Laporan Pendahuluan Hipertermi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Pendahuluan Pasien Dengan Hipertermi Tinjauan Teori Kebutuhan Dasar 1. Definisi Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh suhu oral Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal (irama sircadian), suhu tubuh rendah pada pagi hari (terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam 03.00 – 07.00 malam



3. Etiologi



Penyebab : adanya invasi bakteri, tumor otak, kondisi lingkungan yang panas (haet stroke / serangan panas), Peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan karena akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan suhu tubuh akan naik selama keadaan sakit. (Nanda, 2015-2017 dan Judith M.Wilkinson,2016) Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut Pirogen. Mayoritas pirogen endogen adalah mikroorganisme atau toksik, pecahan protein, dan zat lain terutama toksin polisakarida yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang dihalkan dari degenerasi jaringan tubuh dan dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan mengarah pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan elektrolit dibutuhkan dalam metabolisme di otak untuk menjaga keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. (Nanda, 2015-2017 dan Judith M.Wilkinson,2016) 4. Patofisiologi Terjadinya demam disebabkan oleh pelepasan zat pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang baik oleh zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone. Pirogen eksogen bekerja pada fagosit untuk menghasilkan suatu polipeptida yang juga dikenal sebagai pirogen endogen yang mempunyai efek luas dalam tubuh. 5. Tanda dan Gejala a. Suhu tinggi 37,8 0C per oral atau 38,8 0C b. Takikardi c. Hangat pada sentuhan d. Menggigil e. Dehidrasi f. Kehilangn nafsu makan (Nanda, 2015-2017 dan Judith M.Wilkinson,2016) 6. Komplikasi a. Kerusakan sel-sel dan jaringan b. Kejang c. Hiperpireksia



d. Heat stroke (Nanda, 2015-2017) 7. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnostik dalam hal pengobatan. Pada pemeriksaan diagnostik akan dibahas mengenai pemeriksaan laboratorium, dimana Pemeriksaan laboratoriumnya yaitu Darah lengkap: Hb, hematokrit/pcv meningkat sama atau lebih dari 20%, normal : PCV/hm= 3 x hb. (nilai normal: hb: laki-laki: 12,0-16,8g/dl, perempuan: 12,0-14,0 g/dl) PCV/Hm = laki-laki: 35-48%, perempuan: 34-48% Trombosit menurun 100.000/niali normal : 150.000-400.000/ Leucopenia, kadang-kadang leucositosis ringan, nilai normal L/P : 4600-11400 8. Penatalaksanaan Medis Pada bagian ini menjelaskan tentang penatalaksanaan yang akan diberikan pada pasien dengan peningkatan suhu tubuh yang meliputi 2 hal yaitu terapi farmakologi dan terapi suportif. a. Terapi Farmakologi: 1) Antipiretik kegunaan penurun demam 2) Obat non streoid kegunaan meningkatkan kehilangan panas 3) Steroid kegunaan memodifikasi sistem imun dan menyembunyikan tanda infeksi, tidak digunakan untuk penanganan demam tetapi menekan demam yg terjadi akibat pirogen b. Terapi Suportif 1) Dilakukan dengan metode pembuangan panas lewat evaporasi, konduksi, konveksi, atau radiasi 2) Selimut dingin dengan air yg bersirkulasi à pembungan panas konduktif



Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar Pengkajian Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. (Iyer et al., 1996 dalam Nursalam 2011). Pada saat pengkajian, data yang diperoleh dapat bersumber dari klien sendiri, orang terdekat, catatan klien, riwayat penyakit, konsultasi hasil pemeriksaan diagnostik, catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya, perawat lain dan literatur dimana seluruh data tersebut dapat diperoleh dengan metode komunikasi, observasi dan pemeriksaan fisik (Nursalam, 2011). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien dengan peningkatan suhu tubuh adalah : 1. Data subyektift : pasien mengeluh badannya panas 2. Data obyektif : suhu tubuh meningkat, kulit teraba panas, mukosa bibir kering 3. Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat mampu mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan (Gordon 1976 dalam Nursalam 2011). Dari pengkajian yang dilakukan maka didapatkan diagnosa keperawatan yang meliputi : Peningkatan Suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus Perencanaan Nursalam (2011) mendefinisikan rencana keperawatan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi keperawatan. Langkah awal dalam membuat perencanaan adalah menentukan prioritas masalah. Prioritas masalah ditentukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan hierarki kebutuhan manusia(hierarki Maslow) dan hierarki Kalish. Hierarki Maslow (1943) di dalam Nursalam (2011) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dibagi dalam lima tahap yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman nyaman, kebutuhan untuk bersosialisasi, kebutuhan akan penghargaan diri dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Maslow juga menyatakan bahwa klien memerlukan suatu tahapan kebutuhan jika klien menghendaki suatu tindakan yang memuaskan. Sedangkan Kalish (1983) di dalam Nursalam (2011) menjelaskan lebih jauh tentang hierarki Kalish dengan membagi kebutuhan fisiologis menjadi kebutuhan untuk bertahan dan stimulasi. Kalish mendefinisikan kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti udara, air, suhu, eliminasi, istirahat dan menghindari nyeri. Prioritas masalah menurut Hierarki Kalish yaitu Peningkatan Suhu Tubuh, dimana dalam Rencana Asuhan Keperawatan adalah sebagai berikut: Peningkatan Suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus 1. Rencana Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 Jam di harapkan pasien tidak panas lagi 2. Criteria hasil:



a. Suhu kembali normal 36,5-37,5˚C b. Akral pasien tidak teraba hangat/ panas c. Mukosa bibir pasien lembab d. Pasien tidak mengeluh panas lagi 3. Intervensi : a. Observasi tanda-tanda vital (TD,N, S, dan P) Rasional: Pada pasien dengan hipertermi terjadi kenaikan tanda vital terutama suhu, nadi, pernapasan, hal ini disebabkan karena metabolisme tubuh meningkat. peningka merupakan salah satu gejala/ kompensasi tubuh terhadap adanya infeksi baik secara local maupun secara sistemik. Hal ini perlu diketahui sebagai dasar/pedoman dalam rencana intervensi. b. Beri kompres hangat pada daerah dahi dan aksila Rasional: Daerah dahi dan aksila merupakan jaringan tipis dan terdapat pembuluh darah sehingga proses perpindahan panas lebih cepat. c. Beri minim sedikit-sedikit tapi sering (6-8 gelas/hari(1500-2000cc) Rasional: Untuk mengganti cairan yang hilang dan mempertahankan keseimbangan cairan didalam tubuh. d. Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan yang dapat menyerap keringat Rasional: Pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat dapat mempercepat evaporasi e. Kolaborasi dengan dokter dalam hal pemberian obat antipiretik Rasional: Obat antipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat pengatur panas terutama bagian hipotalamus posterior sebagai penyimpan panas. 4. Pelaksaanan Keperawatan Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik.(Iyer, 1996 dalam Nursalam, 2011).Implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2011) 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan adalah tindakan intlektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, danimplementasi intervensi (Ignatavicius dan Bayne, 1994 dalam Nursalam, 2011) Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan rencana tujuan yang telah di buat di intervensi.



Daftar Pustaka Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC. Carpenito, L. J. (2006). Diagnosa keperawatan. (Edisi keenam). Jakarta : EGC Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Nanda. (2015-2017).Diagnosa keperawatan.(Edisi kesepuluh). Jakarta: EGC Nursalam. (2011). Proses dan dokumentasi keperawatan. (Edisi kedua). Jakarta : Salemba Medika. Wilkinson,J.M.(2016). Diagnosa keperawatan.(Edisi kesepuluh). Jakarta: EGC Tamsuri, Anas (2007). Pengatar Ilmu Kesehatan. Yogyakarta : D-Medika.