Triadi Heny-Lp Dan Laporan Harian PP MG Ke 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN : PERAWAT PELAKSANA



OLEH: TRIADI HENY DEWAYANI 21220036



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA PROGAM STUDI PROFESI NERS JAKARTA 2020-2021



LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN KEPERAWATAN: PERAWAT PELAKSANA



A. Manajemen Keperawatan 1. Definisi Manajemen Keperawatan Menurut Kemenkes (2001), manajemen pelayanan keperawatan merupakan suatu proses perubahan atau transformasi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan fungsi perencanaan, pengorganisasi, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu keperawatan. Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan.Suyanto(2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan.Manajemen juga merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant danMassey, 1999 dalam Nursalam, 2007). 2. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut: (1) Manajemen keperawatan adalah perencanaan, (2) Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, (3) Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan, (4) Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat, (5) Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan sosial, (6) Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian, (7) Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan bidang studi, (8) Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi, (9) Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan, (10) keperawatan mengarahkan dan pemimpin, (11) Manajemen keperawatan memotivasi, (12). Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif, dan (13) Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.



3. Proses Manajemen Keperawatan Proses manajemen keperawatan adalah rangkaian pelaksanaan kegiatan yang saling berhubungan, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap sistem terdiri atas lima unsur, yaitu input, prosces, output, control dan mekanisme umpan balik (feedback). Inputdalam proses manajemen keperawatan berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya melibatkan kelompok manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai pada perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan (Parmin, 2010). Mekanisme umpan balik (feedback) diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang. Proses manajemen keperawatan sebenarnya sudah tergambar pada proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan secara sistematis oleh perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien (Parmin, 2010) 4. Fungsi Manajemen Keperawatan Fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut Terry (2000) adalah planning, organizing, actuating, dan controlling.



B. Perawat 1.Pengertian perawat Menurut Undang - undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tugas pokok perawat memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan (kesehatan) kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dalam upaya kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian dibidang keperawatan (kesehatan).



2. Peran perawat Tahun 1989, Konsorsium Ilmu Kesehatan menyatakan beberapa peran yang dimiliki oleh perawat (Hidayat, 2008), yaitu: 1. Pemberi asuhan keperawatan, peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.



2. Advokat klien, peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. 3. Edukator, peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 4. Koordinator, peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien. 5. Kolaborator, peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. 6. Konsultan, peran ini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. 7. Peneliti / pembaharu, peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.



3. Fungsi perawat Menurut Hidayat (2008), fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya, fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya: 1. Fungsi Independen, yaitu fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia. 2. Fungsi Dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 3. Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang lainnya.



4. Tugas perawat Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya PPNI tahun 1983 (Hidayat, 2008) yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah: (1) mengumpulkan data, (2) menganalisis dan mengintrepetasi data (3), mengembangkan rencana tindakan keperawatan, (4) menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia, (5) menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan, (6) menilai tingkat pencapaian tujuan tugas perawat selanjutnya, (7) mengidentifikasi perubahan-perubahanyang diperlukan, (8) mengevaluasi data permasalahan keperawatan, (9) mencatat data dalam proses keperawatan, (10) menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan, (11) mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan, (l2) membuat usulan rencana penelitian keperawatan, (13) menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan, (14) mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan, (15) membuat rencana penyuluhan kesehatan, (16) melaksanakan penyuluhan kesehatan, (17) mengevaluasi penyuluhan kesehatan, (18) berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dan (19) menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.



C. Perawat Pelaksana Perawat pelaksana adalah perawat yang berperan memberi asuhan keperawatan pada pasien secara langsung, mengikuti timbang terima, melaksanakan tugas yang didelegasikan dan mendokumentasikan asuhan keperawatan (Suarli dan Bachtiar, 2005). Bentuk asuhan keperawatan tersebut berupa antara lain: 1. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulihkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan fisiologis. 2. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmauan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat di berikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian motivasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauan sehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan. 3. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusiaini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat pemberi pengetahuan, yang berupa pendidikan kesehatan (health education) yangdapat dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam masalah perawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasar. Tugas pokok perawat pelaksana adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien di ruangan, dengan uraian tugas sebagai berikut: 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya. 2. Menerima pasien baru (bersama katim) sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai. 4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan, peraturan, tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan. 5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya. 6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas kemampuannya. 7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya. 8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya. 9. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera mandiri. 10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan. 11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya



12. Memantau dan menilai kondisi pasien. 13. Memelihara suasana yang baik antara pasien dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan. 14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain, melalui pertemuan ilmiah dan pelatihan. 15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya (akurat) Tanggung jawab anggota tim atau pelaksana: 1. Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab setiap kali di unit tersebut. 2. Mengikuti intruksi keperawatan yang terkena dalam rencana keperawatan secara teliti. 3. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan keperawat yang dilakukan serta respon menerima bimbingan dan bantuan ketua tim. Menurut Sitorus (2006) tugas atau tanggung jawab perawat pelaksana dalam melaksanakan fungsi manajerialnya antara lain sebagai berikut: 1. Pengkajian: mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk melaksanakan asuhan keperawatan. 2. Perencanaan: fungsi perencanaan antara lain bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas, menerima pembagian tugas dari ketua tim, bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan, mengikuti ronde keperawatan, menerima klien baru. mengikuti serahterima, mengikuti pembagian tugas dari ketua tim. 3. Pengorganisasian yaitu menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim, menerima pembagian tugas, melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim, melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain, menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya, melaksanakan asuhan keperawatan, menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan. 4. Pengarahan, yaitu menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim, menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan askep dengan etik dan legal, memahami pemahaman yang telah dicapai, menunjang pelaporan dan pendokumentasian. 5. Pengontrolan yaitu. penyerahan laporan yang diperlukan untuk evaluasi, melakukan pendokumetasian



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA (STIKes PERTAMEDIKA) Program Profesi/Ners S1 Keperawatan LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA Nama Ka. Tim



:Santi pusvitasari



Nama Pelaksana



: Triadi heny d.



Ruangan



: Bedah



Hari/Tanggal



: Jumat, 18 April 2021



NO WAKTU



1



08.00



KEGIATAN



KET.



Operan



Bersama KARU, KATIM



Conference : pre/post 1. Mengikuti pre conference dengan ka ruangan, semua ka tim dan semua perawat pelaksana. 2. Menerima penjelasan dari ka ruangan tentang jumlah pasien 3 orang, BOR 23,07 % 3. Menerima penjelasan tingkat ketergantungan total care 0 orang, partial care 3 orang, kebutuhan perawat 2 orang 4. Menerima penjelasan Analisa SWOT 5. Menerima penjelasan POA ka ruangan: pembagian tugas dan pasien masing-masing dari ka tim. 6. Menerima penjelasan fasilitas yang tersedia 2



08.30



Mengikuti serah terima dari Katim 2 dengan pasien satu orang. 1. Nn. A usia 19 tahun dengan Post Op Appendix pasien dr. Roni, SpB, keadaan umum Nn. A lemah, saat ini hanya terbaring ditempat tidur, kesadaran compos mentis, pasien mengatakan nyeri karena kemarin (1 hari) telah menjalani operasi apendix, keluhan nyeri pada area luka operasi, nyeri seperti ditusuktusuk, skala nyeri 5(0-10), klien mengatakan nyeri terasa setiap kali bergerak, tampak luka post op terbalut kasa steril. Terpasang



infus



di



tangan



kanan,



ketika



dilakukan



pemeriksaan keadaan Nn. A lemas, membran mukosa kering. TTV:



TD: 120/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20x/mnt, S:



37,3oC. Hasil laboratorium tgl 17-4-2021 Hb: 13,0g/dL, Leuko: 7800/ul, Ht: 37%, trombosit 324.000/ul,Pt 10,40 Aptt 43.0 Inr 1,0 Gds 97 Ureum 18 Kreatinin 0,88 anti hiv non reaktif, anti hbsag non reaktif photo BNO dan Thorax terlampir, antigen negatif Terapi yang di berikan: ivfd aminofluid ml/24jam, Ceftiaxone 2x1gr, ketorolac: 3x30mg inj iv, omeprazole 1x40mg iv, Masalah keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi,resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder terhadap nyeri.



3



09.00



Memberikan Asuhan Keperawatan (Implementasi) 1.Pasien Nn. A dengan post op Appendiks a. Diagnosa: Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi a. Melakukan pengkajian nyeri b. Mengobservasi reaksi non verbal dan ketidak nyamanan c. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri ( suhu, pencahayaan dan kebisingan) d. Mengurangi faktor presipitasi nyeri e. Mengajarkan teknik non farmakologik ( nafas dalam, relaksasi,distraksi, kompres hangar/dingin) f. Mengkolaborasi pemberian analgetik ketorolac 3x30mg iv g. Memberikan informasi tentang nyeri h. Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik b. Diagnosa: Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invasif a. b. c. d. e. f. g.



Mengkaji tanda dan gejala infeksi Mengganti balutan luka post op Mempertahankan teknik aseptik Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan Menggunakan skort, sarung tangan sebagai alat pelindung Mengkolaborasi pemberian antibiotic ceftriaxone 2x1gr iv Memonitor suhu tubuh klien



c. Diagnosa: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder terhadap nyeri a. b. c. d.



Memonitor vital sgn Membantu klien dalam aktifitas yang memberatkan. Mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas Melatih klien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan e. Mengajarkan pasien daalam merubah posisi dan berikan bantuan f. Melatih klien gerak pasif dan aktif



4.



13.00 WIB



Evaluasi Asuhan Keperawatan 1. Nn. A usia 19 tahun dengan Post Op Appendix DX 1 S: Pasien mengatakan nyeri di area operasi O: Klien terlihat meringis pada saat dilakukan pemeriksaan pada lukanya. Skala nyeri 5 dari (0-10) A: Masalah nyeri belum teratasi P: a. lakukan Observasi tanda-tanda vital klien. b. kaji nyeri (PQRST), skala nyeri (0-10) c. Berikan posisi yang nyaman d. Anjurkan klien melakukan relaksasi e. ajarkan klien melakukan teknik rileksasi f. Kolaborasi pemberikan therapy injek analgesic ketorolac 3x30mg iv DX 2 S: pasien mengatakan gatal pada daerah luka O: pada luka operasi tidak tampak tanda-tanda kemerahan A: masalah risiko infeksi belum teratasi P: intervensi di lanjutkan: a. observasi luka post op setiap ganti balutan b. ganti balutan sesuai jadwal dan jumlah eksudat c. Kolaborasi pemberian inj antibiotic Ceftriaxon 2x1 gr iv DX 3 S: Klien mengatakan sulit beraktivitas karena masih terasa nyeri pada daerah post operasi. O: - Aktivitas klien masih dibantu keluarga dan perawat a. Klien masih tampak terlihat lemah b. Klien Nampak terlihat berhati-hati saat melakukan aktifitas (merubah posisi baring dan belajar duduk). A: Masalah intoleransi aktivitasbelum teratasi. P: - intervensi dilanjutkan:



a. Monitor vital sgn b. Bantu klien dalam aktifitas yang memberatkan. c. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas d. Latih klien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan e. Ajarkan pasien daalam merubah posisi dan berikan bantuan f. Latih klien gerak pasif dan aktif



5.



14.00



Timbang Terima/operan 1. Nn. A usia 19 tahun dengan Post Op Appendix pasien dr. Roni, SpB, keadaan umum Nn. A lemah saat ini masih terbaring ditempat tidur, dan belajar duduk dibantu,kesadaran compos mentis, pasien mengatakan nyeri karena 1 hari yang lalu telah menjalani operasi apendix, keluhan nyeri pada area luka operasi, ketika dilakukan pemeriksaan keadaan Nn. A lemas, membran mukosa kering. TTV: TD: 110/70 mmHg, N: 80x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 37,3oC. Hasil lab: Hb: 13 g/dL, Leuko: 7800 mcl, Ht: 37%, trombosit 324.000 g/dl, photo BNO dan Thorax terlampir, antigen negatif Terapi yang di berikan Ceftiaxone 2x1gr, ketorolac: 3x30mg iv, omeprazole 1x40mg iv, Masalah keperawatan yaitu Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi, Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder terhadap nyeri.