Keselarasan Kurikulum SMK TIK Dengan Kebutuhan DUDI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KESELARASAN KURIKULUM SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN KEBUTUHAN DU/DI



MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH KULIAH Landasan Pendidikan yang dibina oleh Dr. Waras, M.Pd



oleh NURMALITA KURNIA DEWI 140551807698



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEJURUAN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG MEI 2015



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan menyiapkan lulusan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki keunggulan kompetensi untuk memasuki lapangan pekerjaan tingkat menengah di Dunia Usaha/Industri (DU/DI) (UU SISDIKNAS No.20 Th. 2003). Mutu lulusan smk dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar mengajar, sedangkan mutu kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain input peserta didik, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, dana, manajemen, dan lingkungan, yang saling terkait datu sama lain. Apabila mutu lulusannya baik, dapat diprediksi bahwa mutu kegiatan belajar mengajarnya juga baik, input siswa, kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan dana, manajemen, dan lingkungan memadai. Akan tetapi dari berbagai faktor tersebut, kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh proses pendidikan. artinya kurikulum merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau pemakai keluaran sekolah, maka perlu ada kerja sama antara pihak pendidikan dengan pihak luar pendidikan yang dalam hal ini pelaku industri dalam pembenahan kurikulum. Bidang Teknologi Informasi adalah bidang yang akhir-akhir ini semakin berkembang dan semakin dibutuhkan oleh pihak Industri di Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran dari pihak Industri akan pentingnya sistem informasi perusahaan, maka secara berkesinambungan semakin banyak perusahaan yang melaksanakan investasi di bidang Teknologi Informasi bagi proses bisnis di perusahaannya. Contohnya perkembangan industri Software di Indonesia



2



khususnya sangatlah strategis, karena terkait dengan sektor ekonomi, dan selain itu juga memberikan dampak yang luas terhadap perluasan kesempatan kerja sebagai dampak dari peningkatan atau pengembangan teknologi informasi sendiri. Selain itu dampak sampingan lainnya perkembangan ini telah meningkatkan peluang investasi dan penyerapan tenaga kerja di bidang teknologi informasi. Selain itu pula perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta penerapannya di berbagai bidang, telah membuka peluang kerja cukup besar bagi profesional di bidang tersebut. Mereka dapat bekerja di perusahaan, instansi pemerintah, maupun dunia pendidikan. Walaupun peluang kerja di bidang teknologi informasi ini masih cukup tinggi karena tingginya kebutuhan dari industri, ternyata masih terdapat masalah bahwa seringkali kompetensi tenaga kerja yang tersedia tidaklah memenuhi persyaratan kemampuan teknis maupun non-teknis. Fakta yang ada saat ini banyak lulusan SMK yang tidak terserap kerja karena tidak sesuai dengan kebutuhan pasar di perusahaan-perusahaan yang ada di daerah setempat. Hal itu menunjukkan bahwa diperlukan proses pengelolaan pada jenjang SMK yang dapat memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah pengangguran. Perlu adanya sinkronisasi segera antara sistem pendidikan, dan ketenagakerjaan nasional. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan terkait lulusan SMK dan dunia kerja. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji problematika bidang studi berkaitan dengan keselarasan kurikulum smk dengan kebutuhan DU/DI.



B. Topik Bahasan 1. Permasalahan nyata di lapangan 2. Konsep kurikulum 3. Kurikulum 2013 4. Keselarasan kurikulum dengan kebutuhan DU/DI 5. Kurikulum yang ideal 6. Solusi



3



C. Tujuan Penulisan 1. Mengkaji permasalahan nyata di lapangan 2. Mengkaji konsep kurikulum 3. Mengkaji kurikulum 2013 4. Mengkaji keselarasan kurikulum dengan kebutuhan DI/DI 5. Mengkaji kurikulum yang ideal 6. Menyampaikan solusi terkait topik yang dibahas



4



BAB II PEMBAHASAN



A. Permasalahan Nyata di Lapangan Permasalahan nyata yang saat ini adalah tidak selarasnya kurikulum yang ada di SMK dengan kebutuhan Du/Di. Dilihat dari kebutuhan Du/Di Untuk lulusan RPLKelompok jabatan Software Engineer, Programmer keahlian keras (Hard Skill) yang dibutuhkan:                  



Pemrograman Java Perancangan Database Linux Pemrograman PHP Database MY SQL Penguasaan Algoritma Design Interface Database SQL Database Oracle Perancangan Sistem Informasi Dokumentasi Sistem Informasi Aplikasi Microsoft Administrasi Database Pemrograman .NET Manajemen Proyek Pemrograman J2EE Adobe Troubleshooting Hardware



                



Pemrograman C++ Flash Administrasi Jaringan Komputer Troubleshooting Jaringan Komputer Unix Pemrograman VB Perancangan Jaringan Komputer Aplikasi Oracle Manajemen Dasar Pemrograman C Pemrograman J2ME Mac OS Pemrograman Delphi Corel Cobol Pascal Setup & Instalasi Jaringan Komputer



Kelompok Jabatan Technical Support: Staf Pusat Data dan Informasi, Teknisi kebutuhan ketrampilan keras (Hard Skill): • • • • • • • • • • • • • • • •



Windows Database SQL Database Oracle Pemrograman Java Administrasi Database Perancangan Database Linux Database MY SQL Administrasi Jaringan Komputer Troubleshooting Hardware Penguasaan Algoritma Pemrograman VB Pemrograman .NET Pemrograman PHP Aplikasi Microsoft Perbaikan Hardware



• • • • • • • • • • • • • • • •



Perancangan Jaringan Komputer Perancangan Sistem Informasi Troubleshooting Jaringan Komputer Pemrograman Delphi Flash Dokumentasi Sistem Informasi Design Interface Unix Corel Mac OS Pemrograman C++ Adobe Aplikasi SAP Aplikasi Oracle Manajemen Dasar Pascal 5



• • •



Pemrograman C Manajemen Proyek Assembler



• •



Pemrograman J2EE Pemrograman J2ME



Dilihat dari kebutuhan DU/DI banyak kompetensi yang tidak diajarkan disekolah, seperti database oracle banyak digunakan di perusahaan, namun disekolah yang diajarkan database mySQL. Kekurangan lulusan IT yang sudah dipekerjaan Sekarang dirangkum dalam butir-butir berikut: 



Terlalu generalis (belum adanya kemampuan spesialis di bidang tertentu dalam IT-nya)







Lulusan masih kurang mampu menangkap requirement, kurang mampu dalam sistem informasi/design, kurang mampu dalam membaca karakter client dan memilih pendekatan yang tepat, dan kurang memahami dunia bisnis seperti finance, accounting.







Kemampuan ketrampilan keras (hard skills) masih harus ditambah, seperti pelatihan sertifikasi penggunaan aplikasi dan hardware/network, maupun kemampuan mendokumentasikan







Masih kurang mampu berkomunikasi dengan team (internal maupun interdepartment)







Masih kurang dalam pengenalan software aplikasi







Masih kurang ketrampilan lunak seperti daya juang di bawah tekanan, kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi, bekerjasama, ketahanan mental dan semangat kerja, kreativitas serta kemampuan verbal







Masih kurang dalam sikap yaitu antara lain dalam disiplin, tanggung jawab, integritas, inisiatif, ketekunan, dan motivasi







Masih kurangnya pengetahuan tentang teknologi - teknologi terbaru dari dunia IT







Kurangnya ketrampilan dalam menulis dan mendokumentasikan



B. Pengertian Kurikulum Pengertian kurikulum sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional



6



menyatakan bahwa, "Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu". Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006:5). Menurut Hidayat (2013:51) kurikulum merupakan suatu sistem, memiliki komponen yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, yaitu komponen (1) tujuan; (2) isi/bahan ajar; (3) strategi atau metode; (4) organisasi; (5) evaluasi. Komponen tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat diartikan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana pendidikan dan pedoman penyelenggaraan pendidikan yang disiapkan untuk membelajarkan peserta didik, yang didalamnya terdapat tujuan, isi, dan bahan pelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kedudukan kurikulum sangat strategis dalam proses pendidikan karena berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan.



C. Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum 2013, dilandasi oleh Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20102014, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Acuan dan prinsip penyusunan kurikulum 2013 mengacu pada pasal 36 Undang-undang No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa, peningkatan akhlak mulia, peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan, tuntunan pembangunan daerah dan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.



7



Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1) mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; (2) sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; (3) mengembangkan sikap, pengetahuan, dan kete; (4) ketrampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakatemberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; (4) kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; (5) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. Pada K-13, pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar, dan Struktur Kurikulum, Silabus, dan Pedoman Implementasi Kurikulum. Kerangka kerja pegembangan K-13 seperti dijelaskan pada gambar 3.1.



Gambar 2.1 Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum 2013



8



K-13 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap diminta dalam rapor dan merupakan penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan peserta didik yang dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Kompetensi keterampilan peserta didik yang dikembangkan meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta agar menjadi pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah konkret dan absrak. Kompetensi sikap peserta didik yang dikembangkan meliputi menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan sehingga menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya (Kememdikbud, 2013).



D. Kerangka Kerja Penyelarasan Penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja dilakukan dengan menyesuaikan pola pasokan/ pendidikan dengan permintaan dari dunia kerja. Kondisi permintaan akan bervariasi berdasarkan sektor bidang kerja (industri barang dan jasa) pada beberapa sektor lapangan kerja. Disamping itu, juga perlu didasarkan pada peta kondisi berdasarkan empat dimensi yaitu kualitas, kuantitas, lokasi dan waktu. Kondisi permintaan akan mengendalikan sistem pendidikan di sisi pasokan. Sistem pendidikan yang termasuk didalamnya pelatihan perlu didisain sedemikian rupa sehingga mampu menjawab kebutuhan permintaan berdasarkan empat dimensi yang sama. Sehingga perlu dilakukan deployment untuk merancang sistem pendidikan yang berkualitas baik dari sisi sarana prasarana, pendidik dan sistem pembelajarannya. Ketiga aspek yang perlu di disain ulang tersebut dilakukan pada setiap level pendidikan pada pendidikan formal dan setiap jenis pelatihan serta aktivitas pendidikan lainnya. Proses penyelarasan tidak akan berjalan optimal tanpa adanya pihak yang berada di tengah sebagai mediasi atau penyelaras. Pihak yang diharapkan menjadi



9



penyelaras antara sisi pasokan dan sisi permintaan harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengawal dan memfasilitasi proses penyelarasan melalui optimasi peran dan fungsi masing‐masing. Penyelarasan dilakukan melalui penyediaan kebijakan yang mendukung, mekanisme dan prosedur sertifikasi yang mampu menetapkan sertifikasi sesuai kebutuhan kompetensi dunia kerja, program‐program sinergi lintas kementerian dan institusi, serta konsistensi dalam menjaga proses penyelarasan ini. Pada bulan Mei 2010 Direktur Akademik, Ditjen Dikti dan Kemendiknas menyusun Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Jenjang kualifikasi adalah tingkatan pencapaian kualifikasi kompetensi yang disepakati secara nasional, disusun berdasarkan ukuran capaian pembelajaran (learning outcomes) Capaian pembelajaran adalah hasil dari proses belajar melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta sistem pengakuan kompetensi nasional yang dimiliki negara kesatuan Republik Indonesia.



Gambar 2.2 Framework Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia



10



E. Kurikulum yang ideal Kurikulum yang ideal seharusnya: 



Berorientasi pada kebutuhan pada potensi siswa







Fleksibel terhadap perubahan tuntutan dunia kerja







Melibatkan berbagai nara sumber secara terbuka







Berkesinambungan antar jenjang pendidikan







Realistik untuk dilaksanakan







Futuristik atau berorientasi ke masa depan







Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah



F. Solusi 1. Dalam pengembangan kurikulum SMK pihak Du/Di harus dilibatkan. 2. Pemerintah membuat payung hukum hubungan SMK dengan Du/Di. 3. Dalam pengembangan kurikulum harus berorientasi masa depan dan sesuai perkembangan jaman. 4. Adanya pengembangan kurikulum berbasis sekolah dan industri.



11



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Kurikulum merupakan perangkat yang dinamis, oleh karena itu kurikulum juga harus peka dan sekaligus mampu merespon beragam perubahan dan beragam tuntutan stakeholders yang menginginkan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya keterkaitan dan kesesuainnya dengan DU/DI. Kurikulum yang ada di sekolah saat ini tidak sesuai dengan kebutuhan DU/DI, dengan begitu kurikulum yang ada di SMK perlu dikaji ulang mengapa banyak siswa yang gagal saat tes saringan masuk kerja. SKKNI dan KKNI yang merupakan bagian dari pijakan kurikulum harus ditinjau ulang.



B. Saran 1. Dalam perancangan kurikulum harus benar-benar matang, tidak boleh dipaksakan apabila belum benar-benar siap diterapkan, agar tidak terjadi masalah lain. 2. Guru sebagai pelaksana akan lebih baik menggunakan program yang terbaru atau up to date. 3. Pengembangan kurikulum berbasis industri.



12



DAFTAR PUSTAKA



Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Jakarta: Sinar Grafika. Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah dari Kurikulum 2004, 2006, ke Kurikulum 2013. Jakarta:Bumi Aksara



13