Laporan Tutorial Minggu 5 Blok 5a Kelompok 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL BLOK 5.A SKENARIO 5 : BIDAN DESA DAN BIDAN KOTA



Tutor



: Prof. Dr. Arni Amir, MS



Kelompok



:2



Ketua



: Dian Novita Sari



(1910331013)



Sekretaris Papan : Nur Avivah



(1910331001)



Sekretaris Meja



(1910332016)



Anggota



: Anisa Ulfah



: Nur Cintya Dewi



(1910331003)



Nadya Olivia



(1910332005)



Lulisa Desrama Tasya



(1910331011)



Dwi Putri Cahyani



(1910332006)



Rihadatul Aisy



(1910333010)



Fatimah Rahman



(1910333017)



Windhy Lathifah Arief



(1910333008)



Koordinator Blok 5A



Dosen Tutorial



Feri Anita Wijayanti, S.Keb., Bd, M.Mid



Prof. Dr. Arni Amir, MS



PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2021/2022



MODUL IV SKENARIO 4 : BIDAN DESA dan BIDAN KOTA



Salah satu fiilosofi bidan adalah perubahan pada tubuh perempuan selama proses reproduksi merupakan hal yang fisiologis. Untuk itu, bidan berkewajiban menjelaskan bahwa perubahan fisiologis berjalan normal dengan tetap memperhatikan hak reproduksi. Secara nasional maupun internasional, bidan telah mempromosikan hal tersebut melalui berbagai macam program. Salah satunya adalah program pemberian ASI ekslusif, pada hakikatnya ASI itu dapat diproduksi oleh semua ibu hamil sehingga tidak ada alasan bagi seorang ibu tidak menyusui bayinya, kecuali dalam kondisi khusus, Bidan berperan dalam pencapaian ASI ekslusif karena pemerintah telah melarang pemberian susu formula pada bayi dari usia dari 0 sampai 6 bulan. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan bidan dalam mempromosikan hal hal yang bersifat kenormalan tersebut, terkait dengan kualifikasi atau peran bidan baik secara nasional maupun internasional. Bidan yang berpraktik di desa cenderung lebih sulit untuk mengubah pola prilaku dan kebiasaan turun temurun, sedangkan di wilayah perkotaan, masyarakat lebih terbuka terhadap informasi dan lebih berpikir kritis. Tingkat pendidikan masyarakat di desa dan kota juga berbeda sehingga bidan memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Di daerah pedesaan dan perkotaan, bidan dapat lebih mengaplikasikan nilai-nilai partnership pada perempuan dan keluarga serta meningkatkan kesetaraan perempuan. Di daerah perkotaan,sarana dan prasarana cenderung lebih lengkap dengan akses yang mudah dan terjangkau sehingga pelayanan yang diberikan dapat sesuai standar. Bagaimanakah saudara menjelaskan skenario diatas?



STEP I TERMINOLOGI



1. Filosofi Bidan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai kerangka berpikir yang digunakan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. 2. ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain selama 6 bulan sejak bayi lahir. 3. Susu formula adalah produk pangan pengganti ASI. 4. Hak-hak reproduksi adalah hak yang tergolong dalam hak asasi manusia yang mana diatur oleh perangkat yang berhubungan dengan seksualitas. 5. Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu. 6. Berpikir kritis adalah berpikir beralasan dengan menekankan perbuatan atau keputusan tentang apa yang harus dilakukan.



STEP II IDENTIFIKASI MASALAH



1. Apa saja filosofi Bidan? 2. Kondisi khusus seperti apa bayi tidak di beri ASI eksklusif? 3. Apa peran Bidan dalam mencapai ASI eksklusif? 4. Kenapa dilarang memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan ? 5. Apa saja program terkait fisiologi bereproduksi? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi keberhasian Bidan dalam promosi? 7. Apa saja faktor penghambat dalam pemberian ASI eksklusif? 8. Bagaimana peran pemerintah dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif? 9. Kenapa Bidan yang berpraktek di Desa sulit merubah kebiasaan yang telah turun menurun? 10. Bagaimana strategi dalam mempromosikan hal-hal yang bersifat kenormalan? 11. Bagaimana pendekatan yang dilakukan Bidan dalam promosi Kesehatan? 12. Apa Tujuan promosi Kesehatan? 13. Kenapa Bidan bisa lebih menerapkan nilai partnership di Desa daripada di Kota? 14. Mengapa sarana dan prasarana cenderung lebih lengkap di Kota daripada di Desa? 15. Apa saja faktor penghambat promosi kesehatan oleh bidan? 16. Bagaimana kualifikasi Bidan secara Nasional dan Internasional? 17. Kenapa masyarakat yg tinggal di Kota lebih terbuka menerima informasi? 18. Bagaimana pelayanan yang diberikan Bidan di Desa? 19. Bagaimana bentuk perbedaan pendekatan bidan dengan masyarakat Kota dan Desa?



STEP III HIPOTESA



1. Filosofi Bidan Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi: a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit. b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. g. Sebagai Profesi, bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama. h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayi berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas. 2.



Kondisi khusus seperti apa bayi tidak di beri ASI ekslusif a. Ibu narkoba. b. Pasokan ASI rendah. c. Mengkonsumsi obat-obatan. d. Ada infeksi TB aktif pada Ibu. e. Bayi mengidap galaktosemia.



3.



Peran Bidan dalam mencapai ASI ekslusif a. Promosi ASI eksklusif sejak masa kehamilan. b. Melakukan perawatan payudara sejak sebelum masa kehamilan dan IMD.



4.



Kenapa dilarang memberikan susu formula pada bayi usia 0-6 bulan, karena sudah diatur dalam undang-undang no 36 tahu 2019 tentang Kesehatan pasal 128 tenteang pemberian ASI eksklusif.



5.



Program pemerintah terkait fisiologis dalam reproduksi adalah pelayanan Kesehatan reproduksi terpadu (PKRT) terdiri dari: a. Kesehatan Ibu dan anak. b. Keluarga berencana. c. Kesehatan reproduksi remaja. d. Pencegahan dan penanggulangan IMS, HIV, AIDS. e. Kesehatan reproduksi usia lanjut. f. Deteksi dini kanker payudara.



6.



Faktor yang mempengaruhi Bidan dalam promosi Kesehatan a. Tingkat pendidkan. b. Faktor sosial budaya. c. Faktor ekonomi.



7.



Faktor penghambat dalam pemberian ASI Eklufsif adalah status Ibu bekerja, penyuluhan tentang ASI eksklusif belum maksimal, persepsi yang salah dan pengasuh bayi dan keluarga, serta gangguan kesehatan bayi.



8.



Penanganan khusus untuk berhak mendapatkan ASI eksklusif terhadap pada pasal 128 (2) menjelaskan bahwa “selama pemberian ASI ibu, pihak keluarga, pemerintah pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu secara penuh dengan menyediakan waktu dan fasilitas khusus”. Namun sayang belum banyak tersedia fasilitas khusus bagi ibu menyusui di tempat kerja maupun umum. Peran pemerintah secara tegas menyatakan dalam undang-undang pasal 126 ayat 1 mengatakan bahwa "pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif". Jika tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas sosial yang tidak mengindahkan ketentuan ASI eksklusif dan susu formula, pemerintah dapat menjatuhkan sanksi administrasi. Sanksi tersebut berupa ; teguran lisan, teguran tulisan komandan atau mencabut izin tertuang pada pemerintah nomor 33 tahun 2012 pasal 29 dan peraturan Kemenkes nomor 15 tahun 2014 pasal 7.



9.



Bidan yang berpraktek di desa sulit mengubah kebiasaan yang telah turun temurun karena masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan, perbedaan pola fikir tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perbedaan-perbedaan berasal dari adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan personalitas dan segi-segi kehidupan. Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam masyarakat pedesaan berhubungan kuat denga alam, disebabkan oleh lokasi goegrafi di desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dan hukum-hukum alam, sperti dalam pola pikir kehidupan.



10. Strategi dalam mempromosikan hal-hal yang bersifat kenormalan adalah dengan advokasi kesehatan, bina suasana, dan pemberdayaan. Kemampuan peran bidan sebagai fasilitator berhubungan dengan efektivitas promosi kesehatan. 11. Pendekatan yang dilakukan bidan dalam promosi Kesehatan adalah dengan melakukan pendekatan medical berupa tindakan pencegahan, pendekatan perilaku dan pendekatan berupa edukasi. 12. Tujuan promosi Kesehatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu, kelompok dan masyrakat untuk menjaga Kesehatan. 13. Bidan bisa lebih menerapakan nilai-nilai partnership di desa daripada di kota karena di Kota masyarakat lebih bersifat individulisme dan memiliki sikap berpikir kritis. Di desa masyarakat lebih bias menerima informasi baru. 14. Sarana dan prasarana cenderung lebih lengkap di kota daripada di desa karena pemusatan pembangunan ekonomi selalu dipusatkan di wilayah perkotaan. sehingga infrastruktur yang ada di desa kurang dibangun.selain itu kurangnya p pemerataan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah juga berdampak pada sarana prasarana di pedesaan. 15. Faktor penghambat promosi kesehatan oleh Bidan adalah kurangnya pengalaman, kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dan kurangnya kesadaran dan dukungan masyarakat. 16. Kualifikasi Bidan secara nasional dan internasional adalah Bidan berperan dalam usaha promotive, preventif, pendidikan dan pemberdayaan perempuan. 17. Masyarakat yang tinggal di kota lebih terbuka menerima informasi karena pengaruh penggunaan teknologi yang lebih baik.



18. Pelayanan yang diberikan bidan desa: a. Melakukan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan ibu dan anak di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. b. Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar memiliki kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat. 19. Bentuk perbedaan pendekatan bidan dengan masyarakat kota dan desa Perbedaan pendekatannya di desa Bidan perlu melakukan pendekatan, sedangkan di kota tidak terlalu perlu dilakukan pendekatan. Rendahnya pengetahuan masyarakat dan fasilitas yang tidak memadai di desa mempengaruhi kinerja Bidan di desa. Pendekatan partisipatif mempengaruhi pendekatan Bidan di desa. Pemanfaatan fasilitas, peningkatan pengetahuan, dan sertifikasi tambahan berhubungan dengan pendekatan bidan di perkotaan.



STEP IV SKEMA



Peran pemerintah



Landasan hukum



Filosofi bidan



Peran bidan di desa dan di kota



Program kesehatan nasonal dan internasional tentang hak-hak



Nilai-nilai luhur bidan (partnership, kesetaraan, komitmen dan penghormatan) dalam pelayanan kebidanan



Promosi kesehatan



Hak-hak reproduksi



Faktor pendukung dan penghambat pelayanan kebidanan



Strategi kesehatan dalam pelayanan kebidana



STEP V LEARNING OBJECTIVE



1. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk kesenjangan praktik bidan di desa dan di kota. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan peran bidan dalam mempromosikan halhal fisiologis dalam kebidanan. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi praktek kebidanan di desa dan di kota. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan kualifikasi peran bidan pada tingkat nasional dan internasional. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan filosofi bidan. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan strategi pendekatan kesehatan dalam pelayanan Kesehatan. 7. Mahasiswa mampu menjelaskan nilai-nilai partnership dan kesetaraan dalam pelayanan Kesehatan.



STEP VII SHARING INFORMATION 1.



Kesenjangan Praktik Bidan di Desa dan di Kota A. Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan. Tugas seorang bidan di suatu desa adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan kegiatan di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan b. Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2002). Pelayanan yang terdapat di masyarakat secara umum dapat dibedakan menjadi 3 macam : a. Pelayanan tingkat I. Pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar. b. Pelayanan tingkat II. Pelayanan keehatanyanglebih mengutamakan pelayanan spesialis atau bahkan kadang-kadang pelayanan subspesialisi tetapi terbatas. c. Pelayanan tingkat III. Pelayanankesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis dan subspesialisi. B. Pelayanan Bidan di Kota Secara umum pelayanan bidan adalah : a. Meningkatkan upaya pengawasan ibu hamil b. Meningkatkan gizi ibu hamil dan ibu menyusui c. Meningkatkan gerakan penerimaan KB d. Meningkatkan kesehatan lingkungan e. Meningkatkan sistem rujukan f. Meningkatkan penerimaan imunisasi ibu hamil dan bayi 1) Peran Sebagai Pelaksana Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan pada wanita dalam siklus kehidupannya, asuhan neonatus, bayi, dan anak balita. Sebagai pelaksana bidan mempunyai tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasidan tugas ketergantungan.



2) Peran Sebagai Pengelola Bidan mengelolah asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan pelayanan kesehatan di institusi dan komunitas. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kesehatan untuk individu, keluarga kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien. 3) Peran Sebagai Pendidik Bidan memberikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan disetiap tatanan kesehatan di institusi dan komunitas, mentorsip, preseptorsip terhadap calon tenaga kesehatan dan bidan baru. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan di masyarakat, khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan Ibu, Anak , dan KB. 4. Peran Sebagai Peneliti Peran melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok. 2.



Peran Bidan dalam Mempromosikan Hal-hal Fisiologis dalam Kebidanan A. Peran bidan sebagai advocator Bidan melakukan upaya agar pembuat keputusan mempercayai dan meyakini bahwa program yang ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui suatu kebijakan. Target yang diharapkan adalah seperti pembuat keputusan atau kebijakan, pemuka adat, pemimpi agama, lembaga swadaya masyarakat, media dan lain-lain. Contoh bidan sebagai advokator adalah: a. Advokasi bagi wanita agar melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4x selama kehamilan. b. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan normal. B. Peran bidan sebagai edukator Contoh peran bidan diantaranya bisa memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien. Juga membimbing dan melatih kader, dan terakhir yaitu mentorship dan preseptorship bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru. Informasi yang disampaikan berkaitan dengan daur hidup wanita. C. Peran bidan sebagai fasilitator Maksud bidan sebagai fasilitator adalah peran yang berkaitan dengan upaya dalam menstimulasi dan mendukung upaya-upaya masyarakat sehingga mempermudah kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam bidang kesehatan. D. Peran bidan sebagai motivator Sebagai motivator, bidan berperan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan diri masyarakat dalam hal kesehatan. Bidan memotivasi masyarakat untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang direncanakan.



3.



Faktor Pendukung dan Penghambat yang Mempengaruhi Praktek Kebidanan di Desa dan di Kota Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu: a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah. b. Pengertian, yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan local. c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan. d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang dimiliki. Faktor yang menghambat promosi kenormalan adalah karena tenaga kesehatan yang masih sedikit sehingga sumber daya manusia untuk melakukan promosi kesehatan seperti Home Care, penyuluhan, dan demostrasi juga terbatas. Terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Terbatasnya tenaga kesehatan ini berakibat pada banyak masyarakat yang tidak tersentuh oleh promosi kenormalan ini. Masyarakat Indonesia masih banyak percaya pada mitos. Contohnya jika ada orang yang sakit lebih baik di bawa ke dukun dari pada diperiksakan ke ahli kesehatan atau jika ada yang sakit maka akan dikaitkan dengan hal yang berbau mistis seperti santet, gangguan mahluk halus dan lain sebagainya.



4.



Kualifikasi Peran Bidan pada Tingkat Nasional dan Internasional A. Pengembangan Pelayanan Kebidanan di Negara Maju Biarpun telah dijelaskan mulai abad ke-16 terjadi kemajuan yang nyata dalam pengetahuan kebidanan dan praktik kebidanan, naun 50-60 tahun yang lalu pelayanan kebidanan dalam banyak negara yang tergolong negara maju masih jauh dari baik. Di negara-negara maju penyelenggaraan kebidanan beraneka ragam. Bentuknya sangat tergantung dari perkembangan historis di negara masing-masing. Bila di amerika serikat dokter yang menyelenggarakan pengawasan antenatal serta pertolongan persalinan pada hampir semua wanita hamil, di eropa baik di Barat maupun di timur Bidan mempunyai peranan penting. B. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Negara Berkembang Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan MMR dan IMR dengan menempatkan bidan di desa. Mereka memiliki Basic atau dasar SMP + Juru rawat + 1 tahun sekolah bidan. Bidan di Malaysia selama berabad-abad dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak-anaknya. Bidan memepunyai penghargaan dan wibawa yang cukup tinggi dikomunitasnya. Di wilayah utara malaysia profesi bidan mempunyai organisasi yang diberi nama dengan “ Kesatuan Bidan di Wilayah Utara”. Peran bidan di malaysia dalam pelayanan kebidanan yaitu membantu persalinan, melayani konseling dan ahli gizi, dan sebagai ahli pijat perempuan.



C. Perbedaan Pelayanan Kebidanan di Negara Maju dan Berkembang Pelayanan kebidanan di negara maju (Amerika Serikat), pada zaman dahulu kala, persalinan di Amerika Serikat di tolong oleh dukun beranak yang tidak berpendidikan, biasanya bila seorang perempuan sukar melahirkan ahli obat menganjurkan supaya perempuan itu diusir serta ditakut-takuti agar rasa sakitnya bertambah dan kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan kesedihan. Oleh karna itu, pelayanan kebidanan di negara Amerika kurang diakui. Akibatnya, pelayanan persalinan dan kehamilan lebih banyak ditangani oleh dokter daripada Bidan. 5.



Filosofi Bidan Filosofi kebidanan adalah keyakinan setiap bidan yang digunakan sebagai kerangka berfikir dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. Bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan sesuai dengan standard pelayanan kebidanan, serta berkeyakinan bahwa setiap indivu berhak memperoleh pelayanan Kesehatan. Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi: a. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit. b. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya. c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya. d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan. e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan. f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis, emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.



g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama. h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatan. i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas. j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja. k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir. 6.



Strategi Pendekatan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain: A. Agama Salah satu pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan yaitu agama. Agama dapat memberi petunjuk atau pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup, meliputi seluruh aspek kehidupan, serta dapat membantu memecahkan masalah hidup yang dialami. Aspek pendekatan agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan adalah: a. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya. b. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupannya yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, massyarakat dan bangsa. Upaya yang dapat dilakukan ditinjau dari segi agama, yaitu : 1) Upaya pemeliharaan Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan, dimulai sejak ibu hamil, agar bayi yang dilahirkan sehat dengan ibu yang sehat pula. 2) Upaya pencegahan penyakit Dalam agama pencegahan lebih baik dari pengobatan waktu sakit. Upaya yang dapat dilakukan, yaitu : - Imunisasi, pada bayi, balita, ibu hamil, wanita usia subur, murid SD kelas 13. - Pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun. - Memberikan penyuluhan kesehatan 3) Upaya Keluarga Berencana. Pandangan islam terhadap KB. Ada dua pendapat mengenai hal tersebut yaitu memperbolehkan dan melarang



penggunaan alat kontrasepsi. B. Pendekatan dalam sistem paguyuban Paguyuban merupakan suatu kelompok masyarakat yang diantara para warganya diwarnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan. Pendekatan paguyuban yang dapat dilakukan oleh bidan : Mengadakan pendekatan dengan pamong desa yaitu untuk mengajak masyarakat untuk memanfaatkan posyandu dengan giat. Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang balita, imunisasi, KB, dll. Bekerja sama dengan pamong desa untuk mendatangi ibu yang memiliki bayi untuk dilakukan imunisasi. C. Pendekatan dalam sistem banjar Banjar merupakan bentuk kesatuan sosial yang berdasarkan kesatuan wilayah, kesatuan sosial diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan yang rumit. Cara bidan untuk pendekatan adalah menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dengan penyuluhan sesuai kebutuhan dan masalah. D. Kesenian tradisional Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat. Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya: Dengan Kesenian wayang kulit. Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan– pertanyaan yang diberikan oleh penonton. 7.



Nilai-nilai Luhur Bidan dalam Pelayanan Kebidanan (Partnership dan Kesetaraan) Seorang bidan harus mampu menerapkan nilai – nilai luhur dimanapun dan kapanpun dia memberikan pelayanan kebidanan. Karena nilai luhur dalam praktek kebidanan sangat menunjang dalam proses pelayanan serta pemberian asuhan pada klien. Nilai luhur yang dimiliki oleh setiap orang mempunyai kadar yang berbeda. Nilai luhur tergantung oleh setiap individu, bagaimana cara individu menerapakan dan  mengelola dalam kehidupannya. Nilai luhur bukan hanya diterapkan pada klien saja, tetapi juga pada rekan – rekan seprofesi, tenaga kesehatan lainnya, serta masyarakat secara umum. Sebab hubungan yang dijalin berdasarkan nilai – nilai luhur dapat membantu dalam peningkatan paradigma kesehatan, khususnya dalam praktek kebidanan. Nilai – nilai luhur yang sangat diperlukan oleh bidan yaitu : a. Kejujuran b. Lemah lembut c. Ketetapan setiap tindakan d. Menghargai orang lain e. Nilai Partnership



Partnership adalah ‘sharing’ antara bidan dan perempuan, yang melibatkan kepercayaan, pembagian kontrol dan tanggung jawab dan berbagi makna melalui saling pengertian. Dilihat dari definisi bidan, praktik & asuhan kebidanan serta tujuannya dan perubahan pola pikir penerima asuhan maka telah jelas dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan harus memegang prinsip kemitraan dengan perempuan. Landasan filosofis dari model ini adalah: a. Pelayanan kebidanan yang berpusat kepada perempuan. b. Pelayanan kebidanan memberikan pelayanan yang berkesinambungan. c. Kebidanan merupakan profesi yang mandiri. d. Kehamilan dan kelahiran merupakan proses yang normal. Dengan prinsip-prinsip yaitu: a. Kesetaraan b. Membagi ketertarikan yang sama c. Melibatkan keluarga d. Membangun kepercayaan e. Menggunakan waktu sebaik-baiknya f. Membagi kekuatan dan control g. Dan hasil akhir yang ingin dicapai adalah adanya emansipasi, pemberdayaan, perkembangan dalam pengetahuan kebidanan, serta adanya tantangan model klinis pada kelahiran.



DAFTAR PUSTAKA



Triana Indrayani. 2020. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan. Diakses pada http://repository.unas.ac.id/610/1/Triana%20Buku%20FULL.pdf https://pkbijateng.or.id/kenali-12-hak-reproduksi-dan-seksual/ https://bidanshop.blogspot.com/2014/01/advokasi-dalam-pelayanan-kebidanan.html Zelbi Windarini Tiraihati. 2017. ANALISIS PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN OTTAWA CHARTER DI RS ONKOLOGI SURABAYA di akses di https://e-



journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7690/4546 Lusiana Elshinta . Kebidanan Komunitas. Diakses di http://repo.unand.ac.id/22762/1/edit-kebidanan%20komunitas%20lusiana%20edit.pdf KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA HK.01.07/MENKES/320/2020 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN



NOMOR



https://ibi.or.id/id/article_view/A20150112002/filosofi-kami.html https://fatmanadia.wordpress.com/2012/03/04/partnership-bidan-dan-perempuandalam-pelayanan-kebidanan-women-centered-care/ https://manado.kompas.com/read/2012/09/10/15145533/mengenal.tradisi.nusantara.se putar.kehamilan?page=all