Laporan Eval DANTYO - Bab 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 6 UJI KEMAMPUAN KAIN UNTUK KEMBALI DARI KEKUSUTAN 6.1. Tujuan Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menguji kemampuan kain untuk kembali dari kekusutan atau lipatan Kemampuan kembali dari kekusutan perlu untuk dipelajari karena penting pada saat pemakaian yaitu kenampakan/keidahan kain.



6.2. Teori Dasar Serat selulosa merupakan serat yang mudah kusut dan usaha-usaha untuk memperbaiki kekurangan ini banyak dilakukan dalam proses penyempurnaan. Wool merupakan serat yang elastisitasnya sangat baik, sehingga mudah pulih dari kekusutan. Sifat ini menjadi dasar untuk mengukur sudut kembali dari kekusutan. Kemampuan kembali dari kekusutan adalah sifat dari kain yang memungkinkan untuk kembali dari lipatan. Alat uji untuk ketahan terhadap kekusutan ada dua jenis, yaitu: 1. Pengujian Tootal Prinsip pengujian dengan cara ini adalah kain dipotong dengan ukuran 4x1 cm, kemudian dilipat dan ditekan dengan beban 500 gram untuk mengusutkan selama 5 menit. Kain diambil dan digantungkan pada kawat selama 3 menit supaya kembali dari kekusutannya, setelah itu jarak antara kedua ujung pita (V) diukur. Untuk woll yang mempunyai mutu crease recovery yang baik jarak natara kedua ujung pita 33-35 mm. 2. Pengujian dengan alat Shirley Crease Recovery Tester Prinsip pengujiannya sama seperti Tootal tetapi yang diukur adalah sudut (V) nya bukan jaraknya. Alat terdiri dari beberapa pemberat dan piringan busur derajat yang dipasang dan bisa berputar pada porosnya. Tapt pada 0o dipasang penjepit untuk menjepit contoh uji. Tepat di bawah poros piringan, pada dudukan terdapat lempeng penunjuk. Disamping itu terdapat pula garis penunjuk sudut pada skala. Prinsip pengujiannya dengan cara kain potong berbentuk pita kemudian dilipat dan diletakkan dengan beban tertentu selama waktu tertentu. Kemudian contoh uji dipasang pada lempeng busur derajat, dibiarkan pulih dari lipatan dan diatur ujung contoh uji yang bebas lurus dengan lempeng penunjuk. Setelah waktu tertentu atur kembali penunjuk sesuai arah ujung kain dan baca sudut kembali dari kekusutan tersebbut. Prinsip pengujian dan alat dari Shirley dan AATCC sama tetapi kondisi pembebanan dan waktu pembebanan serta waktu pembacaan sudut berbeda.



6.3. Alat dan Bahan 



AATCC recovery yang dilengkapi dengan: - Beban penekan 500 gram - Piringan dan busur derajat yang dipasang seporos pada penyangga vertical sehingga keduanya dapat berputar bebas pada sumbu horizontal. Pusat piringan busur derajat ditandai dengan garis vertical pada penyangga dari pusat dasar.



  



Prirngan tranparan mempunyai titik nol yang menunjukkan pada busur derajat besarnya sudut yang dibentuk oleh contoh uji apabila dipasang pada penjepit. Gunting Pinset Mistar



6.4. Langkah Kerja



1. Pegang pemegang contoh uji dengan tangan kiri, contoh uji diletakkan dengan menggunakan penjepit diantara lempeng pemegang contoh dan salah satu ujung tepat berada di bawah garis 18 mm. dengan menggunakan penjepit ujung yang ebbas dilipat ke belakang sampai tepat pada garis 18 mm pada lempeng logam yang lebih pendek dan dipegang dengan kuku ibu jari kiri. Harus dicegah supaya contoh uji tidak dipegang di dekat daerah pelipatan meskipun menggunakan penjepit. Pada bagian ini tidak boleh ada pelipatan atau penekanan tetapi harus ada dalam keadaan melengkung. 2. Bukaplastik penekan dengan tangan kanan kemudian pemegang dan contoh uji dimasukkan ke dalam plastic penekan sedemikian sehingga lempeng plastic yang memiliki tempelan plastic menempel dan sejajar dengan lempengan panjang dan pemegang contoh. Bagian yang lebih tebal dari lempeng plastic diatur sehingga tepat berada di atas contoh uji. Ujung lempeng plastic penekan ditutup perlahan-lahan, asal cukup untuk ememgang contoh uji sehingga garis pada lempeng pendek, pemegang contoh uji, ujung bebas contoh uji dan ujung plastic penekan terletak satu garis. Cara ini harus membentuk lipatan kira-kira 1 mm dari ujung lempeng logam. 3. Letakkan penekan bersama-sama contoh uji di atas dan dengan perlahan-lahan pemberat 500 gram diletakkan di atas bagian yang tebal. Setelah 5 menit pemberat diambil pemegang bersama penekan diambil bersama-sama,ujung pemegang contoh dimasukkan pada penjepit yang terpasang pada permukaan piringan alat uji. Plastic penekan segera dilepaskan. Ujung contoh uji dijaga supaya tidak tergulung dan letak pemegang contoh uji diatur dengan baik. 4. Lipatan harus tepat terletak pada titik tengah piringan dan bagian contoh uji yang tergantung harus segars dengan garis penunjuk vertical. Pengerjaan-pengerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati supaya tidak menyentuh atau meniup bagian contoh uji yang tergantung atau menempelkannya pada permukaan piringan dengan menekan pemegang contoh uji ke belakang dan pengerjaan tersebut harus dilakukan secepat mungkin 5. Untuk menghilangkan pengaruh gaya tarik bum, bagian contoh uji yang tegantung dibiarkan segaris dengan garis penunjuk vertical selama 5 menit waktu kembali. Apabila diperlukan hasil yang lebih teliti maka pengaturan setiap 15 detik pada menit pertama dan selanjutnya setiap 1 menit. 6. Setelah 5 menit dari pengambilan beban (10 menit dari pembebanan) bagian contoh uji yang tergantung diatur lagi segaris dengan garis vertical untuk yang terakhir, dan dibaca besarnya sudut kembali sampai derajat terdekat dari bsuur derajat.



6.5. Data Percobaan Perkembangan



6.6. Perhitungan Perkembangan



6.7. Diskusi dan Perhitungan Perkembangan



I.



Tujuan Praktikum Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan bisa mempraktekan cara menguji daya tahan kain tenun terhadap sobekan dengan cara lidah menggunakan alat uji kekuatan tarik Instron, sehingga mahasiswa dapat mengetahui mutu kain sample untuk dapat dijadikan acuan pada proses pengendalian mutu produksi dan perdagangan.



II.



Teori Dasar Pengujian kekuatan sobek kain adalah menguji daya tahan kain terhadap sobekan, pengujian ini sangat penting terutama untuk kain-kain muliter seperti kain untuk kapal terbang dan payung udara. Kekuatan sobek cara lidah adalah kekuatan tarik yang telah digunting terlebih dahulu ke arah lusi maupun pakan sehingga berbentuk seperti lidah dan ditarik pada kedua ujung sobekan. Uji pakan adalah pengujian sobek terhadap benang pakan pada kain, sedang uji lusi adalah pengujian sobek terhadap benang lusi pada kain. Dalam pengujian kekuatan sobek ini, anyaman kain sangat berpengaruh, anyaman polos memiliki kekuatan sobek paling rendah, sedangkan anyaman twill lebih kuat, misalnya twill 3/1 ada tiga benang yang berkumpul menjadi satu sehingga jika disobek sulit atau memiliki kekuatan sobek yang tinggi.



III.



Alat dan Bahan Praktikum menguji kekuatan sobek kain dengan cara lidah ini memerlukan peralatan dan bahan-bahan yang diantaranya adalah: Alat : - Instron



- kapasitas beban : 10 kg - jarak jepit = 7,5 cm - gunting, mistar dan pensil Bahan : 20 cm 7,5 cm 7,5 cm IV.



Langkah Kerja 4.1 Persiapan contoh uji  Contoh uji lusi maupun pakan dipotong seperti pola pada gambar di atas (bahan).  Contoh uji lusi dipotong sedemikian rupa sehingga lebarnya sejajar arah lusi dan contoh uji pakan lebarnya sejajar arah pakan.



4.2 Cara pengujian  Kalibrasi alat : 1. Memasang Load cell beserta greep. 2. Mengaktifkan switch pena ke posisi dengan menggunakan tombol (2)



. Mengatur pena agar pada posisi nol , (3)



, dan (4)



.



3. Memasang beban minimal dan memperhatikan posisi jarum harus tepat ada pada garis sisi sebelah kanan (titik maksimum), dengan menggunakan tombol (5) 4. Mengecek dengan menggunakan tombol (1) untuk berbagai variasi berat.



 Cara menggunaka alat : 1. Menentukan jarak jepit sesuai dengan jenis pengujian. 2. Memasang



contoh



uji



pada



klem



atas



dan



klem



bawah,



kemudian



mengencangkan baut-bautnya. 3. Memindahkan switch pengatur pena dan mulur pada grafik ke posisi bawah. 4. Menekan tombol ON



maka klem atas akan bergerak ke atas dan



memperhatikan data/gambar pada grafik sampai mencapai 5 cm. 5. Menekan tombol stop (merah). 6. Mengembalikan Switch pengatur pena dan mulur pada grafik pada posisi semula (atas). 7. Menekan tombol turun



agar klem kembali ke posisi awal.



8. Mengembalikan switch pengatur pena ke bawah jika pena grafik tidak berada pada posisi nol (sisi kiri grafik).



V.



Data Percobaan Berat beban = 10 kg Lebar contoh uji = (20,0 x 7,5) cm Hasil pengujian :



No . 1. 2. 3. 4. 5.



Sobek Lusi Kekuatan (%) 3,75 4,80 3,50 3,90 4,65



Grafik hasil pengujian :



No. 1. 2. 3. 4. 5.



Sobek Pakan Kekuatan (%) 2,80 2,50 3,10 3,10 2,55



VI.



Perhitungan  Sobek Lusi No. 1. 2. 3. 4. 5.



SD 



CV 



(x – x)2



Kekuatan (%) 3,75 4,80 3,50 3,90 4,65 x = 4,12



 x  x  n 1



0,1369 0,4624 0,3844 0,0484 0,2809 ∑ = 1,313



2







1,313  0,573 4



SD 0,573 x100%  x100%  13,9% x 4,12



 Sobek Pakan No. 1. 2. 3. 4. 5.



Kekuatan (%) 2,80 2,50 3,10 3,10 2,55 x = 2,81



(x – x)2 0,0001 0,0961 0,0841 0,0841 0,0676 ∑ = 1,8458



 x  x  1,8458   0,679 n 1 4 2



SD 



CV 



VII.



SD 0,679 x100%  x100%  24,164% x 2,81



Diskusi dan Kesimpulan 7.1 Diskusi Hasil pelaksanaan praktikum menguji kekuatan sobek kain tenun menggunakan cara lidah ini memiliki kerugian apabila keadaan kain yang diuji tidak seimbang. Kain dengan tetal lusi yanmg besar dan tetal pakan yang kecil ataupun sebaliknya, jika disobek maka arah sobekannya akan segera berubah dari arah yang seharusnya, yaitu pada arah yang tetalnya sedikit/lemah, sehingga orang jarang menggunakan cara ini. Pengujian menggunakan cara ini lebih sering terjadi slip sobekan akibat tetal yang tidak seimbang, sehingga percobaan harus diulang berkali-kali untuk mendapatkan data yang sebenarnya. Data kekuatan sobek dapat dilihat dari grafik dengan mencatat nilai paling tinggi setiap kotak/baris interval kertas grafik.



7.2



Kesimpulan Dari hasil praktikum pengujian kekuatan sobek cara lidah, didapat hasil sebagai berikut :  Kekuatan sobek arah lusi = (4,120  0,573) gram  Coefisien Variasi arah lusi = 13,9 %  Kekuatan sobek arah pakan = (2,810  0,679) gram  Coefisien Variasi = 24,164 %