13 0 558 KB
LAPORAN PENDAHULUAN PADA Tn “S” DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG DAHLIA RSUD UNGARAN
Disusun oleh : POPPY WENDA SUWANDI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mepertahankan hidup dan ativitas berbagai organ sel tebuh. Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari peranan fungsi sitem pernfasan kardiovaskuler yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh. Dan dalam implementasinya mahasiswa keperawatn diharapkan lebih memahami apa oksigenasi, bagaimana proses keperawatan pada klien dengan gangguan oksigenasi da bagaimana praktek keperawatan yang mengalami kmasalah atau gangguan oksigenasi.
A. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengurangi sesak nafas yang dialami pada pasien 2. Untuk mengembalikan pola nafas yang efektif pada pasien 3. mengurangi tingkat kecemasan pasien
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia dan digunakan untuk mendukung kehidupan. Ada dua organ yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen ke dalam tubuh dan sel, organ tersebut adalah paru dan jantung, paru sebagai organ tempat pertukaran gas (O2 dan CO2) dari dan ke dalam darah jantung berperan dalam menghantar atau lebih tepat sebagai pemompa darah. Terapi oksigenasi adalah memberikan tambahan aliran gas oksigen lebih dari 20% pada tekanan 1 atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah pada kondisi klien yang membutuhkan. Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam system (kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna atau tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuknya karbondioksida (CO2), energy dan air, akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal dari tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakma terhadap aktivitas sel (Wahid Label Mubarok dan Nurul Choyatin,2007). Pernapasan adalah mekanisme tubuh menggunakan pertukaran udara antara atmosfer dengan darah serta darah dengan sel (Potter & perry, 2008). Secara harfiah pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel-sel dan keluarnya karbondioksida dari sel ke udara bebas (Silvia & Wilson, 2009). Ketidakefektifan jalan nafas merupakan suatu keadaan dimana seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara
efektif. Respirasi atau pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan disekitarnya (Kozier,2010). Ada 2 tipe pernafasan yaitu: 1. Respirasi eksternal /pernafasan luar Yaitu bentuk pertukaran gas dimana oksigen dan paru-paru berpindah ke dalam darah, karbondioksida dan air berpindah dari dalam ke paruparu. 2. Respirasi internal/pernafasan dalam Yaitu proses dimana sel tubuh menukar karbondioksida dengan oksigen di dalam tubuh. B. Etiologi 1. Faktor fisiologi Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia Menurunya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran pernafasan bagian atas. Hipovolemi sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggu O2 Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi demam luka Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, musculoskeletal yang apnormal, penyakit kronis seperti TBC paru 2. Factor perilaku Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehinga daya ikat oksigennya berkurang Eksersize akan meningkatkan kebutuhan O2 Merokok, nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi pembulu darah perifer dan koroner Alcohol dan obat-obatan menyebabkan intake nutrisi Kecemasan menyebabkan metabolismenya meningkat.
C. Patofisiologi Proses pertukran gas dipengaruhi oleh ventilasi ,difusi dan transportasi. Proses ventilasi ( proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksien idak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan napas sebgai benda asing yang menimbulkan pengeluran mucus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, divusi, maka kerusakan pada transportasi seperti pada perubahan volume sekuncup, afterload, preload dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & suddarth,2007). D. Manifestasi klinis Suara napas tidak normal Perubahan jumlah pernapasan Batuk disertai dahak Penggunaan otot tambahan pernapasan Dispnea Penurunan ekspansi paru Takipnea E. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostic yang dapar dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu Pemeriksaan fungsi paru Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien Oksimetri Untuk menggukur saturasi oksigen kapiler Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, ftaktuk dan proses-proses abnormal Bronkoskopi Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan napas Endoskopi Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi Fluoroskopi Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal misalnya : kerja jantung dan kontraksi paru CT- scan Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal F. Penatalaksanaan(medis dan keperawatan) 1. Penatalaksanaan medis a.
Hematologi : mengetahui Infeksi
: LED (laju endap darah), leukosit
Alergi
: Eosinofil
Pertukaran gas : BGA (blood gas analize) Analisa gas darah (AGD) Peningkatan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dan penanganan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan kronis. Pemeriksaan gas darah digunakan untuk menilai keseimbangan asam basa dalam tubuh, kadar oksigen dalam darah, dan kadar karbondioksida dalam darah. Ukuran- ukuran dalam analisa gas darah yaitu: pH normal 7,35 – 7,45 PaCO2 normal 35 – 45 mmHg PaO2 normal 80 – 100 mmHg Total CO2 dalam plasma normal 24 – 31 mEq/l
HCO3 normal 22 – 26 mEq/l Base axces normal -2 s.d + 2 Saturasi oksigen 95% - 100% Pemeriksaan analisa gas darah dilakukan melalui pengambilan darah arteri, yaitu arteri radialis, brachialis dan arteri femoralis. b. Radiologi Foto rontegen atau X-ray Broncoscopy : pada hidung dimasukkan selang sampai bronkus yang dihubungkan dengan computer Scaning paru :untuk mengetahui keadaan otak dan paru Tromogafi :CT-scen menggunakan computer Angeografi :untuk mengetahui emboli Biopsi : mengetahui histologi sel Thoracocentesis :mengetahui cairan 2. Penatalaksanaan keperawatan a. Prinsip Bersih Melembabkan Memasang oksigen Merangsang saluran pernapasan. b. Pedoman penanganan gangguan kebutuhan dasar manusia (oksigenasi). 1) Terapi oksigen Memberikan tambahan aliran oksigen lebih dari 20% pada tekanan atm sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah pada kondisi pasien yang membutuhkan.
2) Tujuan
- Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat - Menurunkan kerja nafas - Menurunkan kerja jantung 3) Indikasi -
Pada penurunan PaCO2 dengan gejala dan tanda hipoksia, dispnea, gelisah, apatis, atau penurunan kesadaran, takikardi, bradikardi.
-
Keadaan lain gagal nafas akut, syok dan keracunan CO2.
4) Kontra indikasi -
Hipoventilasi
5) Metode pemberian oksigen Low flow system a) Nasal kanul Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relative rendah saat kebutuhan oksigen minimal, memberikan oksigen yang tidak terputus pada saat klien makan atau minum.
1 liter/menit 22%-24%
2 liter/menit 26%-28%
3 liter /menit 28%-30%
4 liter /menit 32%-36%
5 liter /menit 36%-40%
6 liter /menit 40%-44%
b) Masker Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang konsentrasi dan kelembaban yang tinggi dibandingkan dengan kanul.
1) Simple face
5-6 liter /menit 40% 6-7 liter /menit 50% 7-8 liter /menit 60% 2) Partial rebreathing 8 liter /menit 40-50% 10-12 liter/menit 60% 3) Non rebreathing 6 liter /menit 55-60% 8 liter /menit 60-80% 10 liter /menit 80-90% 12-15 liter /menit 90-100%
High flow system Untuk memberikan kelembaban tinggi, memberika oksigen bila masker tidak ditoleransi, serta memberikan oksigen aliran tinggi saat dihubungkan dengan system venturi. a) Venture mask 3 liter /menit 24-28% 4 liter /menit 30-40% 8 liter /menit 50% b) Oksigen hood (nasal kateter) 10-12 liter /menit
G. Asuhan keperawatan sesuai teori A. Pengkajian 1.
Riwayat keperawatan a) Riwayat keperawatan yang pernah dialami -
Pernah mengalami batuk dengan sputum
-
Pernah mengalami nyeri dada
b) Riwayat penyakit pernapasan - Factor risiko penyakit paru - Penggunaan obat - Batuk, obesitas c) Riwayat kardiovaskuler Pernah mengalami penyakit jantung d) Gaya hidup Merokok, keluarga perokok, dan lingkungan kerja dengan perokok. 2. Pemeriksaan fisik a)
Mata - Konjungtiva pucat - Konjungtiva
terdapat
ptechik
(karena
emboli
lemak,
endokarditis) b) Kulit - Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer) - Penurunan turgor (dehidrasi) - Edema c) Jari dan kuku - Sianosis - Clubbing finger d) Mulut dan bibir - Membrane mukosa sianosis - Bernafas dengan mengerutkan mulut e) Hidung Pernafasan cuping hidung
f)
Vena leher Adanya distensi / bendungan
g) Dada - Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas pernafasan, dispnea, dan obstruksi jalan nafas). - Pergerakan tidak simetris antara dada kanan dan dada kiri. - Suara nafas normal (vesikuler, bronchovasikuler, bronchial) - Suara nafas tidak normal (krekels, ronchi, wheezing) - Bunyi perkusi ( resonan, hipersonan). h) Pola pernafasan - Pernapasan normal (bronchial, bronkovasikuler, vasikuler) - Pernafasan cepat (tachipnea) - Pernafasan lambat (bradipnea) 3. Pemeriksaan penunjang a. EKG b. Ro Thorax c. CT Scan paru d. Px penyakit jantung e. Pemeriksaan laboratorium B. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah: 1) Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea 2) Ansietas b/d perubahan lingkungan 3) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya sekret pada jalan nafas 4) Pola tidak efektif b/d penurunan fungsi paru nafas
C. Implementasi No Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Gangguan
Setelah dilakukan
1.Kaji KU
pertukaran gas
tindakan
2. Monitor TTV
b/d dyspnea
keprawatan napas
pasien
1. Untuk memengetahui perkembangan
klien kembali
3.Kaji kedalaman
normal
pernapasan
penyakit pasien. 2. Untuk mengetahui
4. Lakukan posisi semi
keadaan umum
fowler.
pasien
5. Kolaborasi pemberian 3. Untuk mengetahui obat dengan dokter.
frekuensi pernapsan klien 4. Untuk mengurangi sesak 5. Untuk membantu proses penyembuhan
2
Ansietas b/d
Pasien nyaman
1.Observasi Ttv
1. Untuk mengetahui
perubahan
dengan
2.Kaji tingkat kecemasan
keadaan umum lien
lingkungan
lingkungan
3.Berikan penjelasan pada 2.Untuk mngetahui
sekitar
klien
dan
keluarga tingkat kecemasan
mengenai keshatan klien klien saat ini
3.Agar klien dan
4.Bantu pasien mengenal keluarganya situasi yang menimbulkan mengerti dan tidak kecemasan
cemas lagi 4.Agar klien tidak mengalami kecemasan yang
3.
berkepanjangan
Bersihan jalan
Setelah dilakukan
nafas tidak
tindakan
irama dan frekuensi, 1. Mendeteksi
efektif b.d
keperawatan
bunyi nafas: wheezing,
adanya dispnea
adanya sekret
jalan napas bersih
ronki
dan penumpukan
pada jalan nafas
dengan criteria ronki dan wheezing tidak
1. Monitor pernafasan :
2. Beri posisi kepala lebih tinggi 3. Lakukan
secret 2. Meningkatkan
nebulizer,
ada, Ronki tidak
fisioterapi napas dan
ada, tidak sesak.
suction
pengembangan paru yang optimal 3. Nebulizer
4. Ajarkan batuk efektif
membantu
5. Beri agen anti infeksi
menghangatkan dan mengencerkan secret, fisioterapi nafas membantu merontokkan secret untuk dikeluarkan 4. Membebaskan jalan nafas dari secret 5. Mencegah pertumbuhan kuman infeksi atau mikroorganisme
4
Pola nafas tidak
Setelah diberikan 1. Awasi frekuensi/upaya
efektif
asuhan
pernafasan, penurunan
nafas pendek dan
berhubungan
keperawatan
kecepatan infus bila
nafas dalam.
dengan
diharapkan klien
ada dispnea.
penurunan
dapat
fungsi paru
menunjukkan pola nafas yang normal dengan .
2. Tinggikan kepala tempat tidur, tingkatkan latihan nafas dalam dan batuk efektif.
1. Takipnea, dispnea,
2. Memudahkan ekspansi dada dan mobilitas sekret. 3. Penurunan area ventilasi menunjukkan kelebihan cairan.
3. Perhatikan penurunan
4. Memaksimalkan
bunyi nafas contoh
oksigen untuk
gemericik, mengi,
oenyerapan
ronki.
vaskuler.
4. Kolaborasi pemberian tambahan oksigen
5. Menghilangkan nyeri.
sesuai indikasi. 5. Berikan analgetik sesuai indikasi.
D. Evaluasi 1) Mempertahankan jalan napas tentang kepekaan dengan mengatasi sekresi. a. Melaporkan penurunan kongesti b. Mengambil posisi terbaik untuk kebutuhan drainase sekresi. 2) Melaporkan perasaan lebih nyaman a. Mengikuti tindakan agar mendapat kenyamanan, analgesic, dan istirahat. b. Mempertahankan hygiene mulut yang adekuat. 3) Menganjurkan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan perawatan tingkat kenyamanan.
4) Mempertahankan masukan cairan yang adekuat 5) Menganjurkan tingkat pengetahuan yang cukup dan melakukan perawatan diri secara adekuat. 6) Bebas dari tanda dan gejala infeksi a. Menunjukan tanda-tanda vital yang normal b. Bebas dari nyeri (Smletzer, Bare, 2008).
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Tgl/Jam MRS
: 23 april 2017
Tanggal/ Jam Pengkajian
: 25 april 2017/13. 00 WIB
Metode Pengkajian
: Observasi dan wawancara
Diagnosa Medis
: Dyspnea
No. Registrasi
: 085xxx
A. PENGKAJIAN I. BIODATA 1. Identitas Klien Nama Klien
:Tn” S”
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Aranganyar RT1/V Gunung Pati Semarang
Umur
: 60 tahun
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Menikah
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Wiraswasta
2. Identitas Penanggung Jawab Nama
: Ny “T”
Jenis kelamin
: perempuan
Umur
: 57 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Aranganyar RT1/V Gunung Pati Semarang
Hubungan dengan klien : Istri
II. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan utama : Sesak nafas 2. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh sesak nafas 2 hari dan mudah lelah SMRS yang disertai dengan mual (+), muntah (-). 3. Riwayat penyakit dahulu : Klien pernah menderita hipertensi, Asam urat, DM 4. Riwayat kesehatan keluarga : Ayah klien pernah menderita penyakit jantung dan DM
Genogram :
G1
G2
G3
Ket : G1 : nenek pasien meninggal karena factor usia G2 : orang tua pasien memiliki riwayat penyakit DM. G3 : pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara = Perempuan
=Meninggal
= Laki Laki
=Pasien
III.
PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR 1. Oksigenasi Sesak napas
(√)
: Tidak Ya
(
)
Frekuensi
: 28x/menit
Kapan terjadi : Tidak menentu Kemungkinan faktor pencetus : Aktivitas berlebihan Faktor yang memperberat : Jika pasien melakukan aktivitas Faktor yang meringankan : Pada saat klien beristirah, semi fowler, setelah mandi Batuk
: Tidak
Sputum
: Tidak, warna : normal tanpa dahak
Nyeri dada
: Ya karena sesak
Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada : Riwayat penyakit : Asma
(-)
TB
(-)
Batuk darah
(-)
Chest surgery/trauma dada
(-)
Paparan dengan penderita TB
(-)
Riwayat merokok : aktif 2. Nutrisi Frekuensi makan
: 3x sehari
BB/TB
: -
BB dalam 1 bulan terakhir :
tetap
(√ )
Meningkat
( - ) : Kg, alasan :
Menurun
( - ) : Kg, alasan :
Jenis makanan
: Nasi RS
Makanan yang disukai
: Nasi + sayur + Tempe/daging
Makanan pantang
: Tidak ada
Alergi
: Tidak ada
Nafsu makan
: baik Kurang
(√ ) (- ), alasan :….
Masalah pencernaan
: mual
( )
Muntah
(-)
Kesulitan menelan
(-)
Sariawan
(√)
Riwayat operasi/trauma GI : Diit RS
: Nasi RS Habis
(-)
½ porsi
(-)
¾ porsi
(√ )
Tidak habis
(-)
Kebutuhan pemenuhan ADL makan : Mandiri 3. Cairan, elektrolit dan asam basa Frekuensi minum
: 6-7 kali Konsumsi air/hari : >1 Lt/hr
Turgor kulit
: Normal
Support IV line
: Ya, jenis : Ringer Laktat
Dosis
: 20 tpm
4. Eliminasi Bowel Frekuensi
: 7x/hari Penggunaan pencahar : -
Waktu
: Pagi-sore hari
Warna
: Kuning pucat dengan konsisten : cair
Gangguan eliminasi bowel : Konstipasi
(-)
Diare
(√ )
Inkontinensia bowel
(-)
Kebutuhan pemenuhan ADL Bowel : Mandiri 5. Eliminasi Bladder Frekuensi
: 7-8 x/hr penggunaan pencahar : -
Warna
: Kuning tanpa darah
Gangguan eliminasi bowel : Nyeri saat BAAK
(-)
Burning Sensation
(-)
Bladder terasa penuh stl BAK
(-)
Riwayat dahulu
: penyakit Ginjal
(-)
Penggunaan kateter
Batu ginjal
(-)
Injuri/trauma
(-)
: tidak
Kebutuhan pemenuhan ADL bladder : Mandiri 6. Aktivitas dan latihan Pekerjaan
: kariyawan swasta
Olahraga rutin
: Tidak ada
Alat bantu
: walker
(-)
Kruk
(-)
Kursi roda
(-)
Tongkat
(-)
Terapi
: traksi
(-)
Gips
(-)
Kemampuan melakukan ROM : aktif Kemampuan ambulasi : Mandiri 7. Tidur dan istirahat Lama tidur
: 4-5 jam sehari
Kesulitan tidur di RS
: Ya
Alasan
: Karena diare dan nyeri pada perut
Kesulitan tidur
: Menjelang tidur
(-)
Mudah/sering terbangun
(√ )
Merasa tidak segar saat bangun
(-)
8. Kenyamanan dan nyeri Nyeri : ya, skala nyeri (1-10) : 4 – 6 (sedang) Paliatif/provokatif : Spontan Quality
: Seperti dikremas-kremas.
Region
: Diperut (ulu hati)
Severity
: Skala nyeri sedang
Time
: Hilang timbul
Ambulasi di tempat tidur : Mandiri 9. Sensori, persepsi dan kognitif
Gangguan penglihatan
: Tidak
Gangguan pendengaran
: Tidak
Gangguan penciuman
: Tidak
Gangguan sensasi taktil
: Tidak
Gangguan pengecap
: Tidak
Riwayat penyakit
: Eye surgery
(-)
Otitis media
(-)
Luka sulit sembuh
(-)
Persepsi klien terhadap penyakitnya : - Klien merasa sakitnya dikarenakan meminum jeruk nipis dan campuran untuk obat sariwan. Respon klien mencari solusi untuk masalah kesehatannya : - Klien sudah tau harus kerumah sakit. 10. Komunikasi Hubungan klien dengan keluarga dan sekitarnya : -
Klien memiliki hubungan yang baik dengan orang disekitarnya
Cara klien menyatakan emosi, kebutuhan, dan pendapat : -
Klien bercerita kepada istri tentan yang dirasakan.
11. Aspek spiritual dan dukungan sosial Kepercayaan klien dan aspek ibadah : -
Klien beragama katolik dan taat beribadah.
Dukungan keluarga terhadap klien : -
Keluarga klien selalu mendampingi klien dan memotivasi klien agar lekas sembuh.
12. Kebutuhan rekreasi -
IV.
Klien dan sekeluarga kadang-kadang melakukan rekreasi di waktu luang.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum a. Kesadaran : Composmentis b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah
: 160/100 mmHg
2) Nadi
: 82x/menit
Frekuensi
: Normal
Irama
: Teratur
Kekuatan
: Kuat
3) Pernafasan 28 x/menit
Frekuensi
: Cepat
Irama
: Teratur
4) Suhu
: 36,5°c
2. Pemeriksaan Head To Toe a. Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : Normocepalus
Pertumbuhan rambut
: Menyebar tebal
Kulit kepala
: Bersih
b. Muka 1) Mata
Kebersihan
: Baik
Fungsi penglihatan
: Baik
Palpebra
: Normal
Konjungtiva
: Anemis
Sklera
: Putih
Pupil
: Isikor
Diameter ki/ka
: Normal
Reflek terhadap cahaya : +
Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak ada
2) Hidung Fungsi Penghidu
: Mampu mengenali bau benda
Secret
: Tidak ada
Nyeri sinus
: Tidak ada
Polip
: Tidak ada
Napas cuping hidung
: Tidak ada
3) Mulut
Kemampuan bicara
: Orientasi baik
Keadaan bibir
: Lembab
Selaput mukosa
: Lembab
Warna lidah
: Pucat
Keadaan gigi
: Bersih, tidak ada masalah
Bau nafas
: Tidak berbauu
Dahak
: Ada
Jumlah
: Tidak dikaji
Kebersihan
: Bersih
Masalah
: Tidak ada
4) Gigi
5) Telinga
Fungsi pendengaran : Normal
Bentuk
: Normal
Kebersihan
: Baik
Serumen
: Tidak ada
Nyeri telinga
: Tidak ada
Bentuk
: Normal
Pembesaran tyroid
: Tidak ada
Kelenjar getah bening : Tidak ada
Nyeri waktu menelan :Tidak
6) Leher
7) Dada (thorax) a.
Paru-paru Inspeksi
: Simetris
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan
Perkusi
: Sonor
Auskultasi : Vesikuler b.
Jantung Inspeksi
: Tidak dikaji
Perkusu
: Tidak dikaji
Palpasi
: Tidak ada nyeri dada
Auskultasi : Terdengar bunyi lup dup 8) Genetalia
: Tidak dikaji
9) Anus dan rectum
: Tidak dikaji
10) Ekstremitas : a)
b)
Atas Kekuatan otot kanan dan kiri
: 4/4
ROM kanan dan kiri
: Fasif
Perubahan bentuk tulang
: Tidak ada
Pergerakan sendi bahu
: Aktif
Perabaan akral
: Hangat
Pitting edema
: Tidak ada
Terpasang infuse
: Ya, tangan sebelah kanan
Bawah Kekuatan otot kanan dan kiri
: 4/4
ROM kanan dan kiri
: Fasif
Perubahan bentuk tulang
: Tidak ada
Varises
: Tidak ada
Perabaan akral
: Hangat
Pitting edema
: Tidak ada
11) Integumen
: Turgor kulit baik
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium Tanggal pemeriksaan : 25 april 2017 jam 08:41 Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan Metode
11.6 4.1 175 51.4 4.18
13.0-17.5 4.0-11 150-440 39.0-54.0 4.4-5.9
gr/dl 10^3/ul 10^3/ul % 10^6/ul
Elek Impedance Elek Impedance Elek Impedance Integral Volume RI Elek Impedance
73.0 21.9 4.4
50-70 20-40 2-8
% % %
Elek Impedance Elek Impedance Elek Impedance
85 27.5 32.4 14.2
82-92 27-31 32-36 11.6-14.8
Fl Pq g/dl %
Elek Impedance Elek Impedance Elek Impedance Elek Impedance
Rutin Darah Rutin Hemoglobin Lekosit Trombosit Hematokrit Eritrosit Hitung Jenis Granulosit Limfosit Monosit Index Eritrosit MCV MCH MCHC RDW
VI.
L
L H
TERAPI MEDIS Hari/Tang
Jenis terapi
Dosis
gal Selasa/25
Golongan & Fungsi Kandungan
Cairan IV ; -infus RL
20 tts/i
-.Untuk
Obat parental :
memenuhi
-inj. ceftriaxone
1 gr/12 jm
Anti biotik
kebutuhan cairan
-inj.omiprasole
1 gr/12 jm
-inj. lasix
1 gr/24 jm
diuretik
infeksi
- Inj. Ondan
1 gr/12 jm
antimual
-Anti sekresi
Obat peroral
3x1
-OBH sirup
4x 500 mg
-Mencegah
- paracetamol
anlagetik,
-Untuk
antipiuretik
mengurangi cairan dalm tubuh -Menghilangkan mual muntah -menghilangkan batuk
B. ANALISA DATA Nama
: Tn’S”
No CM
: 085xxx
Umur
: 60 tahun
Dx Medis
: obs.dyspnea
No
Hari/tgl/jam Data focus
Masalah
Etiologi
Diagnose
1
Selasa,
gangguan
Dyspnea
Gangguan
25 DS : klien mengatakan
april 2017
sesak nafas DO
:
klien
nampak
dyspnea TTV : 160/100 mmHg N: 82 x/i S: 36°C P : 28 x/mnt SPO2 : 85 %
Pertukaran
pertukaran
gas
gas dyspnea
b/d
2
Selasa,
25 DS : Klien
april 2017
mengatakan Intoleransi
Ketidak
Intoleransi
gelisah dengan lingkungan aktifitas
seimbangan
aktifitas
sekitar
kebutuhan
ketidak
DO : TD : 160/90 mmhg, wajah
pasien
b/d
& suplai O2 seimbangan kebutuhan &
nampak
suplai O2
tegang.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea 2. Ansietas b/d perubahan lingkungan
D. INTERVENSI Nama
: Tn’S”
No CM
: 085xxx
Umur
: 60 tahun
Dx Medis
: obs.dyspnea
No
Tgl/Jm
Dx.kep
Kriteria hasil
Intervensi
Ttd
1
25/04/2017
Gangguan
- Nafas kembali
11.10
pertukran gas normal
KU
b/d dyspnea
KH:
2. Monitor TTV
- TTV dalam renta
3.Kaji kedalaman
ng
1.Kaji pasien
normal pernapasan
TTV:
TD:120/8 4. Lakukan posisi
0mmhg
N:80x/
semi fowler. 5.Kolaborasi
mnt P:24x/mnt
pemberian obat,O2
dengan
dokter.
S:36,5° SPO2 : 96 % tidak ada sesak 2
12.00
3.
Ansietas b/d -setelah dilakukan 1.Observasi Ttv perubahan
asuhan keperawatn
2.Kaji
lingkungan
2 x 24 jam,
kecemasan
tingkat
diharapkan pasien 3.Berikan mampu : -Pasien rileks
penjelasan
pada
tampak klien dan keluarga mengenai
-pasien dapat diajak keshatan
klien
kerja sama dalam saat ini tindakan
4.Bantu
pasien
keperwatan
mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
E. IMPLEMENTASI Nama
: Tn’S”
No CM
: 085xxx
Umur
: 60 tahun
Dx Medis
: obs.dyspnea
Hari/tgl N Implementasi /jam
Respon
Tt
o
d
D x Selasa,
1
1.Mengkaji pasien
S: klien mengatakan masih sesak
25 april
KU
Jam
2.
13.05
TTV
TD: 160/100 mmhg
(1)
3.Mengkaji ke
N:80x/mnt
Monitor
O: TTV
S:36,5°
dalaman Jam
pernapasan
13.10
4. Melakukan
(2)
posisi
- O2 4 L
Jam
5.Mengkolabo
13.15
rasi
(3)
pemberian O2
Jam 13.
dengan
20 (4)
dokter.
SPO2 : 98 %
semi - Sudah dilakukan
fowler.
dan
P:28x/mnt
- obat. Ceftrixone, omeprazole, lasix,ondan,OBH
obat
Jam 13.25 (5) 15.30 (1)
2
1.
S: klien mengatakan cemas dengan lingkungan
Mengobservas sekitar i Ttv
15.35
2.Mengkaji
(2)
tingkat kecemasan
O: TTV TD: 140/100 mmgh N:85x/mnt
3.Memberikan
P:28x/mnt S:36,5°
15.40(3
penjelasan
)
pada klien dan SPO2 : 98 % pasien dan keluarga tampak mengerti.
keluarga mengenai
S: klien mengatakan tidak sesak
keshatan klien O: TTV
saat ini 4.Membantu pasien
N:80x/mnt
15.50
mengenal
(4)
situasi 1
TD: 140/90mmhg P:24x/mnt S:36,5°
yang
menimbulkan kecemasan.
SPO2 : 96% - obat. Ceftrixone, omeprazole, lasix,ondan,OBH
S: klien mengatakan tidak cemas lagi, dengan Rabu,2
lingkungan sekitar.
6 april
O: TTV
13.05
1.Mengkaji
(1)
KU 2.
pasien Monitor
13. 10
TTV
(2)
3.Mengkaji ke dalaman
13.15
pernapasan
(3)
5.Mengkolabo rasi pemberian O2
TD: 130/90mmgh N:85x/mnt
P:24x/mnt S:36,5°C
wajah nampak rileks
13.20
2
(5)
dan obat dengan dokter
15.30 (1)
1.Mengobserv asi TTV
15.35
2.Mengkaji tingkat kecemasan.
F. EVALUASI Nama
: Tn’S”
No CM
: 085xxx
Umur
No.DX 1.
: 60 tahun
Dx Medis
Hari/tgl/jam
Evaluasi
Ttd
Selasa, 25-4-2017
S :Pasien Mengatakan masih sesak
Jam 13.00
O :Pernapasan klien 28x/mnt, SPO2 98%, Pasien nampak pucat A :Masalah teratasi P : pertahankan intervensi
2
Jam 13.15 S : Pasien Mengatakan tdk cmas lagi O
:
Pasien
dengan
nampak
nyaman
lingkungan sekitar
A :Masalah teratasi P : pertahankan intervensi
1
Rabu, 26-4-2017
S :Pasien Mengatakan tidak sesak
Jam 13.00
O :Pernapasan klien 24 x/mnt, SPO2 96 %,pasien nampak tidak pucat A :Masalah teratasi P : pertahankan intervensi
2
Jam 13.15
S :Pasien Mengatakan tdk cmas lagi O
:Pasien
dengan
nampak
nyaman
lingkungan sekitar
A :Masalah teratasi P : pertahankan intervensi
BAB IV PEMBAHASAN
: obs.dyspnea
Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa medis Obs dyspnea di ruang perawatan dahalia RSUD Ungaran, pada tanggal 25 April 2017 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah – langkah keperawatan sebagai berikut: A. Pengkajian Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis Obs dyspnea yang dapat meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab. B. Diagnosa keperawatan Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di antaranya: 1.
Gangguan pertukaran gas b/d dyspnea
2.
Ansietas b/d perubahan lingkungan
C. Intervensi Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung. D. Implementasi Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa medis. E. Pelaksanaan Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi Stikes Kusuma Husada Surakarta dan RSUD Ungaran.
F. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam system (kimia atau fisika). Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna atau tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuknya karbondioksida (CO2), energy dan air, akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal dari tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakma terhadap aktivitas sel (Wahid Label Mubarok dan Nurul Choyatin,2007). B. Saran Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit Obs dyspnea, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit Obs dyspnea dari pada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunnert & suddarth, (2013).keperawatan medical bedah.EGC.Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2010, Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Doenges, Moorhouse, Geissler, 2010, Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Johnson Marion , Meridean Maas, Sue Moorhead, 2011, NOC. Edisi 2. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Perry & Potter, 2010, Fundamental Of Nursing. USA:C.V Moasby Company St. Louis Price, Sylvia. (2012). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :EGC Sintadewayu.blogspot.co.id/2014/10/LP-oksigenasi.html