Tugas I Espa4227 Aditya Yudistira 030764676 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS TUTORIAL KE-1 EKONOMI MONETER/ESPA 4227



NAMA



: ADITYA YUDISTIRA



UPBJJ



: JAMBI



NIM



: 030764676



FAKULTAS EKONOMI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ JAMBI 2019



1



Nama Mata Kuliah



: EKONOMI MONETER



Kode Mata Kuliah



: ESPA4227



Jumlah sks



: 3 (tiga) sks



Nama Pengembang



: ESA KUKUH IMANA, M.M



Nama Penelaah



: RINI FEBRIANTI, S.E., M.E.



Status Pengembangan



: Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)



Tahun Pengembangan



: 2019.1



Edisi Ke-



: 1



No 1



Skor Maksimal



Tugas Tutorial Jelaskan ruang lingkup ekonomi moneter!



20



Sumber Tugas Tutorial BMP Ekonomi Moneter ESPA4227 Modul 1 KB 1



2



Jelaskan aspek pengembangan pasar keuangan syariah!



20



BMP Ekonomi Moneter ESPA4227 Modul 2 KB 1



3



Jelaskan cetak biru pengembangan perbankan syariah di Indonesia!



30



BMP Ekonomi Moneter ESPA4227 Modul 2 KB 1



4



Jelaskan perbedaan teori Irving Fisher dengan teori Cambridge!



30



BMP Ekonomi Moneter ESPA4227 Modul 3 KB 1



* coret yang tidak sesuai



2



Jawaban Tugas



1. Ruang Lingkup Ekonomi Moneter Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari tentang sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Persoalan pokok yang dipelajari dalam ekonomi moneter adalah berkaitan dengan : 1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian; 2. Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah uang beredar dan kredit; 3. Struktur dan fungsi bank sentral; 4. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit terhadap kegiatan ekonomi; 5. Pembayaran serta sistem moneter international.



2. Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan posisi serta cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia, Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia international dan perkembangan sistem keuangan syariah yang mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersiftat lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan (ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah international, seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM. Pengembangan perbakan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagai perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan (ASKI), Serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam sekala yang lebih besar pada tingkat nasional. 3



3. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun kedepan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan international, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sktor keuangan syariah lainnya. Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf international.



4. Teori Irving Fisher dan Cambridge memliki perbedaan sebagai berikut : Secara matematis formulasi Marshall sama dengan formulasi Irving Fisher, namun implikasinya berbeda. Marshal memandang bahwa individu/masyrakat selau menginginkan sebagaian tertentu dari pendapatannya (Y) dalam bentuk uang tunai (k), sehingga kY merupakan keinginan individu/ masyrakat terhadap uang tunai. Sesorang akan bersedia memegang uang kas karena dapat digunakan untuk transaksi. Masrshall menganggap bahwa individu selalu memerlukan uang kas. Keputusan untuk memilih bentuk kekayaan dengan uang ini ditentukan oleh pertimbangan untuk rugi sebagai akibat pengalokasian uang tersebut. Seseorang berniat memegang uang karena dapat dipakai sebagai media transaksi. Tetapi, berbeda dengan persamaan Fisher, pendekatan cambridge menekankan pada prilaku individu dalam membuat keputusan untuk mengalokasikan kekayaannya kedalam bentuk aktiva yang salah satunya adalah uang. Perilaku ini ditentukan oleh pertimbangan untung rugi akibat pengalokasian kekayaan kedalam aktiva-aktiva tersebut. Dengan kata lain, masyrakat bersedia memegang uang karena dapat memberi manfaat dan keuntungan dalam transaksi serta mudah diterima oleh semua orang. Terima kasih



Sumber: BMP ESPA 4227 MODUL 1 S.D 3



4