Laporan KP 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTIK “Bucket Elevator” PT Sinar Tambang Arthalestari



DisusunOleh: Wisnu Kurniwan (20130130054)



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2018



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Proses Pembuatan Semen Gambar 3.2 Proses Penambangan Bahan Baku Gambar 3.3 Proses Penyiapan Bahan Baku Gambar 3.4 Raw Mill Gambar 3.5 SP Calcinerr dan Kiln Gambar 3.6 Finish Mill Gambar 4.1 Bucket Elevator Gambar 4.2 Mineapolis Type Gambar 4.3 Mineapolis Type Gambar 4.4 Bucket Datar Gambar 4.5 Bucket Crushed Rock Gambar 4.6 Bucket Crushed Rock Gambar 4.7 Bagian Utama Bucket Elevator Gambar 4.8 Prinsip Kerja Buckt Elevator



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik mahasiswa teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjadi sebuah tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam dunia kerja terhadap ilmu dan pengetahuan yang selama ini didapat dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran mahasiswa teknik mesin meliputi banyak aspek, salah satunya tentang perawatan mesin yang mempelajari tentang perawatan dan pemeliharaan mesin industri yang sangat dibutuhkan pada perusahaan. Salah satu perusahaan yang memproduksi semen adalah PT.Sinar Tambang Arthalestari. Demi kelancaran produksi semen semua perawatan dan pemeliharaan mesin itu dikerjakan oleh PT.Sinar Tambang Arthalestari. Berdasarkan pengalaman PT.Sinar Tambang Arthalestari dalam



merawat dan memelihara sebuah mesin,



maka diputuskan untuk melakukan kerja praktik di PT.Sinar Tambang Arthalestari guna mengembangkan kompetensi yang telah didapat dalam proses pembelajaran dijurusan teknik mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Dalam pelaksanaan kerja praktik di PT.Sinar Tambang Arthalestari terdapat beberapa permasalahan yang ingin di ketahui untuk dapat di laporkan dalam laporan kerja praktik. Permasalahan tersebut dapat di klasifiksikan sebagai berikut: 1. Apa itu Bucket Elevator dan permasalahanya? 2. Bagaimana



proses perawatan



dan pemeliharaan



Bucket



elevator



dan



permasalahanya? 1.3 Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan kerja praktik di PT.Sinar Tambang Arthalestari yaitu: 1. Untuk mengetahui Bucket Elevator dan mengetahui alternatif solusinya. 2. Untuk mengetahui proses perawatan dan pemeliharaan Bucket Elevator. 1.4 Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, digunakan beberapa metode pengambilan data sebagai berikut:



1. Studi literatur Studi literatur adalah metode yang dilakukan dengan mengambil data yang diperoleh dari buku-buku penunjang dan data pemeliharaan mesin di perusahaan serta mencari informasi tentang materi yang berkaitan melalui searching internet. 2. Wawancara Wawancara adalah metode yang dilakukan dengan mencari informasi tentang Cooler dan proses pemeliharaannya, melalui tanya jawab kepada pegawai bagian produksi di PT.Sinar Tambang Arthalestari. ataupun engineer yang bekerja sebagai operator di lapangan. 3. Observasi Observasi adalah metode yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap Bucket Elevator. 1.5 Batasan Masalah Selama penyusunan laporan ini hanya ada beberapa permasalahan yang menjadi pokok bahasan, yaitu: 1. Pembahasan mengenai Bucket Elevator dan permasalahanya. 2. Proses perawatan dan pemeliharaan Bucket Elevator , pemecahan problem dan solusi yang ada . 1.6 Sistematika Penyusunan Laporan kerja praktik ini tersusun dari beberapa bab dengan sistematiaka penyusunan dari masing-masing bab dijelaskan sebagai berikut: BAB I



: Pendahuluan Bab I berisi tentang latar belakang rumusan masalah, tujuan batasan masalah dan sistematika penyusunan laporan kerja praktik.



BAB II : Tinjauan Umum Perusahaan Bab II berisi tentang profil sejarah singkat semen visi, misi perusahaan. BAB III : Sistem Produksi Bab III berisi tentang proses pembuatan semen.



BAB IV : Pembahasan Bab IV berisi tentang dasar teori yang berhubungan dengan Cooler dan hasil pembahasan Permasalahan dan solusinya. BAB V : Penutup Bab V berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan.



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Tinjauan Umum Perusahaan 2.1.1 Sejarah Perkembangan Dan Profil Perusahaan PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI adalah pemilik dan produsen Semen Bima. Pabrik Semen Bima yang dibangun di atas lahan seluas 43 Hektar, di mana peletakan batu pertama (ground breaking) dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo yang didampingi oleh Bupati Banyumas Mardjoko berlokasi di Desa Tipar Kidul Kecamatan Ajibarang, Banyumas pada tanggal 28 Oktober 2012 berkomitmen untuk dapat memenuhi kebutuhan semen nasional secara merata. PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI juga memiliki dan mengelola tambang limestone dan clay untuk sumber daya produksi. Pembangunan pabrik semen bima diawali dengan perencanaan yang matang serta perijinan yang lengkap sehingga pembangunan pabrik berjalan dengan lancar. PT.SINAR TAMBANG ARTHALESTARI sudah mengantongi berbagai izin yang berkaitan dengan tata laksana penambangan maupun pembangunan pabrik, meliputi: rekomendasi teknis usaha pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi mineral bukan logam dari Gubernur Jateng, IUP eksplorasi dari Bupati Banyumas, serta izin prinsip penambangan modal dari Badan Koordinasi Penambangan Modal: perubahan izin lokasi pabrik dari BPMPP Kabupaten Banyumas, dan dokumen – dokumen lain yang diperlukan. PT.STAR sebagai pengelola dan investor juga sudah mengantongi izin kelayakan lingkungan hidup kegiatan pembangunan pabrik semen terpadu dan izin lingkungan atas keinginan pembangunan pabrik semen terpadu yang paling penting keberadaan pabrik tersebut sudah sesuai dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup, Rencana Pemantauan Hidup (IRKL-RPL) serta RT RW Kabupaten Banyumas. Diharapkan keberadaan pabrik Semen Bima dapat memberikan dampak lanjutan (multiplayer effect) terhadap perkembangan perekonomian daerah dan



kesejahteraan masyarakat khusunsya di wilayah Kecamatan Ajibarang dan Kabupaten Banyumas serta meningkatkan pembangunan nasional pada umumnya. Pembangunan Semen Bima merupakan proyek nasional yang selalu didukung oleh Masterplant Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).



2.1.2 Motto dan Visi Misi 1. Motto Motto merupakan sebuah kalimat ataupun kata yang dijadikan sebagai prinsip dan semboyan dalam setiap perusahaan dan PT.SINAR TAMBANG ARTHALESTARI mempunyai Motto yaitu: “Partner terbaik untuk bahan bangunan Anda. 2. Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan mengenai apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, tujuan perusahaan dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, PT.SINAR TAMBANG ARTHALESTARImempunyai visi sebagai berikut “Menjadi produsen bahan bangunan berbahan dasar semen dengan konsistensi dan kualitas terbaik dan berkontribusi positif terhadap perkembangan pemangku kepentingan dan lingkungan”. 3. Misi Misi merupakan suatu hal (pernyatan) yang dilakukan oleh suatu lembaga dalam mewujudkan suatu Visi dalam perusahaan tersebut. PT.SINAR TAMBANG ARTHALESTARI mempunyai misi yang akan mendukung berjalannya visi yang sudah dibuat yaitu: “Menyediakan bahan bangunan berbahan semen yang kuat, terpercaya dan ramah lingkungan yang didukung oleh fasilitas pabrik yang modern” “Fokus pada kepuasan pelanggan – pelanggan dan didukung oleh kariawan yang profesional, berdedikasi dan inovatif”



“Melestarikan komitmen yang kuat untuk perbaikan secara terus – menerus dan perkembangan yang berkelanjutan”. 4. Struktur organisasi Dalam sebuah perusahaan pasti mempunyai organisasi yang menjalankan setiap bagian – bagian dari perusahaan sehingga menghasilkan produk yang terbaik dan hasil yang diinginkan serta untuk membuat pabrik efektif dan efisien dalam setiap mesin – mesin yang berkeja. Maka dari itu harus dibuat bagan struktur organisasi yang dapat dilihat pada.



Gambar 2.1 Struktur organisasi



Dari gambar di atas kita dapat mengetahui setiap bagian-bagian organisasi mempunyai tugas sendiri-sendiri yang berbeda dalam menjalankan tugasnya dan dari tugas tersebut mempunyai tugas yang berbeda sesuai dengan apa yang tercantum dalam gambar nomor 1 dan dijelaskan di bawah ini :



1. Production Department Bertugas secara umum melakukan proses produksi semen, membuat rencana produksi baik harian, mingguan, atau bulanan. 2. Mechanical Department Secara umum berfungsi mensupport kelancaran proses produksi dengan menjamin mesin – mesin produksi tidak ada masalah. 3. Electrical Department Berfungsi untuk mensupport kelancaran produksi dari segi electrical . 4. Plant Engineering Department Bertugas dalam hal improvement, modifikasi, dan repair skala besar 5. Quality Control Department Kontrol kualitas semen setiap hari harus sesuai standar permintaan yang ada di Indonesia. 6. Mining Department Bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku semen, pembuatan dan pengendalian dokumen perencanaan tambang, baik setting target produksi maupun desain penambangan.



2.2 Tinjauan Divisi Plant Engineering Plant Engineering Departement adalah departemen yang bertanggung jawab terhadap modifikasi serta penambahan fasilitas peralatan produksi yang digunakan proses produksi sehingga mencapai target produksi dan kualitas yang diharapkan. Adapun usaha yang dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut perlu melakukan kegiatan : 1. Perencanaan peralatan dan sistem secara benar dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimum. 2. Perencanaan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. 3. Peningkatan sumber daya manusia yang terlibat melalui pelatihan informasi



maupun



pelatihan



langsung



dilapangan



serta



memberikan peluang kepada kegiatan-kegiatan perubahan atau modifikasi terhadap peralatan atau sistem yang bersifat positif.



4. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Penjabaran dari kegiatan tersebut dituangkan dalam suatu panduan, dokumen-dokumen sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan sehari-hari.



2.2.1 Visi, Misi dan Core Value Plant Engineering 1. Visi Menjadi Departement yang memberi pelayanan terbaik untuk pelanggan dan meningkatkan efisiensi, efektivitas serta produktivitas di Cement Plant Ajibarang. 2. Misi  Menciptakan nilai yang berkesinambungan kepada pelanggan, karyawan, dan berbagai pihak lain yang berkaitan.  Bekerja berdasarkan atas peningkatan core value dan nilai-nilai perusahaan.  Meningkatkan kompetensi inti dibidang engineering dan teknik aplikasi dalam rangka mencapai efisien, produktifitas dan peningkatan core value. 3. Core Value Plant Engineering Departement adalah STAR. SERVICE ORIENTED Mengutamakan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dan berorientasi pada kepuasan pelanggan TEAM WORK Mampu bekerjasama dalam internal departemen maupun dengan eksternal departemen sehingga terwujud hubungan yang harmonis dan sinergi. ADAPTIF Mampu beradaptasi terhadap perubahan teknologi dan inovasi sehingga menghasilkan modifikasi peralatan yang tepat guna. RESPONSIBILITY



Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, K3 dan nilai-nilai perusahaan.



2.2.2



Unit Perlengkapan Plant Engineering 1. Machinning Machinning adalah proses pembuatan benda kerja dengan perautan, yaitu menghilangkan material yang tidak diinginka ndengan cara memotong bagian benda kerja yang tidak digunakan menggunakan pahat (cutting tool) sehingga berbentuk permukaan benda kerja menjadi komponen yang dikehendaki. a. Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang berputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pembakaran benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. b. Mesin Frais Mesin Frais adalah salah satu jenis mesin perkakas yang dapat digunakan untuk mengerjakan suatu bentuk benda kerja dengan menggunakan pisau frais sebagai alat pemotongnya.



2. Fabrikasi Fabrikasi adalah suatu rangkaian pekeraan dari beberapa komponen matrial baik berupa plat, pipa, ataupun baja profil dirangkai dan dibentuk setahap demi setiap berdasarkan item- item tertentu sampai menjadi suatu bentuk yang dipasang menjadi sebuah rangkaian alat produksi maupun kontruksi.



a. Welding Machine Las adalah suatu cara menyambung dua bagian logam secara permanen dengan menggunakan tenaga panas atau ikatan metalurgi. Pada proses pengelasan sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau panas. b. Chuting Torch Cutting Torch adalah Blander Las Potong adalah jenis perkakas yang digunakan untuk memotong besi atau baja dengan menggunakan panas yang dihasilkan dari pembakaran reaksi kimia berupa gas. Cutting Torch menjadi salah satu alat teknik penting untuk proses pengelasan atau Welding.



BAB III SISTEM PRODUKSI



3.1 Karakteristik Sistem produksi Sistem produksi PT.Sinar Tambang Arthalestari melakukan proses produksi secara terus menerus (Continuous process). Strategi produksinya adalah make to stock dimana pada proses pembuatan semen dimulai dari hulu hingga hilir dai proses perencanaan penentuan bahan baku sampai pengepakan. 3.2 Bahan Baku Bahan baku dan bahan pendukung yang ada, baik yang berasal dari tambang maupun dari pihak lain yang menyediakannya, perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum masuk ke unit produksi yang pertama. Hal ini perlu dilakukan agar bahan-bahan tersebut sesuai standart kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Bahan baku utama dan bahan baku pendukung untuk pembuatan semen yaitu : 1.



Batu Kapur (Limestone)



2.



Tanah Liat (Clay),



3.



Pasir Silica (Silica Sand)



4.



Pasir Besi (Iron Sand)



5. Gypsum 6.



Tras



3.3 Mesin Dan Perlatan Produksi Mesin dan peralatan produksi yang digunakan PT Sinar Tambang Arthalestari terdiri dari: 1. Crusher Crusher berfungsi untuk memecahkan bahan baku menjadi ukuran yang sesuai dengan kebutuhan peralatan penggilingan. 2. Stacker dan Reclaimer



Stacker digunakan untuk menata dan membagi material di dalam storage sesuai lokasinya. Sedangkan reclaimer digunakan untuk mengambil material secara berkelanjutan untuk disalurkan ke proses selanjutnya. 3. Raw Mill Raw Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menghaluskan raw material menjadi butiran halus hingga berukuran artikel (Micron) yang disebut Raw Meal. Selain untuk menghaluskan, Raw Mill juga berfungsi untuk mengeringkan material sehingga proses pembakaran di Kiln akan lebih baik. Dalam proses penggilingan melalui Raw Mill, kualitas produk yang dihasilkan juga harus sesuai dengan target kualitas yang diinginkan untuk proses produksi. 4. Pre-Heater Pre-heater merupakan alat yang digunakan untuk pemanasan awal sebelum proses kalsinasi di dalam calsiner, string pada preheater terdiri dari 5 tahap(stage) cyclone yang terpasang secara seri satu diatas yang lain. Pada cyclone paling atas atau cyclone 1 terdapat double cyclone yang dipasang secara paralel, tujuannya yaitu untuk meningkatkan efisiensi pemisahan antara gas panas dan material didalam pre-heater. Untuk cyclone 1-4 berfungsi sebagai pemanas awal material umpan Kiln, sedangkan cyclone 5 dipakai sebagai pemisah produk luar dari calsiner yang telah terkalsinasi sebelum menuju Kiln. Pepindahan panas didalam cycloneterbesar terjadi didalam riser duct masing masing cyclone. Hal ini disebabkan karena beda suhu antara gas dan umpan kiln cukup besar. Pada down pipemasing masing cyclone dipasang tipping valve yang berfungsi untuk mencegah udara panas keluar dan juga sebagai pembatas suhu antar cyclone. 5. Coal Mill Coal Mill merupakan perlatan yang digunakan untuk menggiling coal(batu bara) sehingga material batu bara yang berukuran partikel sebelum digunakan sebagai bahan bakar pembakaran di kilm, jenis coal mill yang digunakan adalah vertical mill



6. Kiln Kiln atau tanur merupakan perlatan yang digunakan untuk proses pembakaran raw meal menjadi terak semen portland (clinker). 7. Cooler Cooler adalah peralatan yang digunakan untuk mendinginkan material clinker setelah keluar sebelum masuk ke tempat penyimpanan. 8. Finish Mill Finish mill adalah penggilingan akhir antara clinker, gypsum dan bahan additive lain sehingga akan diperoleh produk mill dengan kehalusan yang diinginkan atau yang disebut dengan semen. 9. Packer Packer adalah perlatan yang digunakan untuk packing produk semen sebelum dilepas ke pasaran. Pada umumnya mesin packer melakukan packing dalam bentuk bag bag semen yang dijual per sak dipasaran. 3.4



Proses Produksi Proses pembuatan semen secara umum ada 3 tahapan yaitu Ekstraksi Bahan



Baku, Blending dan Clinkerisasi, Penggilingan dan Distribusi. Tahap paling awal dari dari membuat semen adalah penggalian/quarrying dan disimpan pada storage limestone. Pabriksemen melakukan penambangan untuk penyediaan terhadap dua jenis material yang penting bagi produksi semen yaitu bahan yang mengandung kapur/calcareous materials adalah batu kapur/limestone, dan material yang mengandung silika/argillaceous materials seperti tanah liat/clay. Lalu pada tahap berikutnya, material tadi dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil dan dikurangi kadar air dalam bahan tersebut yaitu dengan mengguanakan mesin Raw Mill. Kemudian bahan tersebut masuk ke Blending Silo dan dicampur dengan pasir besi/iron sand. Dari Blending Silo diumpankan ke pre-heater. Pre-heater merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan udara panas. Tujuannya hanya sebagai pemanasan awal agar proses di unit berikutnya Kiln lebih efisien (bisa mencapai efisiensi 20-40%).



Kemudian campuran bahan masuk ke dalam Kiln. Pada proses ini bahan baku berubah menjadi agak cair dengan bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan clinker, kemudian dialirkan ke pendingin, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu clinker hingga mencapai 100 °C.Dari pendingin, clinker dipindahkan ke penampung Silo clinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, kemudian lewat Belt Conveyor clinker tersebut masuk ke Bin Addictive yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan Gypsum, Silica, Tras. Setelah pencampuran keempat bahan tersebut dibawa oleh Belt Conveyor yang kemudian masuk ke Cement Mill. Setelah dihaluskan di Cement Mill semen tersebut masuk ke Silo Semen yang kemudian akan di Packer di mesin Packer seperti pada Gambar 3 di bawah ini.



Gambar 3.1 Proses Pembuatan Semen Dari gambar diatas kita dapat mengetahui proses pembuatan semen. Proses pembuatan semen dibagi menjadi 6 tahapan, yaitu sebagai berikut:



1. Penambangan Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen adalah batu kapur dan tanah liat. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dari proses penambangan di quarry. Penambangan bahan baku merupakan salah satu kegiatan utama dalam keseluruhan proses produksi semen. Perencanaan penambangan bahan baku sangat menentukan pada proses – proses selanjutnya yang akhirnya bermuara pada kualitas dan kuantitas semen. Penambangan bahan baku yang tidak terencana dan terkontrol dengan baik akan menyebabkan gagalnya pemenuhan target untuk tahap produksi selanjutnya yang jika dihubungkan dengan kualitas dan biaya produksi secara keseluruhan dapat menurunkan daya saing produk terhadap produk yang sama yang dihasilkan oleh pesaing. Persyaratan kualitas batu kapur dan tanah liat dalam proses penambangan adalah sebagai berikut: a. b.



Batu kapur 52% < CaO < 54% dan MgO < 18% Tanah liat 60% < SiO2< 70% dan 14% Al2O3