Laporan Kromatografi Kelompok 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KIMIA ANALITIK II LAPORAN RESUME VIDEO PRAKTIKUM PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS



DisusunOleh : Kelompok 5 1. Devi Farsya



(1805113476)



2. Elsa Catrina



(1805124311)



3. MasahulMuthahira (1805113374) 4. Nelly Nurhayati



(1805111167)



Dose Pengampu : Abdullah, S.Si, M.Si Dr. Roza Linda, M.Si



JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2020



PEMISAHAN ZAT WARNA DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS



I. Tujuan Percobaan Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk : a. Memahami prinsip dasar kromatografi b. Melakukan analisa senyawa tumbuhan berwarna dengan Kromatografi Kolom II. Landasan Teori Kromatografi adalah prinsip pemisahan campuran senyawa atas komponenkomponen berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen pada dua fase,yakni fase diam dan fase gerak. Perbedaan kemampuan masing-masing komponen diadsorpsi dan perbedaan distribusi dua fase yang tidak saling bercampur (partisi). Pemisahan suatu campuran secara kromatografi dapat dilakukankromatografi kolom, kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis (KLT).Pemisahan berdasarkan kromatografi adsorpsi, sangat tergantung pada distribusi pada kedua fase cair dan padat. Untuk pemisahan pigmen dari tumbuhan, dapat dilakukan dengan kromatografi kolom. Alat yang digunakan yaitu kolom yang di dalamnya berisifase stasioner (padat atau cair). Campuran ditambahkan ke kolom dari satu ujungdan campuran akan bergerak dengan bantuan pengembang yang cocok (fasegerak). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau koefisien partisi antara fase gerak dan fase diam (stationer). Kromatografi kolom bertujuan untuk mengisolasi komponen daricampurannya. Pada kromatogarfi kolom digunakan kolom dengan adsorben sillikagel karena kolom yang dibentuk dengan silika gel memiliki tekstur dan strukturyang lebih kompak dan teratur. Silika gel memadat dalam bentuk tetrahedralraksasa, sehingga ikatannya kuat dan rapat. Dengan demikian, adsorben silika gelmampu menghasilkan proses pemisahan yang lebih optimal. Silica gel dapat membentuk ikatan hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya terikat gugus hidroksil. Oleh karenanya, silica gel sifatnya sangat polar. Jika fasa gerak yang digunakan sifatnya non-polar, maka pada saat campuran dimasukkan, senyawa-senyawa yang semakin polar akan semakin lama tertahan di fasa stasioner, dan senyawa-senyawa yang semakin tidak (kurang) polar akan terbawa keluar kolom lebih cepat.



Kromatografi kolom dilihat dari jenis fasa diam dan fasa geraknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Kromatografi fase normal Kromatografi dengan kolom konvensional dimana fase diamnya “normal” bersifat polar, misalnya silica gel, sedangkan fase geraknya bersifat non polar. 2. Kromatografi fase terbalik Kromatografi dengan kolom yang fase diamnya bersifat non polar,sedangkan fase geraknya bersifat polar; kebalikan dari fase normal. Dalam proses pemisahan dengan kromatografi kolom, adsorben silika gelharus senantiasa basah karena, jika dibiarkan kering, kolom yang terbentuk darisilika gel bisa retak, sehingga proses pemisahan zat tidak berjalan optimal. Selainitu, kondisi yang senantiasa basah berperan untuk memudahkan proses elusi(larutan melewati kolom) dalam kolom. Kolom yang digunakan dalam kromatografi kolom dapat berupa gelas, plastik atau nilon. Ukuran kolom yang lazim digunakan mempunyai diameterdal am 2 cm dan panjang 45 cm. Ujung bagian bawah dilengkapi dengan kranuntuk mengatur laju alir eluen. Untuk menahan fasa diam (adsorben) biasanyadigunakan kapas gelas (glass wool) atau gelas berpori (fritted glass). Sorben yangdigunakan dalam kromatografi kolom diantaranya arang, magnesium silikat,alumina, silika gel, kalsium sulfat dan serbuk selulosa. Berikut ini beberapagolongan solutnya misalnya alkana, alkena, aromatis, eter, ester, keton, aldehiddan alcohol



Gambar 9. Proses pemisahan pigmen tanaman



Dalam pemisahan biasanya kromatografi kolom diikuti pemeriksaan secara kualitatif dengan KLT untuk memonitor apakah pemeriksaan dengan cara kromatografi kolom berhasil atau tidak. Dalam kromatografi lapis tipis (KLT) fase diamnya biasanya adalah serbuk silika gel, alumina, tanah diatome, selulosa dan lainnya yang mempunyai ukuran butir sangat kecil yaitu 0,063 –  0,125 mm dilapiskan pada kaca, lembaran aluminium maupun plastik dengan tebal tertentu. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengembangan kapiler pada pengembangan menaik (ascending) Karena pengaruh perubahan pada pengembangan ( descending ). Pada praktiknya, sampel ditotolkan pada plat KLT lalu dimasukkan kedalam clamber yang sudah jenuh oleh eluen. Ketika eluen sudah mencapai batas pada  plat yang telah dibuat sebelumnya, plat diangkat dan dikeringkan. Setelah daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relative terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf. Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi lapis tipis. Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini adalah:  Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk analisis tujuan.  Identifikasi selesai komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.  Dapat dilakukan dengan menaik (ascending), menurun (descending ),atau dengan cara elusi 2 dimensi.  Ketepatan menentukan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditemukan .Ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.



Daun katuk (Sauropus  androgynus  ) Sifat kimia daun katuk dapat dilihat dari kadarkalsium yang tinggi. Kandungan vitamin C pada daunkatuk jauh lebih tinggi daripada jeruk maupun jambu biji. Terdapat tujuh senyawa aktif yang dapatmerangsang produksi hormonhormon steroid (seperti progesteron, estradiol, terstosteron, glukokortikoid) dansenyawa eikosanoid (diantaranya prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, lipoksin dan leukotrien). Sifat fisika pada klorofil daun katuk dapat dilihat pada semakin tinggi suhu pengeringan, kadar klorofil semakin tinggi dan intensitas warna semakin hijau.Da



un katuk dapat mengandung hampir 7 % protein dan serat kasar 19 %. Daun ini kaya akan vitamin K, selain itu pro-vitamin A (β-karoten), B dan C. Mineral yangdikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8 %), besi, kalium, fosfor dan magnesium.



III. Alat dan Bahan A. Alat 1) Statif dan Klem



1 unit



2) Lumpang alu 3) Filler



1 unit



4) Pipet Volum



1 unit



5) Tabung Reaksi



1 unit



6) Tabung Kolom



1 unit



7) Gelas Kimia



3 unit



8) Timbangan Analitik



1 unit



B. Bahan 1) Sampel Daun Katuk



10 – 15 lembar



2) Silika Gel



20 gram



3) Lidi 4) kertas dan Tissue 5) Aquadest



2 buah Secukupnya



IV Prosedur Kerja 15 lembar daun katuk - Masukkan kedalam lupang alu, haluskan - Timbang 20 gram silika - Masukkan kedalam Tabung kolom - Gunakan kertas - masukkan perlahan - Rapatkan rongga silica dengan Lidi - letakkan tabung kolom ke statip - letakkan tabung reaksi sebagai wadah fraksi - basahi silica dengan aquadest - buka keran agar air turun ke tabung reaksi - Masukkan 5 ml sampel ke dalam kolom - buka keran kolom Hasil Pengamatan



V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Pemisahan menggunakan kromatografi kolom yang fase diam berupa Alumina dan fase gerak yaitu petroleum eter, kloroform, metanol dan etanol. Pemisahan dengan kromatografi kolom dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing komponen dalam kolom, yang ditentukan oleh kekuatan adsorspi atau koefisien partisi antara fasa gerak dan fasa diam. Berdasarkan percobaan daun katuk mengandung pigmen klorofil B. Saran Sebaiknya lebih selektif dalam memilih video yang akan dijadikan referensi dalam pembuatan laporan praktikum serta jika kondisi telah membaik, sebaiknya mahasiswa dapat melakukan percobaan kimia analitik tersebut agar mendapatkan pengalaman langsung saat maupun setelah melakukan percobaan.



DAFTAR PUSTAKA Anwar, Chairil, Bambang Purwono, harno Dwi Pranowo dan Tutik dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik Yogyakarta : Depdikbud. Gritter, J., dkk. 1991. Pengantar Kromatografi Bandung : ITB. Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis Modern. Bandung : Remaja Rosdakarya. Robinson, Trevon. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Bandung : ITB. Tim Dosen Kimia Organik. 2010. Panduan Praktikum Kimia Organik II  .



FKIP Banjarmasin : UNLAM. (Tidak dipublikasikan).