Teori Happenstance Lerning 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah Teori Happenstance Lerning Dosen Pengampu: Edris Zamroni S.Pd, M.Pd, Kons



Disusun Oleh kelompok 2: 1. Romdhon Wahyudi (201931004) 2. Cristina Puji Lestari (201931021) 3. Lusy Annuria Ilhami (2019042)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2020/2021



I



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan karunianya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bimbingan dan Konseling Karir ‘’ dibimbing oleh Bapak Edris Zamroni S.Pd, M.Pd, Kons. Makalah ini kami susun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan tentang” Teori Happenstance Lerning ‘’terutama tentang Bab Konsep Teori Happenstance Lerning dalam Bimbingan dan Konseling. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan sesungguhnya hanya milik Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Aamiin.



II



DAFTAR ISI SAMPUL .................................................................................................................I KATA PENGANTAR ..........................................................................................II DAFTAR ISI ........................................................................................................III BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................2 1.2 Latar Belakang. ........................................................................................2 1.3 Rumusan Masalah. ...................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................4 2.1 Biografis Singkat Jhon D Krumboltz. .....................................................4 2.2 Konsep Dasar Teori Happenstance Learning. .........................................4 2.3 Pelaksanaan Happenstance Learning. ......................................................5 BAB III PENUTUP .............................................................................................11 3.1 Kesimpulan ............................................................................................11 3.2 Saran ......................................................................................................11 3.3 Daftar Pustaka ........................................................................................11



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita sedang berada pada keadaan perubahan dan dinamika yang sedemikian cepat di hampir segala bidang: politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan kemasyarakatan lainnya, terutama pada abad kedua puluh satu ini. Perubahan itu terjadi pula di Negara di seluruh dunia. Dewasa ini, kita mengalami perubahan besar. Kita mengamati isu-isu kemasyarakatan yang berdimensi sosial ekonomi politik di aspek pemerintahan, hak asasi manusia, kebebasan dan keterbukaan pers, demokratisasi, keuangan negara, perburuhan, hukum pertanahan dan sebagainya, sedang timbul dan berkembang. Di samping itu, kita hidup di zaman globalisasi sehingga satu masalah dalam negeri bisa mengundang perhatian dan sorotan dunia. Kita juga tidak bisa mengelakkan diri dari dampak kejadian-kejadian di luar negeri. Terutama saat ini Negara kita selain risau dengan permasalahan pendidikan mulai dari gedung sekolah yang tidak layak sampai dengan kualitas pendidikan yang kurang juga terutama dirisaukan dengan masalah tenaga kerja yang tidak tertampung oleh lapangan pekerjaan yang memadai. Pemerintah merasa perlu menggalakkan SMK untuk menjadikan generasi muda lebih kreatif menciptakan lapangan kerja bukanmencari lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran yang sulit terpecahkan selama ini. Bimbingan (dan konseling) di sekolah-sekolah kita merupakan profesi yang sedang bertumbuh dan berkembang. Usianya belumseberapa jika dibandingkan dengan usia profesi ini yang kira-kira hampir seabad. Hal yang tidak menguntungkan, adalah bahwa bimbingan kebetulan berada dizaman yang cepat berubah, dan memasuki abad ke-21 dengan perubahan makin cepat. Sebagaiprofesi, bimbingan tanggap akan perubahan-perubahan kemasyarakatan yang sedang terjadi dan bakal



2



terjadi Di pihaknya, konselor selaku pelaku dan penggerak sistem bimbingan adalah orang mesti peka akan perubahan itu dan melakukan langkah relevan yang perlu. Bimbingan, termasuk bimbingan karier, harus melakukan penyesuaian kalau ingin berhasil menunaikan misi dan tugasnya. Namun, masyarakat, pendidikan dan bimbingan pun kelihatan tidak mudah mengikuti perkembangan yang cepat dan memasuki zaman baru yang akan dating itu. Pendidikan dan bimbingan mengalami masalah dalam melakukan. Dengan demikian situasinya dilematis antara dua pilihan, yaitu tuntutan perubahan keadaan dan kesiapan menghadapinya yang kelihatan belum dimiliki bimbingan. Issunya bukan pilihan menghadapi atau tidak menghadapi, melainkan bagaimana menghadapi perubahan itu dengantetap berpijak pada landasan kemasyarakatan dan kebudayaan setempat. 1.2 Rumusan Masalah 1) Biografis Singkat Jhon D Krumboltz.? 2) Kosep Dasar Happenstance Lerning.?



3) Pelaksanaan Happenstance Learning.?



3



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Biografis Singkat Jhon D Krumboltz. John D krumboltz adalah seorang profesor pendidikan dan psikologi di Standford university dengan spesialisasi bidang psikologi konseling. Ia juga seorang pionir untuk berbagi teori konseling karir seperti social learning theory pada 1979, theory of career decision making pada 1996 dan yang terbaru ia mencetuskan happenstance learning theory pada 2009. Pada tahun 2002 ia mendapat penghargaan dari apa’s award for distinguished profesional contrirbutions to Applied Research. 2.2 Konsep Dasar Teori Happenstance Learning Mengapa Happenstance Learning? Karena pada zaman yang selalu dalam segala hal berubah dengan cepat, teori Happenstance Learning ( teori belajar kebetulan) dapat menjawab kebutuhan siswa akan bimbingan karir. Happenstance learning percaya bahwa hal-hal yang terjadi dalam hidup individu seperti peristiwaperistiwa yang tidak dapat diramalkan bisa menjadi sebuah keuntungan apabila individu mampu bereaksi secara positif dengan mengembangkan keterampilan kritis, dan konselor dapat mengarahkan klien untuk mengubah pengalaman-pengalaman masa lalu menjadi peluang untuk belajar eksplorasi. a. Kecurigaan : belajar menyelidiki semua peluang yang ada. b. Ketekunan : mencari jalan apabila berhadapan dengan rintangan c. Flexible: belajar untuk mengatasi berbagai keadaan dan peristiwa d. Optimis : sikap positif dalam mengejar peluang baru e. Mengambil resiko : diperlukan ketika menghadapi peristiwa tak terduga Tujuan dari konseling karir dengan mengedepankan happenstance adalah:



4



1. Untuk membantu klien belajar untuk mengambil tindakan untuk mencapai yang lebih memuaskan. Karir dan kehidupan pribadi-bukan untuk membuat keputusan karir tunggal. 2. Penilaian



digunakan



mencocokkan



untuk



beberapa



merangsang



karakteristik



belajar,



pribadi



bukan



dengan



untuk



karakteristik



pekerjaan. 3. Klien belajar untuk terlibat dalam tindakan eksplorasi sebagai cara yang tidak direncanakan menguntungkan menghasilkan peristiwa. 4. Keberhasilan konseling dinilai oleh apa yang klien selesaikan dalam dunia nyata di luar sesi konseling. 2.3 Pelaksanaan Happenstance Learning Happenstance learning percaya Peristiwa yang tidak direncanakan merupakan komponen lazim serta diperlukan untuk setiap karir. Setiap tindakanmelibatkan beberapa risiko. Setiap orang harus mengevaluasiapakah manfaat potensial yang bernilai potensi biaya. Risiko bodoh harus dihindari. Kesalahan tidak dapat dihindari tetapi memberikan kesempatanuntuk belajar Ada tiga langkah dalam mengendalikan peristiwa yang tidak direncanakan: 1. Sebelum terjadi peristiwa yang tidak direncanakan, individu merencanakan



tindakan



yang



memposisikan



sekirannya



akan



dialaminya. 2. Pada kesempatan tersebut, individu tetap waspada dan peka untuk mengenali peluang potensial. 3. Setelah Peristiwa tersebut, individu melakukan tindakan yang memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa itu. Krumboltz menyatakan banyak pengalaman seseorang yang tindakannya diaktifkan untuk menciptakan dan mendapatkan keuntungan dari peristiwa yang tidak



5



direncanakan. Salah satu kegiatan penting selama konseling adalah perencanaan kolaboratif . Konseli mungkin dapat membuat perjanjian seperti ini: a. Saya akan meminta ibuku untuk menceritakan kisah bagaimana dia kebetulan bekerja di tempat ia bekerja. b. Untuk satu hari saya akan mencatat semua yang saya lakukan dalam pekerjaan saya dan tingkat kepuasan yang saya dapatkan dari setiap tugas. Saya akan membuat satu panggilan telepon ke perusahaan yang potensial dan meminta untuk menjadwalkan janji. Ketika setiap sesi konseling berakhir, klien harus telah merumuskan dan berjanji untukmengambil setidaknya satu tindakan yang relevan dalam kehidupan sendiri sebelum sesi konseling berikutnya. Tugas konselor karir adalah untuk membantu konseli menggunakan pekerjaan apa pun sebagai pengalaman belajar. Dalam sesi konseling konselor dapat member contoh pertanyaan-pertanyaan yang bisa ditanyakan konseli pada dirinya untuk lebih menjelaskan pengalaman apa yang telah didapatkannya ketika berusaha dan mendapatkan pekerjaan: a. Tindakan apa yang paling mungkin dilakukan untuk menghasilkan tawaran pekerjaan langsung? b. Ketika mendapatkan pekerjaan sementara, apa yang dpat dipelajari dari pengalaman itu? c. Kekhawatiran apa yang sering dialami para pekerja lain? d. Apa kekhawatiran manajer? e. Bagaimana cara yang mungkin dapat dilakukan seorangkaryawan untuk lebih membantu dengan manajer? Setiap pekerjaan melibatkan banyak pengalaman belajar, tetapi beberapa inisiatif dari karyawan untuk melakukan tugas baru dan asing dapat mengakibatkan tanggung jawab yang lebih besar dan bayaran yang lebihtinggi.



6



Teori Belajar kebetulan memiliki implikasi penting bagi perilaku setiap orangdalam masyarakat kita. Ada lima komponen konseling dalam menggunakan Happenstance Learning. Komponen-komponen ini tidak selalu harus berurutan setiap langkah karena mungkin terjadi dalam urutan yang berbeda dengan klien yang berbeda. 1.Orientasi Harapan Konseling Orientasi ini dapat terjadi baik pada awal konseling atau pada waktu ketika setiap masalah muncul. Tujuan: Siapkan konselidalam proses konseling baha di mana peristiwa yang tidak direncanakan adalah normaldan perlu komponen. Laporan orientasi mungkin bisa meliputi: a) Kecemasan tentang perencanaan masa depan adalah normal dan dapat digantikan oleh rasa petualangan. b) Tujuan dari konseling adalah untuk membantu konseli menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan untuk diri. c) Sendiri.Sebuah kehidupan yang memuaskan terdiri dari banyak komponen: pekerjaan, keluarga, hubungan, hobi, komunitas keterlibatan, olahraga, makanan, makna, afiliasi, hiburan, musik, seni. d) Jalur karir adalah proses belajar seumur hidup yang mengharuskan Konseli untuk membuat keputusan yang tak terhitung dalam menanggapi kejadian tak terduga. e) Tidak ada yang bisa memprediksi karir masa depan semua orang



dipengaruhi



oleh



banyak



peristiwayang



tidak



direncanakan. f) Tugas kita adalah untuk memfasilitasi belajar konseli untuk membuat dan mendapatkan keuntungan dari masa depan yang direncanakan dan peristiwa yang tidak direncanakan 2. Mengidentifikasi harapan klien sebagai permulaan



7



Tujuan: membantu mengidentifikasi apa yang akan membuat hidup mereka lebih memuaskan. Tindakan konselor dapat dilihat dalam contoh-contoh seperti berikut: -Katakan "Ceritakan apa yang ada di pikiran Anda." -Dengarkan secara aktif. -Pastikan konseli tahu bahwa Anda memahami situasi dan perasaan mereka. -Tanyakan "Bisakah Anda menjelaskan kegiatan dalam hidup Anda di mana Anda merasa berenergi?" -Tanyakan "Bagaimana Anda kebetulan menemukan kegiatan yang berenergi?" 3.Gunakan pengalaman sukses klien di masa lalu dengan peristiwa yang tidak direncanakan sebagai dasar untuk tindakan saat ini. Tujuan: Memberdayakan klien untuk melihat bahwa kesuksesan masa lalu mereka mengandung pelajaran untuk melakukan tindakan. Konselor dapat meminta klien untuk menceritakan sebuah cerita tentang bagaimana suatu peristiwa yang tidak direncanakan telah mempengaruhi hidup atau karir mereka dan kemudian memperoleh jawaban atas pertanyaan seperti ini: -Apa yang telah Anda lakukan ketika anda dalam peristiwa yang mempengaruhi hidup anda itu? -Bagaimana Anda mengenali kesempatan? -Setelah peristiwa tersebut, apa yang Anda lakukan untuk memanfaatkannya? -Apa keterampilan baru yang harus anda pelajari? -Bagaimana Anda melakukan kontak dengan orang-orang penting itu?



8



-Bagaimana orang lain belajar tentang minat dan keterampilan? -Jadi apa tindakan sejenis yang bisa Anda ambil sekarang? 4. Menyadarkan klien untuk mengenali peluang potensial Tujuan: membantu konseli belajar untuk membingkai ulang peristiwa yang tidak direncanakan menjadi peluang karir. Pertanyaan yang bisa diajukan Konselor meliputi: -Ceritakan peristiwa kebetulan yang seperti apa yang ingin anda alami? -Tindakan apa yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan kemungkinan anda mengalami peristiwa yang diinginkann? -Bagaimana hidup Anda berubah jika Anda bertindak? -Bagaimana hidup Anda berubah jika Anda tidak melakukan apapun? 5. Mengatasi Blok to Action Tujuan: membantu konseli untuk mengatasi keyakinan disfungsional yang menghalangi tindakan yang konstruktif. Konselor dapat mengajukan pertanyaan seperti berikut: -Apa yang Anda percaya yang menghentikan Anda dari melakukan apa yang ingin anda lakukan? -Apa yang Anda percaya adalah langkah pertama yang dapat Anda ambil sekarang untuk bergerak lebih dekat dengan apa yang Anda inginkan? -Apa yang Anda percaya yang menghentikan Anda dari mengambil langkah pertama?



9



-Bagaimana kehidupan Anda menjadi lebih memuaskan jika Anda memutuskan untuk mengambil tindakan yang tepat? -Tindakan apa yang akan Anda ambil sebelum kita bertemu berikutnya?



10



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Tujuan darikonseling Happenstance Learning adalah memiliki dampakpada bagaimana klien berpikir, merasa, dan bertindak di dunia nyata setelah sesi konselingselesai.Oleh karena itu untuk mengevaluasi efek konseling, konselor perlu mengetahui sejauh mana pikiran klien, perasaan, dan perilaku di dunianyata telah berubah. Mungkincara menilai bahwa konseling telah berhasil akan mencakup: a.Bila klien menyatakan puas dengan peningkatan kehidupan mereka meningkat. b.Bila klien mampu melakukan tindakan yang menyebabkan peristiwa yang tidak direncanakan menjadi cenderung menguntungkan. c.Ketika klien mengambil keuntungan dari kesempatan belajar baru. d.Keika klien mengatasi hambatan internal dan eksternal untuk bertindak. 3.2 Saran Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi yang membaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa. 3.3 Daftar Pustaka Alfan, Robbani. Cahyawulan, Wening. Hidayat. 2019. Karier Teori dan Aplikasi dalam imbingan dan Konseling Komprehensif. Jakarta. CV Jejak, anggota IKAPI



11



selladwi. 2013. BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR. https://selladwi.wordpress.com/2013/12/17/makalah-bimbingan-dan-konseling-karir/. Diakses 25 september 2021.



12