Laporan Sken 2 Blok 22 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL 15 MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (BLOK 22) Skenario 2



Dosen Tutor : drg. Pudji Astuti, MKes Anggota



:Mahriana



(171610101140)



Daragyta Purnama R (171610101141) Iza Afkarina



(171610101142)



Desy Sofyah H



(171610101143)



Mulki Nur Majid



(171610101144)



Kevin Justisio



(171610101145)



Muhammad Rizki Y



(171610101146)



Annisa Ayah Esa S



(171610101147)



Maria Eklevina W



(171610101148)



Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember



2019



2



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Blok Manajemen Pelayanan Kesehatan. Tutorial blok ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Dengan selesainya laporan tutorial ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :



1. drg. Pudji Astuti, Mkes (Dosen Pembimbing Tutorial 15) 2. Anggota Kelompok Tutorial 15



Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.



Jember, 2 Desember 2020



Penulis



3



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...................................................................................................2 DAFTAR ISI.................................................................................................................3 BAB I.............................................................................................................................4 PENDAHULUAN.........................................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5 Step I. Mengklarifikasi Istilah Atau Konsep........................................................5 Step II. Menetapkan Permasalahan......................................................................6 Step III. Penyelesaian Masalah............................................................................6 Step IV. Pemetaan..............................................................................................10 Step VI. Menentukan Objek Pembelajaran........................................................10 Step VII. Jawaban Objek Pembelajaran.............................................................11 BAB III KESIMPULAN.............................................................................................27 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................28



4



BAB I PENDAHULUAN Setiap pekerja yang terpajan oleh bahaya potensial (potential hazard) mempunyai risiko untuk mendapatkan gangguan kesehatannya. Hal ini terjadi karena pajanan yang sama tersebut mengenai pekerja untuk waktu yang lama selama seharian bahkan sampai berpuluh puluh tahun Risiko untuk mengalami gangguan kesehatan pada pekrja dapat dicegah atau diminimalisasi bila dapat diidentifikasi kan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja selama pekerja itu bekerja dan kemudian dilakukan pengendalian bahaya potensial tersebut. Dokter gigi sebagai salah satu profesi yang melakukan pekerjaannya, mempunyai banyak bahaya potensial di tempat kerjanya termasuk pada saat yang bersangkutan melakukan pekerjaannya. Hal ini tentu saja bila didiamkan saja akan dapat menimbulkan gangguan pada dokter gigi tersebut.



SKENARIO 4 ERGONOMI PRAKTEK DOKTER GIGI Seorang dokter gigi praktek sore telah bekerja selama 15 tahun mempunyai pasien yang banyak. Tiap hari rata-rata jumlahpasien yang berkunjung sekitar 15 orang. Semua kegiatan perawatan gigi pasien ditangani sendiri. Beberapa hari yang lalu dokter gigi tersebut mengeluhkan adanya kelainan di daerah punggung, leher dan pergelangan tangan. Dokter gigi tersebut merasakan sakit yang luar biasa, bahkan dokter gigi tersebut tidak bisa beraktifitas secara normal. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa beliau mengalami musculoskeletal disorderss karena dokter gigi bekerja tidak secara ergonomik. Saran dari dokter yang merawatnya agar dalam bekerja merawat pasien dibantu oleh asisten sehingga dokter gigi bekerja secara four handed



dentistry



dan



menjaga



keselamatan



kerja.



5



BAB II PEMBAHASAN



STEP I (Identifikasi Kata Sulit) 1. Ergonomi 



Usaha atau upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja yang baik, aman dan nyaman.







Ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan elemenelemen lain dalam suatu sistem serta profesi yang mempraktekkan teori, prinsip, data dan metode.







Ergonomi adalah ilmu teknologi dan seni yang berupaya menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan dan batasan manusia.







Upaya untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan praktek dokter gigi supaya baik, aman, dan nyaman.







Ilmu yang mempelajari mengenai interaksi yang kompleks antara aspek pekerjaan yang meliputi peralatan, tata kerja, sistem, dan lingkungannya yang berhubungan dengan kondisi fisik, fisiologis, dan psikis manusia. Sangat penting untuk menyesuaikan aspek pekerjaan dengan karyawan.



2. Musculosceletal disorders 



Gangguan



yang



mengenai



muskuloskeletal



berupa



nyeri



berkepanjangan akibat menerima beban statis berkepanjangan dan terus menerus. 



Adanya kerusakan otot, saraf, ligamen, persendian, dan kartilago. Biasanya rasa sakitnya akibat ketegangan otot, inflamasi, terjadi karena menerima beban statis terlalu lama.



6







Muskuloskeletal  struktur yang mendukung anggota badan, leher, dan punggung. Biasanya keluhannya seperti hernia nukleus pulposus (HNP).







Muskuloskeletal  tempat terjadi gangguan, berarti tulang rangka. Disorders timbul nyeri berkepanjangan akibat beban statis terus menerus, biasa pada pekerja berat. Tapi tidak selalu karena beban berat, misalnya karena trauma kecelakaan (saraf terjepit, dll).



3. Fourhanded dentistry 



Teknik dalam KG di mana dokter gigi dan perawat gigi secara bersama melakukan tindakan pada pasien sehingga pekerjaan lebih mudah dan cepat.







Four  perawatan yang dilakukan dengan empat tangan secara bersamaan; seorang dokter gigi melakukan prosedur perawatan gigi bekerja sama dengan asisten atau perawat gigi agar perawatan tersebut menjadi cepat dan efektif.







Dua tangan dokter gigi dan dua tangan asisten, asisten fokus pada peralatan, sedangkan dokter gigi fokus pada perawatan gigi.







Harus punya tim yang baik untuk melakukan perawatan dan pastinya menguntungkan semua pihak (pasien, dokter gigi, dsb).



4. Keselamatan kerja 



Kondisi di mana pekerja melakukan pekerjaannya dengan aman dan nyaman tanpa ada gangguan yang menghambat dan merugikan pekerja.



STEP II (Menetapkan Permasalahan) 1. Bagaimana standar bekerja secara ergonomi? 2. Apa saja bahaya ergonomi jika tidak dilakukan dalam pekerjaan? 3. Bagaimana sistem kerja fourhanded dentistry?



7



4. Aktivitas apa yang biasa menyebabkan dokter gigi terkena musculosceletal disorders dan bagaimana terjadinya? 5. Bagaimana keselamatan kerja dalam praktek dokter gigi?



STEP III (Penyelesaian Masalah) 1. Bagaimana standar bekerja secara ergonomi ? Jawab : 



Menggunakan alat yang bisa memberi nyaman pada operator.







Tinggi dokter gigi dan dental chair harus sesuai.







Tempat alat harus mudah dicapai oleh dokter gigi dan perawat gigi.







Dental chair ditegakkan dan ditelentangkan.







Tempat alat tidak melebihi bahu operator.







Dokter gigi harus siap secara psikologis, fisik sebelum melakukan pekerjaan.







Interaksi antara dokter gigi dengan asisten.







Posisi duduk dokter gigi harus benar, tidak terlalu membungkuk, miring, dsb, yang dapat menyebabkan musculosceletal disorders.







Adanya rehat sejenak saat bekerja. Rehat yang dimaksud yaitu peregangan setelah merawat pasien.







Melakukan exercise; peregangan otot untuk mengurangi resiko musculosceletal disorders.







Harus menggunakan alat yaang ukurannya sesuai dengan operator.







Membuat tempat kerja sesuai kebutuhan aktivitas atau pekerjaan.







Kursi operator harus kursi yang nyaman, bukan kursi sembarangan (plastik, dll), kursi bisa menjangkau pasien dan alat saat perawatan.







Sirkulasi udara baik.







Luas ruangan cukup dan memadai, apabila ruangan terlalu kecil akan sulit untuk bergerak, dsb.



8







Nutrisi operator.



2. Apa saja bahaya ergonomi jika tidak dilakukan dalam pekerjaan? Jawab : 



Frekuensi kerja lebih lama.







Operator tidak fokus.







Rasa nyeri karena ada musculosceletal disorders.







Stress.



3. Bagaimana sistem kerja fourhanded dentistry ? Jawab 



Antara asisten dan operator harus ada kerja tim yang baik. Asisten harus mengerti prosedur yang dikerjakan dokter gigi agar kerjanya baik.







Ada dua jenis yaitu single handed dan two handed 1) single handed, misalnya ketika asisten memegangi water syringe atau suction (hanya pakai satu tangan) 2) two handed, ketika tangan kiri asisten menerima alat yang baru digunakan dokter gigi dan tangan kanan menyerahkan alat yang akan dipakai kepada dokter gigi.







Terdapat pembagian zona kerja di sekitar dental chair. Ada 4 zona : 1) Static zone: daerah tanpa pergerakan dokter gigi dan perawat gigi, tidak boleh terlihat pasien karena ada instrumen yang bisa membuat takut pasien 2) Assistant zone; zona yang dilengkapi semprotan air, suction, dll. 3) Transfer zone; tempat alat dipertukarkan 4) Operator zone.



9







Keempat zona diperumpamakan seperti arah jarum jam; arah jam 11-2 (static zone), arah jam 2-4 (assistant zone), arah jam 4-8 (transfer zone), arah jam 8-11 (operator zone). Pasien dijadikan sebagai pusat, bagian belakang kepala pasien dijadikan arah jam 12.



4. Aktivitas apa yang biasa menyebabkan dokter gigi terkena musculosceletal disorders dan bagaimana terjadinya? Jawab : 



Ketika dokter gigi mengerjakan pekerjaan sendiri secara terus menerus, tiba-tiba berdiri, duduk, membungkuk, dll menyebabkan MSDs.







Faktor usia.







Kondisi fisik.







Posisi duduk salah.







Pada otot bisa berupa ketegangan otot akibat aktivitas berlebihan, inflamasi diakibatkan oleh karena penumpukan pembuluh darah di situ karena pembuluh darah tertekan, dan degenerasi.







Pada tulang bisa berupa mikrofaktur atau patah.







Tinggi tempat pekerja, antara tinggi pusat dan siku tidak sesuai.







Tinggi alat yang dijangkau tidak sesuai tinggi badan.



5. Bagaimana keselamatan kerja dalam praktek dokter gigi? Jawab : 



Dokter gigi harus memakai masker dan sarung tangan (APD).







Dokter gigi harus mematuhi peraturan dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan saat memeriksa pasien.







Mengikuti prosedur kerja sesuai SOP.







Meletakkan alat-alat yang beresiko melukai operator seperti alat yang tajam dan alat yang panas di tempat yang sesuai.



10







Melakukan sterilisasi alat.







Pada saat preparasi, sebaiknya memakai rubber dam untuk menghindari mata bur terlepas dan tertelan.







Mempersiapkan dan memeriksa alat-alat sebelum digunakan.







Pencahayaan optimal.



11



STEP IV (Pemetaan)



STEP VI(Menentukan Objek Pembelajaran) 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai pengertian dan manfaat ergonomi. 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai standar bekerja secara ergonomi dalam kedokteran gigi. 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai tim kerja kedokteran gigi. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai sistem kerja kedokteran gigi. 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai fourhanded dentistry.



12



6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai dampak apabila tidak menjalankan ergonomi dalam praktek kedokteran gigi. 7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai penyebab dan jenis musculosceletal disorders. 8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam praktek kedokteran gigi.



STEP VII(JawabanObjek Pembelajaran) 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai pengertian dan manfaat ergonomi. Jawab : Ergonomik berasal dari kata Yunani ergon yang artinya kerja dan nomos yang berarti aturan, secara keseluruhan ergonomik berarti aturan yang berkaitan dengan kerja,  Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja Ergonomi mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan manusia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan



kepuasan



kerja



yang



maksimal



selain



meningkatkan



produktivitasnya.



13



Manfaat Ergonomi : a) Menurunnya angka kesakitan akibat kerja. b) Menurunnya kecelakaan kerja. c) Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang. d) Stress akibat kerja berkurang. e) Produktivitas membaik. f) Alur kerja bertambah baik. g) Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera. h) Kepuasan kerja meningkat 2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai standar bekerja secara ergonomi dalam kedokteran gigi. Jawab: Terdapat beberapa aturan standar bekerja secara ergonomi dalam kedokteran gigi apabila ditinjau dari posisi keerja operator, di antaranya yakni: a) Sudut antara paha dan betis harus membentuk sudut 110º atau lebih. b) Dokter gigi harus simetris ke depan atau badan dimiringkan ke depan maksimal 10-20º, hindari memutar dan miring condong ke samping. c) Kepala dokter gigi dapat dimiringkan ke depan hingga 25º. d) Pedal drive harus diposisikan/ditempatkan dekat dengan salah satu kaki. e) Lengan diangkat 10-25º dari sumbu horisontal. f) Jarak antara area kerja (mulut pasien) ke mata (atau kacamata pelindung) adalah 35-40 cm. g) Instrument harus diposisikan dengan area penglihatan dari dokter gigi pada jarak antara 20-25 cm. h) Lampu dari dental chair harus diposisikan di atas kepala dokter gigi sebelum dan saat dokter gigi bekerja, sehingga cahaya yang dihasilkan terpancar lurus searah pandangan langsung ke dokter gigi



14



Postur tubuh yang ergonomi : A; posisi dan sudut kaki, punggung (duduk), dan posisi kepala; B posisi lengan diangkat hingga 10-25º dari sumbu horizontal.



Postur tubuh yang ergonomi : C; jarak antara area kerja (mulut pasien) 35-40 cm dan instrumen 20-25 cm ke mata (kacamata pelindung), serta posisi lampu dental chair yang tepat ke area kerja; D posisi pedal drive dekat dengan salah satu kaki. 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai tim kerja kedokteran gigi. Jawab: Tim kerja di bidang kedokteran gigi terdiri atas dokter gigi, perawat gigi, asisten dokter gigi, serta tekniker. Dokter gigi sebagai operator yang menangani berbagai masalah di rongga mulut pasien, sedangkan perawat gigi merupakan seseorang yang menempuh pendidikan perawatan gigi dan dapat membantu operator untuk merawat pasien.Asisten dokter gigi merupakan seseorang yang membantu dokter gigi dalam merawat dan menjalankan tugasnya sebagai dokter gigi, namun berbeda dengan perawat gigi, asisten dokter gigi tidak harus menempuh pendidikan perawatan gigi. Selanjutnya



15



yakni tekniker yakni orang yang biasa mengerjakan alat-alat atau piranti yang dibutuhkan dalam perawatan gigi seperti gigi tiruan, piranti ortodontik, dsb. Selain itu, yang dimaksud tim kerja pada bidang kedokteran gigi yakni intergrasi dari berbagai bidang kedokteran gigi. Misalnya, dokter gigi tidak dapat melakukan suatu perawatan, maka pasien dapat dirujuk ke sejawat dokter gigi lainnya. Spesialisasi seperti prostodonsia, bedah mulut, dll, bisa dikatakan sebagai suatu tim kedokteran gigi. Sistem integrasi antar bidang spesialisasi diperlukan untuk penanganan selanjutnya karena tiap dokter gigi memiliki kapasitas. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai sistem kerja kedokteran gigi. Jawab: Standar operasional prosedur (sop) pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut, dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan gigi, meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kegiatannya diperuntukkan kepada penanganan seluruh pasien gigi. Uraian prosedur yaitu: a) Pasien datang dari loket pendaftaran dengan membawa rekam medik atau status pasien. b) Panggil pasien sesuai nomor urut. c) Mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis. d) Pasien dipersilahkan untuk konsultasi ke dokter gigi mengenai keluhan. e) Pasien dipersilahkan duduk di dental unit. f) Melakukan anamnesis pasien untuk menegakkan diagnosis. g) Diagnosis. h) Dokter gigi / perawat gigi mempertimbangkan perlu atau tidak dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium, RO Foto). 



16



i) Ditentukan rencana perawatan. j) Dokter gigi / perawat gigi melakukan tindakan perawatan. Waktunya sekitar 15-90 menit dalam melakukan tindakan perawatan pada pasien. k) Dokter gigi / perawat gigi mendokumentasikan tindakan dan pengobatan yang diberikan pada pasien ke rekam medik pasien dan memberikan resep pada pasien gigi. l) Petugas membersihkan dan mensterilkan alat alat yang telah digunakan. m) Petugas mencatat status pasien atau rekam medik ke buku register poli gigi. 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai fourhanded dentistry. Jawab : Four handed dentistry merupakan perawatan gigi yang dilakukan dengan empat tangan secara bersamaan, yaitu dua tangan operator dan dua tangan dental asisten. Operator bertugas menangani area rongga mulut pasien secara langsung sedangkan dental asisten bertugas sebagai asisten yang membantu dokter gigi mengambil alat, menyiapkan bahan, mengontrol saliva, membersihkan mulut, serta mengatur cahaya lampu selama suatu prosedur perawatan sedang dilakukan Four handed dentistry bertujuan untuk : a) Asisten dan dokter gigi dapat bekerja sama membagi pekerjaan saat menangani pasien. b) Menghemat energi fisik, emosi dan material c) Waktu perawatan lebih cepat dan efisien Dalam konsep four handed dentistry dikenal dengan clock concept, yaitu pembagian zona kerja atau daerah kerja disekitar dental unit berdasarkan



17



arah pergerakan jarum jam yang diidentifikasi menggunakan kepala pasien sebagai pusat dan jam 12 terletak dibelakang kepala pasien. Zona kerja terbagi menjadi empat daerah kerja, yaitu: 1)



Operator’s zone Merupakan daerah tempat pergerakan dokter gigi atau dentist.



2)



Assistant’s zone Merupakan daerah tempat pergerakan perawat gigi atau dental assistant.



3)



Transfer’s zone Merupakan daerah tempat transfer alat dan bahan antara tangan dokter gigi dan tangan asisten. Instrument dapat diberikan dari asistan ke dokter gigi lewat dada pasien atau bagian bawah dagu pasien, diusahakan untuk tidak melakukan transfer alat diatas mata pasien karena dikhawatirkan pasien akan mengalami syok dan menghambat pelayanan kedokteran gigi. Metode transfer alat dibagi menjadi dua, yaitu: Transfer satu tangan Melakukan transfer alat dengan menggunakan satu tangan. Metode ini sering digunakan pada perawatan penambalan, misalnya asisten mentransfer cutton pallete. Transfer dua tangan Melakukan transfer lata dengan menggunakan dua tangan. Misalnya melakukan transfer alat sonde dengan excavator, pistol amalgam dengan amalgam stopper, dll.



4)



Static’s zone. Merupakan daerah tanpa pergerakan dokter gigi maupun perawat gigi serta daerah yang tidak terlihat oleh pasien. Zona ini berfungsi untuk menempatkan meja instrument bergerak (mobil



18



cabinet) yang berisi instrument tangan serta peralatan yang dapat membuat pasien takut. Berdasarkan fungsinya zona kerja tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: a)



b)



Zona kerja untuk right handed operator 



Operator’s zone



:       jam 7 sampai jam 12







Static’s zone    



:       jam 12 sampai jam 2







Assistant’s zone  



:    jam 2 sampai jam 4







Transfer’s zone



:       jam 4 sampai jam 7



Zonakerja untuk left handed operator 



Operator’s zone:



jam 12 sampai jam 5







Transfer’s zone :



jam 5 sampai jam 8







Static’s zone     :



jam 8 sampai jam 10







Assistant’s zone:



jam 10 sampai jam 12



19



Beberapa prinsip yang dianjurkan untuk menerapkan konsep four-handed dentistryagar dapat memberi manfaat yang lebih baik yaitu: 1) Dokter gigi diharapkan melatih asisten sehingga tidak perlu melakukan



pergerakan yang tidak efisien. 2) Asisten yang membantu dokter gigi harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menangani peralatan 3) Asisten harus lebih sering menangani peralatan misalnya saliva ejector, suction pump, handpiecedan bor, sehingga dokter gigi tidak perlu melakukannya sendiri.  4) Letak peralatan yang harus ditangani asisten lebih banyak berada pada sisi asisten untuk memudahkan pemindahan alat ke dokter gigi.  5) Asisten juga harus berada di daerah yang bebas agar mudah memindahkan alat tanpa melewati dada pasien. Alat yang dipindahkan sebaiknya melewati batas dagu pasien. 6) Bidang



perawatan



(operatory-field)



dibentuk



sedemikian



rupa



sehingga terdapat ruang bebas, baik bagi asisten, dokter gigi dan pasien. 6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai dampak apabila tidak menjalankan ergonomi dalam praktek kedokteran gigi.



20



Jawab : Dalam menjalankan praktek kedokteran gigi, dokter gigi memiliki beberapa bahaya potensial yang mungkin terjadi apabila tidak menjalankan ergonomi. Beberapa dampak bahaya potensial dan kerugian tersebut di antaranya sebagai berikut: a) Musculosceletal Disorders (MSDs) Kasus Penyakit Muskuloskeletal di Berbagai Negara



Sumber: Leggat, Kedjarune dan Smith (2007) yang dikutip oleh Soemarko (2013)



b) Terluka akibat vibrasi dari alat bor gigi c) Terpapar gelombang elektro magnetik dari alat alat gigi yang menggunakan listrik, sinar ultra violet dari alat saat proses menambal gigi d) Tertular penyakit pasien (Hepatitis, HIV, TBC, dsb) e) Alergi, iritasi bahkan keracunan bahan-bahan kimia saat melakukan proses/tindakan, seperti Mercury, Methyl methacrylate, cyanoacrylate, Glutaraldehyde,ethylene oksida, N2O, Halothane, cairan pembersih dan bahan lateks sarung tangan f) Ancaman kebutaan akibat pencahayaan terlalu terang  g) Ancaman ketulian akibat bunyi berisik dari kompresor, alat bor, dsb yang digunakan dalam waktu yang lama Penyakit pada Dokter Gigi di Norwegia, Belgia dan Australia Tahun 2007



21



Sumber: Leggat, Kedjarune dan Smith (2007) yang dikutip oleh Soemarko (2013)



7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai penyebab dan jenis musculosceletal disorders. Jawab : Muskuloskeletal adalah sistem kompleks yang merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan melibatkan otototot dan kerangka tubuh, dan termasuk sendi, ligamen, tendon, dan saraf. Fungsi utama dari sistem musculoskeletal adalah untuk mendukung dan melindungi tubuh dan organ-organnya serta untuk melakukan gerak. Faktor-faktor yang mendorong kearah MSDs terjadi pada beberapa orang dan sebagian lagi terjadi dari waktu terpaparnya. Gejala MSDs terlihat dalam berbagai bentuk. Hal tersebut mempersulit mengidentifikasi penyebab awal terjadinya MSDs hingga timbul  gejala yang jelas. Lokasi timbulnya gejala menjadi salah  satu  ciri adanya MSDs, seperti pada tulang punggung, tangan dan pergelangan. Gejala Klinis Musculosceletal Disorders (MSDs) Mendiagnosis gangguan musculoskeletal dimulai dengan anamnesis yang mencakup identifikasi faktor – faktor resiko, terutama di tempat kerja dan yang dilakukan sehari-hari. Diagnosis gangguan musculoskeletal dikonfirmasi dengan melakukan laboratorium dan elektronik tes yang menentukan kerusakan otot atau saraf. Jenis tes yang bisa dilakukan adalah,



22



electroneuromyography (ENMG) dan Magnetic resonance imaging (MRI). (CCOHS, 2014). Rasa nyeri merupakan gejala umum yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Dalam beberapa kasus, dapat juga terjadi kekakuan sendi, ketegangan otot, kemerahan, dan pembengkakan pada area yang terkena. Gangguan musculoskeletal dapat berkembang dari tahap ringan sampai berat. Tahapan perkembangannya meliputi:  a) Tahap awal: rasa sakit dan kelelahan pada anggota tubuh yang terkena selama melakukan pekerjaan, tetapi hilang saat malam hari atau saat libur kerja. Pada tahap ini tidak mengurangi performa kerja.  b) Tahap peralihan: rasa sakit dan kelelahan terjadi lebih awal dalam jam kerja



dan tetap terasa di malam hari. Terjadi penurunan kapasitas



dalam melakukan pekerjaan repetitif.  c) Tahap akhir: rasa sakit, kelelahan, dan kelemahan terjadi saat sedang beristirahat. Terjadi ketidakmampuan untuk tidur dan mengerjakan tugas-tugas



ringan.



Jenis-Jenis Musculosceletal Disorders (MSDs) a) Sakit pada Tulang Belakang Bagian Bawah Sembilan puluh persen orang akan merasakan sakit tulang belakang pada beberapa   titik   di dalam kehidupannya. Mereka merasakan sakit tulang belakang pada bagian bawah untuk kedua kalinya sebagai alasan utama untuk melakukan perawatan medis. Sakit tulang belakang bagian bawah ini mewabah di Negara besar seperti Amerika Serikat. Hal itu sudah diperkirakan dan insidensi timbulnya Lower Back Pain (LBP) per tahun adalah 5% dari populasi. Sekitar 70% dan 90% dari orang-orang mengalami peristiwa kambuhnya rasa nyeri, dan sepertiga pasien mengalami nyeri yang persisten, rekuren, dan intermiten dari rasa nyeri yang pertama. Kesulitan menyembuhkan jaringan tertentu (seperti spondylolisthesis), proses degeneratif yang berkelanjutan, dan banyak pasien yang tidak



23



memperkecil faktor resiko potensial. Semua ini dapat berperan dalam memperparah terjadinya LBP. Hal lain yang terpisah tetapi terkait dengan sakit tulang belakang bagian bawah adalah cedera tulang belakang. Ini biasanya terjadi secara akut, peristiwa mendadak sakit tulangbelakang



atau“penyakitpegalpad



pinggang”



berhubungan



dengan suatu peristiwa yang spesifik. Cedera seperti itu pada umumnya tidak dianggap sebagai MSDs yang dihubungkan dengan gerakan berulang. Meskipun demikian, ada juga cedera seperti itu yang menyebabkan rasa sakit apabila melakukan gerakan berulang tertentu. Perawatan dari sakit tulang belakang bagian bawah in harus dibedakan untuk masing-masing pasien. Karena penyebab timbulnya rasa sakit pada tiap- tiap pasien itu berbeda-beda. Sementara ada bukti ilmiah yang mendukung intervensi spesifik, seperti koreksi postur tubuh, posisi tubuh pasien, latihan umum,   dan   teknik-teknik   fisioterapi   spesifik   yang   mungkin   akan   sangat bermanfaat. b) Sakit pada Tulang Belakang Bagian Atas Beberapa individu melaporkan adanya rasa sakit pada tulang belakang bagian atas   dan tengah. Tulang thorax (thoracic spine) dirancang untuk mendukung organ penting didalamnya dan sangat kuat. Jarang sekali mengalami gejala-gejala degeneratif karena pergerakannya kecil dan sangat stabil. Tentu saja trauma atau cedera dari ketegangan bisa menyebabkan rasa nyeri. Meski struktur- struktur dari tulang belakang jarang cedera, tetapi beberapa kondisi-kondisi seperti osteoporosis dapat mempengaruhi kondisi spesifik seperti tekanan yang mematahkan. Tulang thorax sering dilibatkan dalam skoliosis yang idiopatik atau kebongkokan. Hal ini kemudian dapat berkembang menjadi kondisi yang menyakitkan, meski sumber dan penyebab yang tepat sering belum jelas.



24



Mungkin hal tersebut merupakan penyebab yang  sering  timbul pada bagian pertengahan tulang belakang, tetapi sekali lagi sangatlah sulit untuk dapat mendiagnosa dengan tepat nyeri otot dari otot-otot postural dan otot-otot tulang belikat. Kontribusi dari postur yang abnormal, postur statis, kekuatan dan daya tahan yang lemah dan menyeluruh mempengaruhi keadaan individu dan perlu untuk diperhitungkan. Beberapa usaha rehabilitasi harus melibatkan otot-otot yang besar, termasuk peregangan, latihan-latihan penguatan, aktivitas fungsional dan perhatian pada postur tubuh. c) Sakit pada Tangan dan Pergelangan Tangan MSDs   dari   tangan   dan   pergelangan   tangan   dapat   terjadi   dalam bermacam-macam bentukseperti, kelainan trauma kumulatif, cedera karena ketegangan, trauma mikro karena pekerjaan berulang, sindrom penggunaan berlebih, sindrom terowongan karpus (carpal tunnel syndrome) dan kelainan karena tekanan yang berulang Hal dominan yang menjadi penyebab kelainan gerakan   berulang adalah   gerakan-gerakan pembelokan dan perluasan dari pergelangan tangan dan jari-jari. Secara   kronis gerakan berulang tersebut terutama pada posisi pinch menjadi penyebab terbanyak. Hal umum lain yang menyokong



faktor-faktor



terjadinya



cedera



pada



tangan



dan



pergelangan tangan termasuk gerakan-gerakan dimana pergelangan tangan itu menyimpang dari posisi netral menjadi posisi yang abnormal ataupun tidak biasa; bekerja untuk periode waktu yang lama tanpa istirahat atau pertukaran otot-otot tangan dan lengan bawah; tekanan mekanik pada persarafan dari genggaman pada tepi tajam dari instrument, pekerjaan yang membutuhkan kekuatan berlebih dan memperluas penggunaan dari instrumen-instrumen yang bergetar seperti dental handpieces. Faktor-Faktor Penyebab Musculosceletal Disorders (MSDs)



25



a) Faktor pekerjaan 1) Peregangan Otot yang Berlebihan  Melakukan pekerjaan seperti mengangkat, mendorong, menarik dan menahan beban yang berat menyebabkan peregangan otot yang berlebihan. Pengerahan tenaga menjadi lebih dari kekuatan optimum otot. Semakin banyak kekuatan yang harus diterapkan dalam pengerahan tenaga, semakin cepat otot akan kelelahan atau menjadi tegang. Paparan berlebihan atau terlalu lama mengerahkan tenaga yang kuat dapat menyebabkan kejang, nyeri dan kerusakan otot. Juga dapat mengiritasi tendon, sendi dan cakram, yang mengarah ke peradangan serta penyempitan pembuluh darah dan sara. Peningkatan kompresi saraf dari tekanan yang dikenakan oleh tendon meradang atau kontraksi otot dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf (carpal tunnel syndrome). Sebelumnya dilaporkan bahwa sekitar 74% cedera tulang belakang disebabkan oleh aktivitas mengangkat (lifting activities). Sedangkan 50-60% cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan material (Tarwaka, 2004). 2) Aktivitas Berulang Pekerjaan



yang



dilakukan



secara



terus-menerus



dapat



menimbulkan keluhan musculoskeletal. Hal ini terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Sendi yang paling rentan terhadap cedera karena pekerjaan berulang adalah pergelangan tangan, jari, bahu, dan siku. Dan dapat menyebabkan penyakit seperti tendonitis dan epicondylitis (CCOHS, 2014).  3) Sikap kerja tidak alamiah  Biasa juga disebut dengan awkward position adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah sehingga menimbulkan keluhan muskuloskeletal, misalnya punggung terlalu membungkuk, kepala terlalu lama



26



terangkat, mengambil barang di tempat yang tinggi. Bisa juga karena bekerja untuk waktu yang lama dengan mempertahankan posisi yang sama seperti mengemudi selama beberapa jam, posisi kerja berdiri atau duduk terlalu lama. Umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993). Apabila sikap kerja seperti ini dilakukan dalam waktu yang lama maka akan meningkatkan resiko penyakit muskuloskeletal. Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja.(Riyadina, et al. 2008)  a)



Faktor Lingkungan 1) Tekanan Terjadinya tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak. Sebagai contoh, Sikap duduk yang keliru akibat kursi yang tidak sesuai dengan antropometri tubuh, atau karena kesalahan posisi, dapat menambah tekanan pada punggung bawah dan merupakan penyebab utama masalah punggung (Soedarjatmi, 2003). Apabila hal ini sering terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap.  2) Getaran  Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. yang menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat tinggi dan menimbulkan rasa nyeri otot (Suma’mur, 1996). Dari hasil penelitian yang lain didapat pula getaran pada



mesin



yang



digunakan



dengan



bantuan



tangan



untuk



mengoperasikan dapat menyebabkan penyakit carpal tunnel syndrome dimana adanya gangguan pada saraf yang berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu panjang secara berulang (Nurhikmah, 2011)  3) Suhu 



27



Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja, sehingga gerakannya menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot (NIOSH, 1997). Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan, akan terjadi kekurangan suplai oksigen kerja otot. Akibatnya, peredaran darah kurang lancar, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot.  a) Faktor Manusia  1) Umur  Pada umumnya keluhan muskuloskeletal mulai dirasakan pada umur 30 tahun dan semakin meningkat pada umur 40 tahun ke atas. Hal ini disebabkan secara alamiah pada usia paruh baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadinya keluhan pada otot meningkat. (Cindyastira, 2014)  2) Jenis kelamin  Otot-otot wanita mempunyai ukuran yang lebih kecil dan kekuatannya hanya dua pertiga (60%) daripada otot-otot pria terutama otot lengan, punggung dan kaki. Dengan kondisi alamiah yang demikian maka wanita mempunyai tingkat risiko terkena gangguan muskuloskeletal lebih tinggi. Perbandingan keluhan otot antara wanita dan pria adalah 3 dibanding 1. 3) Ukuran tubuh/antropometri  Meskipun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan massa tubuh mempengaruhi terjadinya keluhan otot. Misalnya wanita yang gemuk mempunyai risiko keluhan otot dua kali lipat dibandingkan wanita kurus. Ukuran tubuh yang tinggi pada umumnya



28



juga sering menderita sakit punggung. Kemudian orang-orang yang mempunyai ukuran lingkar pergelangan tangan kecil juga lebih rentan terhadap timbulnya gangguan muskuloskeletal.  4) Kesehatan/kesegaran jasmani  Pada umumnya keluhan otot lebih jarang ditemukan pada orang yang mempunyai cukup waktu istirahat dalam aktivitas sehari-harinya. Pekerja yang tidak terbiasa berolahraga memiliki resiko lima kali lebih besar menderita gangguan musculoskeletal dibanding yang sering berolahraga. (Deyyas and Tafese, 2014) 8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam praktek kedokteran gigi. Jawab: Menurut Ridley, John yang dikutip oleh Boby Shiantosia, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar tempat kerja tersebut. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi K3 yakni faktor internal dan faktor eksternal. a) Faktor internal 1) Penggunaan miras dan alkohol dalam bekerja 2) Trauma insident hidup 3) Karateristik individu 4) Merokok 5) Responsibility ( Tanggung Jawab) 6) Skill (Keahlian) 7) Mental Effort (kerja Otak / Mental) 8) Physical Effort (Kemampuan Fisik) 9) Work Condition (Kondisi Kerja) b) Faktor eksternal 1) Seleksi karyawan



29



2) Design peralatan 3) Absensi dan keselamatan 4) Komitmen managemen keselamatan 5) Pelatihan keselamatan 6) Government Rule (Peraturan Pemerintah)



BAB III KESIMPULAN



30



Setiap fasilitas pelayanan dokter gigi dapat ditingkatkan tempat kerjanya agar lebih ergonomis dan Dokter gigi perlu memperhatikan gejala-gejala dini gangguan kesehatan agar dapat dilakukan pencegahan dan deteksi secara dini serta mencegah terjadinya masalah kesehatan jangka panjang. Cara kerja ergonomis dalam bekerja perlu ditingkatkan secara berkesinambungan dan secara proaktif oleh setiap dokter gigi agar tetap sehat dan produktif.



31



DAFTAR PUSTAKA



Agusdianti, Luh Nila, Putu Lestari Sudirman, and I. Made Muliarta. "Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana." Bali Dental Journal 1.2 (2017) Canadian Center for Occupational Health and Safety (CCOHS). 2014.MSDs Occupational Risk Factors and Symptomps. https://www.ccohs.ca/oshanswer/ergonomics/risk.html



Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed. Taylor and Francis Inc. London Riyadina, W. et al, 2006. Laporan Akhir Penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan Lingkungan Pada Masyarakat Pekerja Industri, Puslitbang Biomedis dan Farmasi Departemen Kesehatan RI, Jakarta  Sianipar, T. A. (2020). UPAYA MEMPERTAHANKAN ERGONOMI PADA POSISI BERBARING, DUDUK, BERDIRI, DAN BERJALAN SERTA UPAYA MENCEGAH HAZARD PSIKOSOSIAL Soedarjatmi. 2003. Hubungan Antara Pola/Sikap Kerja Mengangkat dan Mendorong dengan Kejadian Nyeri Pinggang. [Skripsi]. Semarang: FKM UNDIP  Soemarko, Dewi Sumaryani.2013.Ergonomi dan Cara Kerja Ergonomis Untuk Dokter Gigi. Makalah Kedokteran Gigi KPPIK PDGI Divisi Kedokteran Okupasi - Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Suma’mur P. K. 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung AgungNurhikmah. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Furnitur Di Kecamatan Benda Kota Tangerang. Jakarta



32



Tarwaka., Solichul BA., Lilik S. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press



33