Tugas Kelompok 6.2 - Auditing 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kelompok 6 Anggota Kelompok : 1. Siti Lathifah (022118276) 2. Deny Heriansyah Hermawan (022118275) 3. Faishal Ihsanudin (022118288) 4. Ratna Sari (022118292) 5. Saraswati Humaeroh (022118300)



PERTANYAAN PILIHAN BERGANDA DARI CPA 16-20 (Tujuan 16-2) pertanyaan berikut berkenaan dengan prosedur analitis dalam penjualan dan penagihan. Pilihlah jawaban yang paling tepat. a. Sebagai akibat dari prosedur analitis, auditor menentukan bahwa persentase laba kotor telah menurun dari 30% pada tahun sebelumnya menjadi 20% tahun ini. Auditor harus…. Jawaban : 4) Mempertimbangkan kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan. b. Analisis pendahuluan auditor atas perputaran piutang usaha mengungkapan tingkat berikut ini selama periode akuntansi berikut 2013



2012



2011



4,3



6,2



7,3



Mana dari berikut ini yang merupakan penyebab paling mungkin dari penurunan perputaran piutang usaha? Jawaban : (4) Kenaikan penjualan tunai c. Setelah akuntan public menetukan bahwa piutang usaha meningkat akibat lambatnya penagihan dalam lingkungan “uang ketat”, akuntan tersebut mungkin akan…. Jawaban : (2) Mereview ramifikasi going concern.



16-21 (Tujuan 16-4) pertanyaan berikut berhubungan dengan konfirmasi piutang usaha. Pilihlah jawaban yang tepat. a. Mana dari prosedur berikut ini yang paling mungkin akan dilakukan auditor atas konfirmasi piutang usaha akhir tahun apabila auditor tidak menerima jawaban atas permintaan yang kedua? Jawaban : (2)



Mengintensifkan studi atas pengendalian internal menyangkut siklus pendapatan



b. Bentuk permintaan konfirmasi utang usaha negative bermanfaat kecuali jika….. Jawaban : (4) Saldo akun individual relatif besar c. Pengembalian konfirmasi positif piutang usaha tanpa atestasi pengecualian menyangkut... Jawaban : (2) Keakuratan penyisihan piutang tak tertagih 16-22 (Tujuan 16-3) pertanyaan berikut berkenaan dengan tujuan audit dan asersi manajemen untuk piutang usaha. Pilihlah jawaban yang paling tepat. a. Mana dari berikut ini yang paling mungkin memberikan assurance terbaik tentang tujuan keakuratan yang berkaitan dengan saldo piutang usaha. Jawaban : (2) Membandingkan kelayakan rasio perputaran piutang terhadap statistik industri b. Mana dari prosedur audit berikut yang paling baik mengungkapkan kurang saji dari penjualan dan piutang usaha? Jawaban : (2) Pengujian sampel transaksi penjualan, dengan memilih sampel dari faktur penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan c. Konfirmasi piutang usaha pelanggan jarang memberikan bukti yang andal tentang asersi kelengkapan karena….. Jawaban :



(1) Pelanggan mungkin tidak ingin melaporkan kesalahan kurang saji dalam akunnya. Sumber : https://id.scribd.com/document/328773266/Jawaban-AUditing-16-17 16-28 (Tujuan 16-4) Dogde, CPA, sedang mengaudit laporan keuangan perusahaan manufaktur yang memiliki jumlah piutang usaha yang signifikan. Dogde merasa puas bahwa piutang tersebut telah diikhtisarkan serta diklasifikasikan dengan benar dan bahwa alokasi, reklasifikasi, dan penilaian telah dilakukan sesuai dengan prinsip-prisip akuntansi yang diterima umum. Dogde sedang merencanakan untuk menggunakan permintaaan konfirmasi piutang usaha guna memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi tentang piutang usaha. a.



Indentifikasilah dan uraikan dua bentuk permintaan konfirmasi piutang usaha serta tunjukan faktor faktor apa yang akan dipertimbangkan Dogde dalam menentukan kapan masing-masing bentuk tersebut digunakan. Konfirmasi bentuk positif mengharuskan penerima konformasi untuk memberikan jawaban baik setuju maupun tidak setuju. Sedangkan konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan konfirmasi. Faktor dalam menentukan kapan masing-masing bentuk tersebut digunakan : 1. Konfirmasi Positif Apabila saldo piutang tidak sama, debitur harus menunjukkan perbedaan saldo piutang tersebut apakah kurang atau lebih. Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima oleh auditor dari penerima permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi laporan keuangan yang dituju oleh prosedur konfirmasi. Apabila surat konfirmasi tidak kembali sesuai dengan jadwal maka dapat dilakukan prosedur alternatif. Prosedur alternatif dapat dilakukan dengan memeriksa bukti pelunasan piutang oleh debitur bersangkutan setelah tanggal neraca. Konfirmasi positif ada 2 macam yaitu : a) Formulir Konfirmasi kosong: Adalah jenis konfirmasi positif yg tidak menyebutkan jumlah yg dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan penerima untuk mengisi jumlahnya atau memasukkan informasi lain. konfirmasi yang berisi ruangan kosong yang harus diisi oleh responden dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah jawaban konfirmasi yang diterima oleh auditor karena diperlukan usaha tambahan dari pihak penerima permintaan konfirmasi; sebagai akibatnya, auditor kemungkinan harus melaksanakan lebih banyak prosedur alternatif.



b) Konfirmasi tagihan : Adalah bentuk lain konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual bukan saldo keseluruhan piutang pelanggan.



2. Konfirmasi negatif Konfirmasi negatif yang ditujukan kepada debitur, tetapi hanya meminta respon jika debitur tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan dalam konfirmasi. Auditor berhak menentukan jenis konfirmasi yang akan digunakan dan hal ini sebaiknya berdasarkan fakta dalam audit. PSA 07 menyatakan bahwa konfirmasi negatif dapat dilakukan hanya jika tiga kondisi berikut terpenuhi: 1. Piutang dagang terdiri dari sejumlah besar akun bersaldo kecil. 2. Kombinasi antara risiko pengendalian dan risiko bawaan adalah rendah. Kombinasi risiko tidak bisa dikatakan rendah jika pengendalian internal tidak efektif atau terdapat kemungkinan terjadi salah saji. 3. Jika diyakini bahwa penerima konfirmasi tidak mengabaikan konfirmasi yang diminta. https://www.academia.edu/10178470/Konfirmasi_Piutang_Usaha



b. Asumsikan bahwa Dodge telah menerima respons yang memuaskan atas permintaan konfirmasi. Gambarkan bagaimana Dodge dapat mengevaluasi kolektibilitas piutang usaha. Jawaban: Dalam menentukan efektivitas dan efisiensi penggunaan prosedur konfirmasi, auditor dapat mempertimbangkan informasi dari audit tahun sebelumnya atau audit terhadap entitas yang serupa. Informasi ini meliputi tingkat respon yang diterima, pengetahuan mengenai salah saji yang diidentifikasi dalam audit tahun sebelumnya, dan pengetahuan tentang ketidakakuratan informasi dalam konfirmasi yang diterima kembali. Jadi, agar prosedur konfirmasi efektif dan efisien, auditor harus merancang formulir dan informasi di dalamnya sedemikian rupa. Misalnya, (1) jika gabungan risiko bawaan dan risiko pengendalian terhadap transaksi penjualan akhir tahun yang tidak biasa tinggi, auditor harus mempertimbangkan konfirmasi terhadap syarat-syarat penjualan tersebut, (2) formulir konfirmasi ditujukan kepada pihak yang tepat yang diyakini oleh auditor memiliki pengetahuan mengenai informasi yang dikonfirmasi misalnya kepada manajer keuangan, (3) sebelum pengiriman konfirmasi, auditor harus memperoleh pemahaman memadai tentang substansi



transaksi dan informasi lainnya seperti perjanjian klien agar dapat menentukan informasi semestinya yang harus dicantumkan dalam permintaan konfirmasi. Auditor juga harus mempertimbangkan perlunya permintaan konfirmasi tentang syarat-syarat perjanjian atau transaksi yang tidak biasa sebagai tambahan konfirmasi terhadap jumlah rupiah. Peraturan dalam paragraf 28, SA Seksi 330 adalah bahwa selama pelaksanaan prosedur konfirmasi, auditor harus mengawasi permintaan konfirmasi dan jawabannya. Pengawasan permintaan konfirmasi berarti diadakannya komunikasi langsung antara penerima yang dituju dan auditor untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hasil konfirmasi yang memihak karena adanya campur tangan dan pengubahan terhadap permintaan dan jawaban konfirmasi. Jadi Dodge dalam mengevaluasi kolektibilatas piutang usaha dengan melakukan permintaan konfirmasi kepada pelanggan perusahaan tersebut agar tidak terjadinya kesalahan dalam menentukan piutang usaha apakah piutang tersebut dapat dibayar atau tidaknya, karena apabila mengalami pengapusan piutang maka data piutang pun akan berubah, sebab itu diperlukannya permintaan konfirmasi langsung ke pelanggan perusahaan tersebut, sebab itu dodge dapat menerima respon yang memuaskan dengan melakukan konfirmasi yang efektif dan efesien. http://auditme-post.blogspot.com/2008/04/prosedur-konfirmasi-dalam-pengujian.html?m=1



c.



Apa implikasinya bagi akuntan jika selama mengaudit piutang usaha beberapa pelanggan dagang klien tidak merespons permintaan konfirmasi positif atas piutangnya?



Maka tidak dapat menjadi bukti audit. Ketika konfirmasi positif digunakan, standar audit mensyaratkan prosedur tindak lanjut terhadap konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh konsumen. Umumnya, auditor akan mengirim surat konfirmasi kedua dan bahkan ketiga. Bahkan setelah dilakukan usaha tersebut, beberapa konsumen tetap tidak menjawab surat konfirmasi, sehingga diperlukan tindak lanjut berupa prosedur alternatif. Tujuan dari prosedur alternatif adalah menggunakan prosedur lainnya untuk menentukan apakah akun yang tidak terkonfirmasi memang benar ada dan disajikan secara memadai pada tanggal konfirmasi. Untuk konfirmasi positif yang tidak dijawab, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut ini untuk memverifikasi keberadaan dan akurasi transaksi-transaksi penjualan yang membentuk saldo akhir akun piutang: 1.



Penerimaan Kas Setelah tanggal Konfirmasi Bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, termasuk memeriksa surat pemberitahuan pengiriman uang (remittance advices), jurnal dalam pencatatan penerimaan kas, atau bahkan mungkin jurnal kredit dalam master file piutang. Pada satu sisi, pemeriksaan bukti penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi merupakan prosedur alternatif yang sangat



berguna karena menjadi logis untuk mengasumsikan bahwa konsumen melakukan pembayaran karena terdapat piutang atas nama konsumen tersebut. Pada sisi lainnya, pembayaran tidak menjamin bahwa piutang tersebut memang ada pada tanggal konfirmasi. Sebagai tambahan, auditor seharusnya berhati-hati untuk mencocokan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar, dengan bukti pembayaran setelahnya, karena mungkin nilainya tidak cocok karena ada dispute terkait nilai invoice. 2.



Duplikasi Invoice Penjualan Pemeriksaan duplikasi invoice, berguna untuk memverifikasi bahwa piutang untuk 1 invoice penjualan. Ada kalanya, suatu penjualan diterbitkan invoice 2 kali, sehingga piutang tercatat 2 kali.



3.



Dokumen Pengiriman Pemeriksaan dokumen pengiriman menjadi penting dalam menentukan apakah penjualan/ pengiriman benar-benar aktual dan juga untuk pengujian cut off/ pisah batas.



4.



Korespondensi dengan Klien Biasanya, auditor tidak perlu mereviu korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif, namun korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang dispute atau diragukan, yang tidak terungkap dengan cara lainnya. Sumber : http://www.auditcorner.com/2017/01/isu-isu-terkait-konfirmasi-audit.html



d. Langkah audit apa yang harus ditempuh akuntan jika tidak ada respons terhadap permintaan konfirmasi positif yang kedua?* Jika konfirmasi positif digunakan, standar auditing mensyaratkan prosedur tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dikembalikan oleh pelanggan. Jadi, sudah umum mengirimkan permintaan konfirmasi yang kedua dan kadang-kadang yang ketiga. Bahkan dengan usaha tersebut, beberapa pelanggan tidak juga mengembalikan konfirmasi, segingga perlu melakukan tindak lanjut dengan prosedur alternatif. Tujuan dari prosedur alternatif adalah untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi apakah piutang uang tidak di konfirmasi itu memang ada dantelah dinyatakan dengan benar pada tanggal konfirmasi. Untuk setiap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan, auditor dapat memeriksa dokumentasi berikut untuk memverifikasi eksistensi dan keakuratan setiap transaksi penjualan yang membentuk saldo akhir piutang usaha:  Penerimaan kas selanjutnya Bukti penerimaan kas selanjutnya pada tanggal konfirmasi meliputi pemeriksaan remittance advice, ayat jurnal dalam catatan penerimaan kas, atau mungkin kredit selanjutnya dalam file induk piutang usaha. Pada satu sisi, pemeriksaan bukti penerimaan kas selanjutnya merupakan prosedur alternatif yang sangat bermanfaat karena masuk akal mengasumsikan bahwa pelanggan tidak akan melakukan pembayaran kecuali piutang tersebut memang ada. Di sisi lain, pembayaran tidak selalu menetapkan



apakah kewajiban memang ada pada tanggal konfirmasi. Selain itu, auditor juga harus hati-hati menandingkan setiap transaksi penjualan yang belum dibayar dengan bukti pembayaran selanjutnya sebagai pengujian atas perbedaan atau ketidaksesuaian setiap faktur yang beredar.  Salinan faktur penjualan Hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan tanggal penagihan aktual.  Dokumen Pengiriman Hal ini penting dalam menentukan apakah penguruman telah benar-benar dilakukan dan sebagai pengujian pisah batas  Korespondensi dengan Klien Biasanya, auditor tidak perlu mereview korespondensi sebagai bagian dari prosedur alternatif, tetapi korespondensi dapat digunakan untuk mengungkapkan piutang yang diperselisihkan dan yang meragukan yang tidak terungkap oleh cara lainnya. Luas dan sifat dari prosedur alternatif sangat tergantung pada materialitas nonrespons, jenis salah saji yang ditemukan dalam respons yang dikonfirmasi, penerimaan kas selanjutnya dari nonresponns, dan kesimpulan auditor mengenai pengendalian internal. Biasanya lebih baik memperhitungkan semua saldo yang tidak dikonfirmasi dengan prosedur alternatif meskipun jumlahnya kecil, sebagai cara untuk mengeneralisasi dengan benar dari sampel ke popilasi. Pendekatan lain yang dapat diterima adalah mengasumsikan bahwa nonrespons adalah 100 persen jumlah lebih saji. (Sumber : Arens Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing and Jasa Assurance. Edisi kelimabelas. Jilid dua. Jakarta: Erlangga.)