Laporan Investigasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN INVESTIGASI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK DI DESA NAWANGSASI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 I. PENDAHULUAN Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbilli atau measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan karena virus, 90% anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia diperkirakan merupakan satu-satunya reservoir, sehingga sangat dimungkinkan penyakit ini dapat dimusnahkan dari bumi ini. Penyebab penyakit campak adalah paramyxoviridae (RNA) jenis morbillivirus yang mudah mati karena panas dan cahaya. Cara penularan penyakit virus adalah penularan dari orang ke orang melalui percikan ludah dan transmisi melalui udara terutama melalui batuk, bersin atau sekresi hidung. Masa penularannya 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash, puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodormal), yaitu pada hari 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7-18, rata-rata 10 hari. Gejala klinis penyakit campak adalah panas badan biasanya _ 38 derajat Celsius selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair. Khas ditemukan koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mukosa bucal). Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh berbentuk makulo popular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari keseluruhan tubuh. Setelah 1 minggu sampai 1 bulan bercak kemerahan makulo popular berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik. Komplikasi penyakit campak adalah diare,broncopnemonia, malnutrisi, otitis media, kebutaan, encephalitis dan subakut sclerosing panencepalitis (SSPE). Cara penularan melalui udara dengan penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi dan agak jarang melalui benda-benda yang terkena sekret hidung atau sekret tenggorokan. Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat menular. Masa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi. Masa penularan berlangsung mulai dari hari pertama sebelum munculnya gejala prodromal (biasanya sekitar 4 hari sebelum timbulnya ruam) sampai 4 hari setelah timbul ruam; minimal setelah hari kedua timbulnya ruam. Virus vaksin yang dilemahkan sampai saat ini tidak pernah dilaporkan menular. Pada tanggal 2 Desember 2015, BTKLPP Kelas 1 Palembang mendapat laporan secara lisan melalui telephone dari Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas, telah terjadi peningkatan kasus campak dan diduga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di wilayah kerja Puskesmas Nawangsasi. Pemastian criteria penggolongan KLB dilakukan dengan investigasi KLB dan perkembangan kasus, dimana bila ditemui > 5 orang di 1 wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Nawangsasi merupakan salah satu dari 19 Puskesmas yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Puskesmas Nawangsasi terletak di Kecamatan Tugu Mulyo dan beralamat di Jalan Kartini desa. Nawangsasi yang berjarak dari ibukota kabupaten lebih kurang 30 menit dengan kendaraan bermotor. Untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh virus campak maka pengamatan epidemiologi penyakit ini dilakukan di setiap unit pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. Pengamatan terhadap kasus Campak dilakukan baik melalui laporan yang ada maupun langsung ke lapangan.



II. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat perkembangan dan perluasan penyebaran KLB Campak dan mendapat gambaran tentang kejadian campak yang terjadi di Desa Nawangsasi di wilayah Puskesmas. Nawangsasi Kabupaten Musi Rawas serta faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya. 2. Tujuan Khusus 1. Untuk memastikan apakah terjadi KLB Campak di Desa Nawangsasi. 2. Mendapatkan gambaran KLB Campak secara rinci di lokasi kejadian yang meliputi antara lain waktu terjadinya, tempat dan orang-orang yang terkena (variabel epidemiologi berdasarkan waktu, tempat dan orang) 3. Mengidentifikasi penyebab, sumber dan cara penularan 4. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga terdekat 5. Mengetahui status imunisasi penderita campak III. METODE PENELITIAN Metode penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada Kejadian Luar Biasa Campak di wilayah Puskesmas Nawangsasi adalah berdasarkan penelitian kuantitatif. 1. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan data sekunder laporan STP Puskesmas, W1 dan W2 Puskesmas Nawangsasi. 2. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi analitik dengan menggunakan data primer untuk melihat determinan penyakit dan sumber penularan KLB Campak yang terjadi. IV. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan langsung di tempat kejadian KLB dengan cara kunjungan ke rumah penderita dan kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format yang telah tersedia dengan wawancara dalam rangka mencari informasi tentang kasus, informasi factor risiko dan mereview status imunisasi campak. Pembuatan laporan dilakukan untuk umpan balik kepada Puskesmas yang bersangkutan serta laporan kepada steakholder di Kabupaten Musi Rawas dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. V. HASIL PENYELIDIKAN 1. Waktu dan Tempat Kejadian a) Alamat Lokasi Kejadian : Desa Nawangsasi b) Desa/Kelurahan : Nawangsasi c) Kecamatan : Tugumulyo d) Kabupaten : Musi Rawas e) Provinsi : Sumatera Selatan 2. Suspek Campak Jumlah korban sakit : 70 Orang Jumlah korban meninggal : 3. Ringkasan Kasus Campak Gejala : Demam,Pilek, Batuk, Mata merah,Rash Masa Inkubasi :1 Minggu



A. Gambaran KLB Campak 1) Penetapan Diagnosis Campak Berdasarkan hasil penyelidikan didapatkan distribusi gejala sebagai berikut : No 1 2 3 4 5



Gejala Panas Ruam Batuk Pilek Mata merah



Tabel 1. Kasus 20 20 20 20 20



Presentase 100 100 100 100 100



Kasus campak yang ditemukan di lapangan sebanyak 20 orang, hanya 1 penderita yang belum mendapatkan imunisasi campak, karena penderita masih berusia 10 bulan. Kematian karena kasus campak tidak ditemukan. Berdasarkan gejala klinis tersebut di atas maka sebanyak 20 penderita yang dilacak tersebut memenuhi kriteria diagnosa penyakit campak sebanyak 20. Tabel 2. Laporan Nama – Nama Kasus Campak Di Wilayah Puskesmas Nawangsasi No . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



Nama Anak



Erni Pasya cahaya Ferdi anggara Dina wulan Nata karena Suci nuraina Aisyah Aria andani Devri aminata Irwin Adil Wildan Latif salendra Satria Glan dwi P Rafi Firman Susi aprilia Purti Lili



Umur/Sex (th) L P 10 11 10 10 6 16 10 11 12 7 6 12 11 Bulan 15 10 9 11 8 15 15



Vaksin campak sebelum sakit Berapa Tidak Kali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



Tanggal Timbul Demam



Rash



30 Nov 15 Nov 14 Nov 2 Des 26 Nov 30 Okt 20 Nov 26 Nov 25 Nov 21 Nov 28 Nov 18 Nov 25 Nov 17 Nov 25 Nov 18 Nov 25 Nov 31 Okt 1 Nov 10 Nov



1 Des 16 Nov 15 Nov 3 Des 27 Nov 31 Okt 21 Nov 27 Nov 26 Nov 22 Nov 29 Nov 19 Nov 26 Nov 19 Nov 26 Nov 19 Nov 26 Nov 1 Nov 2 Nov 11 Nov



Diberi vit A Ya/Tida k Y Y T T Y Y Y T T Y Y Y T T Y T T T Y Y



Dari tabel diatas tampak ada 9 penderita tidak mendapatkan vitamin A, hal ini karena penderita tidak di bawa berobat ke layanan fasilitas kesehatan oleh orang tua.



A. Distribusi Kasus Menurut Orang 1. Jenis Kelamin Tabel 3. Distribusi Kasus KLB Campak Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Nawangsasi Kecamatan Tugu Mulyo Tahun 2015 Jenis kelamin



jumlah



Laki-laki Perempuan Total



Jumlah penduduk beresiko



11 9 20



Attack rate (%) 0,304 0,085 0,18



5.264 7.088 12.352 Gambar 1.



44.44% 55.56%



Proporsi kasus campak antara jenis kelamin laki – laki dengan perempuan terlihat jenis kelamin laki -laki mendominasi sebesar 55% yaitu 11 orang dan jenis kelamin perempuansebesar 45% yaitu 9 orang. Berdasarkan angka serangan atau Attack Rate (AR) dialami oleh Laki-Laki dengan AR sebesar 0,304% sedangkan perempuan sebesar 0,085%. Walau perempuan lebih berisiko mengalami keracunan pangan dibandingkan laki-laki. 2. Umur 2015 Tabel 4. Distribusi Kasus KLB Campak Berdasarkan Umur Di Puskesmas Nawangsasi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 Gol umur (tahun)



Jumlah Kasus



Jumlah Meningga l



15 Total



2 0 4 10 4 20



0 0 0 0 0 0



Jumlah pendudu k beresiko 4.971 7.381 18.389 5.909 1.892 38.542



Attack rate (%)



CFR(% )



0,20 0,16 0 0 0 0,057



0 0 0 0 0 0



Gambar 2. 12 10



JUMLAH KASUS



10 8 6 4



4 2



4



2



0 < 1 Tahun



0 1-4 Tahun



5-9 Tahun



10-14 Tahun



>15 Tahun



Kasus campak yang ditemukan sebagian besar pada kelompok umur 10 – 14 tahun sebanyak 10 orang (50%), disusul kelompok umur 5 – 9 tahun sebanyak 4 orang (20%), pada kelompok >15 tahun 4 orang (20%). Pada kelompok umur < 1 th ada 2 orang (10%) yang mana 1 orang belum mendapat imunisasi. B. Distribusi Kasus Menurut Tempat Gambar 3



8



7



7 6



5



5



4



JUMLAH KASUS



4 3 2 1 0



2



2



C. Distribusi Kasus Menurut Waktu Gambar 4. Grafik kasus campak Menurut Waktu di Wilayah Puskesmas Nawangsasi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 8 7



7



JUMLAH KASUS



6 5



5



4 3 2 1



3 2



2 1



0 Minggu ke 31 minggu ke 32 minggu ke 33 minggu ke 34 minggu ke 35 minggu ke 36



Dari gambar diatas dapat dilihat kasus campak mulai terjadi pada minggu ke – 31 dengan 2 kasus sampai minggu ke 36, puncaknya pada minggu ke 35 terdapat 7 kasus. D. Identifikasi masalah lingkungan dan perilaku Gambar 5. Distribusi kecukupan pencahayaan di rumah penderita 14 12



12



10 8



8 6 4 2 0 Gelap



Cahaya Cukup



Berdasarkan gambar diatas terdapat 12 (60%) rumah penderita yang tidak memiliki pencahayaan yang cukup dan 8 (40%) rumah penderita yang memiliki pencahayaan yang baik. Gambar 6. Distribusi rumah penderita yang memiliki penghawaan (Ventilasi)