KHIYAR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KELOMPOK (7) FIQH MUAMALAH (KHIYAR) DOSEN PENGAMPU : Dr. MUHAMMAD HASAN M.Ag NURUL RAHMAWATI. MHI



DISUSUN OLEH:  ADIANSYAH  QOILULAH  NOFITA SARI



(1132310136) (1132310137) (1132310138)



KELAS D SEMESTER III FAKULTAS SYARIA’AH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONTIANAK TAHUN AJARAN 2014



DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I



: PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah



BAB II



: PEMBAHASAN A. B. C. D. E.



Defenisi khiyar Dasar hukum khiyar Macam – macam khiyar Kebolehan khiyar Tata cara khiyar



BAB III : PENUTUP Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Jual-beli merupakan aktivitas yang di lakukan oleh setiap manusia, umumnya yang sering terjadi adalah dalam perekonomian. Dalam bertransaksi jual-beli pasti tidak jauh dari yang namanya tawar-menawar, baik sering dilakukan oleh penjual maupun pembeli. Dalam istilah islam yaitu khiyar yang artinya tawar-menawar. Dalam jualbeli harus ada yang namanya khiyar, hal ini bertujuan untuk melindungi si pembeli dari kemungkinan penipuan dari pihak penjual. Menurut bahasa, jual beli



(‫ )البيع‬memberikan sesuatu



dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut syaarat, jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lainnya dengan tat cara tertentu (akad). Dalam syarat islam, jual beli (ba’i) memiliki ketentuan di antaranya syarat, rukun, harga, hukum serta hikmah. Perkara jual beli juga telah di syari’atkan dalam firman Allah SWT di antaranya: ‫واحل الله البيع وحرم الربوا‬.... Artinya: “padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .....” (QS. Al-Baqarah: 275) B. Rumusan Masalah 1. Defenisi khiyar 2. Dasar hukum khiyar 3. Macam – macam khiyar 4. Kebolehan khiyar BAB II



PEMBAHASAN



A. Definisi khiyar, Kata al-khiyar dalam bahasa arab yang artinya adalah pilihan. ialah suatu perjanjian (perakadan) antara pembeli dengan penjual untuk memilih kem 1ungkinan jadi atau tidak jadinya jual-belidalam tempo terentu (yang ditentukan oleh kedua pihak). Khiyar itu dimaksudkan untuk menjamin adanya kebebasnya berfikir antara pembeli dan oenjual atau salah seorang membutuhkan khiyar. Akan tetapi oleh karena



dengan



sistem



khiyar



ini



ada



kalanya



menimbulkan penyesalan kepada salah seorang dari pembeli



atau



penjualnya,



yaitu:



kalau



pedagang



mengharap barangnya segera laku, tentu tidak senang kalau barangya di kembalikan lagi sesudah jual beli; atau kalau pembeli sangat mengharapkan mendapat barang yang sudah dibelinya, tentu tidak senang hatinya kalau uangnya dikembalikan lagi sesudah akad jual beli. Maka oleh karena itu untuk menetapkan sahnya ada khiyar harus ada ikrar dulu dari kedua pihak atau salah satu pihak yang di terima oleh pihak lainnya atau



kedua



pihaknya,



kalau



kedua



belah



pihak



menghendakinya. Hukumnya boleh, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. Artinya:



“manakala



keduanya boleh



jual-beli



dua



orang



laki-laki,



berkhiyar sebelum berpisah; kedua-



1 H. Moh. Anwar, Fiqh Islam. Hlm 45



duanya



berkhiyar



atau



salah



seorangnya



kepada



kawannya ( riwayat muslim ). B. Dasar hukum khiyar Beberapa landasan atau hukum khiyar sebagai berikut: 1. Al-qur’an surah ‫يا ايهاالدين امنوالتاكلو بينكم بالبا طل الان تكون تجارة غن تر‬ (.‫ض منكم )النساء‬ Artinya ; “hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan berniaga berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ( An-Nisa, 4:9 ) 2. Al-hadist ‫البعان با لخيار مالم يتفرقا فان صدقاوبينابورك لهما في بيعهما‬ (‫وان كتماو كدبا محقت بر كة بيعهما )رواه البخار و مسلم‬. Artinya : “dua orang yang melakukan jual-beli boleh melakukan



khiyar



selama



belum



berpisah.



Jika



keduanya benar dan jelas maka keduanya diberkahi dalam jual-beli mereka. Jika mereka menyembunyikan dan berdusta, maka akan dimusnakanlah berkahan jual-beli mereka”. ( HR.Bukhori Muslim ) 3. Ijma’Ulam’ 2 Menurut Abdurrahman al-jaziri, status khiyar dalam pandangan ulama fiqh adalah di syariatkan atai dibolehkan. Karena dalam keadaan yang mendesak dalam mempertimbangkan kemaslahatan



masing-



masing pihak dapat melakukan transaksi. C. Macam-macam sistem khiyar, ialah:



2 Prof. Dr. H. Rachmad Syafe’i, MA, Fiqh Muamalah. Hlm 112-113



1. Khiyar majlis, ialah memilih dua kemungkinan jadi atau tidaknya jual-beli dengan tidak ada syarat apapun, maka tak ada khiyar bagi mereka. Khiyar menurut pengertian ulama fiqh adalah: ‫ان يكون لكل من العاقدين حق فسخ العقدمادام فى مجلس العقدلم‬ ‫يتفرقابابدانهايخيراحدهماالرخرفيختارلزوم العقد‬. Artinnya: “ hak bagi semua pihak yang melakukan akad untuk membatalkan akad selagi masih berada ditempat akad dan kedua pihak belum berpisah. Keduanya sling memilih sehingga muncul kelaziman dalam akad.” Dengan demikian akad akan menjadi lazim, jika kedua pihak telah



berpisah atau memilih. Hanya saja,



khiyar majlis tidak dapat berada pada setiap akad. Khiyar majlis hanya ada pada akad yang sifatnya pertukaran. Jadi jual-belinya tidak boleh dibatalkan lagi, kecuali kalau atas persetujuan mereka berdua. Jika salah sorangya memilih khiyar, seperti kata pembeli: saya terima membeli sepatu ini dengan harga Rp........., akan tetapi bila sepatu ini tidak cukup bagi anak saya, maka saya kembalikan sepatu ini nanti sore atau besok, misalnya. Maka khiyar itu menjadi hak pembeli saja. Bila tidak cukup boleh dikembalikan lagi. Adapun sistem yang terjadi sekarang dalam faktor suka terdapat kalimat; ”tak dapat dikembalikan lagi”; ini maksudnya khiyar majlis



bagi



pedagang.



Kecuali



jika



si



pembelipun



mengucapkan khiyar serta diterima oleh pedagang, maka dia (pembeli) berhak mengembalikan barang bila cacat (kecewa).



2. 3Khiyar syarat, ialah menangguhkan jadi atau tidaknya jual-beli dalam tempo paling lama tiga hari. Jika lebih dari itu, tidak sah akad jual-beli. Pengertian khiyar syarat menurut ulama fiqih adalah: ‫ان يكون لحد العاقدين اولكيلهمااولغيرهمااحق فى فسخ العقدامضاىه‬ ‫رخل ل مدةمعلومة‬ Artinya: “ suatu keadaan yang membolehkan salah seorang yang akad atau masing-masing yang akad atau selain kedua pihak yang akad memiliki hak atas pembatalan atau penetapan akad selama waktu yang ditentukan. Contohnya seperti kata pembeli: saya terima membeli sepeda ini dengan harga Rp......., akan tetapi saya minta tempo dua atau tiga hari untuk berfikir-fikir dahulu. Ijab dan syarat dari pembeli itu di terima oleh penjual. Dan bagi penjualpun boleh mengajukan syarat khiyar seperti tersebut. Kemudian dalam tempo dua atau tiga hari bagi pembeli dan atau penjual yang mengajukan syarat khiyar. Boleh menjadikan jual-beli atau membatakanya. Dalam perdagangan sekarang ini dalam daftar faktur suka terdapat kata-kata seperti: “ setelah tiga hari tidak diambil kami dapat menjualnya pada orang lain.” Kata-kata yang demikian itu termasuk kata khiyar juga. Catatan bagi persoalan yang bertalian dengan barang-barang dagangan selama khiyar, ialah: a. Mengenai perongkosan pemeliharaan barang dagangan atau mengenai anak binatang yang lahir



dalam



tempo



khiyar



dan



lain-lain



sebagainya, adalah sebagai berikut. Kalau khiyar syarat itu bagi kedua belah pihak, kemudian jualBelinya 3 Ibid hlm 112-113



jadi,



maka



semua



perongkosan



pemeliharaan barang dan anak yang baru lahir bagi binatang, menjadi tanggungan pedagang dan anak binatang menjadi milik pembeli dan tanggungannya, 1) 4Jika jual-beli itu tidak jadi (dibatalkan), maka perongkosan pemeliharaan barang dan atau anak yang bary lahir, menjadi tanggungan pedagang dan anak binatang tersebut menjadi miliknya. 2) Kalau pembeli berkhiyar sedangkan penjual tidak berkhiyar maka, sebagai berikut. a) Jika jual-beli itu jadi, maka



segala



perongkosan menjadi tanggungannya dan jika ada anak yang baru lahir, menjadi miliknya. b) Jika jual-beli itu dibatalkan, maka barang dagangannya yang yang telah berada pada pembeli harus dikembalikan kepada penjual, sedangkan anak binatang yang baru lahir menjadi milik pembeli. 3. Khiyar aib (cacat) Arti dan landasan khiyar ‘aib Arti khiyar ‘aib (cacat) menurut ulama fiqh: ‫ان يكون لحدالعا قدين الحق فى فسخ العقداوامضاءه اداوجدعيب فى‬ ‫احدالبدلين ولم يكن صاحبه عالمابه وقت العقد‬. Artinya: “ keadaan khiyar adalah membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad atau menjadikan ketika ditemukan aib (kecacatan) dari salah satu yang dijadikan alat tukar-menukar yang tidak diketahui pemiliknya waktu akad.



4 Ibid hlm. 113-114



Dengan demikian, penyebab aib adalah adanya cacat dan barang yang dijual-belikan (ma’qud alaih) atau harga (tsaman), karena kurang nilainya atau tidak sesuai dengan maksud , atau orang yang akad tidak meneliti kecacatanya ketika akad. 5



Ketetapan adanya khiyar mensyaratkan adanya barang



pengganti, baik diucapkan secara jelas ataupun tidak, kecuali jika ada keridaan dari yang akad. Sebaiknya jika tidak tampak adanya kecacatan, barang seperti barang pengganti tidak diperlukan lagi.



Khiyar ‘aib disyariatkan dalam islam, yang didasarkan pada hadist-hadist yang cukup banyak, diantarany:



‫المسلم ارخولمسلم باع من ارخيه بيعاوفيه عيب ال بينةله‬ (‫)رواه ابن مجه عن عقبه بن عامر‬ Artinya: “ 6seorang muslim adalah saudara muslim yang lain. Tidaklah halal bagi seorang muslim untuk menjual barang bagi saudaranya yang mengandung kecacatan, kecuali jika menjelaskanya terlebih dahulu.” 5 Ibid. Hlm 115-116 6 Imam mazhad fiqh



(HR.Ibn Majah dari Uqbah Ibn Amir) D. Kebolehan khiyar 1. Khiyar membolehkan



atau



boleh



memilih



sesuatu antara dua dan menueruskan akad jual-beli / mengurungkan menarik kembali, tidak ada jual-beli 2. Setiap pembeli



maupun



penjual



dapat



memikirkan kemaslahatan lebih jauh supaya tidak terjadi penyesalan 3. Dari ibn ‘umar rasul bersabda dua orang yang bertransaksi boleh melakukan khiyar selama keduannya belum berpisah / salah satunya Dari keduanya menyatakan pilihan. E. Tata Cara Khiyar 1. Cara Menggunakan Khiyar Dimaklumi bahwa akad atau jual beli yang di dalam nya



terdapat



khiyar



adalah



akad



yang



tidak



lazim.dengan demikian,akad tersebut akan menjadi lazim jika khiyar tersebut gugur. Cara menggugur kan khiyar ada tiga: a. Penggguran jelas (sharih) Pengguguran sharih adalah pengguguran oleh orang “dengan



yang



berhiyar



demikian



(shahih).sebalik



nya



,seperti



menyatakan,



akad



menjadi



,akad



gugur



lazim dengan



pernyataan ,”saya batal kana tau saya gugur kan akad ini. b. Pengguran dengan dilalah Penguguran degan dialah adalah tasharruf (beraktivitas dengan barang tersebut). Dari pelaku khiyar yang menunjukkan bahwa jual beli tersebut jadi di lakukan, seperti pembeli menghibahkan barang tersebut kepada orang lain, sebaliknya,



[ebeli



mengembalikan



kepemilikan



kepada



penjual. Pembeli menyerahkan kembali barang kepada penjual bahwa ia membatalkan jual beli atau akad. c. Pengguguran khiyar dengan kemadaraatan. Penggugaran khiyar dengan adanya kemdaratan terdapat dalam beberapa keadaan, antara lain berikut ini. 1. Habis waktu Khiyar menjadi gugur setelah habis waktu yang telah ditetapkabn walupun tidak ada pembatalan dari yang khiyar. Dengan demikian, akad menjadi lazim. Ha itu sesuai dengan pendapat ulama’ syafiiyah dan hanabilah. Menurut ulama malikiyah, akad idak laxim dengan



berkahirnya



waktu



,



tetapi



harus



ada



penetapan berakhirnya waktu, tetapi harus ada penetapan atau pembatalan dari yang berkhiyar sebab khiyar merupakan hak bukan kewajiban. Contohnya, janji seorang tuan terhadap budak (al-mukattab)



untuk



dimerdekakan



pada



waktu



tertentu. Budak tersebut tidak menjadi merdeka karena habis nya waktu.



2. Kematian orang yang meberi syarat. Menurut ulama’ hanafiyah, khiyar syarat tidak dapat diwariskan, tetapi gugur dengan meninggalnya orang yang memberikan syarat. Ulama hanabilah berpendapat bahwa, khiyar menjadi batal dengan meninggalnya orang yang member



syarat,



kecuali



jika



ia



memang



mengamanatkan untuk membatalkannya, dalam hal ini khiyar menjadi ahli waris.



Ulama syafiiyah dan malikiyah berpendapat bahwa khiyar menjadi gaknya ahli waris. Dengan demikian, tidak gugur dengan meninggalnya orang yang meninggalkan syarat, 3. Adanya hal-hal yang semakna dengan mati. Khiyar gugur dengan adanya perkara-perkara yang semakna dengan mati, seperti gila, mabuk, dan lain-lain. Dengan demikian, jika akal seseorang hilang karena gila, mabuk, tidur, atau hal lainya, akad menjadi lazim. 4. Barang rusak ketika masih khiyar Jika barang masuk ditangan penjual batallah jual beli dan khiyarpun gugur. Jika barang sudah ada ditangan pembeli jual beli batal jika khiyar berasal dari penjual, tetapi pembeli harus mengantinya. Jika barang sudah ada ditangan pembeli dan khiyar berasal dari pembeli jual beli menjadi lazim dan khiyar menjadi gugur. Ulama syafiiyah



seperti



halnya



ulama



hanafiyah berpendapat bahwa: jika barang rusak denga sendirinya, khiyar gugur dan jual belipun menjadi batal. 5. Adanya cacat pad barang. Jika khiyar berasal dari penjual, dan cacat terjadi dengan sendirinya khiyar gugur dan jualbelipun batal. Jika khiyar berasal dari pembeli dan ada cacat, khiyar gugur, tetapi jual beli tidak gugur, seba barang berada pada tanggung jawab pada pembeli. 2. Hukum Akad Pada Khiyar. Ulama hanafiyah berpendapat bahwa tidak terjadi akad pad jual beli yang mengandung khiyar, tetapi ditanggung sampai gugurnya khiyar.



Ulama malikiyah dalam riwayat ahmad, barang yang ada pada masa khiyar masih milik penjual, sampai gugurnya khiyar, sedangkan pembeli belum memiliki hak sempurna terhadap barang. Ulama syafiiyah berpendapat, jika khiyar syarat berasal dari pembeli, barang menjadi milik pembeli. Sebalik nya, jika khiyar berasal dari penjual, barang menjadi hak penjual. Jika khiyar syarat berasal dari penjual atau pembeli, ditunggu sampai jelas (sampai gugurnya khiyar). Ulama hanabilah berpendapat bahwa, dari siapapun khiyar berasal, barang tersebut menjadi milik pembeli. Jual beli dengan khiyar, sama seperti jual beli lainnya, yakni menjadikan pembeli sebagai pemilik barang yang tadinya milik penjual.



BAB III PENUTUP



A. KESIMPULAN Setelah



membahas



tentang



khiyar



dapat



disimpulkan, bahwa khiyar adalah pilihan atau boleh memilih antara dua (2), meneruskan akad jual beli atau mengurungkan (menarik kembali, tidak ada jual-beli)”. Tujuan khiyar adalah agar kedua orang atau kedua pihak yang



berjual-belikan



dapat



memikirkan



kemaslahatan



masing-masing lebih jauh, agar tidak terjadi penyesalan di kemudia n hari. Macam-macam khiyar ada tiga (3), 1. Khiyar majlis, ialah memilih dua kemungkinan jadi atau tidaknya jual-beli dengan tidak ada syarat apapun, maka tak ada khiyar bagi mereka. 2. Khiyar syarat, ialah menangguhkan jadi



atau



tidaknya jual-beli dalam tempo paling lama tiga hari. Jika lebih dari itu, tidak sah akad jual-beli. 3. Khiyar aib (cacat) keadaan khiyar adalah membolehkan salah seorang yang akad memiliki hak untuk membatalkan akad atau menjadikan ketika ditemukan aib (kecacatan) dari salah satu yang dijadikan alat tukar-menukar yang tidak diketahui pemiliknya waktu akad.



Daftar pustaka -H. Moh.Anwar, fiqh islam, 1988 - Prof. DR. H. Rachmad Syafe’i, M.A, fiqh muamalah, Setia bandung - Imam Mazhab Fiqih