalam pemberian obat 2. Mengurangi risiko kesalahan /kejadian tidak diinginkan 3. Keselamatan pasien
KEBIJAKAN
1. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien 2. SK Direktur RSIA AMANAH tentang keamanan obat untuk keselamatan pasien 3. Semua obat yang perlu diwaspadai yang akan diberikan kepada pasien harus dibelri lebeldandisimpan dengan baik.
PROSEDUR
A. IDENTIFIKASI 1. Identifikasi setiap obat dengan teliti meliputi jenis kemasan, bentuk, sediaan dan jenis golongannya. 2. Penulisan nama obat dengan huruf yang jelas, pengucapannya dengan lafal yang benar dan jelas. 3. Obat yang masuk dalam daftar obat yang perlu diwaspadai meliputi: (daftar nama obat terlampir) a. golongan narkotika b. golongan obat norum c. golongan obst elektrolit kosentrat B. PEMBERIAN LABEL 1. Pemberian label pada setiap jenis obat High Alert dengan menggunakan label warna merah
RSB AMANAH
KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
PROBOLINGGO No. Dokumen : RSBAMN/SPO/SKP PROSEDUR
No. Revisi : 2
Halaman 2/3
2. Pemberian label High Alert untuk obat–obat yang perlu diwaspadai adalah: a. golongan narkotik b. golongan obat norum c. golongan obat elektrolit kosentrat 3. Pemberian label warna tertentu disesuaikan dengan jenis golongan: a. Golongan Narkotik/psikotropika(sedatif) dengan warna dasar merah b. Golongan norum dengan warna dasar hijau c. Golongan elektrolit konsentrat dengan warna dasar kuning C. LOKASI Cara penyimpanan obat yang masuk dalam golongan obat-obatan yang perlu diwaspadai hanya boleh ada unit yang memerlukan tindakan cepat pada keadaan gawat darurat/emergensi dan ruangan lain yang dianggap perlu misal: UGD, R.TINDAKAN dengan menyertakan daftar obat yang ditempel pada lemari obat tersebut. D. PENYIMPANAN Cara penyimpanan obat yang masuk dalam daftar obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah: 1. Untuk golongan narkotik disimpan didalam kotak doble pinti dan doble kunci dalam keadaan terkunci. 2. Untuk golongan obat norum, ditempatkan tidak berdekatan satu dan yang lain dan diberi lebel stiker yang jelas 3. Untuk golongan obat elektrolit konsentrat disimpan didalam lemari obat serta ditempatkan dalam kotak sesuai dengan jenis obat dan diberi label yang jelas. E. PEMAKAIAN 1. Bidan/perawat bila akan mengambil obat high alert harus
RSB Amanah Probolinggo
KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
No. Dokumen : RSBAMN/SPO/SKP
No. Revisi : 2
Halaman 3/3
PROSEDUR
terlebih dahulu membuka kunci kotak obat dan melaporkan pada petugas
UNIT TERKAIT
farmasi tentang obat apa yang akan Instalasi Farmasi dipakai UGD 1. Bidan/perawat harus menuliskan obat Ruang Tindakan yang dipakai pada lembar pengambilan obat khusus high alert 2. Bidan/perawat sebelum mengambil dan memberikan obat high alert kepada pasien harus terlebih dahulu mengecek label obat 3. Bidan/perawat membaca ulang tentang kesamaan nama obat dan rupa obat untuk menghindari kesalahan pemakaian obat untuk pasien 4. Bidan/perawat harus mengunci kembali kotak obat khusus high alert selah mengambil obat, dan meletakkan kunci pada tempat yang telah dsediakan 5. Bidan/ perawat harus melaporkan tentang jumlah pengambilan obat high alert pada petugas farmasi tiap akhir pertukaran jaga
SPO PELAPORAN INSIDEN RSB Amanah
PENGELOLAAN PELAPORAN
Probolinggo
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh SPO
Direktur,
Tanggal Terbit
Dr. Evariani PENGERTIAN
1. Laporan insiden RS (INTERNAL):Pelaporan secara tertulis setiap kejadian yang tidak diharapkan (ktd)
atau
kejadian
nyaris
cidera(knc)
yang
menimpa pasien /kejadian lain yang menimpa keluarga pasien maupun karyawan di RS. 2. Keselamatan pasien:bebas dari bahay atau risiko 3. Bahaya:suatu keadaan atau tindakan yang dapat meningkatkan risiko pada pasien 4. Insiden
keselamatanpasien ikp: setiapkejadian
atau situasi yang yang dapat menyebabkan ,berpotensi,mengakibatkan cidera yangv tidak seharusnya terjadi 5. KTD(kejadian tidak diharapkan):suatu kejadian yang
tidak
diharapkan
yangv
dapatb
mengakinbatkan cidera kapada pasien 6. Kejadian sentinel:kejadian yang mengakibnatkan cidera serius,cacat bhkan kematian seperti salah operasi.
RSB Amanah
PENGELOLAAN PELAPORAN No. Dokumen
PENGERTIAN
No. Revisi
Halaman 1/2
7. Analisis akar masalah /RCA (Root Cause Analysis):suatu berulang yang sistematik dimana
Probolinggo
TUJUAN
KEBIJAKAN
faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden dengan kronologis kejadian dengan menggunkan pertanyaan.
1. ktd dikelola secara terstruktur sehingga menjadi pembelajaran bagi setiap tenaga di rsb amanah 2. menurunnya insiden keselamatan pasien dan meningkatnya mutu dan keselamatan pasien 1. Setiap karyawan berkewajiban melaporkan bila terjadi ktd 2. RSB AMANAH mengembangkan budaya pelaporan keselamatan dam belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
PROSEDUR
8. Tentukan bentuk investigasi sesuai dengan dan analisis yang akan dilakukan sbb: a. Grade biru: investigasi sederhanaoleh atasan langsung ,waktu maksimal 1minggu b. Grade hijau;investigasi oleh atasan langsung wajtu maksimal2 minggu c. Grade kuning:investigasi komprehensif/analisis akar Masalah /rca oleh timkprs waktumaksimal 45 hari. d. grade merah:investigasikomprehensif /analisis akar masalah /rca oleh timkprs waktumaksimal45b hari. 9. Setelah melakukan investigasi sederhana laporan hasil investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke tim KP di RS. 10. Tim kprs akannmenganalisis kembali hasil investigasi dan laporan insiden untukmenetukan apakah perlu dilakukaninvestigasi lanjutan rtca dengan mealakukan regarding. 11. Untuk grading kuning/merah timkprs akanmelakukan analiasisakar masalah /rca
RSB Amanah Probolinggo PENGELOLAAN PELAPORAN
No. Dokumen PROSEDUR
UNIT TERKAIT
No. Revisi
Halaman 1/2
12. setelahmelakukan rca tim kprsakan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikanserta pembelajaran berupa petunjuk 13. Hasil rca rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direkturb rs. 14. rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan baik kepada unit kerja terkauit. 15. unit kerja membuat analisa dan tren kejadian 16. monitoring dan evaluasi 1. komite keselamatan pasien 2. semua unit kerja
10.SPO KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
RSB AMANAH PROBOLINGG O
KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
No. Dokumen RSBAMN/SPO/SKP
No. Revisi :
Halaman : 1/1
Tanggal Terbit :
Ditetapkan : Direktur RSB Amanah
SPO
Dr. Evariani DIREKTUR
PENGERTIAN TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Keamanan obat yang perlu diwaspadai untuk keselamatan pasien 4. Meningkatkan keamanan dalam pemberian obat 5. Mengurangi risiko kesalahan /kejadian tidak diinginkan 6. Keselamatan pasien 4. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatanpasien 5. SK Direktur RSB AMANAH tentang keamanan obat untuk keselamatan pasien 6. Semua obat yang perlu diwaspadai yang akandiberikankepadapasien harus dibelri lebeldandisimpan dengan baik. E. IDENTIFIKASI 1. Identifikasi setiap obat dengan teliti meliputi jenis kemasan, bentuk, sediaan dan jenis golongannya. 2. Penulisan nama obat dengan huruf yang jelas, pengucapannya dengan lafal yang benar dan jelas. 3. Obatyang masuk dalam daftar obat yang perlu diwaspadai meliputi: (daftar nama obat terlampir) a.golongan narkotika b.golongan obat norum c.golongan obst elektrolit kosentrat F. PEMBERIAN LABEL 1.Pemberian label pada setiap jenis obat High Alert dengan menggunakan label warna merah 2.Pemberian label High Alert untuk obat –obat yang perlu diwaspadai adalah: a.golongan narkotik b.golongan obat norum c.golongan obat elektrolit kosentrat 3. Pemberian label warna tertentu disesuaikan dengan jenis golongan: a . Golongan Narkotik /psikotropika(sedatif) dengan warna dasar merah b. Golongan norum dengan warna dasar hijau c. Golongan elektrolit konsentrat dengan warna dasar kuning G. LOKASI Cara penyimpanan obat yang masuk dalam
golongan obat-obatan yang perlu diwaspadai hanya boleh ada unit yang memerlukan tindakan cepat pada keadaan gawat darurat/emergensi dan ruangan lain yang dianggap perlu misal: UGD, R.TINDAKAN dengan menyertakan daftar obat yang ditempel pada lemari obat tersebut. H. PENYIMPANAN Cara penyimpanan obat yang masuk dalam daftar obat-obatan yang perlu diwaspadai adalah: 1.Untuk golongan narkotik disimpan didalam kotak kecil kaca dalam keadaan terkunci. 2.Untuk golongan obat norum, ditempatkan tidak berdekatan satu dan yang lain dan diberi lebel stiker yang jelas 3.Untuk golongan obat elektrolit konsentrat disimpan didalam lemari obat serta ditempatkan dalam kotak sesuai dengan jenis obat dan diberi label yang jelas. E. PEMAKAIAN 2. Bidan/perawat bila akan mengambil obat high alert harus terlebih dahulu membuka kunci kotak obat dan melaporkan pada petugas farmasi tentang obat apa yang akan dipakai 3. Bidan/perawat harus menuliskan obat yang dipakai pada lembar pengambilan obat khusus high alert 4. Bidan/perawat sebelum mengambil dan memberikan obat high alert kepada pasien harus terlebih dahulu mengecek label obat 5. Bidan/perawat membaca ulang tentang kesamaan nama obat dan rupa obat untuk menghindari kesalahan pemakaian obat untuk pasien 6. Bidan/perawat harus mengunci kembali kotak obat khusus high alert selah mengambil obat, dan meletakkan kunci pada tempat yang telah dsediakan 7. Bidan/ perawat harus melaporkan tentang jumlah pengambilan obat high alert pada petugas farmasi tiap akhir pertukaran jaga UNIT TERKAIT
Instalasi Farmasi UGD Ruang Tindakan
CEKLIST OK CHECKLIST SURGICAL SAFETY Nama : Umur/Jenis kelamin : Ruang/Register :
Sign In (sebelum induksi) oleh instrumen dan anastesi Apakah pasien telah dikonfirmasi identitas, area operasi, tindakan operasi dan lembar persetujuan? Sudah Belum Apakah area operasi telah ditandai? Ya, daerah ……………………………. Tidak diperlukan
Diagnosa : Tindakan : Operator : Anastesi : Instrumen: Time Out (sebelum insisi) oleh instrumen, anastesi dan operator Konfirmasi kelengkapan tim operasi dan telah memperkenalkan nama serta tugas masingmasing Sudah Belum Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan dioperasi Sudah Belum
Apakah mesin anastesi dan obat-obatan telah diperiksa kesiapannya? Sudah Belum Apakah Pulse Oxymetri berfungsi dengan baik? Ya Tidak
Apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan dalam 60 menit sebelum operasi? Sudah, jenis …………………. Diberikan jam …………….. Belum
Apakah jumlah instrumen dan bahan habis pakai sudah dihitung? Sudah Belum
Antisipasi kejadian kritis Untuk Operator: Adakah kemungkinan tindakan darurat di luar standar yang akan dilakukan? Tidak Ya, ………………………………… Perkiraan lama operasi sudah diketahui Ya, …… jam Tidak Adakah persiapan darah? Ada . . . kantong Tidak Untuk Anastesi: Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan pada
Apakah pasien memiliki alergi yang diketahui? Ya, Jenis …………………………… Tidak Riwayat asma Ya, terakhir kambuh………………… Tidak Pasien ada kesulitan
Tanggal : Jam : Asisten: Asisten: Sign Out (sebelum keluar OK) oleh instrumen, anastesi dan operator Perawat membacakan: Nama tindakan / prosedur operasi yang dilakukan Kelengkapan dan kecocokan jumlah instrumen, kassa dan jarum sebelum dan sesudah operasi Label pada spesimen (membacakan identitas pasien, jenis specimen, register, ruangan) Kerusakan alat (bila ada) dan akan/sudah dilaporkan Adakah pesanan untuk perawatan di recovery room / Ruang Rawat / ICU? Tidak ada Ada, yaitu ………………….
Perawat
(……………….)
Operator
(……………….) Anastesi
napas atau resiko aspirasi? Ya, tapi tersedia peralatan untuk mengatasinya Tidak Resiko terjadi pendarahan >500ml (7ml/kg BB pada anak-anak)? Ya, tapi sudah direncanakan dipasang 2 iv line dan vena sentral Tidak Rencana Pemasangan Implant Ada Tidak ada
pasien ini? Ya, ………………………………… …… Tidak Untuk Instrumen: Cek sterilisasi alat (indikator sterilisasi) Cek kesiapan / kondisi peralatan yang diperlukan Foto Radiologi penting sudah dipasang? Sudah Tidak diperlukan
SPO MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
(…………………...)
RSB Amanah Probolinggo
SPO CUCI TANGAN DENGAN HAND WASH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/2
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
Tanggal Terbit Dr. Evariani
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
RSB Amanah Probolinggo
Proses mencuci tangan dari kotoran dan mikroorganisme dengan menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik dengan langkah yang sudah di tetapkan pada enam area tangan. Hand wash adalah mencuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun dengan tujuan membersihkan tangan dari transien mikroorganisme di tangan pada tangan yang sangat kotor. 1.Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme pada tangan. 2. Mencegah penularan mikroorganisme dari petugas ke pasien , dari pasien kepada tenaga kesehatan , dari pasien ke pasien , serta kepada lingkungan di sekitar pasien . 3. Tindakan utama untuk mencegah pengendalian infeksi di RSB AMANAH. 1. Semua tenaga kesehatan , pasien keluarga pasien , pengunjung yang berhubungan langsung dengan pasien harus bisa melakukan cuci tangan dengan benar. 2.Setiap ruangan pelayanan telah tersedia : Wastafel dengan air yang mengalir dengan kran bergagang panjang. Sabun atau cairan antiseptik yang mengandung chlorhedixime 2% Pengering tangan berupa tisue. Gambar prosedur cuci tangan dengan handwash. 3. Gambar langkah cuci tangan harus di tempelkan di setiap ruangan tempat cuci tangan.
CUCI TANGAN DENGAN HAND WASH
Contoh : wastafel ruang bayi , wastafel ruang rawat jalan , wastafel ruang UGD ,wastafel ruang tindakan , Wastafel ruang bersalin ,wastafel ruang sterilisasi , wastafel ruang operasi ,ruang perawatan kamar pasien mulai dari kamar VVIP , VIP ,Kelas I , Kelas II maupun Kelas III.Wastafel dapur , Wstafel ruang rawat jalan anak.
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/2
PROSEDUR
1.Buka perhiasan yang dikenakan seperti jam tangan , gelang , cincin dan lain sebagainya yang melekat pada tangan. 2.Basahi tangan dengan air yang mengalir 3.Tuangkan sabun ke dalam telapak tangan secukupnya (3 sampai 5cc) 4.Ratakan dan gosokkan pada kedua telapak tangan sampai berbusa. 5.Gosok punggung tangan secara bergantian kanan dan kiri.Gosok sela – sela jari tangan kanan dan kiri secara bergantian. 6.Jari - jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. 7.Gosok ibu jari kiri secara berputar dalam genggaman tangan.Kemudian gosok ibu jari kanan berputar dalam genggaman tangan kiri. 8. Gosokkan dengan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri , gosokkan dengan memutar ujung jari tangan kanan dan kiri di telapak tangan kanan. 9.Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir. 10.Keringkan dengan handuk atau tisu sampai kering. 12.Buang tissue pada sampah non medis. 13.Lakukan langkah tersebut 40 sampai 60 detik.
UNIT TERKAIT
Seluruh petugas kesehatan baik dokter , bidan , perawat dan assisten medis , apoteker ,asissten apoteker. Semua unit pelayanan kesehatan mencakup instalasi rawat inap , instalasi rawat jalan obgyn dan rawat jalan anak ,instalasi farmasi , ruang rawat bayi ,kamar bersalin , ruang tindakan , kamar operasi , ruang sterilisasi serta instalasi gawat darurat (UGD) Pasien dan keluarga serta pengunjung yang datang menjenguk pasien Security Cleaning service Dapur Administrasi Recepcionist Laundry Driver
SPO MENCUCI TANGAN DENGAN CAIRAN BERBASIS ALKHOHOL
RSB Amanah Probolinggo RSB Amanah Probolinggo
SPO
CUCI TANGAN DENGAN HAND RUB CUCI TANGAN DENGAN HANDRUB No. Dokumen
No. Dokumen Tanggal Terbit
No. Revisi
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, No. Revisi Halaman 1/2 Dr. Evariani
Pengertian PROSEDUR
Tujuan UNIT TERKAIT
Kebijakan
Mencuci tangan dengan menggunakan 5.Jari – jari sisi dalam dari kedua tangancairan salingantiseptik yang berbahan dasar di alkohol gel di seluruh permukaan mengunci dan saling gosokkan. tangan meminimalkan pertumbuhan 6.Gosokuntuk ibu jari kiri dengan gerakan berputar dalam mikroorganisme tanpa air.Yang dilakukan genggaman tangan danmenggunakan lakukan sebaliknya. di tangantelapak bersih.tangan kiri dangan memutar ujung jari 7.Gosok kanan dan lakukan sebaliknya. 8.Semua prosedur tersebut dilakukan dalam waktu 20 1.Meminimalkan sampai 30 detik. atau menghilangkan mikroorganisme pada tangan. Seluruh petugas kesehatan baik dokter , bidan , 2. Mencegah penularan dari petugas ke perawat dan assistenmikroorganisme medis , apoteker ,asissten pasien , dari pasien kepada tenaga kesehatan , dari apoteker. pasien ke pasien , serta kepada lingkungan di sekitar Semua unit pelayanan kesehatan mencakup instalasi pasien . rawat inap , instalasi rawat jalan obgyn dan rawat 3. Tindakan utama untuk mencegah pengendalian jalan anak ,instalasi farmasi , ruang rawat bayi infeksi di RSB AMANAH. ,kamar bersalin , ruang tindakan , kamar operasi , 1. Semua tenaga kesehatan , pasien keluarga pasien , ruang sterilisasi serta instalasi gawat darurat (UGD) pengunjung yang berhubungan langsung dengan Pasien dan keluarga serta pengunjung yang datang pasien harus bisa melakukan cuci tangan dengan menjenguk pasien benar. Security 2.Setiap ruangan pelayanan yang telah tersedia : Cleaning service Rub berbasis alkohol Dapur prosedur cuci tangan dengan menggunakan Gambar Administrasi hand rub. Recepcionist 3. Gambar langkah cuci tangan harus di tempelkan di Laundry setiap ruangan tempat cuci tangan dengan Driver menggunakan hand rub. Contoh :pada area depan ruang bayi , area depan ruang bersalin , dan area atas ruamh perawatan kelas tiga dan area perawatan kelas dua.
SPO MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH RSB Amanah MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH Probolinggo No. Dokumen
No. Revisi 01
Halaman 1/1
Ditetapkan oleh Direktur, SPO
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Tanggal Terbit Dr. Evariani Usaha yang dilakukan oleh rumah sakit untuk mencegah dan mengurangi suatu kejadian yang tidak disengaja pada pasien saat istirahat yang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain tak disengaja dengan atau tanpa menciderai dirinya karena suatu kondisi misal PEB,pingsan dan lainya.. 1.Mengurangi resiko paien jatuh 2.Mengidentifikasi pasien yang mempunyai resiko jatuh 3.Optimalkan penggunaa pengkajian jatuh untuk menentukan kategori risikojatuh 4.Mendekskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman factor resiko jatuh,pencegahan,dan penanganannya dalam meningkatkan kepuasanpasien serta menurunkan biaya kesehatan. 1.Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang keselamatan pasien. 2.Keputusan Direktur RSB AMANAH No. (berapa) tentang manajemen risiko pasien jatuh. 3.Memberikan pelayanan secara cepat,tepat dan professional kepada masyarakat.
RSB Amanah Probolinggo
SPO PROSEDUR
MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH
No. Dokumen
No. Revisi 01
Halaman 1/2
1. Assesmen risiko jatuh menggunakan MORSE FALL SCALE ASSESMENT untuk pasien dewasa (>14 tahun) dan HumptyDumpty Fall Scale untuk pasien usia anak. 2. Yang harus dinilai risiko jatuh adalah: 3. Semua pasien baru yang masuk Diruang perawatan (ranap) 4. Pasien yang akan dipindahkan dari satu unit ke unit lainnya 5. Pasien yang mengalamai status mental 6. Pasien setelah jatuh 7. Selama waktu regular tertentu (harian) 8. Hasil pengukuran ditindaklanjuti sesuai kategori risikojatuh 9. Pasien yang mempunyai resiko jatuh menngunakan gelang identifikasi ditandai dengan ada kancing kuning pada gelang, dan pada bed pasien diberi symbol/gambar resiko jatuh pasien. 10. MORSE FALL SCALE ASSESMENT Level Resiko Tidak beresiko
Skore
Rencana Perawat
0-24
Tidak ada
Risiko rendah
25-44
Risiko
45
Intervensi pencegahan jatuh standart Intervensi
dan Lebih
Tinggi
RSB Amanah Probolinggo
MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH
No. Dokumen PROSEDUR
pencegahan jatuh risiko tinggi
No. Revisi 01
Halaman 1/3
10.HUMPTY DUMPTY FALLSCALE Level Risiko Risiko rendah
Risiko tinggi
Skore 11. 6-11
Rencana Perawatan Intervensi pencegahan jatuh standart
12. >12
Intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
11.Hasil penilaian risiko jatuh menggunmakan morse fall scale assesmen untuk pasien usia dewasa(>14 tahun) dan humpty dumpty fall scale untuk pasien usia anak yang menunjukkan. 12.Risiko tinggi harus dipasang gelang resiko jatuh berwarna Kuning. Intervensi pencegahan pasien jatuh untuk semua pasien (standart),yaitu: a. Lakukan orientasi pasien terhadap kamarrawatinap,penggunaan tempat tidur,toiletdll b. Posisikan tempat tidur serendah mungkin,roda terkunci,keduasisi pegangan terpasang dengan baik. c. Benda-benda pribadi beradadalamjangkauan(hp,kacamata,tombol panggilan,dll) d. Pencahayaan yang adekuat terutama pada malam hari e. Optimalisasi penggunaan kacamata danalat bantu
dengar(pastikan benar danberfungsi) f. Jalur untuk pasien berjalan harusbebas hambatandantidaklicin g. Berikanlingkungan yang aman(bersihkan benda penghalang dari jalurberjalan pasien) RSB Amanah Probolinggo
SPO PROSEDUR
MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH
No. Dokumen
No. Revisi 01
Halaman 1/4
h. Menggunakan sandal anti selipbilatersedia i. Pantauan efek obat –obatan yang meningkatkan risikojatuh j. Instruksikan pasien untukmeminta bantuan sebelumkeluar dari tempat tidur k. Beri edukasi mengenai pencegahan jatuhpada pasiendan keluarga l. Intervnbsi tambahan disesuaikan dengankebutuhan pasien 6. .Intervensi pasien jatuhb risiko tinggi,protocol standar ditambah dengan tindakan berikut: 1. Lokasikamar tidur berdekatan dengan pos perawat bila memungkinkan 2. Tingkatan pengawasan dan bantu aktivitaspasien sesuai kebutuhan 3. Cek pasien sesuai kondisi pasaien 4. Instruksikan pasien tidak bangun dari tempat tidur tanpa banmtuan 5. Ulangi informasi tentangpembatasan aktivitas dan pentingnya keselamatan padapasiendankeluarga 6. Untuk pasien usia anak letakkan pasien pada bed yang sesuai dengan tahapperkembangan anak (bila tersedia) 7. Jagapintu perawatan tetapterbuka,kecuali ruang isolasi 8. Pindahkan semua peralatan yang tidakdigunakan dari ruang perawatan 7.Asesmen ulang dilakukan padapasien yang mengalamiperubahankondisi fisik atau statusmental dan bila pasien mendapat pengobatan yang meningkatkan resiko jatuh 8.Bila intervensi pencegahan jatuh sudah dilaksankan dan tidak
berhasil gunakan penunggu pasien .Restrain boleh digunakan dengan pengawasan ketat.
RSB Amanah Probolinggo
MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH
No. Dokumen PROSEDUR
No. Revisi 01
Halaman 1/5
9.Manajemen pasien jatuh a.Asesmen pasien setelah jatuh meliputi: waktu jatuh,deskripsi kejadian jatuih,keterangan keluarga,vital sign,pengobatan Dokumentasi dan tindak lanjut Laporan kejadian harus lengkap dicatat dalam catatan keperawatan danmengisi formulir laporan insiden untukditeruskan ke timpeningkatanmutudankeselamatanapsien (PMKP) Hasilasesmensetelah jatuh harusada dicatatan perkembangan pasien pada RM Evaluasi oleh dokter untukmemastikan tidak ada cidera serius Melibatkan penangana interdisiplineruntukmeninjau ulang interrvensi pencegahan jatuh dan memodofikasi rencana perwatan Komunikasikanke seluruh shift jagajika pasientersebut telah jatuh dan kemungkkinan berisiko jatuh lagi 10.Untukpasien jatuh tanpa kehilnga kesadaran dan tidak ada cidera (hematoma,laserasi) A .Tanpa cidera kepala Cek vital sign Jika pasien penderita diabetes mellitus cek gula darah 48 jampertamsetelah jatuh :observasi vital signtiap 8njam,kemunkinan cedera yang tak tampak setelah jatuh,perubahan status mental Seluruhbkejadianjatuh harus dilaporkan pada dokter jaga dan
kepalaruang padasaat itu. RSB Amanah Probolinggo
MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/6
B. Cedeera Kepala Ringan Protokolseperti diatas ditambahpemeriksaan persarafan tiap2jam pada 12 jam pertama,tiap 3 jam pada 24 jamberikutnya,dan tiap4 jam pada 24 jam berikutnya.Bilaada perubahan segera dilaporka pada dokter jutama atau dokter jaga saat itu.
UNIT TERKAIT
Ruang Perawat Ruang Rawat Inap