17 0 1002 KB
BAB I
A. Latar Belakang Penyakit Tbc sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu permasalahan kesehatan global tidak terkecuali Indonesia, walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTs) telah dilakukan sejak tahu 1995 pada kenyataannya jumlah penderita Tbc masih tetap banyak ditemukan, oleh karena itu kita harus terus berupaya untuk menekannya supaya penyakit Tbc ini dapat diminimalisir.
SKRT th 1995 penyakit Tbc merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit cardiovascular dan penyakit saluran pernafasan acut Pada tahun 2012 hasil survey kesehatan secara global diperkirakan ada 8,6 juta kasus Tb laporan WHO tahun 2012 sekitar 13% penderita Tbc disertai dengan HIV positif Penyakit Tbc menyerang kebanyakan pada usia produktif pengobatan thdp penyakit Tbc memerlukan waktu yg relatif lama yaitu 6 – 9 bulan bahkan pada pasien MDR bisa mencapai 2 tahun, shg dapat membosankan yg akhirnya dpt menimbulkan putus berobat masih sering ditemukan anggapan masy bhw penyakit Tbc merupakan penykit keturunan B. Tujuan Secara umum : Untuk menekan dan memberantas penyakit Tbc dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat. Secara khusus : Agar Masy dapat mengetahui tanda-tanda dan gejala penyakit Tbc serta cara pencegahanya Agar masyarakat mau memeriksakan diri sedini mungkin jika mengalami gangguan kesehatan terutama apabila timbul gjala Tbc Agar penderita dapat berobat secara teratur Agar masy dapat berperan aktif menjadi PMO C.
Dasar Hukum Undang-undang RI nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular Undang-undang RI Nomor 29 Tentang Praktik Kedokteran Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan Kepmenkes Nomor 364/Menkes/Sk/V/2009 tentang pedoman penanggulangan Tuberculosis Permenkes Nomor 565/Menkes/Per/III/2011 tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis
1
D. Sasaran Sasaran program P2Tbc meliputi semua masyarakat baik tua maupun muda atau anak-anak khususnya masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas DTP Beber selain itu pula untuk lancarnya kegiatan tersebut sasaran program P2Tbc meliputi juga :
Pejabat wilayah Tokoh masyarakat dan tokoh agama serta tokoh pemuda Programer lain untuk menjalin lintas program Kader kesehatan Anggota kelurga penderita Tbc
E. Ruang lingkup P2Tbc Ruang lingkup kegiatan P2Tbc meliputi :
Penyuluhan Penjaringan suspek penderita Tb Pemeriksaan mikroskopis dahak suspek penderita Tb Penegakan diagnose Menetapkan PMO Konseling dan mempersiapkan pemeriksaan dahak ulang sesuai jadwal yang ditentukan Pengobatan Tb Notifikasi F. Batasan Operasional P2Tb Batasan operasional Tb yaitu kegiatan yang dilakukan dari mulai penyuluhan, penjaringan kasus, penegakan diagnose hingga pengobatan dan pencatan pelaporan serta tindak lanjut jika menemukan permasalahan dalam program P2Tb. G. Gambaran Umum Puskesmas Beber Puskesmas Beber di Desa Kondang Sari, Kecamatan Beber dengan batas batas sebagai berikut : - Sebelah Utara
: Kecamatan Talun.
- Sebelah Selatan
: Kecamatan Cilimus
- Sebelah Barat
: Kecamatan Pancalang
- Sebelah Timur
: Wilayah PKM Kamarang dan Kecamatan Greged
- Luas Wilayah
: 104,15 Km²
Puskesmas Beber dapat dengan mudah dijangkau dengan kendaraan umum karena terletak dijalur jalan Raya Kuningan – Cirebon. Wilayah kerja Puskesmas Beber terdiri dari 10 Desa. Puskesmas Beber mempunyai 2 Puskesmas pembantu yaitu Puskesmas pembantu Sindang Kasih
2
yang terletak di Desa Sindang Kasih dan Puskesmas pembantu Patapan yang terletak di Desa Patapan. Pada halaman sebelah kami lampirkan peta wilayah kerja Puskesmas Beber.
H. Gambaran Demogerafi Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Beber pada tahun 2015 sebanyak 43318 jiwa yang terdiri dari 11687 KK dengan jumlah KK miskin kurang lebih 2265 KK, mata pencaharian penduduk pada umumnya petani dan buruh tani kira-kira 75 % dan selebihnya adalah pedagang, TNI/POLRI/PNS dan lain-lain.
3
I.
Tarap Pendidikan masyarakat wilayah kerja Puskesmas DTP Beber
Tarap pendidikan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Beber kebanyakan hanya lulusan SD sebagai gambaran berikut di bawah ini :
Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT Do SD/ lain-lain
61 % 15 % 12 % 7% 5%
4
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Ketenagaan Yang Tersedia Ketenagaan di Puskesmas DTP Beber
NO.
Jenis Tenaga
1
Dokter umum
2
Perawat /Perawat gigi
3
Bidan
4
Sanitasi
5
PNS
Honorer/Sukwan
Jumlah
PTT
PKD
1
0
0
1
2
9
0
1
16
26
13
4
0
8
25
2
0
0
0
2
Nutrisionist
1
0
0
1
2
6
Apt/Farmasi
1
0
0
1
2
7
Laboratorium
1
0
0
0
1
8
Admin
3
0
1
6
10
9
Supir
0
0
0
1
1
10
Penjaga
0
0
0
3
3
Jumlah
31
4
2
37
74
Ket
Tabel di atas merupakan gambaran keseluruhan pegawai puskesmas DTP Beber, secara khusus petugas P2Tb minimal terdiri 1 orang dokter, 1 orang perawat/petugas Tb dan 1 orang petugas Laboratorium yang kesemuanya sudah terlatih B. Sarana yang Ada
Sarana dan Prasarana di Puskesmas DTP Beber
NO
Jenis Sarana
1
Puskesmas
jumlah 1
Keter
2
Puskesmas Pembantu
2
3
Polindes /Poskesdes
4
4
Posyandu
5
Mobil Pusling
1
6
Motor Dinas
2
7
Dokter Praktik swasta
8
Komputer
9
telepon
54
4 20
1
5
C. Jadwal Kegiatan No
Kegiatan
Waktu
1. 2.
Penyuluhan Penjaringan/pemeriksaan suspect/pemeriksaan Lab Konseling Pengobatan Tb Notifikasi
2 x tiap bulan Tiap hari kerja
3. 4. 5.
Senin, Kamis, Jumat Senin, Kamis, Jumat Tiap Sabtu
6
Keter
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruangan
B. Standar fasilitas Standar fasilitas P2Tb meliputi : 1. Ruang laboratorium 2. Ruang konseling/Ruang poli Tb 3. OAT FDC dewasa dan anak 4. APD (masker) 5. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan 6. Diagram alir Program P2TB 7. Form Tb 01,02,03,04, 05, 06, 09 8. Tensi meter dan statoskop 9. Buku-buku pedoman Tb
7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN PROGRAM P2 TB DI PUSKESMAS DTP BEBER A. Pengertian Penyakit Tb Penyakit TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercullosis yang masuk melalui saluran pernafasan kedalam paru-paru. B. Tanda-tanda dan gejala penyakit Tbc a. Gejala respiratorik - Batuk-batuk lebih dari 3 minggu - Batuk berdahak bercampur darah - Sesak Nafas - Nyeri Dada b. Gejala Sistemik - Demam - Malaise - Keringat malam tanpa sebab - Anoreksia dan berat badan menurun C. Cara Diagnose TBC Disamping gejala-gejala tersebut di atas untuk menegakkan diagnosis TBC Paru maka diperlukan pemeriksaan Mikroskopis yaitu dengan cara pemeriksaan dahak tersangka penderita. Pemeriksaan dahak tersangka penderita TBC, mengenai BTA ( Baksil Tahan Asam ) sebanyak 3 kali, yaitu dahak sewaktu, dahak pagi dan dahak sewaktu (SPS). Selain itu bila diperlukan maka dilakukan Rontgen dada / thorax foto. D. Klasifikasi Penyakit TBC Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dahak penderita, Penyakit TBC Paru dibagi dalam : 1. Tuberkulosis paru BTA positif, yaitu : - Sekurang-kurangnya 2 dari 3 specimen dahak SPS mununjukan hasil positif - 1 Specimen dahak SPS menunjuka BTA positif dan dari hasl foto Rontgen dada menunjukan gambaran TBC aktif
8
2. Tuberkulosisi paru BTA Negati Yaitu hasil pemeriksaan 3 specimen dahak SPS hasilnya negative dan hasil foto Rontgen dada menunjukan gambaran Tuberkulosis aktif. Tuberkulosis BTA negative ini dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk penyakit berat dan ringan. Bentuk penyakit TBC berat jika digambaran foto dada memperlihatkan gambaran kerusakan jaringan paru yang luas (Millier) atau keadaan umum penderita buruk / payah. Sedangkan bentuk ringan dalam gambaran hasil Rontgen dada hanya menunjukan adanya Tuberkulosis aktif saja. 3. Kambuh Yaitu Pend yg sudah di nyatakan sembuh tp beberpa bulan kmudian timbul lg gjala Tbc dan setelah diperiksa BTA positif kmbali 4.Tuberkulosis Extra Paru TBC Extra paru dibagi dalam : a. TBC extra paru ringan Jika TBC terjadi pada kelenjar limfe, Pleuritis eksudativa unilateral, sendi dan kelenjar adrenal b. TBC extra paru berat Jika TBC terjadi pada selaput otak / meningitis, millier, perikardititis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin. E. Cara Penularan Tbc Sumber penularan adalah penderita TBC dengan BTA positif. Pada waktu penderita batuk atau bersin penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Percikan daha ini yang mengandung kuman dapat bertahan beberapa jam dalam suhu kamar. Orang dapat tertular kalau percikan dahak terhirup kedalam saluran pernafasan. Kuman TBC dapat menyebar dari paruparu ke bagian tubuh lainnya melalui system peredaran darah, system saluran limfe dan saluran pernafasan. Daya penularan penyakit TBC ini tergantung banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paruparu penderita TBC, makin tinggi derajat positifnya kuman makin tinggi pula daya penularannya. Akan tetapi jika hasil pemeriksaan mikroskopisnya penderita TBC negative maka penderita TBC tersebut dianggap tidak akan menularkakan penyakitnya F. Penatalaksaan Penyakit TBC Paru Jika penderita sudah dinyatakan menderita penyakit Tbc maka diberikan pengobatan sesuai standar yang ada yaitu :
9
1. Penderita baru dgn BTA (+) diberikan OAT kat 1 > Kategori I - 2 HRZE / 4H3R3 - 2 HRZE / 6HE 2. Penderita Tbc BTA (-) Negatif Ro positif Maka Oat yg di berikan adalah - 2HRZ 4H3R3 atau - 2HRZE 4H3R3. 3. Penderita Kambuh OAT yg diberikan 2S3HRZE 5H3R3E3 4. Pengobatan TBC pada Anak Pemberian OAT pada anak tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan tiap hari. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak. Panduan OAT untuk TBC anak adalah 2 HRZ / 4HR G. Upaya Pencegahan Penyakit TBC Menjaga kebersihan lingkungan baik di dalam maupn di luar rumah.
Ventilasi dan penerangan rumah harus cukup.
Memelihara kebersihan diri.
Berolahraga teratur.
Makan makanan yang bergizi dan teratur.
Segera memeriksakan diri bila tanda-tanda gangguan kesehatan muncul dan tidak bisa ditanggulangi sendiri H. Tempat Mendapatkan Pelayanan Penyakit TBC Paru
Puskesmas
RS Paru / Balai Kesehatan Paru-paru Masyarakat (BKPM)
RS umum / Swasta
10
I.
Metode dan Langkah-langkah Kegiatan
DIAGRAM ANALISA PEMECAHAN MASALAH PROGRAM P2 TBC Manusia
Metode Lintas program belum
Pengetahuan petugasTbc kurang merata
efektif
Lintas sektoral belum efektif Kader P2 TBC belum memadai
Pengetahuan masyarakat ttg Tbc msh kurang
Sarana penyuluhan kurang
Kesadaran masyarakat u/ sgera memeriksakan diri kurang
Kurangnya peralatan
Belum ada dana untuk pelatihan
Penyuluhan TBC
kader TBC
Sarana
Cakupan CDR ............. % KESENJANGAN .............. % CAKUPAN SUSPECT .... %
Belum ada pelatihan PMO
Dana
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah TBC
Lingkungan
PEMECAHAN MASALAH NO
PRIORITAS MASALAH
PENYEBAB MASALAH
1.
Cakupan CDR masih kurang baru mencapai 60 % ada kesenjangan 40%
Pengetahuan dan keterampilan petugas masih kurang merata Masih sering ditemukan pasien Tb yg sdh minum OAT tdk teratur shg dpt mmpengaruhi hasl lab. Kerjasama litas program maupun lintas sektoral masih kurang optimal
Refhresing petugas Menyarankan ke dokter praktek swasta jika akan mengobati os Tb hrs d SPS duku Meningkatkan kerjasama yg baik dgn lntas program maupun linsek Meningkatkan penyuluhan kes terutama mengenai TBC kpda masy.
Refhresing petugas u/ mengup date pengetahuan dan semangat Penyuluhan kes masy di tingkatkan
2.
Cakupan suspect masih rendah baru mencapai 30 % ada kesenjangan 70 %
Scrinning suspect terlalu ketat Blm punya kader P2 TBC yg memadai Keterjangkauan jarak ke puskesmas relati jauh
Meningkatkan pengetahuan petugas ttg cara mendeteksi suspect Tbc Mengadakan pelatihan kader P2 TBC Menyiapkan transport bagi yg menyerahkan dahak u/ SPS
Mengadakan pelatihan kader TBC Menyediakan transport u/ yang menyerahkan dahak SPS
11
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
RENCANA USULAN KEGIATAN PROGRAM P2 TBC NO
KEGIATAN
TUJUAN
SASARN
TARGET
BIAYA
TENAGA
INDIKATOR KEBERHASILAN
SUMBE R BIAYA
1.
Melaksanakan penyuluhan tiap desa
meningkatkan pengetahuan masy agar dpt bekerjasama dalam mengatasi masalah kes terutama ttg TBC
semua elemen masy. Tokoh agama ,pemuda, toma lsm dll
Masy memahami masalah peny TBC dan dpt segera memeriksakan jika mengalami gangguan kes.
10 ds X 4 kali X Rp 400.000,= Rp 16.000.000.
Ka PKM Dokter fungsional Pet P2 TBC
CDR meningkat Penularan dapat di cegah Produktifitas masy meningkat
APBD
2.
Mengadakan pelatihan kader P2 TBC
Mempercpt penyebaran informasi kes khususnya P2 TBC Membantu masy agar dapa memanfaatkan sarana kes yg ada
Kader kesehatan Anggota masy yang mau dan peduli trhdp prog kes
Masy mengerti jika ada yang mengalami tanda-tanda TBC agar sgera memeriksakan nya ke puskesmas
4 org X 2 hari X 10 desa X Rp 100.000, = Rp. 8.000.000
Ka PKM Dkter fungsional Pet P2 TBC
Suspect meningkat Penyebaran TBC dpt di cegah
APBD
3.
Penjaringan kasus
Suspect dan CDR naik
Penderita dgn indikasi TBC yg dtang ke Puskesma s
Suspect 80 % CDR 95 %
Ka PKM Dkter fungsional Pet P2 TBC
Suspect dan CDR meningkat pend terobati dengan baik
-
KETER
RENCANA KEGIATAN PROGRAM P2 TBC PUSKESMAS BEBER TAHUN 2016 KEGIATAN
TUJUAN
SASRAN
WAKTU
LOKASI
PLAKSANA
BIAYA
PENANGGUN G JAWAB
INDIKATOR
Melaksanakan penyuluhan kes ke tiap desa
Meningkatkan pengetahuan masy khususnya yg berkaitan dg TBC
Masyarakat desa
3 bln sekali
Tiap desa di 10 desa
Dokter fungsional Pet P2 TBC
Per desa Rp 400.000/ x penyuluha n
Ka PKM
CDR meningkat Capaian suspect meningkat
Melaksanakan pelatihan kader P2 TBC
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota masy dalam mengenal lebih dini peny TBC Meningkatkan peran serta aktif masy
Anggota masy yg peduli dan mau berpartisip asi dlm prog. P2 TBC
Bln April 2016
Desa Sindangkasih atau Puskesmas Beber
Dokter fungsional Pet P2 TBC
Rp. 8.000.000.
Ka PKM
PSM meningkat Capaian suspect meningkat CDR meningkat Penderita smbuh masy sehat
Penjaringan suspect dan kasus TBC
Suspect mningkt, CDR naik pend dpt terbati
Semua masy yg datang ke puskesmas Yg indikasi suspect
Puskesmas beber
Dokter fungsional, pet BP dan Pet P2 TBC Pet Lab
Ka PKM
Suspect meningkat, CDR naik dan penderita dpt terobati dengan baik
2 x tiap minggu
12
-
KEBERHASILAN
BAB V LOGISTIK Persediaan logistik untuk kegiatan P2Tb mengacu pada fasilitas yang tersedia yang meliputi : 1. 2. 3. 4.
Reagensia dan deck glass serta mikroskop binokuler untuk pemeriksaan Laboratorium OAT dewasa dan Anak dengan bufer stock 10 paket masing-masing Format-format Tb Masker sebagai APD
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN Dalam pelaksanaan kegiatan program P2Tb perlu mengantisipasi keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat penentuan diagnose dan pengobatan Tb, karena tidak semua penderita Tb dapat mentoleransi efek obat Tb adakalanya terjadi alergi. Oleh karena itu perlu upaya pencegahan resiko terhadap sasaran, yaitu dengan melakukan kegiatan konseling atau asuhan keperawatan untuk dilakukan pengkajian secara intensif dengan memperhatikan keadaan umum pasien, umur pasien, dan kebiasaan makan. Selain itu perlu juga disampaikan kepada pasien atau keluarga pasein agar segera konsultasikan jika mendapatkan efek samping obat yang tidak lazim atau ada tanda-tanda alergi. BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam melaksanakan kegiatan program P2Tb perlu memperhatikan keselamatan kerja, apalagi penyakit Tb merupakan penyakit menular yang harus diwaspadai jangan sampai terjadi penularan terhadap petugas kesehatan. Oleh karena itu dalam rangka meminimalisir terjadinya penularan penyakit Tb maka : Pasien terutama pasien Tb ketika kontak petugas harus menggunakan masker begitu juga petugas ketika kontak pasien Tb harus menggunakan masker, Jika kondisi petugas sedang dalam keadaan kurang sehat hendaknya jangan kontak dengan pasien Tb, Ruangan pelayanan Tb harus cukup cahaya dan sinar mata hari serta ventilasi yang cukup Hindari terlalu lama kontak dengan penderita Tb Penanganan limbah laboratorium pasien Tb harus sesuai SPO
13
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Dalam rangka pengendalian mutu kegiatan P2Tb perlu langkah-langkah kongkrit yang harus dilakukan. Oleh karena itu diperlukan standar prosedur operasional yang baku diantaranya sebagai berikut : Tupoksi P2Tb SPO penjaringan dan pelayanan pasien suspek Tb SPO pemeriksaan Laboratorium dahak SPS awal maupun lanjutan SPO pemberian OAT Evaluasi Notifikasi
RENCANA TARGET PENCAPAIAN PROGRAM TBC PKM BEBER TAHUN 2016 NO
DESA
1
PATAPAN
2856
28
3
2
KONDANGSARI
7965
79
8
3
BEBER
7916
79
8
4
CIPINANG
3135
31
3
5
HALIMPU
3032
30
3
6
WANAYASA
1992
20
2
7
SINDANGKASIH
3650
36
3
8
CIKANCAS
3585
35
3
9
SINDANGHAYU
1767
17
2
10
CIAWIGAJAH
7418 43318
74
7
429
42
TOTAL
JLH PDDK
14
TARGET SUSPEC
TATGET BTA POSITIF
KETER
BAB IX PENUTUP Penyusunan Pedoman Kerja Program P2Tb ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan program P2Tb di UPT Puskesmas DTP Beber sebagai upaya pencapaian kegiatan pemberantasan penyakit menular khususnya penyakit Tb. Dalam melaksanakan P2Tb agar dapat berhasil perlu bantuan kerjasama dari semua pihak.
Mengetahui Kepala UPT Puskesmas DTP Beber
Petugas P2Tb
Drs. Haeria, SKM., MKM NIP.19641213198803 1 006
Jaendi, SH. MHkes NIP. 19681229198903 1 003
15