7 0 491 KB
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dizaman sekarang telah banyak berkembang obat-obatan ataupun makanan minuman yang bisa didapatkan dengan sangat mudah. Walaupun terkadang beberapa obat disalah gunakan hanya untuk kesenangan yang sementara. Ketergantungan untuk menyalah gunakan obat-obatan merupakan masalah yang cukup serius dan tidak bisa disepelehkan. Untuk seseoang yang seperti itu sudah pasti rasa pensarannya semakin besar dengan efek apa yang dia akan dapatkan sehingga komsumsi obat-obatan yang disalahgunakan sudah melewati dosis yang dianjurkan Hal itu menyebabkan organ hati bekerja lebih keras dari semestinya, karena dihatilah tempat detoksifikasi ataupun metabolisme obat terjadi. Ketika hati sudah tidak dapat menjalankan tugas dengan semestinya, disitulah terjadi pemicu untuk beberapa penyakit. Oleh karena itu, dengan perkembangan penggunaan teknologi medis maupun non medis sudah sangat canggih dan spesifik. Salah satu contohnya
yaitu
pemeriksaan
SGPT
dan
SGOT
yang
dimana
pemeriksaan ini diindikasikan untuk mengetahui fungsi hati yang masih baik atau sebaliknya Hal itu didasari dengan parameter-parameter serta nilai kadar normal dari suatu fungsi organ didalam tubuh manusia. Seperti pada pengujian-pengujian fungsi normal organ sebelumnya, pada pemeriksaan SGOT dan SGPT masih menggunakan serum darah yang disentrifuge sebelumnya yang akan dicampurkan dengan beberapa reagen serta dibandingkan dengan beberapa larutan standar yang sudah digunakan. Dari
hal
itulah
seseorang
dapat
mengetahui
dan
menginterprestasikan fungsi normal suatu organ yang ada pada dalam ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum tubuhnya sendiri. Dalam pemeriksaan inipun masih menggunakan absorban yang akan menentukan nilai suatu kadar normal dari suatu organ yang dapat diukur maupun sebagai penanda adanya penyakitpenyakit didalam tubuh manusia. 1.2 Maksud Percobaan Adapun
maksud
dari
praktikum
ini
yaitu
untuk
melakukan
pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum. 1.3 Tujuan Percobaan Adapun
tujuan
dari
praktikum
ini
yaitu
untuk
menentukan
pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum.
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Hati merupakan organ unik yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Kemampuan regenerasi ini terjadi sepanjang usia manusia. Terapi fibrosis hati yang berkembang saat ini lebih banyak terfokus pada bagaimana mengobati sel/ jaringan yang sakit berdasarkan patogenesis dan melupakan potensi sel-sel sehat. Sel sehat ini masih mempunyai potensi untuk regenerasi dan memperbaiki daerah yang sakit. Bila kedua hal ini dapat dilakukan bersama-sama maka akan mempercepat proses regenerasi hati. Artikel ini akan mengeksplorasi kontribusi hepatosit, sel stelata, sel punca endogen, sel Kupfer, dan enzim proteolitik pada proses homeostasis dan perbaikan hati khususnya pada kondisi fibrosis. Fibrosis hati merupakan konsekuensi patologis umum dari penyakit hati kronik yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut pada parenkim hati secara progresif sebagai respon penyembuhan luka akibat jejas yang berlangsung kronik. Penyakit fibrosis hati merupakan outcome dari semua jejas hati kronik, dengan manifestasi
berupa
deposisi
protein
matrik
ekstraseluler
yang
menghasilkan jaringan parut pada area jejas, hilangnya arsitektur jaringan dan kegagalan fungsi hati. Jejas kronik tersebut bisa disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B atau C, infeksi parasit, alkohol, obat dan toksin, obstruksi vena, kolestasis, otoimun ataupun penyakit metabolik seperti obesitas. Fibrosis yang terus berlanjut dapat berakhir sebagai sirosis (Safitri 2018, h 10) Hati merupakan organ intestinal paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya rata-rata 1,2–1,8 kg atau kira-kira 2,5% berat badan orang dewasa. Di dalamnya terjadi pengaturan metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks dan juga proses-proses penting ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum lainnya bagi kehidupan, seperti penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk dalam tubuh. Gangguan fungsi hati seringkali dihubungkan dengan beberapa penyakit hati tertentu. Beberapa pendapat membedakan penyakit hati menjadi penyakit hati akut atau kronis. Dikatakan akut apabila kelainan-kelainan yang terjadi berlangsung sampai dengan 6 bulan, sedangkan penyakit hati kronis berarti gangguan yang terjadi sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Ada satu bentuk penyakit hati akut yang fatal, yakni kegagalan hati fulminan, yang berarti perkembangan mulai dari timbulnya penyakit hati hingga kegagalan hati yang berakibat kematian (fatal) terjadi dalam kurang dari 4 minggu. Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui selaput mukosa, hubungan seksual atau darah (parenteral).
Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu.
Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis
Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun, yang ditimbulkan karena adanya perlawanan sistem pertahanan tubuh terhadap jaringan
tubuhnya
perlawanan
sendiri.
terhadap
sel-sel
Pada hati
hepatitis yang
autoimun,
berakibat
terjadi
timbulnya
peradangan kronis.
Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik antara lain aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik), virus, dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat berkembang menjadi kanker hati (Depkes 2010, h 11) Hepar adalah organ terbesar di dalam tubuh dan terletak pada rongga
abdomen. Sebagian besar darah di dalam hepar berasal dari vena porta. ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum Melalui vena porta semua zat yang diabsorbsi melalui usus mencapai hepar. Letak hepar cocok untuk mengumpulkan, mengubah, menimbun metabolit, dan menetralkan serta menghilangkan zat-zat toksik. Unit struktural utama hepar adalah sel-sel hepar atau hepatosit. Hepatosit ini berkelompok dalam tali-tali yang saling berhubungan dengan cara tertentu sehingga terbentuk unit struktural yang disebut dengan lobus hepar. Hepar pada ikan mas terdiri atas empat lobus. Sementara itu, sinusoid adalah saluran di antara tali-tali tersebut yang di dalamnya akan terjadi penapisan darah dalam perjalanannya menuju vena hepatika. Sinusoid lebih besar dan lebih tidak teratur daripada kapiler. Ada dua macam sel di dalam sinusoid, yaitu sel endotelial dan sel Kupffer. Sel-sel endotelial adalah sel pembatas sinusoid yang tipis dan tidak kontinyu karena adanya sejumlah fenestra. Sel Kupffer terletak di dalam lumen sinusoid dan merupakan tempat makrofag hepar, terutama berfungsi sebagai pencerna zat-zat tertentu. Sel-sel endotelial dipisahkan dari hepatosit yang berdekatan oleh celah Disse. Di daerah ini permukaan sel cenderung mempunyai mikrofili. Di dalam celah Disse terdapat sel Ito, yang berfungsi sebagai penyimpan lemak (Muliani 2006, h 114) 2.2 Nilai Rujukan (Pondaag 2014, h 2) a. Nilai normal SGOT Laki-laki : sampai dengan 37 U/L Wanita : sampai 31 U/L b. Nilai normal SGPT Laki-laki s/d 42 U/L Wanita s/d 32 U/L 2.3 Interpretasi Data Klinik a. SGOT Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral. Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien
asidosis
meningkatkan
dengan
serum
diabetes
transaminase
mellitus. yaitu
Obat-obat asetominofen,
yang co-
amoksiklav, HMG CoA reductase inhibitors, INH, antiinflamasi nonsteroid, fenitoin, dan valproate (Kemenkes, 2011). b. SGPT Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT. Nilai peningkatan yang signifikan adalah dua kali lipat dari nilai normal. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL) (Kemenkes, 2011). 2.4. Uraian sampel (Hasanan F. 2018 h, 4-7) Sel-sel darah merah/ butir-butir darah (bagian padat) kira-kiura 45%, terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (SDM), leukosit atau sel darah putih (SDP dan (trombosit). Sel darah merah merupakan sunsur terbanyak darim sel darah (44%) sedangkan sel darah putih dan trombosit1% a. Sel darah merah Sel darah merah terbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7,5 mokron, tebal bagian tepi 2 mikron dan bagian tengahnya 1 mokron atau kurang, susun atas membrane yang sangat tipis sehingga sangat mudah terjadi divusi oksigen, karbondioksi dan dan sitoplasma, tetapi tidak mempunyai inti sel sel darah merah yang matang mengandung 200 samapi 300 juta hemoglobin (terdiri hem merupakan gabungan proto porfirin dengan besi dan globin adalah bagian dari protein yang tersusun oleh dua rantai alfa dan rantai beta) adan
enjim-enjim
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
seperti
G6PD
(glucose
6-phosphate RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum dehydogenase). Hemoglobin mengandung kira-kira 95% besi dan berfunsi membawa O2 (oksigen) dengan cara mengikat oksigen (oksihemoglobin) dan di edarkan keseluruh tubuh untuk kebutuhan metabolism. Kadar normal hemoglobin tergantung usia dan jenis kelamin. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Ia memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini makan oksigen di bawa dari paru-paru ke jaringanjaringan Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri dari kandungan heme (zat besi) dan rantai polipeptida globin (alfa,beta,gama,dan delta), berada di dalam eritrosit dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asam amino pada rantai alfa dan 146 molekul asam amino pada rantai beta,gama dan delta. Fungsi hemoglobuin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan dalam peredaran darah untuk di bawa ke jaringan.Tingakatan hemoglobin dengan oksigen di sebut HbO2 (Oksihemoglobin).Di samping oksigen, hemoglobin juga membawa karbondioksida dan dengan karbon monoksida membentuk ikatan karbon monoksida membentuk ikatan HbCO
(karbonmonoksihemoglobin),
juga
berperan
dalam
keseimbangan pH darah. Sintesis hemoglobin terjadi selama proses eritropoisis, pematangan sel darah merah akan mempengaruhi fungsi hemoglobin tarwoto dan wartona
sel darah merah terdiri dari
membran dan hemoglobin. Hemoglobin itu sendiri mengandung globin (terdiri dari 4 polipeptida) dan hemo (mengandung pigmen merah poerfirin sehingga darah arteri yang kaya oksigen menjadi lebih merah di bandingkan arteri yang kaya oksigen).
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum b. Sel Darah Putih / Leukosit Pada keadaan normal jumlah sel darah putih atau leukosit 5000 samapai 10.000 sel per mm2. Leukosit terdiri dari dua kategori yaitu yang bergranulosit dan yang agranulosit. Fungsi uatama leukosit adalah mengatasi inflamasi dan imunitas.Misalnya nitrofil fungsi utamanya memamkan benda asing atau fagositosis, demokian juaga dengan monosit. Limfosit T membunuh sekl secara langsung atau membentuk limfokin suatu subtansi yang memperkuat aktifitas sel fagosit T, sedangan limfosit B menghasilkan antibody yaitu suatu molekul protein yang menghancurkan benda asing c. Trombosit Trombosit merupakan sel tak berhenti, berbentuk cakram dengan diameter 2-5 mm, bersal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak mengakrosit yang terdapat dalam sum-sum tulang. Pada keadaan normal jumlah trombosit sekitar 150.000 sampai 300.000 / ml darah dan meempunyai masa hidup sekitar 1 sampai 2 minggu atau kirakira 8 hari.Trombit tersusun atas substansi fospolipid yang penting dalam pembekuan dan juga menjaga keutuhan pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh darah serta memperbaiki pembuluh darah kecil yang rusak.Trombosit diproduksi disumsung tulang kemudian sekitar 80% berdasar disirkulasi darah dan hanya 20% yang disimpan dalam limpa sebagai cadangan. Fungsi trombosit berkaitan dengan pembekuan darah dan hemostatis (menghentikan pendarahan). Bila pembuluh darah mengalami ijuri atau kerusakan maka dapat dihentikan dengan serangkaian proses. Permukaan jadi lengket, sehingga memungkinkan trombosit saling melekat dan menutupi luka karna adanya pembekuan darah.
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum Merangsang
pengerutan
pembuluh
darah,
sehingga
terjadi
penyempitan ukuran lubang pembuluh darah 2.4. Uraian sampel (Anonim 2019, 16-18) a. SGOT Reagen 1 mengandung : TRIS
pH 7,65
110mmol/L
L-Aspartat
320 mmol/L
MDH (Malat Dehidrogenase)
> 800 U/L
LDH (Laktat Dehidrogenase)
> 1200 U/L
Reagen 2 mengandung : 2-oksoglutarat
65 mmol/L
NADH
1 mmol/L
Piridoksal 5-fosfat FS Buffer yang baik
pH 9,5
Piridoksal 5-fosfat
100 mmol/L 13 mmol/L
b. SGPT Reagen 1 mengandung : TRIS
pH 7,15
140mmol/L
L-Alanin
700 mmol/L
LDH (Laktat Dehidrogenase)
> 2300 U/L
Reagen 2 mengandung : 2-oksoglutarat
85 mmol/L
NADH
1 mmol/L
Piridoksal 5-fosfat FS Buffer yang baik Piridoksal 5-fosfat
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
pH 9,5
100 mmol/L 13 mmol/L
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum 2.5 Prosedur Kerja (Anonim 2019, h 16-18) a. Penyiapan serum SGOT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge setelah itu disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm dan diambil serum darah lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. SGPT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge setelah itu disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm dan diambil serum darah lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi b. Pengukuran absorban blanko SGOT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl aquades kedalam kuvet setelah itu ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGOT lalu diinkubasi pada suhu 25°C selama 5 menit. Setelah itu ditambahkan 250 µl reagen 2 SGOT lalu dihomogebkan selanjutnya diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm SGPT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl aquades kedalam kuvet setelah itu ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGPT lalu diinkubasi pada suhu 25°C selama 5 menit. Setelah itu ditambahkan 250 µl reagen 2 SGPT lalu dihomogebkan selanjutnya diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum c. Pengukuran absorban sampel SGOT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl serum ke dalam kuvet setelah itu ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGOT selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selam 5 menit ditambahkan 250 µl reagen 2 SGOT selanjutnya homogenkan dan diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm. Diukur lagi absorbannya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4 dan dicatat nilai absorbannya SGPT Pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl serum ke dalam kuvet setelah itu ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGPT selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selam 5 menit ditambahkan 250 µl reagen 2 SGPT selanjutnya homogenkan dan diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm. Diukur lagi absorbannya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4 dan dicatat nilai absorbannya
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat yang digunakan Adapun alat yang digunakan pada pemeriksaan SGOT dan SGPT adalah mikropipet, sentrifuge, spektrofotometer, tabung reaksi dan tabung sentrifuge. 3.2 Bahan yang digunakan Adapun bahan yang digunakan pada pemeriksaan SGOT dan SGPT adalah aquadest, darah, mata mikropipet, reagen SGOT dan SGPT. 3.3 Cara Kerja a. Pemeriksaan SGOT 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge setelah itu disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm dan diambil serum darah lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl aquadest ke dalam kuvet selanjutnya dihomogenkan kemudian ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGOT setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit dan ditambahkan 250 µl reagen 2 SGOT, dihomogenkan dan diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm. 3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl serum ke dalam kuvet selanjutnya dihomogenkan kemudian ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGOT setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit dan ditambahkan 250 µl reagen 2 SGOT dihomogenkan lalu diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum 365 nm dan diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4 lalu catat nilai absorbansinya. b. Pemeriksaan SGPT 1. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan lalu dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge selanjutnya disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm dan diambil serum darah
lalu masukkan
kedalam tabung reaksi. 2. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl aquadest ke dalam kuvet selanjutnya dihomogenkan kemudian ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGPT dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit dan ditambahkan 250 µl reagen 2 SGPT, dihomogenkan lalu ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm. 3. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 100 µl serum ke dalam kuvet dan dihomogenkan kemudian ditambahkan 1000 µl reagen 1 SGPT setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit dan ditambahkan 250 µl reagen 2 SGPT dihomogenkan lalu ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 365 nm dan ukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4 dan catat nilai absorbansinya.
ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 1. Hasil Pemeriksaan SGOT Absorbansi Sampel
Kelompok
Nilai (U/L)
A1
A2
A3
A4
1
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan SGPT Absorbansi Sampel
Kelompok
Nilai (U/L)
A1
A2
A3
A4
1
0,119
0,127
0,109
0,107
6,984
2
0,140
0,128
0,116
0,092
27,936
3
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
4.2 Pembahasan Pemeriksaan SGPT dan SGOT adalah salah satu pengujian yang sangat penting yang dapat menjadi salah satu parameter dari pemeriksaan kesehatan pada pasien. Alasan penginkubasian darah yaitu hal ini dimaksudkan agar reagen dan sampel dapat bercampur dengan baik ,sehingga pada saat pengukuran absorban hasilnya pun sesuai dengan yang diharapkan. Alasan kenapa digunakan spektrofotometer yaitu karena
spektofotometer merupakan instrument yang digunakan
untuk pengujian kuantitatif atau untuk menetapkan kadar suatu sampel ZUMRATUL INAYAH 15020140111
RIRIS JULIANISA
Pemeriksaan SGOT Dan SGPT Dalam Serum dan
sampel darah yang akan ditetapkan kadarnya mengandung
senyawa-senyawa yang memiliki panjang gelombang sinar tampak. Oleh karena itu spektrofotometer mudah untuk menginterpretasikan kadarnya dan panjang gelombang 365 nm diyakini bahwa pada panjang gelombang tersebut dapat menampakkan senyawa-senyawa yang kita inginkan. Dalam pengukuran absorban sampel diperlukan pembanding berupa blanko yang digunakan untuk menentukan kebasahan dari kadar yang diperoleh. Pembuatan larutan blanko hanya campuran aquadest dengan reagent. Darah yang dikumpulkan disentrifuge untuk memisahkan antara plasma darah dengan serum. Pemilihan serum tentu saja karena pada serum mengandung banyak protein termaksud cairan elektrolit, antibody, antigen, hormone, dan semua
substansi. Alasan penggunaan reagen
SGOT dan reagen SGPT karena reagen tersebut adalah reagen yang spesifik untuk pengukuran SGOT dan SGPT pada serum Adapun hasil yang didapatkan pada pemeriksaan SGOT yaitu untuk semua kelompok hasil yang didapatkan yaitu 0 (tidak ada) hal ini disebabkan pada perhitungan absobansi sampel nilai negative yang keluar dalam spektro. Menurut literature nilai normal untuk SGOT yaitu