Laporan Kasus Neonatus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. EA UMUR 7 HARI BCB + SMK + RDS + SUSPEK SNAD DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 16-18 NOVEMBER 2019



OLEH: DEWA AYU AGUNG REZKI OKANDARI P07124319 018



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN 2019



LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. EA UMUR 7 HARI BCB + SMK + RDS + + SUSPEK SNAD DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 16-18 NOVEMBER 2019



OLEH



Dewa Ayu Agung Rezki Okandari P07124319 018 Telah disahkan, Gianyar, 29 November 2019



Mengetahui, Pembimbing Institusi



Mengetahui, Pembimbing Lapangan



Ni Gusti Kompyang Sriasih, SST.,M.Kes. NIP. 197001161989032001



Desak Putu Oka Wanithri, SST. NIP.196812121989022003



Mengetahui, Ketua Prodi Profesi Bidan



Ni Wayan Armini, S.ST., M.Keb NIP. 198101302002122001 ii



PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat yang telah beliau berikan kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir mengenai “PK Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi Dan Balita” Dengan selesainya penulisan laporan akhir ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu kelancaran penulisan laporan akhir ini, yakni: 1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed, sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Politekknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan praktik terintegrasi di RSUD Sanjiwani Gianyar. 2. Ni Wayan Armini, S.ST., M.Keb, selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah PK Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi Dan Balita. 3. Ni Gusti Kompyang Sriasih, SST.,M.Kes., selaku Pembimbing Kelompok IIA dalam Praktik Mata Kuliah PK Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi Dan Balita. 4. Desak Putu Oka Wanithri, SST., selaku Pembimbing Lapangan di RSUD Sanjiwani Gianyar dalam Praktik Mata Kuliah PK Fisiologis Holistik Neonatus, Bayi Dan Balita. 5. Semua pihak tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang membantu penyelesaian laporan akhir praktik terintegerasi ini. Dalam laporan ini penulis menyadari bahwa laporan yang baik akan menjadi lebih baik jika mendapat aspirasi dari pembaca. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Gianyar, November 2019



Penulis



DAFTAR ISI



iii



HALAMAN JUDUL.................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii KATA PENGANTAR...................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN .........................................................................



1



A. B. C. D.



1 2 2 2



Latar Belakang Masalah ........................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................. Tujuan .................................................................................................. Manfaat .................................................................................................



BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................



3



BAB III KASUS..........................................................................................



17



BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................



23



BAB V ......................................................................................................... A. Simpulan .............................................................................................. B. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA...................................................................................



25 25 25



26



iv



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Periode neonatal merupakan suatu periode yang kritis karena akan mempengaruhi



pertumbuhan dan perkembangan bayi, balita dan anak prasekolah sampai dewasa. Untuk mencegah hal tersebut, bayi perlu diberikan kebutuhan dasar asah,asih dan asuh sedini mungkin oleh orangtua maupun tenaga kesehatan yang bertugas agar pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi lebih baik. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat juga akan menyebabkan kelainan-kelainan yang akan menyebabkan cacat seumur hidup bahkan menyebabkan kematian. Maka perlu dilakukan asuhan neonatus mulai dari anamnesa, pemeriksaan fisik, sampai penatalaksanaan demi menghindari hal tersebut. Penyebab kematian terbanyak pada kelompok bayi 0-6 hari didominasi gangguan pernafasan (35,9%), prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Untuk penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1 %) dan pneumonia (15,4 %). Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari-11 bulan yaitu Diare (31,4%), penumonia (23,8%) dan meningitis/ensefalitis (9,3 %). Di lain pihak faktor utama ibu yang berkontribusi terhadap lahir mati dan kematian bayi 0-6 hari adalah hipertensi maternal (23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan pendarahan anterpartum masing-masing 12,7 % (Riskesdas, 2013). Target Sustainable Development Goals SDGs untuk tahun 2010 mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah sebanyak 12 per 1.000 kelahiran hidup melalui RPJMN dan Renstra 2015-2019, persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan Renstra 2025 dengan Indonesia Neonatal Action PLan sebagaimana Kepmenkes No. 97 Tahun 2015 (Ditjen BGKIA, 2015). Masa neonatus adalah masa penentu. Perkembangan dan pertumbuhan bayi, anak diperlukan perhatian dan penangann yang terpadu dan berkesinambungan. Mulai dari anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik, pencegahan infeksi, dan pemenuhan kebutuhan dasar bayi (asah, asih, asuh) B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Ny. EA umur 7 hari BCB + SMK + RDS + + Suspek SNAD C. 1.



Tujuan Penulisan Tujuan Umum



5



Dapat memberikan asuhan pada Neonatus fisiologis di Ruang Perinatologi RSUD Sanjiwani Gianyar secara baik dan memperoleh hasil yang diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan. 2. Tujuan Khusus a Dapat melakukan pengkajian data subjektik dan objektif pada Bayi Ny. EA umur 7 hari BCB + SMK + RDS + + Suspek SNAD b Dapat menyusun analisis dari kasus Bayi Ny. EA umur 7 hari BCB + SMK + RDS + + Suspek SNAD c Mengetahui penatalaksanaan pada kasus Bayi Ny. EA umur 7 hari BCB + SMK + RDS + + Suspek SNAD D. Manfaat Penulisan 1. Bagi petugas kesehatan Bagi petugas kesehatan khususnya bidan menjadi bahan masukan dan menambah wawasan dalam memberikan pelayanan. 2. Bagi mahasiswa/penulis Bagi penulis, praktek lapangan ini merupakan pengalaman berharga untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari secara teori dan juga menambah wawasan dan mengembangkan diri dalam memberikan asuhan kebidanan.



6



BAB II TINJAUAN TEORI



A.



Bayi Baru Lahir



1. Definisi BBL dan Tujuan Asuhan BBL Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Arief & sari, 2009). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, antara lain membersihkan jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi., mencegahan infeksi. 2.



Ciri Bayi Bau Lahir Normal



a.



Antopometri Lahir aterm antara 37 – 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000 gram, panjang



badan 48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan 11 – 12cm. b.



Frekuensi denyut jantung 120 – 160 x/menit.



c.



Pernafasan ±40 – 60 x/menit.



d.



Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan yang cukup.



e.



Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.



f.



Kuku agak panjang dan lemas.



g.



Nilai APGAR >7.



h.



Gerakan aktif.



i.



Bayi langsung menangis kuat.



j.



Reflek sucking (isap dan menelan)sudah terbentuk dengan baik.



k.



Reflek rooting(mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah



mulut) sudah terbetuk dengan baik. l.



Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.



m.



Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.



n.



Genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum



dan penis berlubang, pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labia minora dan mayora o.



Eliminasi yang ditandai keluarnya mekonium dalam waktu kurang 24 jam dan



berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2011). 7



p.



Berat badan bayi baru lahir: dalam tiga hari pertama mengalami penurunan karena



bayi mengeluarkan air kencing dan mekonium, kemudian pada hari ke-4 berat badan akan naik lagi dalam 10 hari berat badan kembali normal ( Dewi dkk., 2010). 3.



Tanda bahaya bayi baru lahir



Menurut Deslidel (2011), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain: a. Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) suhu dibawah 36,5º C dan hipertermi suhu tubuh bayi lebih dari 37,5º C (Kosim, 2010). b. Warna kulit bayi kuning (Ikterus) menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. c. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit (sindrom gangguan nafas) d.



Tali pusat kemerahan, berbau busuk, keluar pus, bengkak dan berdarah



e.



Infeksi perinatal dengan gejala bayi malas minum, gelisah atau letargi, frekuensi



pernafasan meningkat, berat badan terus menurun, muntah, diare, sklerema dan oedema, perdarahan, ikterus, dan kejang serta suhu tubuh meningkat atau menurun. e.



Muntah dapat disebabkan kelainan kongenital, infeksi pada saluran pencernaan, cara



pemberian minum yang salah atau keracunan. 4.



Evidence Based



a.



Breastfeeding berhubungan dengan perkembangan neurodevelopment pada usia 14



bulan. b.



SI secara eksklusif merupakan faktor protektif terhadap infeksi saluran pernapasan



akut. c.



Penelitian dilakukan di Nepal melaporkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif



merupakan faktor protektif terhadap infeksi saluran pencernaan / diare.



8



B. Kebutuhan ASAH, ASIH dan ASUH a. Asah Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses pendidikan di mana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktifitas, dan lain-lain.



Stimulasi pada masa neonatus



dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan. b. Asih 1) Pada Neonatus Bounding attachment Definisi : proses interaksi terusmenerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Manfaat : bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani mengadakan eksplorasi; hambatan kurangnya support system, ibu dengan risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak diinginkan. Cara untuk melakukan Bounding Attachment pada neonatus: a) Rawat gabung Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. b) Kontak mata (Eye to Eye Contact) Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. c) Suara (Voice) Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara 9



tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suarasuara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga. d) Aroma/Odor (Bau Badan) Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu. e) Gaya bahasa (Entrainment) Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif. f) Bioritme (Biorhythmicity) Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar. g) Inisiasi Dini Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera. beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini : 1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat. 2. Reflek menghisap dilakukan dini. 3. Pembentukkan kekebalan aktif dimulai. 10



4.



Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan



tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal). Tahap-tahap bonding attachment adalah sebagai berikut: a) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya b) Keterikatan (bonding) c) Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain Prinsip-prinsip dan upaya bonding attachment : a) Bonding attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama b) Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali c) Adanya ikatan yang baik dan sistematis d) Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan e) Persiapan (perinatal care) f) Cepat melakukan proses adaptasi g) Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman. h) Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama i) Penekanan pada hal-hal positif j) Adanya perawat maternitas khusus (bidan) k) Libatkan anggota keluarga lainnya l) Pemberian informasi bertahap mengenai bonding attachment Dampak positif bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang biasa ditemui adalah kurangnya system dukungan, ibu dan bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan. b.



ASUH



1)



Pemenuhan Nutrisi pada Neonatus Bagi neonatus, ASI merupakan satu-satunya sumber makanan dan minuman yang



utama dengan nutrisi yang sebagian besar terkandung di dalamnya. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim dan zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Komposisi ASI berubah sesuai masa kehamilan dan usia pasca natal (melahirkan). Komposisi ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke 4-7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari 7-10 sampai hari ke 14 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur). Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi baru lahir. Komposisi ASI juga berbeda berdasarkan lamanya waktu menyusui. Pada permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk, mengandung kadar protein yang tinggi. ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui (setelah 15-20 menit) disebut hindmilk, mengandung kadar lemak yang tinggi. Karena itu, para ibu harus menyusui bayinya sampai tuntas pada 11



satu payudara, baru kemudian dapat berpindah ke payudara yang lain, agar bayi mendapatkan keseluruhan kandungan ASI yang dibutuhkan. Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi. Ini berlangsung selama 1 sampai 4 atau 7 hari pascapersalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan kapasitas lambung antara 30-90 ml. Setelah hari ke tujuh hingga usia 28 hari, ASI akan menjadi ASI transisi, kemudian ASI matur. Tidak ada cara yang mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi baru lahir, tetapi bukan berarti kita tidak bisa tahu apakah bayi kita cukup mendapatkan ASI. Hal yang harus dipastikan adalah posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat minum ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak, tenang, kenyang dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada kenaikan BB bayi yang wajar. Kebutuhan minum pada neonatus yaitu : a. Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari b. Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari c. Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari d. Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari. 2.



Menolong BAB pada Bayi BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana kehitaman, hari 3-6 feces



tarnsisi yaitu warna coklat sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum, selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera bersihkan bayi setiap selesai BAB agarbtidak terjadi iritasi didaerah genetalia.



12



3.



Menolong BAK pada bayi Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam pertama kelahirannya, BAK



lebih dari 8 kali sehari salah satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia. 4. Kebutuhan Istirahat/ tidur Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang hangat dan selimut bayi. 5. Menjaga kebersihan kulit Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran, sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi dengan ibu minimal 1 jam. Sebaiknya bayi mandi minimal 2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat yang hangat. 6. Pijat bayi Manfaat pijat bayi yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua,menguatkan otot, pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi,membuat bayi lebih sehat,membantu pertumbuhan , meningkatkan kesanggupan belajar,dan membuat bayi tenang. 7. Menjaga keamanan bayi Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat penghangat buatan. C. Masalah pada Neonatus Masalah yang sering timbul menurut Manuaba (2010), adalah: 1. Sindrom Gawat Napas (Respiratory Distress Syndrome) Sindrom gawat napas dikenal juga sebagai penyakit membran hialin, hampir terjadi sebagian besar pada bayi kurang bulan. Gangguan napas dapat mengakibatkan gagal napas akut yang mengakibatkan hipoksemia atau hipoventilasi. Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat badan (Maryunani, 2009). Sindrom gawat napas biasanya terjadi jika tidak cukup terdapat suatu substansi dalam paru-paru yang disebut surfaktan. Surfaktan adalah suatu substansi molekul yang aktif dipermukaan alveolus paru dan diproduksi oleh sel-sel tipe II paru-paru. Surfaktan berguna untuk menurunkan tahanan permukaan paru. Surfaktan terbentuk mulai pada usia kehamilan 24 minggu dan dapat ditemukan pada cairan ketuban. Pada usia kehamilan 35 minggu, sebagian besar bayi telah memiliki jumlah surfaktan yang cukup (Maryunani, 2009). Continuos Positive Airway Pressure (CPAP) adalah merupakan suatu alat untuk 13



mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan. CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neonatus. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik (Effendi & Ambarwati, 2014).



14



2. Sepsis Neonatorum Sindrom klinis yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah, dan timbul pada satu bulan pertama kehidupan. Sepsis Neonatorum paling sering disebabkan oleh Streptococcus Grup B, kemudian organisme enterik gram-negatif, khususnya escherichia coli, listeria monocytogenes, staphylococcus, dan haemophilus influenzae. Sepsis neonatorum dibedakan atas 2, yaitu Sepsis Neonatorum Awitan Dini (SNAD) dan Sepsis Neonatorum Awitan Lambat (SNAL) (Sastroasmoro, 2007). 3. Asfiksia Penelitian Lee et al (2009) menjelaskan bahwa nilai Apgar Skor < 7 pada menit pertama mempunyai hubungan yang bermakna dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) neonatus dan AS < 7 pada menit ke-5 juga mempunyai hubungan yang bermakna antara AS< 7 menit ke-5 dengan terjadinya RDS neonatus. Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (PaCO2 meningkat) dan asidosis (Sylviati, et al., 2008). Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Hermiyanti, et al., 2011).



15



16



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA BAYI Ny.KS UMUR 6 JAM NEONATUS ATERM MASA ADAPTASI Tanggal pengkajian



: 16 November 2019



Jam



: 13.00 WITA



Tempat Pengkajian



: Kamar Transisi, Ruang Perinatologi, RSUD Sanjiwani



Gianyar. Nama bayi



: By. Ny. E



Umur bayi



: 5 Hari



Tgl/jam/lahir



: 9 November 2019



Nama Ibu



: Ny. E



Nama Ayah



: Tn. J



Umur



: 24 Tahun



Umur



: 28 Tahun



Suku Bangsa : Indonesia



Suku Bangsa : Indonesia



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Pedagang



Alamat



: Jl. Puputan, Lingkungan Galiran, Klungkung.



Keluhan



: Bayi merupakan rujukan dari RS Permata Hati Klungkung



dengan keluhan sesak dengan APGAR SCORE 7-8. Bayi sudah sempat dirawat di Ruang NICU RSUD Sanjiwani Gianyar. Bayi sudah dipindahkan ke Ruang Transisi pada tanggal 14 November 2019 pukul 09.00 WITA. 1. Riwayat prenatal Ibu mengatakan bahwa ini merupakan anak pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya. Ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC ± sebanyak 10 kali di Bidan, dan 2 kali di Dokter SpOG. Selama hamil ibu hanya mengonsumsi suplemen berupa SF, Vitamin C, Kalk, Vitamin B Complex. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya ataupun penyakit keturunan, dan selama kehamilan tidak mengalami



1



penyulit dan komplikasi. Ibu mengatakan tidak miliki kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kehamilan ibu seperti perokok, minuman obat tanpa resep dokter, narkoba/NAPZA . 2. Riwayat Persalinan 1. Penolong : Dokter dan Bidan 2. Tempat Lahir : Ruang VK RS Permata Hati 3. Kala I selama : -, Penyulit/Komplikasi : 4. Kala II selama : -, Penyulit/Komplikasi: Air ketuban berwarna hijau. Cara lahir : Spontan pervaginam Bayi lahir pukul : 04.15 wita Jenis Kelamin : Laki-Laki Keadaan saat lahir: Tangis merintih dan nampak sesak. 2) Riwayat Postnatal Bayi dilahirkan dengan APGAR Skor : 7-8, tangis merintih dan nafas sesak. Inisiasi Menyusu Dini tidak dilakukan. Pemberian salep mata, vitamin K dan Hb0 telah diberikan kepada bayi. Berat bayi lahir dengan berat badan yaitu 3700 gram, PB : 52cm, LK/LD: 34/34 cm. 3) Riwayat bio-psiko-spritual 1. Biologis a. Pernapasan :normal b. Nutrisi : (Jenis : ASI, Frekuensi: 2 jam sekali dengan jumlah :on demand ). Keluhan : tidak ada Asi Eksklusif : ya c. Eliminasi : bayi sudah BAB dan BAK d. Istirahat : bayi terlihat nyaman e. Aktivitas dan pergerakan : aktif 2. Psikologi : orang tua dan keluarga menerima dan mendukung kehadiran anak dikeluarganya 3. Sosial a. Pengambilan keputusan dalam keluarga :suami dan istri b. Pola asuh anak : Demokratis c. Dominasi pengasuh : Orang tua d. Kehidupan sosial anak baik e. Sibling : tidak ada f. Spritual : kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan anak : tidak ada g. Kondisi keluarga yang mempengaruhi kesehatan anak : tidak ada h. Kebiasaan dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan anak : tidak ada DATA OBYEKTIF



2



Keadaan umum : baik Kesadaran :composmentis Suhu :36,8 oC Pernafasan :normal HR :140 x/menit RR : 46 x/menit Antropometri: Berat badan sekarang 3700 gram, panjang badan 52 cm, LK/LD: 34/34 cm 1. Pemeriksaan Fisik a. Inspeksi Kulit : warna kemerahan Kepala : bentuk : normal, ubun-ubun : datar, sefal



Hematoma



:



Telinga



tidak ada, caput succedaneum : tidak ada : Simetris dan tidak pucat : Simetris (letak, bentuk, gerak bola mata) Reflek Glabella : ada, pengeluaran : tidak ada Warna konjungtiva : merah muda, Kelainan : tidak ada : Letak Simetris, pengeluaran : tidak ada, Kelainan: tidak



Hidung



ada : lubang hidung : ada, Pengeluaran : tidak ada, pernafasan



Mulut



cuping Hidung : tidak ada, kelainan : tidak ada : bibir lembab, Palatum : tidak ada, reflex menghisap: ada



Muka Mata



reflex menelan: ada, kelainan tidak ada Leher



: tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar tiroid, Kelainan : tidak ada



Dada



: tidak ada retraksi otot dada, keadaan payudara :normal, benjolan : tidak ada, pengeluaran : tidak ada : bentuk : normal, kelainan : tidak ada



Punggung Ekstremitas : 1) Tangan : warna merah muda, kesimetrisan : simetris, jumlah Jari : lengkap, pergerakan : aktif, kelainan : tidak ada 2) Kaki : warna merah muda, kesimetrisan : simetris, jumlah Jari : lengkap, pergerakan : aktif, kelainan : tidak ada Genetalia 1) Laki-laki : testis sudah turun dan terdapat skrotum, pada ujung penis terdapat lubang uretra, Kelainan : tidak ada 2) Anus : terdapat lubang anus, kelainan : tidak ada b. Palpasi Kepala : tidak ada benjolan Ubun-ubun : lunak



3



c. Auskultasi Dada : irama jantung : teratur Reflex : Reflex moro: ada Refex rooting: ada Reflex graphs/plantar: ada Reflex Babinski: ada Reflex sleeping: ada d. Pemeriksaan penunjang: ( tanggal: 11-11-2019, pukul: 12.54 WITA) WBC: 10,04 g/dL ANALISIS Diagnosa : Bayi Ny. EA umur 7 hari BCB + SMK + RDS + Suspek SNAD Masalah : 1. Resiko infeksi PENATALAKSANAAN 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu paham dengan hasil



pemeriksaan. 2. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi, TTV dalam batas normal. 3. Memberikan KIE kepada ibu untuk menjaga kebersihan sebelum menyentuh, menggendong bayi dengan mencuci tangan terlebih dahulu karena bayi baru lahir rentan mengalami infeksi, ibu paham dan mengerti. 4. Memberikan KIE untuk menjaga kehangatan bayi¸ karena bayi sangat rentan mengalami kehilangan panas tubuh atau hipotermi, ibu paham dengan penjelasan yang disampaikan. 5. Membimbing ibu dalam melakukan pijat bayi, ibu paham dan sudah mampu melakukan secara mandiri. 6. Memberikan KIE kepada ibu, untuk memberikan ASI on demand kepada bayi, ibu paham dan mengerti. 7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi : -



Ampicillin 185 mg setiap 12 jam Gentamicin 20 mg setiap 36 jam



4



Waktu 17-11-2019 Ruang Transisi



Catatan Perkembangan S:O: KU baik, Kesadaran composmentis, S : 36,7 oC, RR : 44 x/mnt, HR : 142 x/mnt. BAB/BAK +/+, Perdarahan tali pusat (-) A: Bayi Ny. EA umur 8 hari BCB + SMK + RDS + Suspek SNAD P: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu paham dengan hasil pemeriksaan. 2. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi, TTV dalam batas normal. 3. Menjaga bayi tetap hangat, bayi sudah dibedong dan memakai mantel selimut. 4. Memantau proses laktasi, perlekatan bayi sudah benar dan ibu mampu menyusui dengan benar. 5. Melanjutkan terapi yang diberikan dokter dalam pemberian : - Ampicillin 185 mg setiap 12 jam - Gentamicin 20 mg setiap 36 jam S:O: KU baik, Kesadaran composmentis, S : 36,9 oC, RR : 46 x/mnt, HR : 146 x/mnt. BAB/BAK +/+, Perdarahan tali pusat (-) A: Bayi Ny. EA umur 9 hari BCB + SMK + RDS + Suspek SNAD P: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu paham dengan hasil pemeriksaan. 2. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi, TTV dalam batas normal. 3. Menjaga bayi tetap hangat, bayi sudah dibedong dan memakai mantel selimut. 5



Paraf



4. Memantau proses laktasi, perlekatan bayi sudah



benar dan ibu mampu menyusui dengan benar. 5. Menginformasikan pada keluarga bahwa kondisi



bayi sudah stabil dan sudah diperbolehkan pulang, keluarga paham dan antusias. 6. Menginformasikan pada ibu dan keluarga cara



merawat bayi dirumah, ibu dan keluarga paham. 7. Menginformasikan tanda bahaya yang bias terjadi pada bayi, ibu dan keluarga paham. 8. Menganjurkan ibu untuk datang ke petugas kesehatan apabila bayi mengalami keluhan atau tanda bahaya, ibu dan suami paham. 9. Menginformasikan keluarga untuk mengurus



administrasi kepulangan bayi, suami bersedia. 10. Melepaskan gelang pasien pada kaki bayi,



gelang sudah dilepas. 11. Melakukan aff stopper infus, stopper sudah dilepas. 12. Melakukan pendokumentasian.



6



BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan anamnesa yang dilakukan pada orang tua bayi Ny. EA, dimana orang tua bayi mengatakan bayinya tidak mendapat IMD setelah lahir dan bayi langsung dirujuk ke RSUD Sanjiwani Gianyar karena mengalami bayi lahir dalam keadaan ketuban berwarna hijau dan bayi mengalami asfiksia. Bayi sudah mendapat perawatan di ruang NICU RSUD Sanjiwani sejak tanggal 9-14 November 2019. Bayi sudah mendapatkan perawatan berupa pemberian terapi antibiotic karena berisiko infeksi dan juga sudah dibantu dengan pemasangan CPAP terkait Respiratory Distress Syndrome yang sempat dialami. Setelah bayi mampu bernafas dengan baik secara mandiri dan mampu minum ASI dengan baik, maka bayi Ny. EA sudah dipindahkan keruang transisi sejak tanggal 14 November 2019. Berdasarkan data yang didapatkan berat lahir bayi 3700 gram, panjang badan 52 cm dan LK/LK 34/34 cm. Berdasarkan hasil pemeriksaan antopometri bayi Ny. EA tergolong BBL normal karena antopometri dalam batas normal dan semua reflek sudah terbentuk dengan baik. Di ruang transisi bayi dirawat oleh ibu kandung yaitu Ny. EA dengan memberi perhatian penuh pada bayi dan terfokus. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bayi sudah terpenuhi kebutuhan asah dan asihnya karena Ny. EA sudah mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, dan berbicara. Kebutuhan asuh bayi juga sudah terpenuhi karena bayi mendapatkan full ASI secara on demand sehingga bayi dapat terpenuhi nutrisinya dan tumbuh kembang bayi akan jauh lebih baik. Selain itu, Ny. EA juga sudah mendapat bimbingan dari bidan untuk melakukan pijat bayi dan saat ini Ny. EA sudah mampu memijat bayinya secara mandiri. Hal ini sesuai dengan teori karena pijat bayi dapat membantu bayi merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua,menguatkan otot, pijatan terhadap bayi



sangat



bagus



untuk



menguatkan 7



otot



bayi,membuat



bayi



lebih



sehat,membantu pertumbuhan , meningkatkan kesanggupan belajar,dan membuat bayi tenang.



8



BAB V PENUTUP A. Simpulan Bayi baru lahir berisiko mengalami hipotermi dan infeksi. Asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi EA merupakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan nutrisi bayi yaitu pemberian ASI secara on demand saat, dan pencegahan hipotermi pada bayi, penatalaksanaan yang diberikkan telah sesuai dan mencegah terjadinya komplikasi pada bayi. B. Saran 1.Bagi mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan pada bayi sesuai dengan SOP yang ada, untuk menghindari terjadinya komplikasi lain 2.Bagi keluarga pasien Keluarga pasien memiliki peran yang penting dalam perawatn bayi dan pencegahan faktor penyebab risiko buruk pada bayi, yaitu memberikan nutrisi yang baik kepada bayi melalui ASI, menjaga kehangatan bayi, dang mejaga kebersihan dengan mencucui tangan sebelum menyentuh bayi atau sebelum kontak dengan bayi.



9



DAFTAR PUSTAKA Ditjen, BGKIA. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta. Kemenkes RI Dinar, R. 2014. Perbedaan Motivasi Pasien dalam Mobilisasi Dini Ibu Post Sectio Caesarea Primipara dan Multipara RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta. STIKES Aisyiah Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, Alimul A. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Hayatingsih, N. (2011). Keluarnya Kolostrum pada ibu Post Partum di RSUD Dr.Moewardi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. IDAI. (2013). Inisiasi Menyusui Dini. Available from : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini. Access on november 2019. Netty, O. S. (2015).Perbandingan pengaruh Breast Care danPijat Oksitosin Terhadap produksi ASI Post Seksio Sesarea di Ruang Nifas RSUD Kota Bandung. Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Kampus Jatinangor Saifuddin. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta : Bina Pustaka Winkjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka



10