Tasya Aulia Rahmah-Cbr Morfologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK.MORFOLOGI BAHASA INDONESIA PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA – FBS Morfologi Bahasa Indonesia (Abdul Chaer)



Skor Nilai:



Dan Buku Pembanding Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif (Prof.Drs.M.Ramlan)



NAMA MAHASISWA : Tasya Aulia Rahmah NIM



: 2181111015



KELAS



: Reguler B 2018



DOSEN PENGAMPU : Frinawaty Lestarina Barus,S.Pd., M.Pd. MATA KULIAH



: Morfologi Bahasa Indonesia



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Oktober 2019



IDENTITAS BUKU YANG DI REVIEW Buku 1 (Utama) 1) Judul Buku



: Morfologi Bahasa Indonesia



2) Penulis



: Abdul Chaer



3) Kota Terbit



: Jakarta



4) Penerbit



: Rineka Cipta



5) Tahun Terbit



: 2015



6) Jumlah Halaman



: 259 halaman



7) Cetakan ke



: Kedua



8) ISBN



: 978-979-518-899-5



Buku ke 2 (pembanding) 1) Judul Buku



: Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif



2) Penulis



: Prof.Drs.M.Ramlan



3) Kota Terbit



: Yogyakarta



4) Penerbit



: CV. Karyono



5) Tahun Terbit



: 2018



6) Jumlah Halaman



: 175 halaman



7) Edisi



:-



8) ISBN



:-



1



RINGKASAN ISI BUKU Buku Utama BAB 1 Pendahuluan 1.1 Pengantar Pembicaraan mengenai morfologi Bahasa Indonesia sebenarnya telah banyak dilakukan orang,baik dalam sebuah buku khusus maupun sebagai bagian dari sebuah buku yang lebih luas,yaitu buku tata bahasa,baik yang bersifat preskriptif maupun yang katanya bersifat deskriptif. 1.2 Hakikat Morfologi Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morlogi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’ . Didalam



kajian



linguistik,mofologi



berarti



‘ilmu



mengenai



bentuk-bentuk



dan



pembentukan kata’; sedangkan didalam kajian biologi morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup’. Memang selain bidang kajian linguistik,didalam



kajian



biologi



ada



juga



digunakan



istilah



morfologi.



Kesamaannya,sama-sama mengkaji tentang bentuk.Jadi ujung dari morfologi adalah terbentunya kata dalam bentuk dan makna sesuai dengan keperluan dalam satu tindak pertuturan. 1.3 Morfologi dalam Linguistik Didalam hierarki linguistik ,kajian morfologi berada diantara kaijan fonologi dan sintaksis seperti tampak pada bagan berikut. Wacana Sintaksis Morfologi Fonologi



2



1.4 Morfologi dan Ilmu Kebahasaan Lain Sebagai ilmu yang mengambil salah satu bagian dari kebahasaan,tentu saja morfologi mempunyai hubungan dengan ilmu kebahasaan lainnya,seperti : 1) Dengan Leksikologi 2) Dengan Leksikografi 3) Dengan Etimologi 4) Dengan Filologi 1.5 Objek Kajian Morfologi Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi,proses-proses morfologi,dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Satuan morfologi adalah : 1) Morfem (akar atau afiks) 2) Kata. Lalu,proses morfologi melibatkan komponen : 1) Dasar ( bentuk dasar) 2) Alat pembentukan (afiks,duplikasi,komposisi,akronimisasi,dan konversi) 3) Makna gramatikal. 1.6 Struktur,Sistem, dan Distribusi Morfologi Untuk memahami yang dimaksud dengan struktur,sistem,dan distribusi morfologi, kita perlu melihat kembali konsep yang diberikan Ferdinand de Saussure (1966) . De Saussure membedakan adanya dua macam hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa,yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif. BAB 2 Morfem 2.1 Identifikasi Morfem 1) Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan sebuah morfem. 2) Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda. 3) Dua buah bentuk yang berbeda,tetapi memiliki makna yang sama,merupakan dua mofem yang berbeda. 3



4) Bntuk-bentuk yang mirip (berbeda sedikit) tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan secara fonologi. 5) Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga sebuah morfem. 6) Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama. 7) Bantuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar (klausa,kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga merupakan morfem yang sama. 2.2 Almorf dan Morf. Morfem sebenarnya merupakan barang abstrak karena ada dalam konsep. Sedangkan yang konkret,yang ada dalam pertuturan adalah almorf,yang tidak lain dari realisasi dari morfem itu. Disamping istilah morfem dan alomorf ada pula istilah morf. 2.3 Jenis Morfem Dalam kajian morfologi biasanya dibedakan adanya beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu,seperti kriteria kebebasan,keutuhan,makna dan sebagainya. Berikut ini akan dibicarakan jenis-jenis morfem itu. (1) Berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam pertuturan dibedakan adanya morfem bebas dan morfm terikat (2) Berdasarkan keutuhan bentuknya dibedakan adanya morfem utuh dan morfem terbagi. (3) Berdasarkan kemungkinan menjadi dasar dalam pembentukan kata,dibedakan morfem dasar dan morfem afiks. (4) Berdasarkan jenis fonem yang membentuknya dibedakan adanya morfem segmental dan morfem suprasegmental atau morfem nonsegmental. (5) Bedasarkan kehadirannya secara konkret dibedakan adanya morfem wujud dan morfem takwujud. (6) Berdasarkan ciri semantik dibedakan adanya morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal.



4



BAB 3 Proses Morfologi 3.1 Bentuk Dasar Pada Bab III telah disinggungkan bahwa bentuk dasar adalah bentuk yang kepadanya dilakukan proses morfologi itu. Bentuk dasar itu dapat berupa akar seperti baca,pahat dan juang pada kata membaca,memahat,dan berjuang. Dapat berupa bentuk polimorfemis seperti bentuk bermakna,berlari-lari,dan berjual beli. 3.2 Pembentukan Kata Komponen kedua dalam proses morfologi adalah alat pembentukan kata. Sejauh ini alat pembentukan dalam proses morfologi adalah (a0 afiks dalam proses afiksasi, (b) pengulangan dalam proses reduplikasi, (c) penggabungan dalam proses komposisi, (d) pemendekkan atau penyingkatan dalam proses akronimisasi, dan (e) pengubahan satuan dalam proses konversi. 3.3 Hasil Proses Pembentukan Proses morfologi atau proses pembentukan kata mempunyai dua hasil yaitu bentuk dan makna gramatikal. Bentuk dan makna gramatikal merupakan dua hal yang berkaitan erat ; bentuk merupakan wujud fisiknya dan makna gramatikal merupakan isi wujud fisik atau bentuk itu. 3.4 Makna Gramatikal Makna leksikal adalah makna yang secara interen memiliki oleh setiap bentuk dasar (morfem dasar atau akar). Berbeda dengan makna gramatikal,maka makna gramatikal baru “muncul” dalam proses gramatika,baik proses morfologi maupun proses sintaksis. 3.5 Tahap Pembentukkan Berdasarkan tahap prosesnya kita dapat membedakan adanya pembentukkan : (1) Pembentukkan setahap terjadi kalau bentuk dasarnya berupa akar atau morfem dasar (baik bebas maupun terikat)



5



(2) Pembentukkan tahap ini terjadi kalau bentuk dasar yang megalami proses morfologi itu berupa bentuk polimorfemis yang sudah menjadi kata (baik kata berimbuhan,kata berulang,maupun kata gabung ) (3) Pembentukkan kata yang prosesnya melalui bentuk perantara adalah seperti terjadi pada proses pembentukan kata pengajar. BAB 4 Morfofonemik 4.1 jenis Perubahan Dalam bahasa indonesia ada beberapa jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi ini. Diantaranya adalah proses : 1. Pemunculan Fonem 2. Pelepasan Fonem 3. Peluluhan Fonem 4. Perubahan Fonem 5. Pergeseran Fonem 4.2 Morfofonemik dalam Pembentukkan Kata Bahasa Indonesia Morfofonemik dalam pembentukkan kata bahasa indonesia terutama terjadi dalam proses afiksasi. Dalam proses reduplikasi dan komposisi hampir tidak ada. Dalam proses asiksasi pun terutaam,hanya dalam prefiksasi ‘ber-‘ prefiksasi me- , prefiksasi pe-, prefiksasi per-, prefiksasi pe-an, konfiksasi per-an, dan sufiksasi –an. 4.3 Bentuk Bermasal dan Tak Bermasal. Hadir dan tidaknya bunyi nasal tidak selamanya mengikuti kaidah morfofonemik sperti dibicarakan. Hadir dan tidaknya bunyi nasal dalam pembentukkan bahasa indonesia sangat erat berkaitan dengan tiga hal,yaitu : (1) Kaitan dengan tipe verba (2) Kaitan dengan upaya pembentukkan istilah (3) Kaitan dengan upaya semantik



6



BAB 5 KLARIFIKASI KATA (1) KELAS TERBUKA 5.1 Pengantar Konsep kata yang umum kita jumpai dalam berbagai buku linguistik adalah bahwa kata merupakan bentuk yang,ke dalam mempunyai susunan fonologi yang stabil dan tidak berubah,dan keluar mempunyai mobilitas didalam kalimat. 5.2 Kriteria Klarifikasi Secara Tradisional (lihat Alisyahbana 1954; Mess 1956; dan Hadidjaja 1958) dikenal adanya kata-kata yang termasuk kelas verba,nomina,ajektifa,adverbia,numeralia dan preposisi,konjungsi,pronomina,atikula,dan interjeksi. Buku Pembanding BAB 1 MORFOLOGI 1.1 apakah morfologi itu? Morfologi adalah Bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahanperubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain Morfologi memepelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. 1.2 Morfologi Dan Leksikologi Leksikologi mempelajari perbendaharan seluk-beluk kata, ialah mempelajari perbendaharaan kata dalam suatu bahasa; mempelajari pemakaian kata serta seperti dipakai oleh masyarakat pemakai bahasa, missal kata “masak” yang memiliki banyak arti dalam pemakainnya. 1.3 Morfologi Dan Etimologi Jika dibidang arti ada pendekatan antara morfologi dan leksikologi, maka dibidang bentuk



ada



pendekatan



antara



morfologi



Contoh; disamping kata kena, terdapat kata berkenaan .



7



dan



etimologi.



1.4 Morfologi Dan Sintaksis Mempelajari hubungan antara kata/ frase /klausa/kalimat yang satu dengan /dan wacana .jadi, kata yang dalam morfologi merupakan satuan yang paling besar, dalam sintaksis merupakan satuan yang paling kecil. BAB 2 Satuan-satuan Garamatik 2.1



Satuan Gramatik



Urutan satuan gramatik; Wacana Kalimat Klausa Frase Kata Morfem 2.2



Bentuk Tunggal Dan Bentuk Kompleks



Satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi, disebut bentuk tunggal, sedangkan satuan yang terdiri dari satuan-satuan yang lebih kecil lagi, disini disebut bentuk kompleks. 2.3



Morfem, Morf, Alomorf, Dan Kata



Disamping istilah morfem, morf dan alomorf, terdapat istilah kata, kata merupakan dua macam satuan ialah satuan fonologik dan satuan gramatik . sebagai satuan fonologik, kata terdiri dari satu /bberapa suku, dan suku itu terdiri dari beberapa fonem.



2.4



Deretan Morfologi



Ialah suatu deretan / suatu daftar yang memuat kata-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya. 2.5



Hirarki Bahasa



Pada contoh berperikemanusiaan hirarki pembentukannya lebih banyak lagi dibandingkan dengan pada berpakaian, satuan berperikemanusian terbentuk dari unsur ber-dan perikemanusiaan. 2.6



Bentuk Asal Dan Bentuk Dasar



Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi sesuatu kata kompleks. Misalnya kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal pakai mendapat bubuhan afiks-an menjadi 8



pakaian .Bentuk dasar ialah satuan , baik tunggal maupun kompleks yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar.



BAB 3 PROSES MORFOLOGIK 3.1



Apakah Proses Morfologik itu?



Adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. 3.2



Proses Pembubuhan Afiks



Ialah pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada jalan menjadi berjalan. 3.3



Afiks



Ialah suatu satuan gramatik terikat yang didalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dn bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata / pokok katabaru. 3.4



Proes Pengulangan



Proses pengurangan/ reduflikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak 3.5



Macam-Macam Pengulangan



1.pengulangan seluruh 2. pengulangan sebagian 3.Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks 4. Pengulangan dengan perubahan fonem 3.6



Proses Kemajemukan



Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Disamping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok katasebagai unsurya, misalnya; daya tahan, daya juang, kamar tunggu, 3.7



Ciri-Ciri Kata Majemuk



1.salah satu /semua unsurnya berupa pokok kata 2. unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan, atau tidak mungkin diubah strukturnya. 3.8



Kata Majemuk Dengan Unsur Yang Berupa Morfem Unik 9



Ialah morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu satuan tertentu . misalnya kata simpang siur, sunyi senyap, gelap gulita. BAB 4 MORFOFONEMIK 4.1 Proses Morfofonemik 1. Proses perubahan fonem 2. Proses penambahn fonem 3. proses hilngnya fonem. 4.2 Proses Perubahan Fonem 1.Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi fonem /m/ apabila bentuk dasar



yang



mengikutinya



berawal



dengan



/p,b,f/.



2. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya



berawal



dengan



fonem/t,d,s,/



3. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya



berawal



dengan/s,s,c,j/



4. Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya



berawal



dengan



fonem



/k,g,x,h,



dan



vocal/



4.3 Proses Penambahan Fonem Proses penambahan fonem, a.l. terjdi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk



dasarnya



yang



terdiri



dari



satu



suku.



4.4 Proses Hilangnya Fonem Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar berawal denan fonem /l,r,y,w, dan nasal/. BAB



5



FUNGSI



PEMBUBUHAN



AFIKS



DAN



PENGULANGAN



5.1 Fungsi dan Makna Proses morfologi itu mempunyai fungsi gramatik, ialah yang berhubugan dengan ketatabahasaan.



Dismping



itu



juga



mempunyai



fungsi



semantik.



Untuk selanjutnya, fungsi gramatik disini disebut dengan istilah fungsi, sedangkan fungsi semantik disebut makna.



10



5.2 Afiks meN5.3 Afiks ber5.4 Afiks di5.5 Afiks ter5.6 Afiks peN5.7 Afiks pe5.8 Afiks per5.9 Afiks se5.10 Afiks ke5.11 Afiks para5.12 Afiks maha5.13 Afiks –kan 5.14 Afiks -i 5.15 Afiks –an 5.16 Afiks –wan 5.17 Afiks ke – an 5.18 Afiks peN –an 5.19 Afiks per –an 5.20 Afiks ber –an



11



PEMBAHASAN a.



Keterkaitan antar Buku Dalam buku tentang “Morfologi Bahasa Indonesia” Oleh Abdul Chaer dan buku



pembanding “ Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif “ Oleh Prof.Drs.M.Ramlan. Pada Bab I buku utama dan buku pembanding sama-sama membahas tentang Apa itu morfologi,hakikat morfologi. Pada Bab II pada buku utama dan buku pembanding terdapat kesamaan pembahasan yaitu mengenai morfem,alomorf,dan morf serta bentuk dasar. Pada Bab III buku utama dan buku pembanding sama-sama membahas tentang proses morfologi, Pada Bab IV buku utama dan buku pembanding juga sama-sama membahas tentang morfofonemik. Keterkaitan antara buku utama dan buku pembanding hanya terdapat 4 bab yang pembahasannya saling berkaitan satu sama lain. Pada bab selanjutnya buku utama terdapat 8 bab yang membahas mengenai isi buku morfologi. Sedangkan pada buku pembanding terdapat 1 bab lagi yang tidak memiliki keterkaitan dengan buku utama. Namun demikian,kedua buku ini terdapat pembahasan yang sama-sama mencakup tentang pembahasan morfologi. b.



Kemutakhiran isi buku Menurut saya pada buku tentang “Morfologi Bahasa Indonesia” Oleh Abdul Chaer,



sudah cukup relevan bagi para pembaca dan mahasiswa karena pembahasan pada buku ini sangat luas karena disetiap judul pembahasan diperjelas lebih dalam lagi sehingga pembaca memperdalam persoalan yang dibahas,telah dilengkapi dengan penjabaran materi yang dilengkapi pernyataan para ahli, sumber referensi yang memadai, serta tata bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca maupun penikmat,namun pada penyampaian materi sulit untuk dimengerti oleh pembaca. Walau terkadang masih banyak terdapat kesalahan penulisan ejaan pada buku. Sedangkan pada buku pembanding “ Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif “ Oleh Prof.Drs.M.Ramlan pembahasan pada isi buku lengkap dan relevan,tata



bahasa juga baik serta penyampaian sehingga mudah dipahami karena dilengkapi dengan contoh-contoh ,namun terdapat beberapa bahasa yang sulit untuk dipahami.



12



KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU



1. Dilihat dari aspek tampilan buku ( face value ) : Buku utama tampilannya sudah cukup menarik.Gambar covernya sudah mewakili isi dari buku tersebut, warna pada cover mendukung. Sedangkan pada buku pembanding terdapat cover dari sisi warna bagus dan mendukung isi buku. Cover pada buku tidak mewakili isi buku. 2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis,termasuk penggunaan font : Tata letak pada buku utama sudah jelas,setiap sub judul diperjelas dengan baik,jarak penulisan sudah baik ,penggunaan font pada buku sudah tepat,namun terdapat tata letak yang kurang rapi pada buku. Sedangkan pada buku pembanding pada tata letaknya sudah rapi,letak judul cukup jelas,namun penggunaan font juga terlalu kecil dan rapat dapat membuat pembaca lama-kelamaan bosan dengan teks yang monoton seperti itu. 3. Dari aspek isi buku : Pada buku utama Sedangkan pada buku pembanding pembahasan sudah sangat memadai karena lebih diperjelas kembali, namun terdapat penyampaian materi yang sulit untuk dimengerti. Sedangkan pada buku pembanding sudah sangat memadai, pembahasan sudah relavan,namun terdapat bahasa yang sulit untuk dimengerti. 4. Dari aspek tata bahasa : pada buku utama bahasanya jelas,setiap judul pembahasan lebih diperjelas sehingga mudah dicari,hanya saja banyak bahasabahasa istilah yang tidak dimengerti dan jarang didengar. Sedangkan pada buku pembanding dari segi bahasa pada buku utama baik, karena bahasanya mudah dimengerti, hanya saja terdapat beberapa istilah yang tidak dimengerti.



13