Sgot Dan SGPT Kel 2 3a (Kinetik) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PENGUKURAN FOTOMETRI Dalam kimia klinik penggunaan fotometer untuk pengukuran secara fotometri sangat banyak dan hampir semua pemeriksaan kimia darah selalu menggunakan fotometer untuk menentukan kadar suatu zat terlarut dalam serum. Fotometri merupakan teknik pengukuran menggunakan sinar, yang diukur adalah penyerapan sinar atau pelemahan sinar yang diberikan akibat interaksi reaksi antara sinar dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada larutan zat warna yang akan ditentukan kadarnya. Penyerapan disini biasanya disebut absorbsi dan nilainya berupa absorben dalam angka desimal. Antara absorbsi dan transmisi sinar berbanding terbalik, semakin tinggi absorbsi maka semakin rendah nilai transmisi sinar yang diterima. Transmisi sinar biasanya disebut transmitted dan nilainya berupa transmittan dalam persen (%). TEKNIK PENGUKURAN 1. Kinetik (Kinetic) Teknik pengukuran ini adalah pengukuran fotometris dari perubahan absorben per satuan waktu baik menurun maupun meningkat. Pengukuran ini umumnya untuk mengukur aktifitas enzim, namun dapat juga digunakan untuk pengukuran suatu reaksi kimia yang kurang stabil seperti halnya kreatinin metode Jaffe kinetik 2 point. Kecepatan reaksi tersebut sangat tergantung dari suhu pengukuran, jumlah substrat, aktifitas enzim, pH larutan, waktu dan zat inhibitor enzim. a. Kinetik Enzimatik (3 point) 



Kinetik Menurun (Decrease Reaction/Falling)



Pengukuran kinetik yang dilakukan untuk penentuan aktifitas enzim, yaitu kecepatan enzim untuk merubah substrat dengan test UV. Pengukuran secara fotometri aktifitas enzim berdasarkan penurunan absorben per satuan waktu. Pengukuran ini disebut pengukuran 3 titik, yaitu titik awal, kemudian titik kedua dan titik ketiga. Interval waktu dapat 20 detik (K-20) atau 60 detik (K-60). Substrat yang digunakan berisi NADH, LDH, Asam keto gluratarat dan Lalanine/L-aspartat dalam buffer pH 7,5. Dalam kebanyakan reaksi enzimatik, coenzim NAD dapat direaksikan menjadi bentuk reduksinya NADH atau kebalikannya. NADH berlainan dengan NAD, mempunyai daya tembus yang kecil sekali terhadap sinar UV dengan panjang gelombang tertentu (340 nm) sehingga konsentrasi substrat atau aktifitas enzim dapat ditentukan melalui pengukuran. Enzim yang dapat ditentukan cara ini antara lain : AST, ALT, LDH, CK, HBDH dan Urea UV, dan lainnya. 



Kinetik Meningkat (Increase Reaction/Rising)



Pengukuran ini juga untuk mengukur kadar enzim yang melakukan aktifitas merubah substrat pada sinar 405 nm. Pengukuran ini juga menggunakan teknik pengukuran 3 titik seperti halnya decrease reaction diatas. Suatu larutan yang umumnya berisi Para-nitrophenyl phosphate berwarna kuning muda diubah menjadi p-nitrofenol yang berwarna lebih tua kuningnya. Kecepatan perubahan warna dari muda menjadi tua inilah yang diukur sebagai aktifitas enzim. Enzim yang dapat ditentukan aktifitasnya antara lain : ALP, ACP dan GGT. b. Kinetik 2 Point



Pengukuran kinetik 2 point (2 titik) dengan cara melakukan pengukuran pada awal, kemudian dilanjutkan pada 2 menit selanjutnya. Hasil pengukuran berupa absorben rata-rata dikalikan dengan faktor kinetik akan didapatkan kadar bahan uji. Teknik pengukuran ini digunakan pada pemeriksaan kreatinin metode Jaffe without deproteinisasi. Kestabilan reaksi ikatan antara kreatinin dalam suasana alkali dengan asam pikrat dipengaruhi oleh adanya protein dalam serum. 2. Titik Akhir (End Point) a. Blanko 



Blanko Udara



Teknik pengukuran dengan cara mengukur udara sebagai blanko dan dilanjutkan dengan pengukuran bahan uji. Dengan cara ini koreksi perubahan indeks bias larutan masih kurang teliti. Cara ini biasanya dilakukan pada pemeriksaan cara kinetik, yang mana tidak memerlukan perubahan indeks bias larutan, tapi perubahan konsentrasi larutan per satuan waktu. 



Blanko Aquabidest



Cara pengukuran ini sebagai baseline digunakan aquabidest, sehingga saat transmisi 100% atau aboserben 0,000 menggunakan medium aquabidest. Lalu dilakukan pengukuran blanko reagent, standard dan sampel. Cara inilah yang umum dilakukan pemeriksaan dalam kimia klinik rutin. 



Blanko Sampel



Cara ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan akibat sampel yang berwarna atau keruh, sehingga perlu dilakukan penambahan sampel pada larutan blanko sehingga diukur sebagai blanko sampel. Cara ini digunakan pada pemeriksaan bilirubin total dan direk. Kemudian dilakukan pengukuran sampel dan dikalikan faktor maka didapatkan kadar bahan uji. b. Faktor Dalam bahasan ini membahas teknik pengukuran yang terkait dengan penggunaan blanko, namun sebagai acuan hasil/konsentrasi sampel dikalikan dengan nilai faktor. Cara ini efektif dan efisien dalam penggunaan reagensia, namun tidak selalu menunjukkan hasil yang baik apabila fotometer yang digunakan tidak lakukan penghitungan ulang faktor dengan bantuan standard atau bahan kontrol apabila : lampu yang digunakan telah tua atau lebih dari 3000 jam sehingga meredup, filter yang sudah tua, kuvet yang sudah memburam, pergantian merek reagensia dan suhu pengukuran yang berbeda. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan faktor ini diperbaharui secara berkala dengan bantuan standard atau



serum kontrol/darah kontrol. Istilah ini disebut grade, baik upgrade value atau downgrade value dari faktor tersebut. Biasanya cara ini digunakan pada pengukuran kadar hemoglobin cara cyanmethemoglobin. c. Standard Cara pengukuran ini juga terkait dengan penggunaan blanko, namun sebagai acuan hasil/konsentrasi sampel berdasarkan hasil perkalian silang absoben sampel dengan konsentrasi standard dibagi dengan absorben standard. Cara lebih baik dibandingkan menggunakan faktor, namun yang paling berpengaruh adalah konsentrasi standard harus stabil dan memiliki simpangan baku (SD) dibawah 5% atau 1% tergantung parameter yang digunakan. Adanya kekeringan larutan standard akibat penyimpanan dalam suhu kulkas 2-8C karena terjadi penguapan menyebabkan lebih pekat sehingga kadar standar tinggi yang berakibat kadar sampel lebih rendah. Usaha untuk mengkoreksi dengan bantuan serum kontrol ketelitan dan ketepatan. Dikenal teknik pengukuran ini berdasarkan jumlah standar yang digunakan terdiri atas : 



Tunggal



Apabila pengukuran hanya berdasarkan atas 1 standar saja. 



Multipel



Apabila melebihi 1 standar dalam pengukuran. Biasanya ini digunakan pada pembuatan kurva kalibrasi standar. Apabila dideret standar tadi dengan kosentrasi yang rendah menuju tinggi, maka akan diperoleh kurva linear dengan kemiringan (slope) 45lurus, yang berarti pengukuran telah tepat dan baik. disamping itu akan diperoleh intercept dan coefisien variasi yang baik juga 3. Panjang Gelombang Panjang gelombang (wavelenght) yang digunakan dalam pengukuran sangat penting dalam kimia klinik, hal ini karena kesalahan penggunaan panjang gelombang akan berakibat kesalahan pengukuran. Pada umumnya fotometer semiotomatik dan full analyzer telah diset parameter dan panjang gelombangnya sehingga kesalahan ini dapat ditiadakan. Pada prinsipnya dalam pengukuran secara fotometer digunakan panjang gelombang dengan serapan maksimum, sehingga sinar yang diberikan akan diserap secara maksimum oleh larutan tersebut dan sisanya akan ditangkap detector. Berikut ini jenis panjang gelombang dan warna larutan yang diukur dalam fotometer pada umumnya 1. Panjang gelombang 340 nm Sinar ultra violet Warna Larutan Tidak berwarna berisi NADH, pemeriksaan secara enzimatik. (AST, ALT)



2. Panjang gelombang 405 nm Sinar biru Warna Larutan Larutan warna kuning, baik enzimatik (p-nitrophenyl phosphate) contoh : (ALP, ACP, GGT) 3. Panjang gelombang 492 nm Sinar biru muda Warna Larutan Larutan orange/jingga, pemeriksaan kinetik kreatinine Jaffe without deproteinisasi. 4. Panjang gelombang 546 nm Sinar hijau Warna Larutan Larutan merah, biru (kadang). pengukuran teknik end point sampel. Contoh : glukosa, cholesterol, asam urat, kreatinin deproteinisasi. 5. Panjang gelombang 578 nm Sinar kuning Warna Larutan Larutan hijau, biru, ungu dan kekeruhan putih dengan cara end point. Contoh : urea, albumin, kalium turbidity. 6. Panjang gelombang 624 nm Sinar orange merah Warna Larutan Larutan biru tua dan ungu. Jarang digunakan dalam kimia klinik.



Laboratorium Klinik Artikel mengenai laboratorium klinik Kimia Klinik terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Kimia Klinik Hematology Urinalisa Serologi – Immunologi Mikrobiologi Bank Darah Patologi Anatomi



Kimia Klinik Pemeriksaan darah melalui reaksi kimia, yang dilakukan dengan cara manual, semi otomatis atau Otomatis. Sampel yang digunakan pada pemeriksaan kimia yaitu Serum atau Plasma. Serum adalah Bagian cair darah yang didapat dengan cara darah didiamkan sampai membeku kemudian dilakukan pemutaran dengan centrifuge dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Plasma adalah Bagian cair darah yang didapat dengan cara darah ditambahkan dengan antibeku (anti koagulan seperti EDTA), kemudian dilakukan pemutaran dengan centrifuge dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Parameter reagent yang terdapat pada Kimia Klinik :



SGOT, SGPT, Alkaline Phosphatase, Gamma GT, Albumin, Total Protein, Ureum, Creatinine, Uric Acid, CK-NAC, CKMB, Cholesterol Total, Triglyceride, HDL-Cholesterol, LDL-Cholesterol, Amylase, Lypase, Bilirubin Total, Bilirubin Direct, LDH, Glucose, dll. Pemeriksaan Fungsi Hati : SGOT, SGPT, Alkaline Phosphatase, Gamma GT, Albumin, Total Protein. Pemeriksaan Fungsi Ginjal : Ureum, Creatinine, Uric Acid, Creatinine Clearence Test (Bersihan Creatinine, Sample menggunakan serum dan urine). Pemeriksaan Fungsi Jantung : CK-NAC, CKMB, Trop I / Trop T. Pemeriksaan Profile Lemak : Cholesterol Total, Triglyceride, HDL-Cholesterol, LDL-Cholesterol Pemeriksaan Diabetes : Gula darah (sewaktu, 2 jam, Hba1c (Kadar gula 3 bulan sebelumnya, GTT ). Dalam reaksi kimia terdapat beberapa type reaksi yang dapat digunakan pada pemeriksaan kimia ini diantaranya : 1. End Point ( Colorimetric ) 2. Two Point ( Fixed Time ) 3. Rate (Kinetic / Enzymatic ) End Point (Colorimetric) Reaksi kimia antara Analyte dengan reagent yang menghasilkan kimia warna, yang dibaca pada satu waktu tertentu (satu kali pembacaan). Kestabilan warnanya antara 30-60 menit. Jenis Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan type End Point (Colorimetric) yaitu : Glucose, Cholesterol, Triglyceride, Ureum Barthelot, Uric Acid, Total Protein, Albumin, Bilirubin, Ureum Barthelot, dll. Two Point ( Fixed Time )



Reaksi kimia antara Analyte dengan reagent, yang dilakukan 2 (dua) kali pembacaan absorbance (Penyerapan Cahaya). Perbedaan pembacaan pertama dengan pembacaan kedua dipergunakan sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Ketepatan waktu pembacaan akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Jenis Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan type Two Point (Fixed Time) yaitu : Creatinine, HDL-Cholesterol, Ureum uv, dll. Rate ( Kinetic / Enzymatic ) Reaksi kimia antara analyte dan reagent dimana pengukuran dilakukan terhadap aktifitas enzymes dalam reaksi tersebut. Pembacan Absorbance dilakukan tiap menit selama 3 kali lalu diambil rata-ratanya. Rata-rata nilai Absorbancenya dipergunakan sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan. Ketepatan waktu pembacaan akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Jenis Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan type Rate (Kinetic) yaitu : SGOT, SGPT, dll.