Isi Metlit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia telah memasuki momentumnya seiring dengan semakin tingginya kesadaran serta pengetahuan masyarakat terhadap produk dan layanan berbasis teknologi informasi serta manfaatnya terhadap kehidupan. Seiring dengan semakin berkembangnya smartphone, kebutuhan manusia akan komunikasi menuntut teknologi untuk mengembangkan sistem komunikasi yang fleksibel, dan memiliki kemampuan mentransmisi data dengan kecepatan tinggi. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang tinggi pula di sector layanan data internet yang semakin meningkat pesat dari tahun ke tahun [1]. Sejak di kembangkannya teknologi internet mobile baik GSM maupun CDMA, mulai dari teknologi GPRS, kemudian EVDO, HSDPA 3G, hingga saat ini sudah memasuki ke era 4G atau biasa di sebut Fourth Generation atau generasi ke empat dari teknologi mobile. Bahkan saat ini pun 4G sudah di lakukan beberapa pembaharuan hingga dikembangkannya teknologi LTE-A Release 10 (Long Term Evolution-Advanced) dengan kemampuan pentransmisian data yang mencapai kecepatan 3 Gbit/s secara teoritis untuk downlink dan 1,5 Gbit/s untuk uplink [2]. Penggunaan layanan data terus meningkat, namun apabila kita amati di beberapa neraca laporan keuangan operator-operator di Indonesia, meskipun layanan data terus meningkat pesat namun kebutuhan masyarakat akan layanan voice maupun SMS masih tebilang cukup tinggi. Gambar di bawah akan menampilkan data pendapatan salah satu operator terbesar di Indonesia dikhususkan pada income dari layanan data dan voice.



UAS METLIT – MMT UI 2017



1



Gambar 1. Statistik income dari suatu operator terkait pendapatan dari sisi voice vs data [3].



Dari gambaran data di atas, terlihat bahwa tren penggunaan layanan data meningkat semakin tinggi secara signifikan, namun untuk layanan voice belum ada indikasi penurunan yang besar, alias bisa di katakan bahwa layanan voice masih meliliki tingkat kebutuhan yang masih tunggi. Oleh karena itu, sampai saat ini kebanyakan operator masih mengandalkan income yang datang dari layanan voice dan sms. Apabila kita melihat dari kaca mata operator, hal ini cukup memberikan tantangan, karena apakah langkah ke depan terus akan mempertahankan layanan voice dengan teknologi yang eksisting (2G atau 3G) tanpa melakaukan perubahan atau bisa di katakana masih di zona nyaman, dengan catatan harus mengelola lebih dari satu jenis BTS (BTS data menggunakan 3G sampai 4G, dan BTS voice yang menggunakan 2G sampai 3G), dimana hal ini pula terbentur pada tuntutan masyarakat saat ini semakin menginginkan kualitas layanan suara yang semakin baik. Yang kedua, adalah melakukan modernisasi jaringan dengan teknologi baru. Dimana hal ini diharapkan mampu memberikan efisiensi di sisi pemeliharaan perangkat operasional, selain itu juga mampu meningkatkan kualitas layanan baik di sisi data maupun di sisi layanan voice dan SMS. Kebutuhan layanan suara dan data yang memiliki kualitas yang baik sangat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan layanan yang berlaku tidak hanya untuk saat ini, namun juga diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan layanan dimasa mendatang. Jaringan LTE yang masih terus di kembangkan inpun, mampu untuk dimanfaatkan untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan akan layanan data saja, namun juga mampu memenuhi kebutuhan akan layanan voice dan SMS yang di lewatkan pada jaringan LTE ini sendiri. Jaringan LTE dapat memberikan mobile broadband dengan kapasitas yang lebih besar dan latensi yang rendah. Namun, jaringan LTE hanya menyediakan layanan khusus untuk data transfer dan dirancang hanya sebagai jaringan packet-switched all-IP sistem. Karena tidak ada domain circuitswitched di LTE, maka dibentuklah solusi interoperable global suara berbasis IP dan video calling untuk LTE, yang dikenal sebagai VoLTE (Voice over LTE). Voice over Long Term Evolution merupakan layanan suara yang bersifat real-time yang berjalan menggunakan paket data berbasis IP (Internet Protocol) pada jaringan LTE. Sementara VoIP (Voice over IP) merupakan layaan suara bersifat real-time yang berjalan di UAS METLIT – MMT UI 2017



2



atas paket data berbasi IP juga. Namun, keduanya berbeda dalam segi teknologi meskipun memiliki konsep yang sama [4].



Tabel 1. Perbandingan VoIP dan VoLTE Dari paparan di atas, penelitian yang akan kami lakukan disini adalah ingin menganalisa penghematan atau efisiensi yang mungkin atau mampu di lakukan oleh operatoroperator di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi VoLTE ini pada jaringan LTE nya serta diharapkan dengan diterapkannya ini, operator mampu untuk dapat menghentikan operasional perangkat-perangkat lama seperti 2G dan 3G untuk voicenya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan beberapa permasalahan yang terjadi: 1. Bagaimana menganalisa tingkat kebutuhan suatu operator apakah dirasa perlu untuk menggunakan teknologi VoLTE di jaringan LTE nya atau tidak. 2. Bagaimana melakukan uji efisiensi terhadap teknologi VoLTE pada operator telekomunikasi di Indonesia.



1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa bagaimana performansi suatu VoLTE ditinjau dari segi efisiensi dan teknologi. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang akan di berlakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. VoLTE di uji pada jaringan LTE suatu operator.



UAS METLIT – MMT UI 2017



3



2. Analisa di fokuskan pada tangkat performansi layanan dengan membandingkan dengan teknologi sebelumnya 3. Ujicoba di lakukan pada operator Smartfren Telecom, Tbk. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat menghasilkan suatu pengetahuan baru di teknologi VoLTE yang saat ini belum banyak operator telekomunikasi di Indonesia yang sudah mengembangkannya. Diharapkan dari hasil analisis ini, akan menjadi suatu bisnis model yang dapat di terapkan oleh operator-operator telekomunikasi di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis ini. BAB II DASAR TEORI Berisikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknologi VoLTE, BAB II I METODOLOGI PENELITIAN Berisikan metode penelitian yang digunakan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisikan pembahasan analisa. BAB V KESIMPULAN Berisikan kesimpulan dari penulisan tesis ini.



UAS METLIT – MMT UI 2017



4



BAB II DASAR TEORI 2.1. TEKNOLOGI VOLTE Layanan Berbasis Internet dengan kecepatan tinggi seperti Teknologi LTE (Long Term Evolution) memang menjadi generasi 4G yang cukup sukses diusung oleh Smartfren. Kini teknologi itu semakin berkembang dengan hadirnya teknologi terbaru diatasnya yang disebut VoLTE (Voice Over LTE). Disini DetikInfo akan memberikan gambaran tentang apa itu VoLTE dan apa kelebihannya dibanding dengan teknologi Internet cepat lainnya. Seiring dengan semakin populernya teknologi jaringat 4G LTE di Indonesia maka mau tidak mau fitur-fitur baru yang berhubungan dengan teknologi itu akan bermunculan. Salah satu yang bakal populer adalah istilah VoLTE yang saat ini mulai sering terdengar. VoLTE adalah akromin dari Voice Over LTE atau kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti suara lewat jaringan 4G LTE. Apa itu teknologi VoLTE? intinya secara mudahnya VoLTE adalah teknologi yang memungkinkan memanfaatkan jalur internet 4G LTE untuk menelpon. Selama ini 4G hanya digunakan hanya untuk aktifitas data internet dan tidak untuk voice sehingga ponsel 4G selama ini hanya berfungsi untuk aktifitas berinternet cepat seperti browsing,bermedsos ataupun chat via WA,Line dll. Jadi ponsel 4G LTE yang ada sekarang hanya untuk internetan sementara untuk menelpon tetap memakai jaringan GPRS, 2G, 3G biasa. Dengan adanya VoLTE ini maka nantinya aktifitas voice atau menelpon bisa dilakukan di jalur internet 4G LTE tersebut. Sebagai perumpamaan untuk memudahkan pengertian VoLTE itu seperti kita menelpon via aplikasi chatting seperti Whatsapp,Line dll. Bedanya kalau aplikasi tersebut menggunakan jalur umum sehingga kualitas suara yang dihasilkan kurang baik sementara VoLTE punya jalur khusus yang disebut dedicated barrier sehingga kualitas suara yang dihasilkan sangat berkualitas dan jernih. Untuk bisa melakukan VoLTE diperlukan setidaknya 3 prasyarat pendukung yakni gadget,kartu sim dan tentunya jaringan. Khusus untuk VoLTE perangkat yang bisa dipakai UAS METLIT – MMT UI 2017



5



yaitu smartphone yang sudah support 4G LTE tentunya seperti Andromax R dan Polytron zap 5. Dan sepertinya smartfren akan menjadi operator pertama yang akan mengoperasikan layanan ini di Indonesia. Selain lebih jernih kelebihan Volte yang lain adalah proses sambungan yang cepat karena hanya butuh 2 detik untuk konek dengan lawan bicara. Sementara itu kekurangan fitur VoLTE ini adalah kualitas suara yang dihasilkan akan dijamin baik selama pengguna perangkat tersebut berkomunikasi dengan sesama perangkat yang support 4G LTE juga. Sementara jika menelpon dari VoLTE ke jaringan koneksi biasa seperti 3G maka kualitasnya cenderung menurun padahal tentunya masih jauh lebih banyak pemakai gadget yang belum support 4G.



Gambar 6. Ilustrasi VoLTE Di bawah ini beberapa kelebihan dari Teknologi Volte: -



Pengguna akan merasa suara yang jernih dan dekat VoLTE menawarkan panggilan suara HD. Batas pendengaran manusia 20-20.000 Hz, sedangkan batas output tradisional 3030.000 Hz sementara VoLTE 50-70.000 Hz. "Sehingga suara yang didengar benar-benar clear,



-



Mengurangi suara latar belakang, saat digunakan di tempat yang ramai, pengguna tidak perlu teriak-teriak. Hal ini terjadi karena VoLTE memiliki teknologi khusus untuk menyaring kebisingan. Jaringan VoLTE akan direntan voice reduce, jadi kalau ada suara bukan manusia akan dihilangkan.



-



Penggunaan telepon dan data dapat dilakukan bersamaan. Koneksi data semua tetap running bersamaan. Saat download misalnya, mengunduh data di VoLTE tidak akan putus. UAS METLIT – MMT UI 2017



6



-



Call setup yang cepat.  Jika dibandingkan dengan layanan panggilan suara tradisional, VoLTE jauh lebih cepat tersambung. Sebagai perbandingannya, butuh waktu 0,8 detik bagi panggilan suara tradisional untuk tersambung, sedangkan VoLTE kami coba hanya membutuhkan waktu 0,2 detik, Bahkan, jika penerima panggilan sedang berada di samping perangkat, belum bunyi "tuuut" sudah diangkat.



2.2 Penelitian Sebelumnya Paper:



Pandjaitan,



Aaron.



ANALISA



PERFORMANSI



PACKET



SCHEDULING



DOWNLINK MAX-THROUGHTPUT & PROPORTIONAL FAIR PADA LAYANAN VOLTE, Agustus 2015. Memaparkan metode untuk menguji kinerja packet scheduler Max-Throughput & Proportional Fairdengan membandingkan throughput, packet loss ratio, delay, MOS, fairness, dan spectral efficiency.



UAS METLIT – MMT UI 2017



7



BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan identifikasi problem dan isu focus pada penelitian. 2. Melakukan identifikasi dan perumusan masalah. 3. Merancang tujuan penelitian dan batasan permasalahan. 4. Melakukan studi literature mengenai teknologi LTE, khususnya pada pengembangan dan efisiensi melalui Voice over LTE. 5. Melakukan pengumpulan data sebagai pendukung penelitian. 6. Melakukan analisis dari data yang telah di peroleh dan mengarahkan pada efisiensi teknologi VoLTE. 7. Membuat kesimpulan dan menyusun buku laporan tesis.



UAS METLIT – MMT UI 2017



8



BAB IV PENUTUP



UAS METLIT – MMT UI 2017



9



DAFTAR REFERENSI [1] http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0601_industri.html [2] http://www.beritasatu.com/emiten/172055-telkomsel-tren-penggunaan-layanan-dataakan-terus-meningkat.html [3] http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/03/studi-kasus-7-10-trend-ditelekomunikasi.html [4] Panjaitan, Aaron. Analisa Performansi Packet Scheduling Downlink Max-Throughput & Proportional Fair pada Layanan VoLTE. 2015



UAS METLIT – MMT UI 2017



10